- Title : Puppet of Death (sekuel The House Of Doll)
- Cast : Park Bom as Lyn - TOP as Kevin
- Genre : ?
- Rated : ?
Terkadang, ada saatnya aku merasa
mataku ini seakan ingin lompat keluar. Kepalaku seperti ditekan namun aku tidak
merasakan sakit. Berkali-kali aku mengerjapkan mata supaya rasa aneh yang
kurasakan di bagian mata tidak terlalu menyiksa. Begitu aku memejamkan mata dan
mulai kehilangan 30% kesadaran, rasa aneh itu datang kembali...
**
‘HOSH, HOSH, HOSH..’
Seperti malam-malam sebelumnya,
seminggu terakhir ini Kevin selalu saja bangun dari tidurnya tanpa sebab. Padahal
ia tidak bermimpi buruk, setiap kali terbangun badannya akan penuh dengan
keringat dan ia tampak terengah seperti habis berlari 3 kali mengelilingi
lapangan.
Kevin meraih kotak tisu dan
mengambil beberapa lembar kemudian menyekanya di bagian leher. Ia tampak heran,
ia mencoba mengingat mimpinya, namun berulang, yang ia ingat ia tidak
memimpikan apapun.
Mata tajam itu melirik ke sebuah
sudut dinding, pukul 3.47 dini hari. Maka ia melanjutkan dengan mandi kemudian
sejenak menonton TV.
~`Apa
yang sedang terjadi dengan tubuhku?~`
@_@
Suatu siang di hari ke-9 Kevin
mengalami kegiatan ‘aneh’ itu ia bertemu seseorang di kampusnya dan menatapnya
tajam.
Dia seorang wanita, tubuhnya
semampai kakinya indah, rambutnya panjang berwarna biru kehijauan melintas
begitu saja setelah menatap tajam Kevin.
“Hm?” ~`Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya....~`
“Kevin!!” tepuk seorang kawan
sekampusnya membuatnya memindah pandangan. “Mana titipanku, sudah kamu beli
kan?”
Kevin mengeluarkan sebuah boneka
cantik berukuran 30 cm dari tasnya dan memberikannya pada kawan perempuannya
itu. “Benar yang ini kan?” tanyanya memastikan sambil mencari sosok gadis berambut
hijau tosca itu.
“Yep, thanks ya...harganya ga lebih
dari uang yang kutitipkan padamu kan Kev?”
Tidak ada jawaban dari Kevin, ia
terus mencari sosok mirip boneka barbie itu.
“Kev!” bentak temannya. “Kamu ini
lagi diajak bicara kok malah matanya kesana kesini sih?”
“Eh, maaf..maaf...harganya pas kok,
ga kurang ga lebih. Sudah ya aku ada urusan dulu nih!” Kevin langsung ngacir
mencari sosok yang sudah menyedot perhatiannya itu.
Malamnya, Kevin benar-benar sulit
terpejam. Ia masih sibuk bertanya-tanya siapa wanita bak boneka yang tadi siang
ada di kampusnya. Karena Kevin tidak pernah melihat wanita sesempurna itu
selama ini.
“Siapa wanita itu? Ah!” Kevin
meremas erat sepreinya, ia gemas ingin bertemu dengan wanita berambut tosca itu
esok.
**
Kevin pagi-pagi sudah stay dikampus,
ia sengaja datang lebih awal dari jadwal kuliahnya hanya untuk mengelilingi
gedung kampus sebesar itu. Ia mencari wanita yang kemarin menatapnya tajam.
“Ah,...sungguh harus ku cari ke mana
lagi? Rasanya ini gedung fakultas terakhir yang di kelilingi!”
Karena Kevin merasa haus ia menuju
ke kantin kampus dan membeli sebotol minuman soda. Saat hampir membuka penutup
botol, ia dikejutkan oleh penampakan sosok wanita yang ia cari sedang duduk dan
mengobrol dengan seorang....lelaki.
Entah apa yang merasuki Kevin, ia
merasa jengkel wanita itu tengah berbincang dengan lelaki lain dan tanpa sadar
ia mengocok botol soda yang ia pegang, ia belum membukanya.
“Kenapa aku harus menemukannya
dengan cara seperti ini?”
Kevin mengelus tenggorokannya, lalu
membuka botol itu dengan polosnya.
‘ZROOTTHH!’ soda bening itu
menyembur seketika ke wajahnya menarik perhatian semua orang yang sedang
bersantai di kantin, termasuk wanita itu. Namun melihat tawa yang spontan dari
wanita berambut tosca itu Kevin kini benar-benar merasa bodoh dihadapan banyak
orang.
“Coba lihat pemuda itu..!” dengan
sisa tawanya Lyn membicarakan Kevin kepada teman lelakinya, Tom. Tom menoleh ke
belakang dan melihat Kevin dengan muka bodohnya.
“Apa orang itu yang kamu ceritakan
saat ini?”
Lyn mengangguk, “Dia. Tapi aku yakin
dia tidak ingat sama sekali, dia insan yang baru, bukan pribadi yang sama saat
Sera mengalungkan liontin hati kecil itu.”
“Tapi aku masih belum yakin jika
kamu adalah titisan kakak cantik yang Sera temui saat ia kecil.”
Lyn mengkerutkan dahi, “Hey aku
tidak bisa titisan ya! Aku ini ya berbeda dengan Bibiku! Lagi pula, mana aku
tahu jika ternyata Sera yang selama ini Bibi bicarakan..”
“Tapi beruntung kamu bisa menemukan
aku, karena hanya aku yang tahu rahasia Sera...seandainya saja...” Tom menunduk
dan membuang nafas panjang.
“Aku yakin kita bisa. Sepertinya trikku
kemarin berhasil membawanya ke sini.”
~`Sera,
akhirnya aku berhasil menemukannya. Seandainya kamu ada disini sekarang bersama
kami....~`
Tidak ada komentar:
Posting Komentar