Senin, 23 April 2012

Puppet of Death -1-




  • Title : Puppet of Death (sekuel The House Of Doll)
  • Cast :  Park Bom as Lyn - TOP as Kevin 
  • Genre : ?
  • Rated : ?


Terkadang, ada saatnya aku merasa mataku ini seakan ingin lompat keluar. Kepalaku seperti ditekan namun aku tidak merasakan sakit. Berkali-kali aku mengerjapkan mata supaya rasa aneh yang kurasakan di bagian mata tidak terlalu menyiksa. Begitu aku memejamkan mata dan mulai kehilangan 30% kesadaran, rasa aneh itu datang kembali...

**

‘HOSH, HOSH, HOSH..’

Seperti malam-malam sebelumnya, seminggu terakhir ini Kevin selalu saja bangun dari tidurnya tanpa sebab. Padahal ia tidak bermimpi buruk­, setiap kali terbangun badannya akan penuh dengan keringat dan ia tampak terengah seperti habis berlari 3 kali mengelilingi lapangan.

Kevin meraih kotak tisu dan mengambil beberapa lembar kemudian menyekanya di bagian leher. Ia tampak heran, ia mencoba mengingat mimpinya, namun berulang, yang ia ingat ia tidak memimpikan apapun.

Mata tajam itu melirik ke sebuah sudut dinding, pukul 3.47 dini hari. Maka ia melanjutkan dengan mandi kemudian sejenak menonton TV.

~`Apa yang sedang terjadi dengan tubuhku?~`

@_@

Suatu siang di hari ke-9 Kevin mengalami kegiatan ‘aneh’ itu ia bertemu seseorang di kampusnya dan menatapnya tajam.

Dia seorang wanita, tubuhnya semampai kakinya indah, rambutnya panjang berwarna biru kehijauan melintas begitu saja setelah menatap tajam Kevin.

“Hm?” ~`Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya....~`

“Kevin!!” tepuk seorang kawan sekampusnya membuatnya memindah pandangan. “Mana titipanku, sudah kamu beli kan?”

Kevin mengeluarkan sebuah boneka cantik berukuran 30 cm dari tasnya dan memberikannya pada kawan perempuannya itu. “Benar yang ini kan?” tanyanya memastikan sambil mencari sosok gadis berambut hijau tosca itu.


“Yep, thanks ya...harganya ga lebih dari uang yang kutitipkan padamu kan Kev?”

Tidak ada jawaban dari Kevin, ia terus mencari sosok mirip boneka barbie itu.

“Kev!” bentak temannya. “Kamu ini lagi diajak bicara kok malah matanya kesana kesini sih?”

“Eh, maaf..maaf...harganya pas kok, ga kurang ga lebih. Sudah ya aku ada urusan dulu nih!” Kevin langsung ngacir mencari sosok yang sudah menyedot perhatiannya itu.

Malamnya, Kevin benar-benar sulit terpejam. Ia masih sibuk bertanya-tanya siapa wanita bak boneka yang tadi siang ada di kampusnya. Karena Kevin tidak pernah melihat wanita sesempurna itu selama ini.

“Siapa wanita itu? Ah!” Kevin meremas erat sepreinya, ia gemas ingin bertemu dengan wanita berambut tosca itu esok.

**

Kevin pagi-pagi sudah stay dikampus, ia sengaja datang lebih awal dari jadwal kuliahnya hanya untuk mengelilingi gedung kampus sebesar itu. Ia mencari wanita yang kemarin menatapnya tajam.

“Ah,...sungguh harus ku cari ke mana lagi? Rasanya ini gedung fakultas terakhir yang di kelilingi!”

Karena Kevin merasa haus ia menuju ke kantin kampus dan membeli sebotol minuman soda. Saat hampir membuka penutup botol, ia dikejutkan oleh penampakan sosok wanita yang ia cari sedang duduk dan mengobrol dengan seorang....lelaki.

Entah apa yang merasuki Kevin, ia merasa jengkel wanita itu tengah berbincang dengan lelaki lain dan tanpa sadar ia mengocok botol soda yang ia pegang, ia belum membukanya.

“Kenapa aku harus menemukannya dengan cara seperti ini?”

Kevin mengelus tenggorokannya, lalu membuka botol itu dengan polosnya.

‘ZROOTTHH!’ soda bening itu menyembur seketika ke wajahnya menarik perhatian semua orang yang sedang bersantai di kantin, termasuk wanita itu. Namun melihat tawa yang spontan dari wanita berambut tosca itu Kevin kini benar-benar merasa bodoh dihadapan banyak orang.

“Coba lihat pemuda itu..!” dengan sisa tawanya Lyn membicarakan Kevin kepada teman lelakinya, Tom. Tom menoleh ke belakang dan melihat Kevin dengan muka bodohnya.

“Apa orang itu yang kamu ceritakan saat ini?”

Lyn mengangguk, “Dia. Tapi aku yakin dia tidak ingat sama sekali, dia insan yang baru, bukan pribadi yang sama saat Sera mengalungkan liontin hati kecil itu.”

“Tapi aku masih belum yakin jika kamu adalah titisan kakak cantik yang Sera temui saat ia kecil.”

Lyn mengkerutkan dahi, “Hey aku tidak bisa titisan ya! Aku ini ya berbeda dengan Bibiku! Lagi pula, mana aku tahu jika ternyata Sera yang selama ini Bibi bicarakan..”

“Tapi beruntung kamu bisa menemukan aku, karena hanya aku yang tahu rahasia Sera...seandainya saja...” Tom menunduk dan membuang nafas panjang.

“Aku yakin kita bisa. Sepertinya trikku kemarin berhasil membawanya ke sini.”

~`Sera, akhirnya aku berhasil menemukannya. Seandainya kamu ada disini sekarang bersama kami....~`


to be continue . . . 
[part 2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar