Selasa, 14 Februari 2012

[golden circle] ~ part 1

cast : Lee Hong Ki - Nara -  Jang Geun Suk



YA~ ulangi lagi! Vocal, ikutin ritmenya dong jangan main lari aja!” Cowok berambut blonde ini memukul keras drum yang ada di hadapannya.

“Aaa...,mianhada!”
Ini kelima kalinya mereka mengulang latihan pagi ini. Lagu beraliran rock itu memenuhi setiap sudut studio musik yang mereka sewa untuk 2 jam kedepan. Ini baru pemanasan namun sepertinya susah mendapatkan mood untuk latihan hari ini.

Hong Ki, begitulah teman-temannya memanggil namanya. Cowok 22 tahun itu hari ini memang sedang tidak mood untuk latihan, padahal ia tahu bahwa ini adalah kesempatan terakhir latihan sebelum bandnya mengikuti audisi lokal.

Di sela-sela istirahat mereka, sebut saja Jason, pemegang gitar bass menghampiri Hong Ki yang sibuk dengan Ramennya.

 “Hong-ah,..”

 “Hm?”

 “Aku ngga yakin kita bisa lolos audisi nanti, sepertinya kita salah memilih vokalis..” keluh Jason sambil mengelus dada.

“Something wrong?” sahutnya. “Setidaknya kita memberikan kesempatan Hyuri untuk gabung di band kita lagi.”

“Tapi, belakangan ini dia sama sekali tidak konsentrasi pada musik kita! Aku takut ini akan berdampak buruk pada audisi nanti.”

Hong Ki melihat Hyuri yang memang kelihatan sedang memiliki masalah.

*

“Hyuri! Sudah berapa kali kita mengulang terus?! Apa yang kamu fikirkan, audisi sudah di depan mata!”

Hyuri menunduk, ini sudah kesekian kalinya semenjak istirahat tadi. Sudah banyak sekali kesalahan yang Hyuri lakukan.

“Gomenasai...”

“Aku ngga mau audisi kita rusak gara-gara urusan pribadimu. Tolong pisahkan itu! Ayo, ayo kita mulai lagi! Kalau Hyuri salah nada yang lain saja melanjutkan! Okay?”

“Ok..OK...” sahut yang lain.

Hyuri, cewek blasteran Jepang-Korea itu memang sedang terlibat sebuah masalah besar. Dia menyimpan masalah itu sendiri dan tidak ingin teman-teman bandnya mengetahui urusan pribadinya.

***


Sepulang latihan, Hong Ki mampir ke sebuah cafe untuk mendaftarkan bandnya di acara Rockout Festival yang berlangsung seminggu lagi. Ia seorang diri, memasuki cafe itu dan menabrak seseorang. Seseorang yang cukup aneh baginya.

‘BRUKK!’

“Ah, cwesonghamnida!” ucap Hong Ki sambil membungkuk.

Laki-laki itu hanya menatap datar, pandangannya seperti menghakimi Hong Ki dari sepatu sampai rambut dan kemudian...

“Sepertinya aku pernah melihatmu...” ucap lelaki itu.

Ye?” kini kebalikan, Hong Ki yang memandang aneh lelaki itu.

~`Orang ini dandanannya aneh sekali...Harajuku Style kah? Aa, bukan! Harajuku tidak seperti ini. Rambutnya gondrong..dia ini laki-laki apa perempuan sih?~` Hong Ki membatin.

“Mungkin salah orang.” Hong Ki berlalu.

*

Lee Hong Ki’s Scene

“Ahjussi!” aku lambaikan tangan kepada bartender 38 tahun itu. Aku menghampirinya dan menyampaikan maksud kedatanganku. “Ahjussi, aku mau ikut audisi RF. Bisa minta formulirnya?”

“Kenapa baru mendaftar sekarang?” Ahjussi mengoper tugasnya kepada bartender lain.
Aku bertopang dagu, “Kenapa? Apa sudah di tutup pendaftarannya?”

“Aniyo, ini. Isi dengan benar. Jangan sampai ada coretan.” Ku raih pulpen, namun ada keraguan saat mengisinya mengingat Hyuri yang akhir-akhir ini mengganggu pada saat latihan.

Ya, kenapa bengong?” aku tidak merasakan Ahjussi menepuk pundakku.

Aku menggeleng, “Aku belum punya nama band. Bagaimana ini?”

“Ah, tidak masalah. Isi saja dengan perwakilan nama atau nama temanmu.”

“Bisa ya seperti itu?”

“Iya, tidak apa-apa. Ini kan baru audisi, jika band kalian terpilih baru harus memilih sebuah nama.”

~`Nama...nama siapa yang harus ku tulis disini...namaku? A..tidak tidak, aku tidak bisa bertahan lebih lama dengan band yang sekarang. Jika kami gagal audisi kali ini aku sudah bertekad keluar dan mencari orang-orang berbakat lainnya. Benar, aku cantumkan nama Jason saja disini.~`

‘JASON HSU.’

Ku kembalikan formulir itu pada Ahjussi agar di ikutkan pada penyerahan gelombang ketiga.

“Eh, Hong Ki apa kamu lihat laki-laki tinggi keluar tadi? Pakai jaket panjang berwarna krem.”

~`Sepertinya Ahjussi sedang membicarakan orang yang kutabrak tadi..~`

“Waeyo?”

“Ah tidak, hanya ingin mengembalikan ini...miliknya tertinggal.” Ahjussi menyerahkan sebuah map hijau kepadaku.

“Hmm? Akan ku kembalikan ini padanya.”

“Kamu kenal dengan orang itu?”

“Tidak, tapi tadi aku tidak sengaja menabraknya, apa orang itu sering datang ke sini?”

“Ah tidak juga, tapi dalam minggu ini dia sudah datang ke sini tiga kali. Bersama temannya, sepertinya memperdebatkan apa yang ada di map ini.”

Aku membukanya, melihat kumpulan nada yang di kemas dalam not  balok...aku tahu ini pasti adalah sebuah rangkaian nada namun sayangnya aku tidak bisa membaca not balok dan aku selama ini belajar drum secara otodidak.

“Ne Ahjussi, aku pulang dulu in sudah malam. Aku pasti akan mengembalikan ini.”

Aku meninggalkan klub malam itu dan mencari orang aneh tadi. Ku harap dia belum jauh dari sini. Aku mencarinya kesana kemari, namun tidak juga menemukan sosok itu, sempat khawatir jika memang orang itu tidak akan pernah kutemui lagi. Karena aku bertanggung jawab atas map ini. Pasti ini sangat penting baginya...

“Ehm,..” seorang berdeham keras di belakangku.

“Ah Hyung! Ini map milikmu ketinggalan!”

“Thanks.” Ucap orang aneh itu datar.

~`Cuma thanks? Dia ini manusia atau robot sih?~`

Namun dia menahan langkahnya dan kembali ke hadapanku, “Apakah aku terlihat lebih dewasa darimu sehingga kamu memanggilku seperti itu?”

“Eh~apa tersinggung? Cwesonghamnida..rambutmu terlalu panjang...atau aku harus memanggilmu Ahjussi?”

Orang itu memilit ujung rambutnya kemudian terbelalak dan berteriak tidak jelas kepadaku, jelas saja aku memilih untuk kabur duluan.

Lee Hong Ki’s Scene End

***

Laki-laki itu masih memilit ujung rambut berwarna merah tua seperti sirup stroberi. Dia masih percaya diri dengan penampilan yang terbilang nyeleneh itu namun memang orang ini tidak normal.

“Halmoni, aku pulang.” Ucapnya sembari duduk dan melepas sepatu pantofelnya yang sudah kesempitan itu. “Ah, aku lupa...Halmoni sudah di jemput Ayah tadi pagi...baka baka baka!” sambil mengetuk-ngetuk dahinya menggunakan map hijau.

Rumah sebesar itu hanya di tinggali sendiri, begitu menyedihkan fikirnya karena setelah ini Neneknya tidak akan kembali lagi karena Ayahnya sudah memindahkannya ke panti jompo karena cucu satu-satunya ini sangat sibuk mengurusi urusannya bodohnya itu. Ayahnya tidak pernah setuju Geun Suk menekuni bidang musik. Geun Suk di DO dari kampusnya karena memang lebih mementingkan musik dari pada kuliah manajemen itu.

Jang Geun Suk, nama orang yang aneh di mata Lee Hong Ki tadi. Seorang yang totalitas di bidang musik dengan piano yang ia kuasai, suaranya lumayan dan sangat cocok di jalur rock pop. Namun ia lebih memilih menyimpan suaranya dan memperkenalkan lagu-lagu ciptaannya. Haha, walaupun terdengar mewah tapi sudah banyak produser musik yang menolak karyanya hanya karena mereka semua tahu bahwa Geun Suk penyuka sesama jenis. Ini sungguh tidak adil!

“Apa aku harus potong rambut? Setua itukah wajahku dengan rambut seperti ini? Atau bocah itu yang tidak mengerti fashion?”

Geun Suk bercermin, menimbang apakah ia harus memangkas rambut yang memang sudah kelewat panjang sampai menyentuh bahunya. “Tidakkah aku terlihat macho dengan rambut seperti ini?” Geun Suk mengikat rambutnya, malah tampak seperti pelukis.

***

Keesokan harinya benar saja ada yang terjadi di antara anggota band Hong Ki. Hyuri tidak datang untuk rapat dengan alasan yang tidak jelas. Ponselnya tidak aktif, sepertinya memang dia berniat untuk hengkang dari band ini.

“Bagaimana ini? Jika seperti ini kita tidak akan bisa maju untuk audisi.”

Hong Ki memeras otaknya, berfikir.

Jason sudah risau dan takut jika mereka tidak akan bisa audisi minggu depan.

“Jason, kamu pegang drum. Tinggalkan gitar bass, biar aku yang jadi vokalis.”

“Mwoya? Permainan drumku tak sehebat dirimu! Lagi pula warna suaramu tidak cocok untuk ini!”

“Memangnya ada lagi yang bisa bernyanyi di antara kita?” tanya Hong Ki pada 3 orang lainnya. Yang di dapat hanya gelengan dan bahu yang menaik tanda tidak tahu harus berbuat apa lagi.

“Apa kamu yakin?”

“Tidak tahu sebelum di coba. Ayo coba kita latihan sebentar saja.”

Seseorang menyela, “Mianhae Hong Ki, aku tidak bisa...setelah ini aku ada ujian.” Suara itu datang dari pemegang keyboard.

Belum sempat Hong Ki berkomentar, ponsel Jason berbunyi. Semua pandangan mengekspresikan keingintahuan siapa yang ada di seberang sana. Seketika raut wajah Jason benar-benar memburuk.

“Mworago?”

“Hyuri....,” Jason menjeda pembicaraan. “Tidak bisa ikut audisi bersama kita.”

Terlihat Hong Ki yang sudah bad mood dan berwajah tidak menyenangkan. “Alasannya?”

“Masalah keluarga katanya, dia kembali ke Osaka.”

Hong Ki jengkel dan meninggalkan ruangan karaoke tempat mereka meeting siang ini. Dia berlalu dengan kekesalan yang teramat sangat...

‘BRUUKK!’

“Aw! It’s hurt!” ucap orang yang di tabrak Hong Ki, sepertinya tergores ujung lancip map yang Hong Ki bawa.

“Cwesonghamnida.” Hong Ki datar dan mencoba melihat seberapa luka orang itu. “Ah Hyung!? Cwesonghamnida!”

Dia Jang Geun Suk.

“Kamu lagi! Kamu lagi!” bentaknya. “Harus sesial apa dari kemarin orang yang kutemui hanya bocah sepertimu!”

Hong Ki membereskan map hijau yang terjatuh dan berserakan di lantai.

“Maaf Hyung, aku sedang kesal.”

“Siapa kamu?! Aku tidak peduli ya kamu sedang sebal, kesal, atau gembira! Kamu harus membawaku kerumah sakit! Lihat ini berdarah!” Geun Suk memperlihatkan tangannya yang tergores lumayan dalam.

“Siapa aku? .... Aku Lee Hong Ki.”


~to be continue ...  
[part 2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar