Senin, 16 Mei 2011

WAKTU

Sempat ada yang hilang
Namun sempat datang
Pernah menciptakan suasana khas
Ketika hilang, ditinggalkan

Itulah Kenangan . . .

Putar kembali musiknya
Bernostalgia dengan suasana
Pijakkanlah dengan segenap rasa
Itulah masa kini

Bukan untuk sepenuhnya dibenci
Tidak juga harus sepenuhnya disukai
Kadang kala,
Tetapi itulah masa lalu

*backsound by Peterpan | 01:49 wita ~ 15.5.11
 




FF tengah malam -3-

Terdengar musik yang amat keras dan keadaan yang riuh, tampaknya didalam klub sedang diadakan pesta besar-besaran. Dia, bintang malam ini sedang menari diatas panggung. Tubuhnya lentur dan hentakan musik hip hop membuatnya ‘membara’ malam ini.
 
Young Bae memperhatikan pemuda itu, ia bukan hanya seorang bartender sebenarnya namun lebih dari itu. Hanya saja Young Bae adalah tipe pemalu untuk menunjukkan bakatnya di depan orang banyak.
“Hei YB, jangan melamun saja cepat sajikan minuman! Malam ini kamu lembur!” kata pemilik klub malam yang kebetulan saja sedang memergokinya terpana melihat pemuda berandalan itu.
Tidak lama kemudian terdengar keributan ditengah penikmat pesta, seseorang menemukan kekasihnya tengah mabuk dan menghajar pria yang sedang bersama kekasihnya itu. Young Bae awalnya tidak menggubrisnya, namun keributan itu semakin meluas dan akhirnya benar-benar ricuh.
“Hey, bisakah kalian selesai urusan ini di luar klub?” tanya Young Bae menengahi.
Salah satu dari mereka menggebrak meja bar dengan cukup keras di hadapan Young Bae dan memecahkan satu gelas kecil. Melihat ini tentu saja Young Bae tidak ingin mendengar bos marah-marah kepadanya.
“Tolong, kalian selesaikan diluar saja.” Pinta Young Bae baik-baik pada mereka yang datang bersama pria yang memergoki kekasihnya itu.
Nampaknya permintaan Young Bae memancing kekesalan pria itu.
Nyaris pria itu menarik baju Young Bae, namun seseorang menahannya.
“Kalian punya telinga, selesaikan masalah ini diluar. Kamu merusak pestaku, mengerti?!” ucap pelan seorang yang Young Bae kagumi itu, Kwon Ji Yong.
Akhirnya masalah kecil tadi bisa teratasi dan pesta kembali berlanjut.
“Maaf, ku jamin gajimu tidak akan berkurang gara-gara gelas yang pecah.” Ucapnya santai sambil meminta segelas air putih.
“Ah, seharusnya saya yang meminta maaf karena pesta Anda menjadi tidak nyaman gara-gara mereka.”
“Tidak masalah, ah tadi aku sempat melihatmu melihat tarianku. Menurutmu buruk ya?”
“Tidak, itu terlihat bagus.”
Ji Yong mengingat wajah Young Bae, sepertinya ia pernah melihatnya. “Aku familiar dengan wajahmu...sepertinya kita pernah bertemu.”
“Ya dulu.” Jawab Young Bae sembari melayani pesanan orang lain.
“Dimana?”
Young Bae tampak tertawa geli mengingatnya, “sekitar 5 bulan yang lalu. Aku datang ke acara kompetisi dance, namun aku tidak berhasil menang.”
Ji Yong menjentikkan jarinya, “aku ingat. Hey tahu tidak aku ingin belajar menari darimu, menurutku tarianmu stabil. Aku tidak begitu bisa menari sebenarnya, ya aku ikut lomba itu karena mengincar pengalaman saja.”
Tentu saja sudah sepantasnya Ji Yong mengatakan hal itu, dia bukan datang dari keluarga yang sederhana seperti Young Bae.
Mereka berbincang asyik malam itu, dan atas rekomendasi Ji Yong, Young Bae bisa mengajar tari di sebuah sanggar ternama dan kini sudah sepantasnya Ji Yong mengatakan hal itu, dia bukan datang dari keluarga yang sederhana seperti Young Bae.
Mereka berbincang asyik malam itu, dan atas rekomendasi Ji Yong, Young Bae bisa mengajar tari di sebuah sanggar ternama dan kini Young Bae merasa berjasa terhadap Ji Young karena itu, dan kini Young Bae benar-benar menjaga Jenny untuk Ji Yong. Tentu saja Jenny tidak pernah akan tahu hal ini.
***
Suatu siang terik, Jenny baru kembali dari sekolah. Dia terpaksa diantarkan Seung Hyun karena Seung Ri tidak bisa menjemputnya karena harus segera terbang ke Jepang untuk menjalani akademi seni. Jenny tidak mengatakan kepada Ji Yong jika Seung Ri tidak menjemputnya siang ini.
Sampai kamarnya, dia langsung buru-buru melihat mawar pelangi yang beberapa bulan yang lalu diberikan oleh kekasihnya. Hari ini nampak agak sedikit layu mungkin karena udara diluar sangat panas dan makhluk hidup manapun memerlukan air.
.....
Seminggu kemudian cuaca sudah berubah menjadi musim dingin, hujan sering turun dan sudah cukup lama dirinya tidak menemui Seung Hyun karena seniornya itu harus menempuh ujian kampus. Namun dia mulai teringat dengan malam dimana dirinya hanya berdua dirumah bersama Ji Yong.
*
“Yah, ini sudah pagi. Seharusnya kamu tidur di rumah sekarang.” Ucap Jenny menyuruh Ji Yong pulang dan beristirahat.
Ji Yong melihat jam tangannya, hampir mendekati pukul 3 pagi.
“Iya, aku letih sekali. Tapi sayang satu pun kakakmu belum pulang juga.”
Jenny menengok ke belakang, ke arah pintu masuk rumah. Begitu sepi.
“Lalu?”
“Lalu??”
“Perlukah aku mengantarmu pulang dengan mobilku?” tawar Jenny.
Ji Yong tidak menjawabnya, dia mengambil iPad milik kekasihnya kemudian membuka pemutar musik.
“Ada baiknya rileks sebentar.”
Sementara Ji Yong mendengarkan lagu slow dari iPad Jenny, mawar pelangi itu benar-benar menarik perhatian Jenny. Inilah yang selama ini ingin dimiliki Jenny, karena mawar langka seperti ini tidak akan bisa bertahan sepanjang jaman. Karena kini mawar tersebut sudah menjadi miliknya, ia meletakkan di dekat jendela kamarnya dilantai atas.
*
Mawarnya terlihat layu seminggu terakhir ini...ada apa? Perasaanku jadi tidak enak.
Ini pukul 4 sore dan hujan lebat sekali diluar. Kakak tertuanya, Young Bae seperti biasa sedang berasa di sanggar mengajar tari, sedangkan Dae Sung sedang asyik dikamarnya bersama komik dan film doraemon-nya.
Entah apa yang menggerakkannya, Jenny langsung meraih kunci mobil dan pergi tanpa meninggalkan pesan apapun, ponselnya pun tertinggal di atas meja makan.
Kenapa? Ke mana aku akan pergi?
Selama beberapa jam kepergian Jenny benar-benar berujung dengan kejutan. Hujan nampak mereda namun mawar pelangi itu rupanya merupakan suatu isyarat.


to be continue . . .