Selasa, 25 Juni 2013

15th (Fifteenth) -1 [FF-cerbung]




Tittle: 15th (Fifteenth)
Cast : Lee Hongbin [VIXX] – Lee Changsub [BTOB] – Han Mira (oc) – Sandara Park [2NE1]
Genre : Romance / Scifi Fantasy
Rated : 13+
Theme Song : k-pop songs you want hear
Author : Ravla

—————————————————————-
[Author’s POV]
Kita pasti pernah mendengar kisah seseorang yang  bisa berkomunikasi dengan makhluk hidup selain manusia, bukan? Iya, hal ini terjadi pada seorang laki-laki 20 tahun. Ia mengetahui ada yang aneh pada dirinya semenjak ia berusia 14 tahun. Kala itu Hongbin menolong seekor tikus yang terjepit di sebuah pipa pembuangan dan betapa terkejutnya ia ketika ia melihat dan mendengar tikus itu mengucapkan terima kasih kepadanya. Semenjak hari itu, ia mengasingkan diri dan tinggal disebuah rumah besar di kaki gunung.

Pemuda itu mulai terkenal di kalangan binatang dan manusia setengah siluman. Begitu banyak yang mendatanginya ke rumah itu, dan meminta pengobatan padanya. Hongbin adalah seorang yang mempunyai pengetahuan lebih mengenai obat-obatan. Kakeknya dulu adalah seorang tabib dan sepertinya kini Hongbin yang akan melanjutkan hal itu.

Bagaimana pun Hongbin adalah manusia biasa yang membutuhkan kawan dan teman di dalam hidupnya, suatu ketika ia berfikir akan menyewakan kamar-kamar di rumahnya. Maka setiap kali ada pasien yang datang kerumahnya, ia berusaha mempromosikannya dan tidak lama setelah hal itu ia lakukan, dua orang datang mengunjungi rumahnya….

***

[Han Mira’s POV]
“Oh, eonni ya~ rumah ini besar sekali…benarkah kita akan menyewa salah satu kamar di sini?” sudah lama aku tidak bertemu dengan orang baru…semoga pemilik rumah ini ramah denganku juga Dara Eonni.

“Hanmi, mundur.” Dara Eonni mulai merasakan sesuatu yang aneh di sekitar rumah ini, padahal kami belum masuk ke dalam rumah, samar-samar aku mendengar lolongan serigala dari bukit yang melatarbelakangi rumah besar ini. “Jangan pernah lengah ketika kamu berada di lokasi asing.”

Aku tidak bisa meninggalkan Dara Eonni, ia sungguh membutuhkanku. Bahkan hal itu seperti terjadi kemarin, aku bertemu dengannya di sebuah perpustakaan pada malam hari. Waktu itu aku tidak sengaja meninggalkan ponselku di salah satu rak buku dan aku kembali untuk mengambilnya pada saat perpustakaan sudah hampir di tutup. Dan aku menemukan pemandangan yang begitu mengenaskan.

Dia memandangku seperti ingin memakanku, aku tidak tahu bagaimana dan apa yang ia makan kala itu, yang jelas hampir setengah wajahnya merah dan itu adalah darah. Ia menyeringai, namun aku masih bisa melihat kecantikannya yang bersinar di balik wajah yang mengerikan itu. Aku melihat taringnya dan tak bisa ku pungkiri, aku takut setengah mati sampai tidak bisa berteriak, namun aku juga mengagumi apa yang aku lihat. Aku adalah salah satu orang yang terobsesi dengan vampir. Dara Eonni adalah vampir tercantik yang pernah aku temui sepanjang hidupku.

Semenjak hari itu aku semakin penasaran dan aku berusaha mati-matian agar bisa bertemu dengan Dara Eonni, dan saking seringnya kami bertemu, kami menjadi dekat seperti sekarang ini. Dan alasan aku tidak bisa meninggalkan Dara Eonni adalah aku membutuhkan sosok yang bisa melindungiku dari apapun. Tentu saja ada timbal baliknya, aku selalu memenuhi kebutuhan Eonni dengan mencarikannya hewan-hewan untuk dimakan.

“Eonni, sebaiknya kita segera bertemu dengan pemilik rumah ini…sebentar lagi akan turun hujan..”

Aku menengadah untuk melihat betapa kelamnya langitnya, lalu aku mengetuk sebuah pintu yang cukup besar, namun belum ada jawaban dari dalam. “Hallo? Ada orang di dalam?!” teriakku cukup lantang, suaraku menggaung, dan aku kembali mendengar lolongan, kali ini terasa lebih jelas. “Eonni~ apakah itu serigala biasa atau manusia serigala? Kita tidak boleh bertemu dengan mereka…” aku begitu mengkhawatirkan hal itu selama ini. Karena setahuku, vampir dan manusia serigala adalah musuh bebuyutan.

Aku melihat beberapa tetes air hujan mulai jatuh, aku mengetuk lebih keras lagi sampai aku hampir terjatuh karena pintu itu terbuka begitu cepat.

“AH!” aku merasakan tangan Dara Eonni menahan pinggangku. Aku melihat rumah itu begitu remang-remang, hanya lampu kecil kuning yang menghiasi sudut-sudut ruangan. “Halo? Ada orang?” cukup lama keadaan menghening, bahkan aku sampai bisa mendengar deru angin yang mulai kencang di luar sana.

“Tetaplah waspada.”

*


[Hongbin’s POV]
“Terima kasih…jika tidak ada kalian, mungkin aku sudah jadi santapan mereka…”sial! Aku terkena cakaran serigala hutan itu, aku baru saja di keroyok lebih dari 10 serigala di waktu yang bersamaan. Ternyata menemukan tanaman obat di dalam hutan begitu sulit.

Aku kedatangan dua orang wanita, mereka menolongku dan berniat menyewa kamar di rumahku, sayangnya aku menjamu mereka dengan cara dan kondisi yang seperti ini.

“Beristirahatlah, aku lihat lukamu cukup parah..biarkan Hanmi merawatmu selama kami tinggal disini.”

“Ah, maafkan aku menjamu kalian dengan keadaan seperti ini! Aku Lee Hongbin, aku yakin kalian pasti tahu aku siapa..ah aku belum tahu nama kalian…”

Wanita dengan eyeliner hitam tebal itu begitu cantik, aku tahu, dia bukan manusia.

“Halo, aku Han Mira, dan ini Sandara Eonni..kami mendengar dari salah satu pasienmu bahwa kamar-kamar disini mau disewakan, jadi kami ke sini. Oh iya, Eonniku ini….”

Aku memotong kalimatnya, “Iya aku tahu…mereka banyak yang datang kesini untuk meminta pengobatan dariku. Aku senang kalian akan menyewa kamar dirumah ini. Kalian akan menyewa 1 atau 2 kamar?”

“Dua, dan aku mau kamar yang jarang terkena sinar matahari. Ah iya, namaku Sandara, panggil Dara saja.”

Aku menyambut hangat jabatan tangannya, tapi raut wajahnya berubah dengan cepat seperti waspada. “Oh? Ada apa?”

“Ada apa Eonni?”

Dara melihatku dengan tatapan benci, namun raut wajahnya juga menunjukkan kebingungan, lalu ia mencoba menenangkan diri dan menarik napas panjang.

“Apa kamu sedang flu? Demam? Suhu tubuhmu hangat sekali…”

Hanmi menyentuh leherku, dan ia nampak terkejut dan mengusap tangannya sendiri, “Ah, panas sekali….tapi kamu tampak sehat…”

Tapi aku merasa baik-baik saja. “Ayo aku antarkan kalian ke kamar~ besok pagi kita akan bertemu lagi, aku tinggal dibangunan seberang.”

***

[Author’s POV]
Pukul 8 pagi dan hujan mengguyur keras di luar, tidak ada sinar mentari seperti biasanya dan Dara mendengar suara menggerang yang begitu keras.

“Berisik sekali…” Dara menutupi wajahnya dengan bantal namun suara itu semakin berisik dan ini membuatnya mencari sumber bunyi tersebut. Dara menyusuri rumah besar itu sampai akhirnya ia mengetahui dari mana asal bunyi itu.

Dara kembali dan membangunkan Hanmi, ia tidak bisa mengatasi hal ini seorang diri. Ia merasa lemah jika terbangun sepagi ini. Dara baru tidur 3 jam yang lalu dan ia benci hal yang berisik ketika ia tengah tertidur pulas.

“Hanmi-a, bangun…Hanmi-a…tolong aku…” ucap Dara sambil berbaring di samping Hanmi. “Hanmi…ada yang mengerang..berisik sekali aku tidak bisa tidur…Hanmira…”

Hanmi memaksa membuka matanya dan terdiam sejenak. “Mengerang? Siapa yang mengerang Eonni? Aku tidak mendengarnya…aku hanya mendengar suara hujan saja…” ucapnya dengan suara yang parau. Hanmi begitu terlihat letih karena mereka datang dari daerah yang jauh.

“Hanmi-a….suaranya datang dari rumah yang disana…ayo temani aku…” Dara menarik Hanmi dengan mudahnya, berjalan dengan mata yang masih menutup, namun ia terbelalak seketika sesaat sebelum melangkah keluar.

“Eonni! Biar aku saja yang kesana. Berikan aku payungnya.”

*

[Dara’s POV]
Aku melihatnya lagi, mata kosong itu menatap lurus dan tangan itu begitu saja merebut payung yang aku genggam. Ia melangkah tanpa ekspresi menuju sumber suara yang berisik itu. Han Mira, gadis 19 tahun tersebut memang manusia biasa, namun ada sesuatu yang tersembunyi di balik tubuh rapuh itu. Ini kali ketiga aku melihatnya seperti itu, bahkan aku tidak pernah mengerti kenapa ia bisa mendadak seperti itu. Yang jelas, setelah ia kembali normal…sesuatu akan terjadi…bisa baik bisa juga buruk.

“Hanmi-a…” aku hanya bisa melihatnya bergegas pergi ke arah sumber bunyi. Lalu aku hanya bisa menunggunya di ruang tamu. Aku tak berhasrat untuk melanjutkan tidurku, aku selalu khawatir berlebihan pada Hanmi jika keadaan ini berlangsung, lebih tepatnya menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

“Kenapa Hanmi begitu lama…apa yang terjadi? Kenapa suara berisik itu tidak mereda juga?”

Untuk membuang waktu, aku berkeliling dan melihat benda-benda apa saja yang ada diruangan ini. Semua nampak biasa saja, tidak ada yang spesial…sisa-sisa debu tampak begitu jelas..bocah itu, sepertinya tidak terlalu sering membersihkan tempat ini. Bahkan saking fokusnya aku dengan ruangan ini, aku tidak menyadari jika hujan reda dan kini berganti dengan sinar mentari yang mulai menghangatkan bumi.

‘BRAK!’

“Hanmi-a? Apa yang terjadi? Han Mira!” Ia tampak berkeringat dan terengah-engah, ujung-ujung rambutnya tampak basah.                  

“Eonni ya….~ untuk sementara waktu jangan temui Hongbin dulu…ia dalam masa peralihan…,” Hanmi memandangku dari balik rambutnya dan tetap menundukkan kepala. “Dia hanya akan merasa aman jika tidak melihatmu, mungkin dalam waktu 3 hari. Cakaran serigala itu telah membuatnya menjadi setengah serigala.”

Betapa terkejutnya aku, bagaimana bisa? Ku fikir, tinggal disini adalah pilihan yang tepat, namun aku malah mendatangi sarang musuh… “Lalu..bagaimana? Aku dan dia tidak akan bisa tinggal bersama kan?!”

Hanmi menggeleng, “Bisa Eonni, jangan khawatir…tapi ku mohon, jangan sampai dirimu terlihat olehnya…dia masih begitu labil..aku bahkan bingung harus berbuat apa…dan aku bingung kenapa aku berada di sebelahnya ketika bangun tidur tadi..” Hanmi tampak ling lung, sepertinya ia tidak ingat sudah kubangunkan tadi dan berjalan ditengah derasnya hujan.

“Jadi, kamu sama sekali tidak ingat? Aku tadi kan sudah membangunkanmu, lalu aku melihatmu seperti itu lagi, kamu merebut payungku…..”

“Ah Eonni ya! Aku ini tadi tidur nyenyak sekali…mungkin itu mimpimu saja…tapi aku tidak tahu kenapa bisa bangun di ruangan orang itu…mungkin saja waktu aku tidur ada hantu yang memindahkan aku!”

Aku tahu akan berakhir konyol seperti itu. Tapi, kini ini menjadi masalahku, Hongbin berubah menjadi manusia serigala dan itu berarti aku harus selalu waspada…apalagi jumlah serigala di lingkungan ini cukup banyak…aku tidak bisa lengah…ku harap tidak berakhir buruk…

***

[Hongbin’s POV]
Aku tidak percaya….akhirnya hal ini terjadi padaku…seperti mimpi…namun sesungguhnya…AKU SUKA SEKALI !!!!!

“Hongbin-ssi…apa kamu merasa baikan? Sudah 2 hari kamu tidak keluar kamar…” sapa Hanmi yang membawakan makanan untukku, aku merasa menjadi lebih rakus setelah aku berubah menjadi setengah serigala.

“Nanti saja..aku lapar…”

Dengan lahapnya aku menghabiskan semangkok bubur dengan sayur sup berisi daging sapi yang di buatkan oleh Hanmi, namun mungkin setelah ini aku akan susah untuk makan sayuran..padahal itu makanan kesukaanku. “Hanmi-ssi, bagaimana keadaan Dara Noona?”

“Noon—noona?”

Aku melirik Hanmi dan menatapnya, “Iya, Dara Noona! Dia kan vampir, jadi usianya sudah ratusan tahun. Dia begitu cantik, apakah dia sudah pernah menikah?”

“Eung…aku tidak begitu paham dengan kehidupan pribadinya..kenapa kamu menanyakan itu? Apa kamu menyukainya?”

Aku tersedak mendengar hal itu, “UHUK! Hei, aku kan Cuma ingin tahu, aku tidak bisa menerima tamu dengan mengabaikan latar belakang mereka. Bagaimana pun aku kan harus tahu…”

Aku melihat Hanmi mengangguk, pertanda setuju denganku, sejujurnya aku belum tahu dia ini manusia biasa atau makhluk lain, namun ia tidak terlihat berbahaya sama sekali.

“Aku sudah 5 tahun bersama Dara Eonni, selama ini dia tidak pernah bercerita tentang kehidupan asmaranya, aku juga tidak tertarik untuk bertanya tentang hal itu. Lalu, bagaimana bisa kamu ke hutan dan dicakar oleh serigala?”

“Oh, itu….,” aku menyelesaikan makananku lalu duduk di kursi dan memandangnya, “..aku mencari tanaman obat. Lalu aku kira anjing biasa, ternyata serigala. Aku sudah menjaga jarak, tapi ada satu yang menyerangku dari belakang, aku tidak tahu jadi aku menghindar sebisa mungkin tapi punggungku ternyata luka.”

“Apa kamu lihat serigala yang menyerangmu? Apa kamu yakin itu serigala…biasa?”

Pertanyaan Hanmi membuatku berfikir lagi… “Mungkin ini sudah takdirku.” Jawabku pasrah.

***

[Author’s POV]
Selang seminggu semenjak kedatangan Dara dan juga Hanmi, akhirnya datang seorang lagi yang ingin menyewa kamar. Dia begitu lugu dan tampak ‘menggemaskan’, namun entah karena naluri Hongbin yang sudah bercampur dengan naluri serigalanya membuatnya mengerang jika berada di dekat orang baru itu.

‘NNNNGGRRRRHHHHHH…..’

“Hongbin-a! Jangan bersuara seperti itu!” tegur Dara yang benar-benar tidak suka mendengar bunyi-bunyian seperti itu.

“Ah~ mianhada Noona…aku tidak bisa mengontrolnya….orang baru itu begitu ‘menggemaskan’.”

Hanmi nampak menyembunyikan tawanya, ia merasa lucu ketika melihat ekspresi Hongbin ketika ia tidak bisa mengontrol dirinya. Ya, bagaimana tidak, penghuni baru rumah ini adalah manusia setengah kucing.

“Di mana Changsub Oppa? Aku bahkan belum sempat mengobrol dengannya…aku penasaran dengan wajahnya….” ucap Hanmi yang begitu tertarik dengan manusia setengah kucing itu.

“Untuk apa kamu mencarinya? Dia itu sama sekali tidak menarik!” ucap Hongbin angkuh, itulah naluri manusia setengah serigala.

“Untuk apa? Dia kan hanya ingin berkenalan? Apa masalahnya?” tanya Dara. “Sudah ya, aku mau pergi sebentar dengan temanku, aku mau bersiap dulu.” Sepeninggal Dara, Hongbin melihat Hanmi yang terus memandang kamar Changsub dari ruang tamu.

“Hey Hanmi,…..” panggilnya dengan menggantungkan kalimat.

“Ada apa memanggilku….”

Hongbin tidak menjawabnya, dia hanya memandang Hanmi seperti, mungkin ia memerlukan belaian di kepalanya. “Ada apa Hongbin-a?” tanya Hanmi sekali lagi membuat Hongbin berdeham kencang.

“EHM! Tidak, aku hanya memanggilmu saja…kata Noona kamu bisa ‘kehilangan’ dirimu disaat yang tidak terduga. Aku hanya…memastikannya.”

“Eung? Memastikan apa?”

Hongbin memandang dengan wajah yang cukup mengerikan, “Ah sudahlah~ lupakan….”

Lagi, Hanmi menyembunyikan tawa gelinya akan sikap Hongbin yang semakin hari semakin aneh itu. “Bagaimana caranya memancing orang itu supaya bisa ku temui? Kamu mau bantu aku tidak?”

“Cih! Jangan harap!” jawab Hongbin ketus sambil membaca buku. Namun tidak lama setelah itu terdengar tawa Hanmi yang terkesan meledek.

“Aku baru tahu, kalau manusia serigala baca bukunya terbalik.” Lalu ia pergi ke dapur untuk membuat makanan.

Sial…ada apa denganku?! Setelah membalik buku, Hongbin bergumam kesal sambil melihat punggung Hanmi.

*

Lee Changsub. 22 tahun. manusia setengah kucing.
Dari luar ia memang sudah nampak ‘menggemaskan’, tidak heran jika Hanmi begitu penasaran dengan pemuda ini. Namun dia begitu pemalu dan hanya melihat yang lain secara sembunyi-sembunyi.

“Ah….aku malu..lagi pula orang itu seperti ingin memakanku ketika berada di dekatku…” gumam Changsub.

“HEI PENGHUNI BARU!”

Teriakan Hanmi membuat Hongbin mengerang lebih keras lagi dari balik jendela. “NNNGGRRHHHHHH~ Apa yang kamu lakukan Han Mi Ra?”

“HEI! Turunlah! Kita belum berkenalan, kan?! Aku tahu kamu melihatku dari balik jendela kan?”

Dia siapa? Kenapa berteriak seperti itu….apa dia berbahaya? Batin Changsub agak sedikit jengah.

“HEIII !!!” sepertinya teriakan Hanmi diabaikan oleh Changsub. “Hhhh, apa dia sedang tidur? Kamarnya seperti tidak ada kehidupan.

Sedang sibuk memanggil penghuni baru untuk keluar, Hanmi tidak sadar jika ada orang yang tinggi dan besar sedang mengamatinya 2 meter darinya.

“Hei, kamu yang berteriak disana!!!” ucap orang itu sambil menegur Hanmi dengan suara besarnya.

Begitu menoleh ke arah kiri, Hanmi berteriak kencang dan ia merasakan seseorang mendekap tubuhnya merapat ke dinding.

“M..ma..mau apa datang ke sini?!”

Raksasa berambut ular itu heran melihat seekor kucing yang melompat dari jendela di lantai dua dan menghantam tubuh gadis itu.

“Aku tidak makan manusia…aku ke sini hanya mencari…..” belum selesai makhluk itu berbicara, dari balik pintu Hongbin keluar dengan erangan yang keras.

“YA! Sudah kubilang jangan mengerang seperti itu!!” kemudian Dara menyusul turun, semua mata memandangnya, dia begitu cantik dengan gaun merah, seperti boneka. “Ah, sudah datang rupanya…ayo kita segera pergi.”

“Sandara Park…cantik seperti biasanya.” Ucap raksasa itu membuat bingung ketiga bocah yang sebenarnya ketakutan itu.

“Ya~ kalian tidak perlu ketakutan seperti itu….ini sahabatku,…jangan tersinggung yah…bocah-bocah ini memang penakut..”

“Eonni….dia temanmu? Kenapa tidak mengatakan sebelumnya jika kepalanya ditumbuhi ular begitu banyak?”

Dara hanya melirik Hanmi lalu meninggalkan kumpulan bocah penakut itu.

Hanmi kemudian menyadari sesuatu, “Oh? Oppa? Kenapa mendorongku ke tembok seperti ini?”

Changsub kemudian menjaga jarak dan membungkuk, dia tidak berani menatap Hanmi juga Hongbin.

“Hyung,….” panggil Hongbin, namun lagi-lagi ia menggantungkan kalimatnya. Ia berusaha untuk meredam erangannya. “Jangan hanya bersembunyi di kamar…semua yang tinggal disini tidak boleh ada yang menyendiri Nrrgghh~” sedikit erangan Hongbin imbuhkan di belakang kalimat.

“Lee Changsub….Oppa….~ apa kamu baik-baik saja?”

Lee Changsub mengangguk namun ia masih tidak berani menatap wajah Hanmi. “Aku..mau kembali ke kamar…”

“Jangan! Temani aku saja…aku ingin berkeliling…aku datang seminggu yang lalu…” begitu riangnya Hanmi bercerita tentang dirinya dan Dara, Changsub mendengarkan dan hanya merespon dengan mengangguk, sepertinya ini caranya untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.

***

[Hongbin’s POV]
Setelah aku menjadi manusia serigala, kegiatan harianku perlahan mula berubah. Aku tidak bisa lagi bersikap tenang. Dan pasien yang datang pun tidak sebanyak bulan lalu, aku memang berencana tidak lagi memperbolehkan mereka datang. Bukan apa-apa, tapi hanya saja aku bukan manusia lagi seperti dulu.

“Hanmi-a…kalau besok ada yang datang lagi..em maksudku pasien..tolak saja yah..” sebenarnya aku agak enggan meminta tolong kepada Hanmi…aku hanya…tidak tahu, hanya merasa aneh saja.

“Jadi kamu serius mau menghentikan aktvitasmu mengobati orang? Itu kan perbuatan yang mulia! Seharusnya tidak seperti itu….”

Hyung itu hanya memandangku sesekali dari balik buku tebal yang ia baca…sebenarnya aku agak sedikit risih dengannya. Lalu kenapa aku mau menerimanya di rumah ini? Aku tidak mengerti dengan diriku yang sekarang.

“Hongbin-a…” dia memanggilku tanpa menatapku. Untuk yang pertama kalinya. Aku-merasa-aneh.

“Oh Oppa?” Hanmi juga terlihat terkejut dengan suara itu. “Astaga, akhirnya aku bisa mendengar suaramu!”

‘NNGGRRHHH~’ tanpa ku sadari aku mengerang dan tidak bisa mengontrolnya. Tapi kusadari, setelah ia memanggilku, suasana menghening…begitu sepi.

Aku dan Hanmi saling berpandangan, kami tidak tahu sedang menunggu apa tapi suasana ini sama seperti ketika aku bertemu dengan gerombolan serigala hutan itu.

Tiba-tiba Hyung berubah, dan ia tampak tidak tenang. Ia mengeong keras dan sepertinya mulai kehilangan kontrol, aku menarik Hanmi untuk berada di belakangku. Aku tidak tahu apa yang tengah terjadi.

“Hongbin-a…dia kenapa? Kenapa ia seperti itu…”

Aku melihat jelas taringnya, matanya, telinganya mulai berubah…itu cukup menakutkan…ku harap aku tidak lebih menakutkan dari itu.

“Hongbin-a….menjauh dariku.” Ucap suara orang yang ada di belakangku. “Aku tidak mau…aku tidak…mau!” aku mendengar teriakan dan aku bingung apa yang terjadi saat ini.

Hyung memandangku dan dia tampak lebih tenang, namun wujudnya masih setengah kucing. Dia menjilati tangannya dan ekornya lumayan panjang untuk melingkari tubuhku. “Hongbin-a, bagaimana rasanya? Ku rasa ini adalah pertama kalinya bagimu kan?”

“Ha? Maksudnya apa? Apa hanya aku saja yang tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang?” aku merasa bodoh.

Kemudian Hyung menarikku ke depan sebuah cermin besar. “Kamu tidak menyadarinya yah? Kita berubah, malam ini.”

“AAAAHHHHHHHH!!!!” bla…..black…..out.

*

“Oppa..apa dia akan baik-baik saja? Sudah dua jam….”

“…..Ini wajar, hanya terjadi di awal perubahan, bulan depan ia mungkin sudah terasa biasa.”

Aku mendengar samar-samar apa yang mereka bicarakan…tapi kepalaku…sungguh terasa berat…aroma ini…aroma daging…tapi kenapa aku lemas sekali…apa yang terjadi denganku..?

“Uhg ~ Hanmi-a….aku kenapa?” akhirnya aku bisa mengeluarkan suaraku juga.

“Hongbin-a! Kamu baik-baik saja? Sini, biar aku bantu duduk!” aku merasakan tangannya memelukku dari belakang, membantuku bangkit untuk duduk di sofa. Refleks aku memegang tangannya, dia terasa begitu dingin.

“Kamu sakit?” tanyaku sambil menoleh ke arahnya, “..tanganmu dingin sekali..? Tunggu, apa yang terjadi denganku tadi? Kenapa kepalaku terasa berat sekali? Hyung….kenapa ada ekor di belakangmu?!!!!” bahkan aku tidak tahu kenapa aku berteriak terkejut seperti itu.

“Lihat ini Hongbin-a..” Hanmi memberiku sebuah cermin kecil. “Aku harap kamu tidak pingsan lagi….karena jika kamu pingsan, aku tidak tahu bagaimana cara menghabiskan masakan yang sudah aku buat.”

Telinga anjing yang berbulu lebat warna putih, sepasang taring, mata yang berubah biru,  kuku yang panjang dan tajam..dan tentu saja…ekor serigala yang  lembut sekali.
Dan aku terkagum melihat diriku dalam wujud seperti ini…seperti mimpiku bertahun-tahun yang lalu….

“Kenapa melamun? Hongbin-a…”

“Hyung…tidakkah aku terlihat keren seperti ini? Bahkan aku lebih gagah darimu…” aku membandingkan perubahan diriku dengan Hyung.

***

[Hanmi’s POV]
“Oppa, aku tahu kamu kurang suka daging ayam..tapi hanya ini yang ada malam ini..jadi habiskanlah..aku memasaknya dengan sepenuh hati!” aku kesal jika melihat seseorang, atau siapa pun, apa pun itu menyisakan makanan dan tidak menghabiskannya.

“Hhh~ besok saja ya…kalau aku sudah normal lagi? Bagaimana? Atau aku  berikan Hongbin saja, lihat, sepertinya dia lahap sekali…iya kan? Dia menyukaimu, aish! Maksudku, ia menyukai masakanmu!”

Apa yang Oppa ini katakan……

“Aku suka masakanmu! Ini sungguh lezat….tapi aku ingin tahu, apa malam ini Dara Noona akan pulang? Aku jadi khawatir setelah melihat temannya yang aneh itu.”

“….bukankah semua orang yang ada disini memang aneh?” jawabku ketus. Entahlah malam ini aku merasa moodku sedang tidak bagus. Aku membereskan piring, mencucinya dan kemudian menyalakan televisi. Aku seperti tidak bisa mengendalikan tanganku, aku tahu Changsub Oppa yang duduk di sebelahku memandangiku aneh, dia mungkin bingung apa yang sedang aku lakukan dengan remote TV ini. Karena aku terus mengganti channelnya sebelum sempat aku melihat siaran apa yang sedang berlangsung.

‘MIAW`

Aku sejenak tertegun dan melihat Changsub Oppa. Dia meletakkan kepalanya di pahaku kemudian meraih remote dan mematikan televisi. “O..Oppa…kenapa?”

“Sudah larut malam, sebaiknya kita tidur.” Aku melihat ia menyamankan kepalanya, aku kagok, aku terpaku pada satu posisi. Aku merasakan aliran darahku mengalir lebih cepat…aku grogi.

“YA~ kembalilah ke kamarmu Hyung!!”

Hongbin menarik Oppa dan kemudian mereka kembali ke ruangan seberang untuk beristirahat. Aku meraba nadiku, astaga mungkin jika Eonni ada disini sekarang dia bisa melihat bagaimana darahku mengalir deras tidak seperti biasanya.

“Aku kenapa..?”

***

Pagi ini seharusnya menjadi pagi yang cerah, namun tidurku semalam benar-benar tidak nyenyak…aku masih memikirkan kejadian yang semalam. Aku masih begitu ingat bagaimana rupa mereka ketika berubah menjadi setengah kucing dan serigala. Dan aku menyadari betul, sikap Changsub Oppa berubah ketika ia berada di bawah kendali wujud itu. Dan Hongbin juga, ia menjadi lebih…tampan.

“AH! Aku sudah gila!” ucapku berteriak sambil terduduk di tempat tidur.

“Apa yang terjadi semalam?”

“Ah Eonni ya~ mengejutkanku saja….,” aku merapikan tempat tidur kemudian duduk dan menceritakan semuanya kepadanya.

*

Hari Senin, aku melihatnya membereskan kebun dibawah terik mentari pagi yang membuatnya…entahlah, ia seperti lebih bersinar dari pada biasanya. Aku dapat melihat jelas, peluhnya yang mengalir dari balik kaus putihnya…

“Kenapa aku jadi seperti ini?” bahkan aku menampar pipiku sendiri untuk yang kesekian kalinya. “Apa yang salah denganku?”

Kemudian aku tidak sengaja bertatapan dengan Changsub Oppa yang terlihat begitu berantakan sedang mengambil segelas air yang ia simpan semalam di dalam lemari pendingin. “Pagi!” sapaku.

Jawaban apa itu? Dia hanya mengangguk tanpa menatapku?

Aku mendekatinya, mencoba ingin tahu apakah ia mengingat apa yang ia perbuat semalam padaku.  Yah…sebenarnya itu bukanlah hal yang berlebihan~ tapi itu hal yang pertama kali buatku.

“Oppa,…apakah tidurmu nyenyak? Ingin kubuatkan sarapan apa? Mau susu coklat?”

“…eung~ aku sarapan diluar saja…”

Orang ini … seperti punya dua kepribadian … “Kalau begitu, aku ikut denganmu…boleh? Sudah lama aku tidak keluar untuk jalan-jalan…”

Dia mencoba mencuri pandangan ke arahku ketika aku tidak melihatnya, aku tahu itu.

***

[Author’s POV]
Awalnya Hongbin tidak perhatian ke sekelilingnya sampai ia mendengar suara Dara Eonni dan melihat Hanmi sudah berganti baju.

“Hanmi-a, mau kemana?” teriak Hongbin sambil terus sibuk mengaduk tanah dengan humus yang ia kumpulkan selama ini.

“Oh Hongbin-a!” dia meninggalkan Dara dan menghampiri Hongbin yang tampak benar-benar sibuk itu, “aku mau keluar, sarapan!” jawabnya dengan senyum yang merekah.

“Oh…kenapa tidak bilang dari kemarin…aku kan bisa menemanimu.”

Hanmi merasakan perasaan yang sama seperti semalam, lalu ia menoleh ke arah Dara berdiri dan ia hanya menemukan respon tawa kecil dari Eonni-nya. “Ah? Aku juga tidak sengaja ingin pergi…”

“Apa kamu sudah siap?” tanya seseorang dari belakang Hanmi, “Aku menunggumu di dalam mobil.” Ucapnya datar tanpa ekspresi.

Hongbin yang melihat Changsub begitu keren dan rapi merasa tersaingi, ia bangkit dari bersimpuh dan memandang Hanmi dengan tatapan kecewa juga sebal. “Pergi dengan kucing pemalu itu?”

“EH? Apa yang kamu bicarakan?” respon Hanmi cukup terkejut dan respon menepuk dada Hongbin dengan lumayan keras. “Dasar serigala!” lalu ia kabur menyusul Changsub yang sudah menyalakan mesin mobilnya.

“YA, HAN MI RA!” namun teriakan Hongbin terasa percuma karena Hanmi sudah berlalu dengan mobil sedan putih itu. “Apa bagusnya dia dibandingkan denganku?!”

“Hongbin-a..,” tegur Dara kemudian, “Ada yang salah? Sepertinya kamu terlihat tidak senang jika Hanmi pergi dengan Changsub. Kamu menyukainya?”

“Hm? Siapa? Hanmi? Huh, aku bisa mendapatkan gadis yang 100 kali lebih cantik dari dia! Dalam 1 hari!” dengan angkuhnya Hongbin mengatakan hal itu di hadapan yang membuat Dara tertawa geli.

“Mau aku beritahu satu rahasia tidak? Ini menyangkut tentang Hanmi…”


To be continue……. [part 2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar