Rabu, 14 Maret 2012

The House of Doll -2-




***

‘SRENG, SRENG.’

Mama sedang sibuk dengan masakan yang ia buat semenjak sore tadi. Sera hanya menunggu tenang sambil mengiris wortel sebagai bahan sayuran. Sedangkan Papa sedang membetulkan pintu belakang yang engselnya karatan dimakan usia.

“Hhhh~” begitu panjang Sera menghela nafas, membuat Mamanya menoleh, menghentikan aktivitas memasaknya.

“Kenapa Sera? Kamu tidak suka dengan rumah baru kita?”

Sera menggeleng, ia menatap potongan-potongan wortel itu sambil serius memotong. “Bukan Mam, aku nyaman dengan rumah barunya...tapi sepertinya tetangga baru kita tidak memiliki anak seusiaku..aku tidak bisa berdiam diri dirumah seperti ini. Aku juga tidak tahu dimana sekolahan..jika jauh kasian Pap yang mengantar.”

“Kalau begitu berkelilinglah diluar, siapa tahu kamu menemukan remaja seusiamu.”

Sera melirik keluar jendela, “Sudah gelap Ma, besok pagi saja.”

Tapi Mama merebut pisau dan mengusir Sera, “Setidaknya cari udara segar di luar, cuaca disini bagus tidak seperti di kota.”

Melihat Mamanya yang keras kepala seperti itu, Sera kembali menghelas nafas dan menerima saran. Ia menengok Papa sebentar lalu ia duduk di teras depan, kemudian berjalan ke halaman rumah yang cukup luas itu dan memandangi rumah besar berwarna Peach itu.

`Rumah ini sangat besar...kamarku yang mana ya? Ah, sepertinya aku salah memilih kamar...aku jadi tidak bisa melihat halaman ini...`

Sera mengelilingi halaman dengan lebar 17 meter dan panjang 6 meter. Ia berencana akan menyapu halaman ini esok pagi.

Rumah itu mirip seperti rumah boneka, dari tekstur dindingnya, gaya atapnya, pintu, bisa dikatakan ini adalah replika dari House Doll.

‘KLOTAK!’

Sera segera mencari sumber bunyi itu, ia mempertajam indera pendengarannya dan menemukan sebuah titik tidak jauh dari tempat ia berdiri. Ia menemukan sebuah lantai kayu namun hanya berukuran 60x60 cm yang terdapat di antara lantai keramik coklat. Sera merabanya, ia menemukan sebuah benjolan kecil. Awalnya ia berfikir itu pintu rahasia, namun sepertinya itu hanya sebuah variasi pada lantai.

‘PETT!’