Tak lebih dari ide yang muncul tiba-tiba dan hanya ingin menuangkannya.
Selamat membaca.
cast : Tina Jitaleela (taken from a film Yes or No) as Yoo Jung Dae
Sera [OC]
Kim Jong Kook from Running Man [numpang dialog dikit]
---
`Tersiksa, aku tidak menginginkan ini. Aku tidak pernah memilih ini, dan tidak mau ini terjadi. Namun apa dayaku, aku tidak cukup kuat untuk melawan ini semua.`
Sera meneteskan air mata kesedihannya disaat semuanya bersuka cita di sekelilingnya. Sera akan menikah hari ini namun ini sama sekali bukan keinginannya, melainkan keinginan keluarganya.
Yang ia fikirkan hanya satu nama; Yoo Jung Dae, orang yang sudah membuatnya hidup selama setahun belakangan ini. Iya...sebelum semuanya menjadi sebuah aib.
***
#Flashback#
'PLAKK~' wanita 47 tahun itu berwajah datar namun ia menyimpan sebuah api membara di dalamnya. Ia menampar seseorang berpenampilan mirip anak laki-laki berusia 23 tahun; Yoo Jung Dae.
Jung hanya diam, ia tidak bisa berbuat seperti apa yang ia lakukan selama ini. Mungkin semuanya harus berakhir disini.
"Jangan pernah temui Sera lagi." ucapnya kemudian berlalu sambil mencengkram kuat lengan seorang gadis berambut panjang, Sera, anak perempuan semata wayangnya.
Sera hanya bisa menutup bibirnya dan menangis melihat sosok tinggi itu untuk yang terakhir kalinya. Sedangkan Jung mematung, masih mencoba untuk bernapas dan bangkit di saat yang bersamaan.
"Hari yang sudah lama ku tunggu, akhirnya tiba juga..."
Jung Dae kemudian masuk ke dalam kamar kecil itu, dan mengemasi barang-barangnya.
#Flashback End#
***
"Atas nama Bapa, Putera dan Roh Kudus..." Bapa Pastur mengucapkan kalimat pertama dalam bait doanya yang diikuti oleh semua umat.
Sera berdiri dalam balutan gaun putih seperti awan, disamping kirinya berdiri seorang laki-laki gagah dengan muscle yang lumayan berisi, tersenyum senang menatap mempelai wanita, ialah Kim Jong Kook.
`Tidak bisa, aku tidak bisa seperti ini.` batin Sera.
Ia melihat belakang, samping kiri dan kanan. Tidak tampak bodyguard Ibunya hari ini, tapi ia tidak tahu bagaimana keadaan diluar gereja.
"Kim Jong Kook,..." Bapa Pastur sudah akan memulainya. Sera makin resah.
Sera berbalik cepat dan berlari sangat kencang menuju pintu gereja. Jong Kook yang menyadari hal itu ikut berlari mengejarnya namun Sera sudah menghilang begitu cepat.
"Cepat cari dia!" bentak Kim Jong Kook pada beberapa bodyguard yang juga tidak bisa menangkap Sera.
*
Di suatu tempat, seseorang sibuk mengangkat kantungan beras. Membanting tulang mencari uang. Tampak tidak mengeluh, dan hanya fokus dengan semua kantung beras itu.
"Jung Dae!" panggil seseorang yang membuat mata tertuju padanya.
"Sera?" Jung amat sangat terkejut melihat Sera bisa menemukannya.
Sera menghampirinya dan memeluknya, tidak ada waktu untuk menitihkan air mata sekarang, fikirnya.
"Apa yang kamu lakukan...."
"Cepat! Bawa aku ke tempat yang aman jika kamu tidak ingin Jong Kook memukulimu habis-habisan!"
Jung Dae langsung meninggalkan pekerjaannya setelah menagih ongkos hari ini. Ia membawa Sera ke tempat yang benar-benar aman, tidak seorang pun kini dapat menemukan mereka.
Adalah sebuah rumah kecil yang terletak dibawah, banyak rumah setipe yang dibangun disekitarnya. Tidak kumuh, namun hanyalah nampak seperti rumah para kurcaci di negeri dongeng. Hanya ada satu pintu dan jendela, namun isinya normal seperti rumah kebanyakan. Cerobong asap mini, cukup untuk memasak seporsi sup ayam.
Sera takjub melihat rumah yang Jung Dae yang aneh seperti ini.
"Sejak kapan ada rumah seperti ini? Aku tidak pernah melihat ini di belahan dunia manapun.
Jung Dae meraih tangan Sera, "Kamu kabur?"
"Tentu saja! Mana bisa aku diam begitu saja di tindas oleh mereka? Aku sudah katakan dari awal, yang ku mau hanya dirimu! Aku tidak peduli apapun yang terjadi!"
Jung menatapnya sebentar lalu memeluknya. "Kamu tidak tahu sebuah kebenaran yang selama ini aku sembunyikan..."
Sera memberontak, tandanya ia harus mengetahui apa yang dimaksud Jung Dae.
"Hhhh...." Jung mengambil kursi lalu duduk lemas sambil menopang keningnya. "Sungguh sebuah berkat aku bisa bertemu denganmu."
Sera bergantian meraih tangan Jung, "Ada apa? Kenapa tampak berat bagimu? Aku ini bukan orang lain lagi sekarang...tatap aku Jung, aku kekasihmu..."
Jung Dae tersenyum lirih, ia tidak mau lagi menyusahkan Sera, karena selama ini adalah Sera yang membantunya mendapatkan kehidupan yang layak.
"Aku datang bukan dari duniamu."
Yang tampak adalah sedikit keterkejutan dari Sera, selama ini memang ia sudah merasa ada yang lain dari Jung Dae.
"Lalu, apa kamu bukan manusia? Kamu hantu?"
Jung menggeleng, "Aku datang dari sebuah dunia yang bahkan aku sendiri tidak mengerti bagaimana, namun semua yang ada di dalamnya adalah 'apa yang telah hilang'."
"Apa yang telah hilang apanya?"
"Jika semasa kecil keluargamu kehilangan seorang anak laki-laki, dan sampai detik ini tidak bisa lagi menemukannya, berarti ia ada di duniaku saat ini."
Sera nampak terkejut, "Bagaimana kamu tahu kakak laki-laki hilang dan tak pernah kembali?"
Jung Dae tersenyum, "Karena aku datang dari dunia itu, aku tahu semuanya. Suatu hari aku pergi dari rumah, dan menemukan sebuah portal.."
Sera mendengarkan dengan seksama, baginya tidak peduli Jung datang dari dunia apa, ia sudah memutuskan akan bersama gadis tomboy itu selama yang ia bisa.
"Portal berbentuk segi empat dengan mutiara berkilau di masing-masing sudutnya, menarik perhatianku. Ia tak berpintu, namun akan muncul dengan sendirinya jika kita memikirkan sebuah masa depan atau menginginkan harapan yang positif."
Sera tiba-tiba teringat sesuatu.
"Namun ia hanya bisa muncul satu kali dalam hidupmu, dan ketika ia muncul pertanda harapanmu yang telah lama terpendam akan terwujud. Portal itu bernama Pearly Square, warnanya tergantung bagaimana hatimu, waktu itu...portalku berwarna biru muda. Namun, entahlah, aku melewati portal itu sebanyak dua kali..."
"Jung, sepertinya tadi aku melewati Pearly Square saat kabur dari gereja..."
Jung Dae tersenyum, namun entahlah bermakna apa di baliknya.
Jung Dae melanjutkan kalimatnya, "Apa yang kamu fikirkan saat berlari mencariku tadi?" Jung menuangkan susu coklat ke cangkir Sera.
"Tentu saja dirimu!! Tapi, entahlah aku tidak ingat dengan benar...ah tidak, tidak, aku memikirkanmu, hanya kamu! Aku berlari menuju stasiun bawah tanah, namun pada saat menuruni tangga, suasananya berbeda, sepi....tapi aku tidak berbalik lagi untuk mengechek apakah aku salah jalan atau tidak."
Jung Dae mengusap lembut wajah Sera, "Kamu melewati portalnya, ingatkah warna apa itu?"
Sera memutar bola matanya, sesekali menunduk. "Kalau aku tidak salah, warnanya seperti merah muda tapi bukan, seperti jingga tapi bukan. Aku tidak tahu pasti, warnanya lembut..."
Jung Dae mengambil sebuah benda yang di sematkan di saku celananya, "Apakah seperti ini?" ia mengambil sebuah potongan buah peach.
"Ini!" Sera segera merebutnya! "Ini seperti ini warnanya! Bukankah ini buah Peach? Jadi seperti itu warna peach? Lalu, apakah dia bermakna?"
Jung Dae mengangkat bahunya, "Yang jelas, kita sudah bersama sekarang. Di sini, di duniaku. Tapi kita tidak akan bisa kembali ke sana,.."
"Aku tidak peduli! Yang ku mau hanya bersamamu! Menghabiskan waktu bersamamu!" Ungkap Sera disertai dengan pelukan erat ke tubuh Jung Dae. "Tapi, bisakah aku bertemu dengan kakakku disini?"
Jung tersenyum, "Kita akan mencarinya bersama."
Sera tersenyum, senang tentunya bisa kembali bersama Yoo Jung Dae , orang yang ia sayangi.
Kecupan kecil Jung berikan di kening Sera, inilah dunia fantasi.
---
Begitu ajaibnya kata Cinta, bisa merubah pendirian seseorang dan bisa membuat seseorang rela berkorban.
Bahkan cinta bisa kau temukan di ujung sudut yang terpencil.
Dan terkadang ia datang dalam kondisi apa pun, bahkan disaat kamu tidak bisa bersahabat dengan keadaan juga waktu.
--
TAMAT
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskarena buatnya mendadak ada typo nama , Yoo Jung Dae bukan Yong .
BalasHapustypo menyaradi jadi menyadari ... fatal yak
BalasHapussingkat tapi padet. hmm ga pendek2 banget si, suka bgt pkonya, daebak story !!! ini author selaluuuu aja bikin crita yg bkin deg deg an~ 2 thumbs (y)(y) next story pliiiisss hahaha
BalasHapusthank you no name , i knew who u r =)
Hapuskok maho cewe sih~ ._.a *jadi geli bacanya*
BalasHapusmaho itu cuma sebutan buat cowo Sunbae , kalo ini bukan maho namanya
Hapusgw males nyebut kata itu.. makanya biasanya gw make 'maho cewe' buat nyebutnya..
Hapusnyebut kata itu ngingetin pengalaman pahit gw jaman sma.. #curcol