Jumat, 03 Februari 2012

~HEAVEN~ [part 2]

cast : Song Joong Ki - Kwon Jun Ah - Uhm Hong Shik (Yoo Ah In)





:: Flashback 1 bulan yang lalu ::

Song Joong Ki’s Scene

Hari ini aku datang ke kantor dengan perasaan yang....yang tidak bisa di jelaskan. Sejak aku menerima CV Jun Ah ini terasa tidak asing. Pendidikan yang ia tempuh bisa dibilang berdasarkan jurusan seni, kemudian ia tak memiliki pengalaman sama sekali di bidang resto seperti ini, dan wajahnya itu....seperti familiar sekali, tapi aku lupa dimana sering melihat ekspresi wajah riang itu.
*
“Sajangnim, tolong ini rahasia kita berdua saja! Aku tidak mau yang lain tahu!”
Kalimat itu terngiang terus dari hari ke hari, semenjak aku tahu siapa dia yang sebenarnya ini membuatku gila. Setiap pagi ketika memberi pengarahan dia menatapku dengan riang...matanya berbinar...aku sudah berusaha mengalihkan perhatianku pada schedule yang ku pegang namun aku tak pungkiri sering mencuri pandang ke arahnya. Anak Direktur Kwon Bi Dam ini, entah mengapa begitu pertama kali melihatnya aku begitu antusias dengan bocah ini. Apa yang salah denganku??

Suatu hari di bulan Februari, 7 hari sebelum Valentine.
`~Aku...ah berikan dia coklat atau tidak ya? Atau menaruh sesuatu di dalam lokernya? Atau langsung memberikannya sepulang kerja? Oh God, ini masih lama menuju Valday...tapi kenapa aku begitu gelisah?~`
*
9 Februari, ku lihat kinerja Jun Ah semakin hari semakin baik. Semangat bocah itu tidak ada yang menandingi..aku sedang melihatnya dari CCTV kantorku saat ini.
“Sajangnim.” Panggilan dari Rae In mengagetkanku.
“Ne? Mworago?”
“Sepertinya nanti malam harus ada yang lembur.” Ia menarik kursi dan mendudukinya.
“Wae?”
“Ada pesanan kue ulang tahun untuk besok pagi jam 7. Strawberry Cake, itu kan susah membuatnya...”
“Siapa yang akan lembur?”
“Rencananya aku yang akan membuatnya, dan Juh Ah juga.”
“Jun Ah? Kenapa dia?”
“Dia bisa membuat cake itu. Tapi di sisi lain aku juga kasian padanya, dia hampir berdiri sepanjang hari.”
“Ah...tidak bisa kamu saja yang lembur?”
Tiba-tiba Rae In menatapku tajam, “aku?”
“Eum Jung saja?”
“Dengan Eum Jung? Dia itu tidak bisa membuat Strawberry Cake! Ayolah Bos, Jun Ah saja...”
“Jun Ah?” aku berfikir sejenak. Tidak tega rasanya membiarkan pegawai baru itu lembur setelah menyelesaikan pekerjaannya yang seperti itu. “Begini saja, kita ambil vote nanti. Oke itu bisa di atur aku akan turun sebentar lagi.”
Rae In berlalu, dan aku...jantungku berdegup kencang? Apa ini?
10 menit kemudian aku keluar dari ruangan dan,....aku mengintip dari balik tembok, sungguh baru kali ini aku melakukan hal konyol seperti ini. Padahal Jun Ah pernah memintaku melalui pesan singkat jika ia ingin diperlakukan sama dengan pegawai yang lainnya...namun kenapa? Ingin sekali rasanya memberikan servis VIP padanya, ya tentu saja dari awal aku ingin melakukan itu sebelum aku tahu siapa dia sebenarnya.
‘Plak’ seseorang menepuk bahuku dari belakang.
“Hyung, apa yang..”
“Pssstttt...” aku menarik Hong Shik merapat ke tembok. Sudah jelas ini keganjilan baginya.
“Hyung...”
“Apa di bawah...” aku menengok ke arah dapur lagi, “..Jun Ah ada disana?”
“Jun Ah?” Hong Shik melihat ke arah dapur, “tidak ada. Atau mau aku panggilkan?”
“Eh! Jangan!” refleks aku menarik Hong Shik.
“Kenapa Hyung? Sepertinya semenjak Jun Ah ada di Heaven tingkahmu menjadi sedikit....aneh?”
“Mwoya?!” aku sedikit berteriak karena aku sama sekali tidak ingin Hong Shik mengetahui keadaanku yang sebenarnya, tapi sepertinya itu tidak akan berhasil karena bagaimana pun ia tetap sahabatku. “Ah....tidak tidak aku baik-baik saja....sudah sana!”
Hong Shik berlalu, aku menunggu beberapa saat...kemudian aku turun dan....
“Sajangnim!!”
SUNGGUH aku terkejut tiba-tiba bocah ini sudah ada di hadapanku! Untung sekali aku tidak terpeleset di tangga..
“Eh? Terkejut ya? Maaf...maaf...”
“Ada apa?” tanyaku datar.
“Sabunnya habis....bagaimana ini?”
Aku bisa melihat matanya dengan detil, aku baru menyadari....lekuk hidungnya, bibirnya, wajah itu....ya aku mengingatnya.....!


Song Joong Ki’s Scene End
***
“Oh? Sajangnim?” `~manekin ini kenapa? Kenapa memandangku seolah ia pernah mengenalku sebelumnya?~`
“Ne?..Oh ini...,” Joong Ki-ssi memberiku selembar uang. “Beli sabunnya di Rye Im Ahjumma saja! Cepat..”
“Rye Im Ahjumma?”
Joong Ki-ssi menepuk jidatnya pelan, “Toko kelontong di sana, 5 rumah setelah resto, ada papan kayu di depannya.”
“Ne Sajangnim!”
Aku segera turun dan menskip pekerjaanku, namun orang itu sedang berdiri di pintu keluar..aku jadi merasa...sedikit gugup.
~`Aduh! Hong Shik, kenapa kamu berdiri di depan pintu?~`
“Sun...” bibirku menutup, aku tidak jadi memanggilnya.
‘Ceklek.’
Hong Shik membukakan pintu untukku. Aku....aku tidak tahu bagaimana dia tahu aku ingin membuka pintu itu....aku menatapnya dengan takut-takut, namun sesaat sebelum aku benar-benar melangkah keluar dia memberi sedikit senyum di ujung bibirnya.
“Dia...” aku membalikkan badan untuk memastikannya, namun ia sudah menghilang dari balik pintu. “Apa dia tadi tersenyum? TERSENYUM?” masih dengan kebiasaanku menggumam, aku masih tidak percaya dengan apa yang aku lihat barusan. Dia membukakan pintu dan tersenyum, sepertinya itu adalah satu tindakan...ah dua tindakan yang tidak akan pernah ku temui pada dirinya ketika kami berada dalam keramaian....
“Ah sabun!!” aku baru mengingat untuk apa aku melangkah keluar pintu.
~`Ahjumma....Ahjumma...ah pasti ini!~`
Tempat ini benar-benar minimalis, sepertinya rumah Ahjumma ini sudah lama berdiri dibandingan Heaven.
“Annyeong... Ahjumma?”
Aku melihat wanita berusia sekitar 50 tahunan dengan rambut bergelombang coklat beruban mendatangiku kemudian terkekeh.
“Mau cari sabun ya?”
~`Ahjumma ini cenayang?~`
“Iya...ah ini uangnya..” aku menyerahkan selembar uang dari Sajangnim tadi.
Ahjumma itu mengambil sebuah dus yang berada di atas lemari.
“Ahjumma! Sini biar aku saja yang ambil!” aku menaiki kursi kayu dan mengambil sebuah dus, ini pasti isinya sabun!
Aku melirik Ahjumma yang tersenyum itu.
“Bawalah, itu sabunnya.”
“Eh? Sebanyak inikah?”
“Han Ji Eun-ssi biasa membeli satu dus seperti itu.”
“Ahjumma kenal Han Ji Eun juga?”
“Dia selalu memberi sabun ke sini...apa kamu pengganti Ji Eun?”
“Ne, Ahjumma..”
Dia terkekeh lagi. Aku baru sekali ini menemui Ahjumma yang....ramah seperti ini. Teman-teman Ibuku tidak ada yang seperti ini. Sepertinya aku tersihir olehnya.
“Sudah kembalilah, pekerjaanmu...”
“AH! Ne Ahjumma gamsahamnida!”
Tapi sebelum aku meninggalkan Ahjumma, dia memberiku 2 tangkai permen lolipop. Aku begitu senang mendapatkan permen, ya masa kecilku kurang bahagia, hhh~
“Sunbaenim! Aku harus menaruh ini dimana?” tanyaku kepada Eum Jung.
Sepertinya dia sedang berkonsentrasi dengan apa yang dibuatnya, aku tidak ia perhatikan. (atau mungkin dia tidak tahu aku berdiri disini?)  Ah mungkin gudang jawabnya! Bergegaslah aku ke gudang, sial di kunci! Lama-lama pegal juga, ternyata dus sabun ini terasa semakin berat saja!
“Siput!” siapa lagi yang memanggilku siput selain orang itu? “Minggir!”
~`Eh? Apa dia yang memegang kunci gudangnya?~`
“Gam....” lagi dan lagi dia mengunci  apa yang seharusnya aku katakan.
Hong Shik mengangkat dus sabun itu dari tanganku, sepertinya itu sangat ringan baginya. Setelah beberapa saat ku lemaskan tanganku dia kembali dengan membawa 5 kantung sabun.
“Taruh ini di laci bawah wastafel. 1 kantung 7 hari!” katanya.
“7 hari?” tanyaku, tapi aku tidak berani memandang wajahnya sedekat ini. Ku merasa punggungku mulai berkeringat dingin.
“Jangan seperti Ji Eun, dia menggunakan 1 kantung ini untuk 3 hari! Hemat!” katanya berteriak di telingaku, aku hanya bisa mengerjapkan mata saja.
“Ne Sunbaenim.”
“Tunggu,...”
Aku berbalik, kini aku beranikan diri untuk memandang wajahnya.
“Mwo?”
“....beberapa malam yang lalu kamu menghajar preman mabuk itu seorang diri kan?”
GLEK. Apa dia melihat semuanya?
Semua orang akan tahu jika aku tidak berbicara maka aku akan menjawab lewat kedipan mata.
Dia mendekatiku 2 langkah lalu seolah mengintrograsi wajahku, aku hanya memandang kebawah, ke arah sepatunya yang bermerek Adidas.
“Kamu....ini......”
Degup jantungku semakin keras, aku takut dia mendengarnya karena keadaan di sekitar kami cukup sunyi. Aku menghindar dengan kembali melanjutkan pekerjaanku. Mungkin saat ini wajahku sudah seperti Raspberry Macarons.
***
Uhm Hong Shik’s Scene

Aku membantu yang lain membereskan dapur. Namun sejak malam itu, mungkin aku tidak bisa melepaskan pandanganku kepada gadis itu, Kwon Jun Ah. Ya memang, saat ini aku sudah tidak lagi berhubungan dengan Hyun Shi. Dia sekarang menjadi bagian dari masa laluku yang buruk. Seperti hubungan kebanyakan orang, aku di duakan oleh model itu. Ya ini salahku dulu menantang wanita yang lebih tua dariku 4 tahun itu untuk menjadikan ia pacarku, alhasil aku yang kini menjadi korban.
Namun terlepas dari itu kini perhatianku mulai berpindah pada Jun Ah. Aku suka tipikal gadis seperti Jun Ah ; berambut ikal, coklat, bermata bulat, hidung mancung, dan riang. Hal ini yang tidak pernah ku temukan di dalam diri Hyun Shi. Ya, aku senang berjumpa dan satu tempat kerja dengannya. Saat membukakan pintu itu, aku merasa seperti seorang pangeran! Hahahaha, setidaknya aku melakukan ini pertama kali padanya bukan pada wanita jalang Hyun Shi itu.
Tapi kenapa semua orang memilih Jun Ah untuk kerja lembur malam ini. Tadi siang Joong Ki Hyung membuka vote untuk siapa yang akan lembur menemani Rae In malam ini, Jun Ah. Aku kasihan padanya, kerjaan dia sudah lumayan berat hari ini karena Na Ra sedang libur.
“Eonni! Aku sudah selesai mencuci piring, ayo segera kita buat cakenya!”
Ya! Kenapa kamu bersemangat sekali? Setidaknya berikan 15 menit untuk jari-jarimu, duduk sini kamu perlu tenaga untuk malam ini!”
Begitu saja, lalu aku menghampiri Rae In dan melakukan sedikit perbincangan rahasia.
“Rae In, mau buat apa?”
“Hmm? Susu hangat.”
“Ah sudah istirahatlah biar aku yang buat, 2 gelas kan?”
“Aku hanya membuatkan Jun Ah saja....” dia melirikku dengan ‘pandangan’ jitunya. “Kamu...,” dia mulai merapat dan berbisik, “..buatkan dia ya..3 sendok gula, 4 sendok susu bubuk,..mengerti?”
“....kenapa kamu bisa tahu...”
“Aku sudah cukup lama berteman dengannya!”
“Kenapa tidak pernah cerita...”
“Aku sengaja tidak pernah cerita, aku tahu bagaimana keadaanmu...dan sesuai janjiku dulu, jika aku bertemu dengan gadis yang sesuai dengan keinginanmu maka aku akan membawakannya padamu dengan caraku sendiri!” dia menepuk punggungku lalu menemani Jun Ah mengobrol.
~`Dia masih ingat dengan permintaanku yang sudah bertahun-tahun itu? Astaga, kalau begitu  benar-benar sebuah kesalahan ketika aku jadian dengan Hyun Shi...~`
Mendadak situasi terasa aneh ketika aku meletakkan gelas berisi cairan putih itu ke hadapannya. Dia menatapku, namun aku tak mau membalasnya. “Minumlah. Aku pulang.”
Aku segera bergegas ke ruangan loker, mengganti bajuku dan tidak lupa bermantel karena cuaca sudah mulai memasuki musim gugur. Angin di daerah ini bisa sangat kencang. Aku melewati mereka, ku lirik wajah itu ; sedang meminum susu dan tersenyum ketika berbincang dengan Rae In. ~`Apa yang 2 wanita itu perbicangkan?~`
“Bye..” ucapku ketika membuka pintu dapur dan melangkah keluar. Tentu saja dengan motor balapku aku akan segera pulang namun sepertinya mundur beberapa menit.
“Sunbaenim!” suara bulat itu memanggilku.
Aku mengurungkan niatku untuk memakai helm.
“Mwoya?”
“Hmm.....,” dia terdiam sejenak sambil merogoh saku celemeknya, “..susunya enak, terima kasih.” Ucapnya sambil meletakkan sebuah permen lolipop merah di dekat kunci kontak sepeda motorku. “Itu ucapan terima kasih!” katanya kemudian ia buru-buru masuk ke dalam resto, ya udara cukup dingin malam ini.
Aku meraih permen bertangkai itu....secara tidak sadar bibirku berkembang. Aku merasa senang, mungkin malam ini aku bisa tidur dengan benar-benar nyenyak.
***
Pukul setengah 9 pagi, aku menunggu Jun Ah di dekat sebuah gang kecil, biasanya setiap hari ia melalui jalan ini untuk pulang dan pergi ke Heaven. Namun pagi ini preman-preman dengan balutan perban putih di kepala menghadang jalan, dan aku tahu ini akan menjadi pagi yang buruk baginya. Aku menelusuri gang dan tiba di jalan satunya, aku melihatnya jalan menuju ke arah preman itu..aku harus menghentikannya sebelum semua preman itu melihat Jun Ah. Tapi....bagaimana caranya? Maju beberapa langkah saja aku sudah bisa dijangkau oleh mata preman itu.
“Jun Ah~ Jun Ah...~” aku berbisik sambil melakukan lompatan-lompatan kecil agar dia melihatku, aku lurus ada beberapa meter di depannya! “Meong...Eongg....Eeenngg...” ini ide terakhirku!
~`Ah dia melihatku, dia melihatku!!!~`
Dia mengendap-ngendap mengikuti suruhanku, and finally i got her tapi....kini preman itu malah jalan ke arah sebaliknya, ke arah Heaven..
“Sunbaenim, bagaimana ini?”
Aku masih bersembunyi dibalik tembok dan berfikir satu hal....
“Dengarkan aku,....hitungan ketiga apa pun yang terjadi ikuti saja, ok?”
“Hah? Apa yang akan....”

Uhm Hong Shik’s Scene End
***
“Hah? Apa yang akan....”
“Satu, dua,...” aku merasakan Hong Shik meraih dan menggenggam tanganku dengan kuat, “...tiga!!!”
“SUNBAENIM!!!!” aku teriak sekencang-kencangnya sama dengan apa yang kami lakukan sekarang! Dia menarikku sekuatnya, kami lari menuju Heaven dan saat aku menoleh ke belakang, “Mereka mengejar kita!” aku merasakan langkah kami menjadi lebih cepat.
Kami mendekati Heaven dan masuk ke dalam dapur, tentu saja...AKU BUTUH NAPAS BUATAN~~! Sudah lama aku sudah tidak pernah lari kalang kabut seperti ini!
“Hosh...hosh...hoshhh....”
“Apa yang kalian lakukan?” seseorang bertanya, di susul pertanyaan yang sama, aku masih sibuk mengatur napas.
“Jun Ah! Hong Shik!!” dua kalinya suara itu menyambut aku baru menoleh.
“Eum Jung Sunbaenim!” kemudian aku tersadar jika Hong Shik masih memegangi tanganku, aku berusaha melepasnya. AKU MALU!! >_<
“Mereka sudah pergi!” ucap Hong Shik padaku.
“Sunbae...” kalimatku di potong oleh Eum Jung.
“Apa yang sedang kalian lakukan?” tanya Eum Jung.
“Preman-preman itu mengejar kami...” ucap Hong Shik dengan nada yang masih ngos-ngosan.
Ku lihat Eum Jung hanya mengamati Hong Shik.....
“Wae?” tanya Hong Shik pada Sunbaenya.
“Cepat ganti baju kalian! Sekarang waktunya kerja!”
Aku buru-buru menuju loker meninggalkan Hong Shik yang masih berdiri dekat pintu, aku menepis semua apa yang sudah ku pikirkan sejak tadi, aku menyibukkan diri. Mencuci-mencuci-mencuci-mencuci....
“Hey Siput! Ingat, 1 kantung sabun 7 hari!” tegurnya kepadaku di sela-sela pekerjaanku sebelum istirahat siang menyambut.
Kemudian aku melanjutkan apa yang aku kerjakan namun...orang itu kembali lagi menghampiriku dan kali ini membawa satu potong Jelly Cake dan meletakkannya di samping toples garam. Dan dia berlalu tanpa kata-kata.
~`Ah Jelly Cake! Kenapa Hong Shik memberikan ini padaku...? Aku...~`
Langsung saja ku kunyah, kutelan....ahh~ ya sudah ku duga cake ini begitu lezat!
~`Gomawoyo Hong Shik...Oppa..^,^~`

:: Flashback End ::



*to be continue...*
[part 3]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar