Jumat, 03 Februari 2012

~HEAVEN~ [part 1]

cast : Song Joong Ki - Kwon Jun Ah - Uhm Hong Shik (Yoo Ah In)






 Aku menatap langit-langit kamar. Serangkaian lagu milik Park Bom juga lagu ballad lainnya menggaung di kamar hijauku. Aku harus melakukan sesuatu yang berarti di hidupku yang sekarang. Beberapa hari yang lalu, tak begitu jauh dari rumahku ada sebuah lowongan kerja di sebuah resto kecil. Jika di sebut warung, ini terlalu besar. Sebuah depot? Ini terlalu besar untuk disebut depot. Mereka membutuhkan seseorang untuk mencuci piring. Ok, aku mengambil pekerjaan itu kemarin lusa dan mulai bekerja besok jam 8 pagi.
***
“Hari ini kita mempunyai karyawan baru pengganti Han Ji Eun.” Ucap Bos resto, flower boy Song Joong Ki.
`~Jadi dia Bos di sini? Kenapa dia tidak jadi model saja...dia terlalu tampan untuk menjadi seorang Bosku disini~`
Aku membungkuk hormat kepada semua dibarisanku. Pegawai disini ada 9 orang termasuk aku. 5 laki-laki dan 4 perempuan. Rae In Eonni yang paling ramah padaku, dia yang mengantarkanku mengenal lingkungan disini.
“Annyeong haseyo.. Kwon Jun Ah imnida. Bangapseumnida.”
“Ne..annyeong..” aku mendengar suara mereka yang tampak antusias menyambutku.
Sementara yang lain sedang mulai mengamatiku, ada satu orang yang tampaknya sama sekali tidak tertarik hadirku.
`~Orang ini...Uhm Hong Shik? Namanya aneh sekali..~`
Aku melihat name tagnya, orang ini—aku tidak tau harus memanggilnya seperti apa kelak...Hong Shik-ssi? Itu terasa aneh di lidahku.
“Eum Jung, tolong buat Red Velvet Cooekies untuk menu cake tart hari ini. Ah, Han Song dan Baek Hi hari ini giliranmu yang membuat Macaroni, Spaghetti, Stew, Burritos dan ... Boiled Lobster,...ah jangan lupa Seafood Paella. Hong Shik seperti biasa membuat jelly cake, Sang Il menyiapkan Chamomile Tea, Espresso, Chai Tea. Rae In membuat Morning Glory, Red Cubes, Green Fairy. Na Ra mengepel, dan mengelap meja juga hiasan dinding, dan kamu pegawai baru tugasmu hanya mencuci piring kamu berada di balik wastafel disana. Dae Woong sebagai penerima tamu.”
Masing-masing mulai sibuk dengan perannya masing-masing, tugas pertamaku lumayan banyak. Aku memakai sarung tangan berwarna biru agar tanganku tidak berkirut karena terkena air sepanjang hari ini. Aku bekerja sampai pukul 10 malam....ya 12 jam lebih dan aku suka menyibukkan diri.
Aku hanya mencuci-mencuci-mencuci semua piring dengan hati-hati, aku takut sekali akan memecahkan piring, bisa-bisa uang gajiku dipotong. Sembari mencuci aku memperhatikan yang lain melalui pintu 2x1 itu. Bagi mereka rasanya seperti menyenangkan sekali bisa membuat aneka makanan seperti itu, Jelly Cake, Raspberry Macaroons, Chocolate Mouse, Salad, Sweet Bean Cake, Chocolate Cookies, Carrot Cake... ah itu surga~~~! Itu adalah cake yang dibuat oleh Eum Jung Eonni dibantu oleh...Hong Shik. Aku tidak menyangka tampang sangar seperti Hong Shik jago membuat cake. Aromanya berbaur menjadi satu, Omonaaa....it’s Heaven! Iya, resto ini bernama Heaven dan aku mengerti sekarang! Ini benar-benar surga!
***
Hong Shik’s scene

`~Bocah baru itu...kenapa dia memandangku seperti itu? Apakah dia benar-benar ingin mencicipi cake buatanku?~`
“Eh, mau bertaruh tidak denganku?” Eum Jung Noona tiba-tiba mengatakan hal itu di sela-sela bekerja.
“Bertaruh apa?”
“Pegawai baru itu...apa mungkin dia lebih lama dari Ji Eun?”
Aku memandangnya, meninmbangnya. “Mungkin...iya. Aku juga tidak yakin, kelihatannya dia semangat sekali.”
“Hey, ini kan baru hari pertama! Bagaimana kalau kita kerjai dia malam ini?”
“Kerjai bagaimana maksudmu?”
“Kita tambah saja piring kotornya...”
“Apa tidak keterlaluan? Itu sama saja membuatnya kerja lembur...”
“Ah kamu ini! Dimana-mana yang baru itu harus dicoba dulu!”
“Terserah Noona saja. Jika dia akan baik-baik saja?”
“Jika bocah itu baik-baik saja, akan ku belikan tiket nonton untukmu! 2 tiket pertunjukkan opera!”
“Ah itu kan sangat mahal! Noona jangan biarkan kebiasaanmu bertaruh itu sungguh tidak baik!”
“Aku janji ini yang terakhir kalinya sebelum aku menikah tahun depan! Bagaimana? Ayolah Hong Shik!”
`~Aku tidak tahu kenapa Eum Jung Noona suka sekali mengerjai pegawai baru, ya aku termasuk salah satu korbannya 2 tahun yang lalu.~`
“Baiklah...”


Uhm Hong Shik’s Scene End
***
“Ah...tanganku...” gumamku pelan. Ini sudah lewat jam makan siang dan....aku kini battle dengan tumpukan keluarga piring. Satu per satu aku cuci, sampai saat ini setengah kantong sabun sudah kosong. Ya, aku harus benar-benar mengirit sabun ini. Ku lihat yang lain sedang menikmati makan siangnya, dan kenapa yang bisa ku jangkau dengan mata adalah orang itu?! Aigoo~ melihatnya makan dengan lahap perutku bergenderang dengan riuhnya, aku menelan ludah, AKU LAPAR!
“Baiklah aku akan makan setelah perang ini selesai!” aku bergumam, dari tadi aku hanya bisa bergumam menghibur diri sendiri. Ini pekerjaan yang ku inginkan dan aku aku harus menyelesaikan dan bertanggung jawab semuanya demi uang!
Dari pukul 2 siang sampai 5 sore resto ini rehat, ya seperti restoran besar lainnya cara kerjanya seperti itu. Setelah ini mereka, para koki atau apalah sebutannya akan membuat tambahan menu makan malam juga beberapa cake. Menu pagi dan malam jelas berbeda, tapi bagiku tetap sama berperang dengan keluarga piring.
“Jun Ah, apa tidak lapar?” Rae In Eonni menghampiriku.
“Ah Eonni, iya aku akan makan sebentar lagi...setelah ini selesai.” Ku lirik masih ada 1...2...8 piring lagi.
“Kamu suka bekerja disini?”
Aku mengangguk.
“Eonni, boleh aku tanya sesuatu?”
“Ya, tentu.”
“Hm, itu yang tadi pagi Bos kita?”
“Iya,...” Eonni melirikku, “ahh, kamu menyukainya ya?”
“Mwo? Eh Eonni, aku kan Cuma tanya bukan berarti suka padanya...” kami berbisik.
“Jujur saja...!”
Eonni menggodaku, “Tidak Eonni, aku Cuma heran...dia setampan itu seharusnya bukan disini tempatnya...”
“Ah...sudah kubilang padanya...”
“Eh?”
“Iya....di antara pegawai disini aku dan Hong Shik adalah temannya. Aku sudah berkali-kali mengatakan pada Bos itu agar jangan mengelola resto milik Ayahnya ini tapi dia niat sekali untuk duduk dan memeriksa kinerja pegawai juga menghitung pendapatan resto ini...”
“Jinjjaro? Berapa usianya?”
“Siapa? Hong Shik? Joong Ki?”
“Keduanya..”
“Bos itu dia lebih tua setaun dibanding Hong Shik yang 24 tahun.”
Aku terus mencuci-mencuci-mencuci sambil mengobrol.
“25?!”
“Wae? Sepertinya kamu terkejut sekali? Jangan tertipu, Song Joong Ki itu memang menipu mata! Ayo makan! Aku menunggumu untuk makan siang!”
`~Iya, menipu mata. Aku kira umurnya baru 22 ternyata lebih tua 3 tahun...dan Hong Shik aku kira umurnya sudah 28 tahun...mereka berdua menipu mata!~`

Pukul 9 malam. Ah...akhirnya...aku meregangkan tangan dan badanku...benar-benar letih sekali! Setelah ini mungkin aku akan bisa tidur dengan nyenyak..ya sekalian aku mengobati penyakit tak bisa tidur ini.
“Jun Ah!” tegur Eum Jung.
“Ne Sunbaenim?”
Oh jangan lagi...!
“Ternyata masih banyak piring kotor di belakang, ini sudah ku bawakan semua ke sini. Tolong di cuci ya! Jangan sampai ada noda tertinggal!”
Bayanganku akan tempat tidur dan selimut yang hangat buyar sudah.
“Iya Sunbaenim...”
“Karena kamu yang akan pulang terakhir, jadi ini kuncinya ku serahkan padamu. Besok kamu harus datang lebih pagi untuk membukakan pintu untuk kami.”
`~Datang lebih pagi? Lalu, jam berapa aku harus bangun?~`
“Pagi? Jam berapa?”
“Tujuh. Ah tidak, setengah tujuh pagi.”
“Bukankah resto buka jam 10?”
“Besok pagi harus membantu Hong Shik belanja bahan-bahan. Mengerti?”
“Iya....mengerti..”
Eum Jung berlalu, aku menatap keluarga piring yang sudah memanggilku.
Mulai dengan piring pertama...dan selanjutnya sama seperti yang sudah-sudah. Untung saja memakai sarung tangan, jika tidak sudah mengecil kesepuluh jariku. Kemudian Uhm Hong Shik yang pulang paling terakhir, aku melihatnya berlalu. Ia mengendarai motor mirip seperti milik Pedrosa, hanya saja ini berwarna hitam pekat.
Aku menatap seluruh ruangan, ternyata bukan dia orang yang terakhir pulang, setidaknya masih ada Na Ra.
“Eonni, apa perlu ku bantu mencuci piring?”
“Ani...pekerjaanmu saja selesaikan dan segera pulang...ini sudah malam...”
“Benarkah? Apa Eonni bisa menghandle semuanya?” Na Ra menatap tumpukan piring itu dengan sedih.
“Iyaa....sudah sana cepat selesaikan.”
Pekerjaan Na Ra hampir sama denganku, bersih-bersih. Tapi jelas pekerjaan dia lebih ringan, hanya mengepel lantai, mengelap meja dan kaca..menaikkan bangku ke atas meja...tunggu itu artinya sampah adalah bagianku??

Setelah beberapa menit kemudian...
“Selesai!” teriakku senang. Na Ra sudah pulang 5 menit yang lalu dan aku sendirian disini.
Ku tumpuk semua piring dengan rapi ditempatnya, tidak lupa terlebih dahulu aku lap menggunakan kain kering. Sekarang mengecek sampah...ah terima kasih banyak ternyata seseorang sudah membereskannya. Kini aku bisa pulang dengan nyaman.
“Hah? Jam 1? Ini dini hari? Berapa jam aku mencuci piring-piring itu? 3 jam? 4 jam?”
Aku buru-buru mengunci pintu dan pulang...karena rumahku tak terlalu jauh, aku berjalan kaki saja. Tapi...
“Sial,..” umpatku. “Ada sekumpulan orang mabuk lagi disana...”
Tampak 3 orang sedang mabuk di ujung jalan sana. Mereka berdiri sempoyongan di tengah jalan, aku merapat ke dinding.
“Wae? Aku ingin pulang ke rumah!”
Karena rasa ingin tidurku lebih besar dari pada ketakutanku, aku melewati mereka. Seperti yang ku duga, mereka mulai menarik dan menyentuh lenganku. Aku tidak tahu kata apa yang mereka ucapkan, itu terdengar seperti suara dengungan lebah!
“%^()*^%..”
“(*$#*%@@...”
Aku berusaha menjauh namun salah satu mereka ada yang menangkapku dari belakang.
“Eh?”
Kepalaku refleks memukul wajah orang itu, tentu saja menggunakan kepala bagian belakangku. Kemudian seseorang memegangi tanganku erat dan aku lagi, menggunakan kepalaku untuk menyundul dagunya kemudian aku meraih botol beling hijau itu dan memukul kepala mereka dengan brutal. Satu persatu tumbang dan aku membuang leher botol ke dalam tong sampah.
“Ottokhae?”
Melihat 3 orang itu pingsan aku segera berlari menuju rumah...aku sudah tidak bisa merasakan tangan dan kakiku sampai akhirnya aku sampai rumah, memanjat pagar, membuka pintu lalu aku tidur!!
***

Uhm Hong Shik’s Scene

`~Sebenarnya apa dia? Melawan 3 orang mabuk membabi buta seperti itu? Apa dia mantan atlit Judo atau mantan petinju? Apa dia benar-benar datang dari jauh, ada gang kecil untuk menuju jalan disana...~`
Di kesempatan yang sama ternyata Hong Shik menguntit Jun Ah. Ternyata dia juga penasaran dengan pegawai baru itu, gadis ingusan yang tampak bersemangat kerja di hari pertamanya padahal hanya sebagai tukang cuci piring.
“Sepertinya Eum Jung Noona akan segera berhenti mengerjai bocah itu...Kwon Jun Ah...”
*
“Ini jam setengah tujuh, aku ragu apa bocah itu bisa tepat waktu...”
“Sunbaenim! Kita jadi membeli bahan?” teriakannya dari dalam resto sungguh mengejutkanku.
`~Dia ini hantu atau apa sih?!~`
Aku hanya mengangguk dan memberikan helm padanya.
“Terkejut ya? Maaf...maaf!”
“Ayo!”

Kami berbelanja di pasar tradisional. Ya ini adalah tugasku selama 2 tahun aku bekerja di Heaven. Biasanya aku berbelanja seorang diri, dan kini juga untuk seterusnya mungkin bocah ini yang akan menemaniku.
“Sunbaenim! Tunggu!”
“Hey, kenapa lama sekali sih? Bisa tidak percepat langkahmu?”
Dia menatapku sinis, selagi ada yang membantuku kenapa tidak? Aku menyerahkan semua kantung belanjaan kepadanya.
Dia tentu saja tidak bisa melawan apa yang diperintahkan Sunbae nya.

Uhm Hong Shik’s Scene End
***
`~Orang ini....dia memperlakukanku seperti pembantunya! Siapa dia? Dia hanya pembuat Jelly Cake! Aku..aku yang mencuci piring! Orang-orang tak kan bisa makan di Heaven kalau aku tidak mencuci semua piringnya! Orang tetap bisa makan makanan lain selain Jelly Cake!~`
“Cepatlah! Kita harus segera mengolah bahan-bahan ini!” bentak Hong Shik.
“Sunbaenim, bagaimana membawa semua ini dengan menaiki sepeda motor?”
Dia mengambil tali.
“Eh...eh?”
Hong Shik menarik badanku dan mengikatkan semua kantong kresek itu di badanku...
“Sun....”
“Cepat!” dia memakaikanku helm dan membantuku naik ke atas motor.
`~Jun Ah, welcome to the hell.~`

Pukul 8.
Akhirnya aku membantu Rae In Eonni membuat cake, yah ini sebenarnya rahasia..aku sudah sering membuat Red Velvet Cookies ini dirumah jadi aku sudah tahu langkah-langkah pembuatannya.
“Eonni, berapa lama lagi ini akan matang?”
“3 jam.”
“Eh? 2 jam lagi kita kan akan buka?”
“Stok di depan masih ada...jadi ini menyusul.”

“Selamat pagi!” Joong Ki datang dan menyapa pegawainya.
Aku dan yang lain meninggalkan pekerjaan dan berbaris rapi.
“Hari ini adalah hari spesial.”
Yang lain dan termasuk aku bertanya-tanya. “Apakah akan ada tamu kehormatan?”
Bos Joong Ki menyentikkan jarinya. “Yap! 100% benar! Tuan Lee Dae Bin, inspektur dari bagian kebersihan tempat dan uji kelayakan makanan akan datang berkunjung jam 11 hari ini. Jadi baik dapur, WC, meja, kursi, lantai, kaca, semuanya sampai tempat tersempit di sini akan menjadi bagian dari inspeksinya. Jadi hari ini kita akan buka resto dari jam 1 sampai 4, istirahat 1 jam, kita kembali buka jam 5. Mengerti ?”
“Mengerti..”
“Jadi tolong bereskan ini semua, dan setengah dari kalian bersih-bersih!” clap-clap, Bos Joong Ki membuyarkan barisan dengan 2 kali tepuk tangan.
“Eonni, aku bersih-bersih saja...tetaplah di dapur.” Kataku sambil menuju gudang bersama 4 orang lainnya ; Na Ra, Sang Il, Baek Hi, .... Hong Shik??!
`~Orang ini kan tugasnya membuat cake...kenapa dia lebih memilih bersih-bersih ketimbang memasak?~` tanpa sadar aku menatap orang itu sambil memilih alat kebersihan.
“Mwoya?” katanya sambil setengah teriak.
“Ng.. Ani!” jawabku juga seperti itu. Setelah ku lihat alat apa yang ku ambil.... “Ini...sepertinya aku harus membersihkan WC...hhhh.”
“Percepat langkahmu, jam 11 itu tidak lama!” katanya sembari mendorongku ke dalam bilik WC.
Tentu saja kalian tahu, WC. Aku tidak harus bercerita banyak disini.
.......
Satu jam kemudian.
Aku menggosok-menggosok-menggosok bagian dalam closet duduk itu. Ahh, lebih baik mencuci piring dari pada ada di posisi Na Ra.
“Hey siput!” Panggil Hong Shik dari belakangku.
“Apanya yang siput?”
“Lihat sekarang jam berapa ini kenapa belum bersih juga? Apa kamu lebih lambat dari siput?”
Aku berdiri, dan menunjuk itu dengan sikat WC. “Aku sudah menggosoknya!”
“Kamu tahu tidak caranya menggosok?” tanyanya lalu pergi meninggalkanku.
“Sunbaenim!” `~Untuk apa aku memanggilnya? Huh, aku bukan siput!~`
Aku masih berusaha untuk membuatnya bersih, 30 menit. Ya, satu setengah jam aku berada di bilik ini. Sekarang saatnya untuk membersihkan wastafel juga mengelap cerminnya.
‘Tap...tap...tap...’
“Ah Sajangnim!”
“Jun Ah, kamu membersihkan WC ini?” tanyanya, jujur aku gugup menatap wajahnya~ dia...aku seperti berbicara pada manekin.
“Iya...ah tidak...bukan, tadi Hong Shik juga membersihkan closet yang sebelah sana.”
Aku melihat wajah manekin yang terkejut, “Hong Shik? Uhm Hong Shik..??”
Ye...kenapa?”
“Ah tidak....lupakan...oh iya aku datang ke sini hanya ingin bertanya sesuatu..”
“Apa?”
“Kwon Bi Dam.”
Tenggorokanku tersekat, kenapa Joong Ki tahu nama Ayahku? Jangan-jangan rahasiaku...
Ye..?”
“Itu nama Ayahmu kan?”
Aku panik. PANIK!! Aku Cuma bisa menjawab dengan tatapan, aku tidak ingin orang di luar sana tahu siapa aku sebenarnya.
“Kamu....kenapa,...” Joong Ki tampak tak bisa berkata-kata.
Ayahku, Ibuku, keluargaku adalah pemilik pabrik tekstil dari tahun ke tahun. Pabrik tekstil pertama di Seoul. Ya, aku adalah seorang pewaris tunggal. Dan aku memilih mencuci piring dibandingkan harus duduk bosan di balik meja kaca seperti apa yang Joong Ki lakukan.
“Cwesonghamnida!!” aku membungkuk 90 derajat. Aku tahu aku salah.
“Hey, kenapa tidak jujur padaku?”
“Cwesonghamnida...aku hanya tidak ingin di anggap anak manja. Tolong jangan beritahu hal ini pada siapa pun!” aku mengunci pintu utama toilet.
“Kenapa? Kenapa menjadi pencuci piring? Setidaknya kamu bisa memintaku untuk menjadi asisten manajer!”
Aku menggaruk kepala, “Aku hanya mencoba menolong kalian karena ku dengar Han Ji Eun mengundurkan diri karena sakit parah. Sudahlah Bos, tolong ini rahasia antara kita saja, ya ya ya??”
Joong Ki masih menatapku aneh.
“Bos...”
“Eh! Seharusnya aku yang memanggilmu Bos!”
“Eh, kenapa?”
“Ayahku.....,” Joong Ki memberi jeda. “Ayahku adalah orang kepercayaan Ayahmu,....Ayahku bekerja di perusahaan Ayahmu!” Joong Ki mengguncang pundakku.
“Song....Si Kyu?” aku menepuk keras jidatku.
Itu tanda bahaya.
***
Setidaknya sebulan aku bisa bekerja di Heaven tanpa membongkar identitasku yang sebenarnya. Aku tidak pernah membawa apa pun kecuali ponsel dan dompet lusuh saja ke tempat kerja, tapi aku tahu suatu saat ini semua pasti akan game over.
Dan selama itu aku semakin dekat dengan Hong Shik dan mula berhenti memanggilnya Sunbaenim. Dia sendiri yang memintaku untuk memanggilnya Oppa. Awalnya aku terkejut dia mengutarakan itu, namun disisi lain Bos juga mulai mendekatiku, sejak dia tahu aku anak Kwon Bi Dam, sepertinya dia menganggapku ‘pegawai’ spesialnya.

Hari ini Heaven akan buka mulai pukul 12 siang. Dan karena aku sudah lembur kemarin malam, makan aku di beri hari libur oleh Joong Ki hari ini. Aku tetap merasa tidak enak dengan yang lainnya, dan aku akan tetap bekerja siang ini. Ini sudah jam 3 pagi tapi aku tidak bisa memejamkan mata, ada hal yang mengganggu pikiranku...dan juga hatiku..
***
Song Joong Ki’s Scene

`~Hari ini Jun Ah libur....apa aku ajak dia jalan-jalan saja ya? Tentu saja aku akan diam-diam melakukan ini...tapi...ah! Aku ini kenapa? Apa aku mulai menyukainya? Jika aku memang menyukainya bagaimana? Aku tidak mau mempunyai rival seorang Hong Shik!~`

‘Tok...Tok...Tok’
“Masuk! Ah Hong Shik-ah!”
“Ne Hyung...”
“Ada apa?”
“Hari ini Hyung meliburkan Jun Ah?”
“Hmm, iya. Waeyo?”
“Ani..aku Cuma tanya saja.”
“Ini jam berapa?” Aku menengok jam dinding. “Datang 2 jam lebih cepat?”
“Carrot Cake. Jelly Cake. Epresso, Egg Nog.”
“Ah iya iya...”

`~Kenapa? Belakangan ini dia jadi rajin sekali? Apa karena Jun Ah? Apa yang sudah terjadi antara dia dan Jun Ah?~`

Song Joong Ki’s Scene End
***
Dengan perasaan riang aku berjalan menuju tempat kerja, tapi....

“Oppa! Jebal...”
“Pergilah. Jangan siksa dirimu, masih banyak pilihan. Jangan bodoh karena aku, jangan terluka karena aku.”
`~Ada apa ini? Seorang wanita menangis berlutut di hadapan Hong Shik dan memanggilnya Oppa? Wanita itu pacarnya? PACARNYA??~`
“Oppa..~!”
Sedang menonton wanita itu tiba-tiba Hong Shik melihatku terpaku disini melihat mereka.
“Pergilah, jangan temui aku lagi.” Ucapnya kepada wanita itu tapi ia memandangku. Aku tidak mengerti keadaan ini.
“Oppa, MIANHAE !!!!” wanita itu berteriak sambil menangis, suaranya memekik.
Aku masih berdiri mematung disana.
“Park Hyun Shi!!! Go away.” Ucapnya kepada....siapa? Park Hyun Shi? HYUN SHI? Itu...itu adalah model yang mempromosikan tekstil Ayahku! Mampus, kabur!
Aku mundur lalu berlari, sepertinya rencana hari ini akan berantakan.
`~Ku mohon Oppa, jangan teriakkan namaku di depan wanita itu!!~`

....
Akhirnya aku berakhir disini hari ini, duduk berjam-jam hanya makan sepotong roti dan minum soju. Sepertinya aku sudah mulai mabuk. Cafe Soju, lumayan jauh dari Heaven. Aku membiarkan ponselku, banyak sekali panggilan masuk...10 panggilan dari Joong Ki dan....hah?? 34 panggilan dari Hong Shik.
“Apa ini? Aku belum benar-benar mabuk kan?”
Aku memeriksa pesan masuk...astaga semuanya sms kosong dari Hong Shik. Aku terus menengguk soju tanpa sadar, sepertinya aku tersenyum-senyum sambil terus membuka pesan-pesan itu..
“Aku mabuk...”
Ku raih cermin di tas, wajahku memerah. Ya aku tidak salah, aku mabuk seperti preman-preman yang ku hajar kala itu...
“Aku...” aku mencoba mengangkat kepala. Berat! “Jalan rumahku...ke sana atau ke sana? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya? Bagaimana caraku pulang?”
Mungkin tingkat kesadaranku hanya 25% sekarang, aku mau pulang! Tapi bagaimana? Mengangkat kepala saja aku tidak kuat, apalagi berdiri dan berjalan riang menuju rumah? Aku iseng mengetik pesan kepada Oppa, dan aku tidak ingat apakah aku hanya mengetiknya atau sudah mengirimnya...
***
Aku merasa mual, mual sekali! Aku terbangun dan mencari kamar mandi...dan HUWEK aku muntah sejadi-jadinya seperti orang kesurupan.
Beberapa menit kemudian aku benar-benar merasa tidak enak badan...dan...dimana aku ini? Apakah seseorang telah merenovasi kamar mandiku? Aku bercermin sejenak, mantel yang kugunakan sudah tidak melekat lagi ditubuhku, begitu juga dengan sepatuku. Aku melihat jam tangan, angka 7...
“Jam 7? Ini malam atau pagi?”
‘Tok...Tok’
Aku membuka pintu kamar mandi dan....
“Oppa? Sedang apa dikamarku?” tanyaku kebingungan.
Dia mengernyitkan dahi, “Ini kamarku.”
Aku mendorongnya dan melihat sekeliling, ya aku sadar sesadar-sadarnya.
“Aku....dimana?” aku sibuk mencari mantelku. Dan juga tasku.
“Rumahku. Eh kamu cari apa?”
“Tas, mantel.”
Aku melihatnya membuka lemari, “Di sini.”
“Ponsel...ponsel...” aku menggumam.
March, 3 2012.
“Kamu tidur 2 hari setelah mabuk malam itu. Aku tidak berani membangunkanmu.”
“Aku pingsan 2 hari? Tidur selama itu?”
“Hahahaha,” Oppa tertawa keras. “Bercanda! Kamu hanya tertidur 3 jam! Tidak mungkin orang mabuk bisa tidur selama itu!”
Aku menghela napas, hampir saja aku jantungan. Jika benar 2 hari mungkin orang tuaku sudah curiga.
“Maaf Jun Ah, aku tidak tahu rumahmu jadi aku membawamu ke sini.”
“Gomawoyo Oppa.”
Kepalaku masih pusing dan tenggorokanku masih sakit.
“Aku membuatkanmu susu hangat, cepat minum!”
Aku memilih duduk di sofa dan bersandar.....kepalaku...kenapa aku meminum soju sampai membuatku mabuk?
“Ah, badanmu panas Jun Ah...!” Oppa memegang dahiku. “Berbaringlah....”
“Oppa, lebih baik antarkan aku pulang....ini sungguh merepotkanmu...”
“Eh? Tidak...”
“Oppa harus membuat Jelly Cake...harus membantu Eum Jung juga yang lain di Heaven...” sepertinya apa yang aku ucapkan mulai ngelantur..
“Heaven tidak buka hari ini..”
Aku segera menyadarkan diri, “Wae?”
“Joong Ki Hyung ada acara mendadak hari ini. Hari ini hanya buka 2 jam saja.”
“Tapi tadi sore Joong Ki-ssi menelponku berkali-kali....aku tidak mengangkatnya, karena aku sedang mabuk...”
Sepertinya Oppa meraih ponsel yang ku pegang.
“3 jam lagi aku akan mengantarmu pulang.”
“Aku merepotkanmu Oppa. Kalau begitu...aku pulang sekarang saja..” dengan gaya aku  berdiri namun.....
GUBRAK~
“Jun Ah!”
Kesadaranku hampir hilang, aku hanya merasakan Oppa menggendongku dan meletakkan aku di atas tempat tidur kemudian membelai wajahku dengan handuk.
“Jun Ah, kita harus kerumah sakit!”
`~Oppa...apa yang....terjadi?~`



*to be continue...* 
[part 2]


6 komentar:

  1. menurut gw nih ya..
    lo terlalu tergesa-gesa sama cerita lo..
    soalnya di awal2 lo cuma nyeritain si Junah sibuk nyuci piring mulu, tapi tau2 udah kerja lama, trus tau2 tuh hongshik udah maen deket aja, trus si joongki udah maen suka dan tau rahasianya..
    nah, lo cuman kurang kenapa hongshik bisa deket? dan kenapa joongki bisa suka sama cewe itu.. proses kenapa nya itu yang penting, kecuali lo bikin FF oneshot, dari awal tau2 tuh cowo udah suka ama cewenya juga gapapa, atau kecuali kalo ternyata sebenernya joongki udah lama kenal ama junah dan dia udah suka dari lama..^^
    tapi kalo disini kasusnya kyaknya ga gitu ya? jadi agak tergesa2 kesannya..
    jadi ntar yang baca bingung, kok tau2 gini? kok tau2 gitu?

    trus juga nih, taruhannya si eumjung apa kabarnya? ga diceritain lanjutannya? si hongshik menang apa kalah? *atau malah taruhannya masih berlangsung jangan2?*

    gw tau lo suka oneshot, cuma kalo bikin chaptered, panjangan dikit gapapa lah~ yang penting dari semua aspek itu jelas, kenapa ini bisa gini, kenapa itu bisa gitu..
    masalahnya ga perlu kompleks, ringan aja oke, tapi jangan lompat2 dan tau2 selesai..^^

    gitu aja sih pendapat gw, semoga bisa bantu~ hehe *bawel ya gue~*kkk

    KEEP WRITING~!^^>

    BalasHapus
  2. iya iya mbah ane ngerti ini kan baru chap 1 saya kan demennya main flash back ~~~ baru juga sebulan , Ji Eun berapa taun ud gawe di Heaven .... *bocoran dikit* ..
    so tunggu aja chap 2 nya ...

    nyahahahahaah =p

    BalasHapus
  3. maksud gw itu hongshik maen deket aja, trus joongki maen suka aja.. inget bang, cewe lo di rumah (lho?? kok malah~)
    ya gitu aja sih..
    betewe mbah2 -__-
    gw masi muda ya~! tuaan onyu dari gue..
    *di patokin ayam*

    BalasHapus
  4. MBAH AYAM !!!
    hhh~
    iya ane ngerti ... kan ini baru chap 1 , tenang saja saya akan menjelaskan itu !
    hhh ~ ngerti ngerti ? gaya kita kan ga sama mbah .... *tebar boxer onew biar mbah diem*

    BalasHapus
  5. sori gue baru bc skrg pdhl taggingnya udh dr bbrp hari yg lalu ya...

    well, pertama, soal cast... woo.. sungkyunkwan scandal, umph? poin plus deh, cast.nya actor...slm ini gw cma bca ff yg cast.nya artis kpop

    terus, antara salut dan bingung, gue heran aja sama ff lo yg bisa full dialog begini... kok bisa?!

    tapi ati2, kalo lo bikin ff full dialog. salah2 ff lo jadi minim deskripsi dan jadi ngebosenin... dan jujur gue emang agak bosen bca dialog melulu dg deskripsi yg amat sgt minim. aplg isi dialognya ga bner2 'berisi'... krn boring dan ga berisi, gue jd mikir, 'gpp kan, kalo gue ga bc dialognya?'
    terus, terlalu banyak acara self dialog ato ngomong dalem hati. monoton! well, ada banyak cara lain kok buat ngejelasin pendapat seseorang buat segala sesuatu disekelilingnya selain pake acara ngebatin ato ngomong dalem hati. pake normal point of view coba deh... itu lho, sudut pandang yg author serba tahu...

    lagi.... gue setuju banget sma yg komen diatas itu.... gue bca cerita ini, lgsg komen, 'ebuset, nih orang nulis lagi dikejar anjing ye... buru2 amat..'
    langsung main siapa suka sama siapa aja... itu mulai dateng feel.nya kpan? #blasss

    okelah... kalo nanti lo mau pake flashback, tapi hal2 vital yang jd inti sari cerita ga seharusnya lo jadiin flashback... itu fatal banget. flashback itu mestinya cuma menjelaskan hal2 yg jadi kunci solving konflik suatu cerita ato kejadian2 yang sifatnya 'missing'... deuh, gmn ya ngejelasinnya? ikutan bingung gue...

    overall, sori kalo gue cerewet abis2an disini... #bow
    soriiiii...

    BalasHapus
  6. hahaha lucu lucu liat komentar kalian .. ok para sunbaenim saya akan coba tambah halhal yang kurang di part selanjutnya . but thanks udah kasi kritik yang membangun ^^ jeongmal gamsahamnida !

    BalasHapus