Selasa, 07 Februari 2012

~HEAVEN~ [part 7]

cast :  Song Joong Ki - Kwon Jun Ah - Yoo Ah In - Kim Sang Beom





Uhm Hong Shik’s Scene

“Nah, apa ku bilang...akhirnya dia datang kan?” ujar Kim yang membuka pintu itu untuknya. Aku menjaga jarak dengan Kim, sebenarnya aku tidak ingin bertemu dengannya namun....
“Kim Sang Beom, sedang apa kamu....?”
Kim kemudian pergi dari rumahku, kini aku melihat gadis itu....lebih kurus dari dugaanku....dia terlihat pucat dan sungguh jauh dari kata sehat.
“Oppa! Oppa kapan pulang? Kenapa tidak....” dia melihat jemariku, ya aku tidak memaikai cincin itu lagi. “Cincinmu...kemana cincinnya Oppa?”
Dia terlihat panik dan mengecek semua jemariku tanpa menyentuhnya. Aku sebagai lelaki berusaha tegar dan tidak menunjukkan apa yang kurasakan saat ini melalui gesture tubuh.
“Pergilah.....kamu bukan Jun Ah.” Kemudian aku buru-buru menutup pintu dan menguncinya...dia berteriak di luar sana, menggedor pintuku...aku menarik nafas dalam-dalam. Pandanganku terpaku dengan lembar-lembar kertas di atas meja, aku mengambilnya dan kembali membuka pintu. Ku lihat air matanya sudah membanjiri pipinya. Dengan jelas bisa ku lihat lingkaran hitam di matanya...
‘SRAK!’ aku melempar kertas-kertas itu ke wajahnya, diam seketika. Dia memunguti kertas itu dan tampak terkejut...aku tidak tahu harus mengambil sikap seperti apa atas apa yang ku terima sebulan yang lalu itu.
“Apa ini Oppa....”
“Sudah ku bilang pergi...pergilah...hidup saja dengan orang itu, kamu tampak cocok menghabiskan malam bersamanya.”
Aku kembali menutup pintu dengan pelan, aku tidak bisa bertingkah kasar...bagaimana pun aku masih mencintai Jun Ah dengan segenap hatiku...cincin itu masih ada...ku simpan dan akan ku pakai jika semua hal sudah membaik, tentu saja jika aku masih menjalin hubungan dengannya.
Tak ku pungkiri akhirnya air mata ini jatuh juga....sekeras apa pun aku menahannya ini semakin membuatku sakit, aku sulit bernafas...aku....apa yang Jun Ah lakukan? Kepercayaan? Apa masih ada kepercayaan selama ini?
*
Aku hanya duduk di depan televisi seharian ini, di luar hujan deras, suara petir itu menggaung-gaung berisik sekali. Tapi Jun Ah masih belum pergi dari depan pintuku. Aku harus bagaimana? Aku sedari tadi bertanya-tanya pada diriku sendiri...~`apa mungkin Jun Ah tega mengingkari keputusannya sendiri? Di foto-foto itu nampak wajah Joong Ki yang sangat senang menghabiskan malam dengan Jun Ah....Jun Ah tidur dengan Joong Ki? Dengan sahabatku sendiri? Apakah Jun Ah ‘segampang’ itu? Jun Ah....Jun Ah....gadis yang ku cintai itu, apa dia tidur...ditiduri oleh Joong Ki Hyung?~`

Uhm Hong Shik’s Scene End
***
“Tidak...aku tidak melakukannya....aku tidak pernah tidur dengan Joong Ki...aku tidak pernah......” gumamku tidak percaya.
“Jun Ah!” panggil seseorang di tengah-tengah rintikan hujan.
“Joong Ki-ssi?” aku langsung memungut foto-foto itu dan langsung membabi buta memarahi orang itu. “INI APA? INI APA? JELASKAN PADANYA JIKA AKU TIDAK PERNAH MELAKUKAN INI! KAMU MEMFITNAHKU! INI FITNAH!! FITNAH!!!” Aku terisak, percuma saja Joong Ki tak bisa membedakan yang mana air mataku dan yang mana air hujan...badanku basah kuyup.
“Jun Ah,.... Jun Ah!” Joong Ki tak kuberi kesempatan untuk berbicara, aku tidak bsia mengontrol diriku.
“Sudah ku bilang pergi.” Ucap Hong Shik datar. “Kalau perlu ajak dia bermalam di rumahmu Hyung.” Ucapnya dengan tatapan nanar....
“Oppa! Orang ini memfitnahku! Aku tidak pernah tidur dengannya!”
Joong Ki mendorong Hong Shik masuk ke dalam rumah, mereka mencampakkan aku diluar.
***
Author’s POV

“Dengarkan aku...ku mohon kali ini dengarkan aku....”
“Apa Hyung? Apa lagi yang harus dijelaskan? Cepat bawa dia pergi dari sini.”
Joong Ki mencegah Hong Shik yang hendak berlalu.
“Aku tidak pernah tidur dengannya, dia tidak pernah tidur denganku, ini semua ide Kim Beom agar Jun Ah berpisah denganmu.”
“Tapi Hyung menyukainya kan? Ingin memilikinya kan?”
Pandangan Hong Shik benar-benar tajam dan menakutkan, seperti singa yang siap menerjang mangsanya.
“Iya aku memang menyukainya! Aku menggunakan cara busuk agar kamu dan dia berpisah! Kim Beom datang membantuku! Foto itu diambil oleh Kim semuanya, aku hanya di suruh ini itu untuk meyakinmu jika foto itu benar! Itu semuanya bohong! Kamu tidak mempercayaiku? Kamu tidak mempercayai Jun Ah?”
“Percaya? Apa itu kepercayaan?”
Hong Shik benar-benar terlihat menyeramkan dengan ekpresi datar secara bersamaan.
‘BUKK!’
Joong Ki menariknya dan memberikan satu pukulan tepat di ujung bibirnya.
“Apa ini seorang Hong Shik yang aku kenal?! Apa ini kekasih Jun Ah yang dia banggakan hadapan banyak orang? Siapa kamu? Kamu bukan Uhm Hong Shik yang aku kenal!!!!”
Kemudian Joong Ki keluar dan menarik Jun Ah agar pergi dari tempat itu. Namun sudah di duga cara itu akan memberikan sebuah perlawanan.
“Jangan sentuh aku! JANGAN SENTUH AKU!!”
“Jun Ah, aku tidak pernah tidur denganmu!”
Jun Ah menatapku, “Jun Ah....” tak disangka dia mendorong Sajangnim manekin begitu kuat sampai terjatuh. Joong Ki pantas menerima perlakuan ini.
“Jangan pernah sentuh aku...” ucap Jun Ah dengan suara yang mulai gemetar karena kedinginan.
Sosok mirip manekin itu ikut basah juga, payungnya terlempar jauh. Dia melihat raut wajah matahari itu berubah seperti petir dan awan hitam...
“Jeongmal mianhae Jun Ah..” ucap laki-laki itu sambil mengubah posisinya menjadi berlutut sambil menunduk di bawah hujaman air.
Jun Ah tidak meresponnya, tatapannya pecah antara foto-foto yang berserakan itu dan ingin menggedor pintu berukir gambar malaikat di depannya. Dia masih belum bisa menerima keadaan ini. Sementara itu di tempat lain Kim Beom sudah mengemasi barang-barangnya, dia akan kembali ke Amerika saat ini juga. Karena ia sadar ia akan menjadi incaran selanjutnya. Namun Rae In tiba-tiba datang ke rumah Jun Ah dan memaksa masuk mencari Kim. Mungkin jika Rae In terlambat beberapa menit saja ia kehilangan orang picik ini.
Ahjumma tidak bisa berbuat apa-apa, karena sejatinya dari dulu In Jung Ahjumma mengetahui jika kelakuan Kim ini selalu menyusahkan orang lain, trouble maker!!
“YA KIM SANG BEOM!” teriak Rae In yang kemudian membuka pintu kamarnya dan menampar Kim dengan amat sangat keras.
“Kamu....?” Kim mencoba mengingat gadis yang umurnya sepantaran dengan Hong Shik ini. “Kamu pegawai Joong Ki Hyung kan?”
“Kalau aku pegawai memangnya kenapa?! Aku sudah tahu siapa kamu dan apa yang kamu lakukan pada mereka!”
“Lalu? Aku harus apa? Semuanya sudah terjadi ya sudah!” dengan gampangnya Kim mengatakan itu sambil terus mengemasi barang.
Rae In kemudian menarik bahu Kim dan membantingnya ke lantai, Rae In pernah belajar Judo.
“Aaaa....aw.....aaaahhhhh!” teriak Kim memenuhi ruangan itu. “Jangan pernah lakukan hal itu lagi....” belum sempat Kim menyelesaikan kalimatnya, Rae In menindihnya dan mengunci lehernya dan Kim kembali berteriak kesakitan. Karena Rae In dan Kim adalah orang luar, maka In Jung Ahjumma menghubungi pemiliki rumah dan mengatakan ada keributan kecil terjadi dirumah.
*
“Apa benar sesuatu sekarang sedang terjadi di antara Jun Ah dan Hong Shik?” tanya Ibu Jun Ah.
Rae In memukul kepala Kim agar ia menjawab, namun Kin hanya mengangguk. Dia juga menahan rasa sakit.
“Dia yang melakukan semua ini! Dengan Joong Ki!” ucap Rae In yang masih terbawa emosi, ya emosi yang beralasan.
“Joong Ki?” Tuan Kwon bingung kenapa nama anak itu disebut.
Kemudian dengan baik hati Rae In menjelaskan semuanya, ia sudah lama mengetahui hal ini namun ia hanya diam saja.
“Joong Ki menyukai Jun Ah sejak lama, namun tidak ada celah baginya untuk masuk ke dalam hubungan mereka. Kim datang membantu Joong Ki menyusun rencana busuk buat merusak hubungan Jun Ah dengan Hong Shik..aku yakin, Kim tidak mungkin datang dengan suka rela ke sini. Apalagi sampai lama ada di Seoul.”
Tuan Song kemudian teringat sesuatu.
“Apa...Tuan Song bermain dibalik semua ini?”
Kim terlihat gelisah.
“Jawab pamanmu ini!” emosi Tuan Kwon meledak mengejutkan semua orang yang ada disana, dia menggebrak meja dengan spontan.
“Awalnya memang Tuan Song yang menyuruhku ke sini agar Joong Ki bisa bersama dengan Jun Ah, namun akhirnya Tuang Song membatalkan rencana ini....”
“Membatalkan? Kapan dia membatalkannya?” ucap Tuan Kwon dengan  nada tinggi, urat lehernya terlihat jelas.
“Setahun yang lalu...”
“Setahun yang lalu?” tanya Tuan Kwon padanya dan juga pada dirinya sendiri.
“Tentu saja Kim membuat rencana busuk setelah itu....sudah ku duga Joong Ki tak kan bisa meniduri seorang Jun Ah!” ucapnya mengejutkan Ibu Jun Ah.
“Apa katamu? Joong Ki meniduri Jun Ah?”
Terlihat sangat marah, Tuan dan Nyonya Kwon.
“Sebulan yang lalu Hong Shik bercerita padaku ia menerima beberapa lembar foto Jun Ah yang sedang mengenakan pakaian setengah terbuka dan terlihat berpose bersama Joong Ki di sebuah penginapan...aku tahu bagaimana Joong Ki, tidak mungkin dia seberani itu menyentuh Jun Ah! Lagi pula pada foto itu Jun Ah terlihat tidur sangat pulas...ini semua pasti ulahnya!” Rae In membubuhkan toyoran pada kepala Kim, jelas ini membuat emosi, termasuk In Jung Ahjumma ikut menjewer telinga Kim.
“Ya memang benar, aku memberi Jun Ah obat bius di minuman yang aku berikan padanya, lalu mau apa? Semuanya sudah terjadi!” jawab Kim lagi-lagi dengan entengnya.
Tuan Kwon memberi satu pukulan kepada Kim, Nyonya Kwon memberi banyak tamparan padanya dan lalu benar-benar melemparnya keluar rumah.

Author’s POV End
***
Tidak sehat. Begitulah perasaanku saat ini, aku masih menunggu Oppa membukakan pintu untukku..karena aku rasa aku tidak kuat lagi berdiri.
***
‘TIIT, TIIT, TIIT...’
Kurasakan lembut menyentuh punggungku, perlahan ku buka mata yang melekat kuat ini. Yang kulihat adalah putih, sepertinya itu dinding...atau sesuatu yang terbuat dari beton. Auh, aku mencoba menggerakkan leherku untuk melihat sisi kanan dan kiri. Namun sepertinya tenagaku benar-benar habis sampai aku mendengar langkah kaki seseorang, ku dengarkan baik-baik...ku ingat, seperti bunyi sepatu Ibu....
“Aa!~ Jun Ah sadar, Jun Ah sadar!”
Teriaknya, ya benar itu adalah Ibu...tapi apa yang ia katakan? Sadar? Apa aku baru saja pingsan?

‘GREEETTTT’
Perawat meninggikan tempat tidurku, aku tidak kuat bangkit dari tidurku....aku merasa lapar, haus....aku sudah tidak bisa mengingat apa-apa. Yang ku tahu sekarang aku dirumah sakit.
“Jun Ah...Jun Ah...” isak Ibu, aku tidak tahu kenapa ia menangis.
“Ibu kenapa menangis?” tanyaku, bahkan aku terkejut sendiri ketika mendengar suaraku begitu tak bertenaga.
“Ibu hanya rindu padamu Jun Ah...” isaknya.
“Omonim..” panggil seseorang dari arah pintu, dia membawa seikat bunga mawar merah.
“Oppa!” ucapku senang, namun mendadak aku jadi mengingat semuanya.
Dia hanya tersenyum sambil kemudian mengecup kepalaku dan meletakkan buket bunga itu pada vas.
“Hong Shik-ah temani sebentar dia, Ibu mau menanyakan kapan makanan akan datang.”
Ye, Omonim.”
Oppa duduk dan kemudian meraih tanganku dan menciumnya. “Apa kabar Jun Ah?”
“Aku tidak melakukannya Oppa...” malah kalimat itu yang terucap dan dengan mudahnya aku menangis.
“Sssttt, Jun Ah...” dia menyeka air mataku. “Jun Ah, aku minta maaf karena membuatmu seperti ini...”
“Oppa,..” sebutku dengan suara yang gemetar.
“Mianhae, Oppa tidak mempercayaimu saat itu...seharusnya Oppa tidak membiarkanmu diluar rumah dengan keadaan basah kuyup seperti itu...”
“Oppa yang membawaku ke sini?”
“Iya...kata dokter badanmu sangat lemas, apa selama ku tinggal kamu mengacaukan jam makan? Apa kamu makan sembarangan? Jun Ah..”
“Kenapa Oppa membawaku ke rumah sakit? Aku tidak suka tempat ini...”
“Kamu demam tinggi Jun Ah, Oppa tidak bisa membawamu pulang...suasana rumah kata Ayahmu sedang buruk...”
“Ada apa? Apa yang terjadi?”
“Ayah bilang Rae In datang kerumahmu dua hari yang lalu, dia menghajar Kim Beom habis-habisan. Ayahmu bilang mengusir Kim dari rumah juga.”
Aku menghelas nafas, sepertinya itu memang sungguh pantas Kim dapatkan.
“Lalu, Joong Ki bagaimana? Apa dia sudah mengakui semuanya di depan kalian?”
Oppa menggangguk, “Sudah,...” kalimatnya menggantung.
Aku mengangkat dagunya, ingin mendengar kalimat selanjutnya.
“Joong Ki menjual restonya.”
“Heaven??” aku cukup terkejut mendengar berita ini. “Kenapa? Ada apa?”
“Dia kemarin ke sini, berpamitan kepada semuanya. Dia tidak akan lagi tinggal disini, dia menyusul Kim yang sudah kembali terlebih dahulu. Dia akan berangkat setelah kamu sehat.”
***
Author’s POV

Setelah beberapa hari keadaan mulai membaik namun sebuah pengakuan dari Rae In membuat Hong Shik dan Jun Ah juga terkejut. Ia memendamnya selama beberapa tahun belakangan. Rae In mengatakan jika ia menyukai Joong Ki sudah lama namun begitu tahu Joong Ki menyukai Jun Ah, Rae In lebih memilih untuk menyimpan perasaannya ini. Dia juga mengalami tekanan batin karena selalu saja tidak sengaja mengetahui fakta-fakta busuk yang Kim Beom lakukan  bersama Joong Ki.
“Eonni, katakan ini pada Joong Ki...”
“Aku tidak bisa.”
“Apa Eonni tidak tahu? Joong Ki akan meninggalkan Seoul setelah aku menemuinya sore ini...”
Wajar Rae In terkejut, ia sama sekali tidak mengetahui hal ini. “Ke mana?”
“Amerika,..mungkin?” jawab Hong Shik.
“Sebaiknya katakan semua apa yang Eonni rasakan kepada Joong Ki...ini sama saja Eonni memberikan dia kesempatan kedua untuk menyukai gadis seperti Eonni.”
“Dia menyukaimu Jun Ah!”
“Kita ngga pernah tahu perasaan seseorang, Eonni.”
Sore harinya mereka bersama mengunjungi rumah Joong Ki dan menyelesaikan semuanya. Tentu saja Hong Shik masih merasa sebal dengan kelakuan Hyungnya itu. Dia adalah tipikal orang pendendam dan susah untuk melupakan kejadian semacam ini. Namun seiringnya waktu dan juga ada Jun Ah di sisinya mungkin Hong Shik akan lebih mudah memaafkan Joong Ki.
Suasana mereka berempat ketika berkumpul terasa mencekam, bukan Jun Ah namanya jika tidak membukanya dengan wajah mataharinya.
“Sudah lama kita tidak bertemu ya....apa kabar Sajangnim?”
Hong Shik mendengus kesal karena pacarnya masih saja memanggil manekin itu dengan sebutan ‘Sajangnim’.
Joong Ki berdiri dan membungkuk 90 derajat. “Cwesonghamnida! Cwesonghamnida!!”
Rae In menatap Joong Ki miris.
Jun Ah melirik Hong Shik yang masih memalingkan muka itu.
“Sudahlah Hyung, yang sudah terjadi biar berlalu. Ku anggap masalah ini sudah selesai. Jika sudah selesai, aku dan Jun Ah akan pergi.” Hong Shik menarik Jun Ah dan meninggalkan mereka berdua.
......
Suasana menghening kemudian.
“Joong Ki, apa benar kamu akan meninggalkan Seoul?”
“Iya. Sepertinya hidupku tidak akan tenang jika aku terus berada di sekitar mereka. Pergi jauh mungkin adalah cara terbaik untukku saat ini.”
Tenggorokan Rae In seperti tersekat, padahal ia ingin mengatakan hal yang selama ini ia pendam. “Joong Ki-ah...,selamanya meninggalkan Seoul?”
Pandangan Joong Ki kosong, “Aku tidak tahu Rae, aku hanya ingin mencari suasana baru saja. Sekarang Heaven bukan milikku lagi.”
“Iya...aku dengar Jun Ah membelinya darimu,..setelah ini tidak mungkin aku bekerja disana lagi...”
“Kenapa?” kali ini Joong Ki menatap Rae In, seolah peduli atau memang peduli?
“Aku berfikir ingin mempunyai kehidupan baru, ya sama sepertimu...”
“Apa yang kamu sembunyikan Rae In?”
Selayaknya seorang sahabat lama, Joong Ki pun mengerti dan memahami Rae In saat ini.
Rae In buru-buru pamit namun Joong Ki mencegahnya, “Tidak ingin mengatakannya padaku? Kamu masih menganggapku temanmu kan?”
~`Joong Ki, kenapa kamu tidak pernah menyadari perasaan ini...~` batin Rae In.
“Rae In!” kali ini suara keras Joong Ki membuat Rae In tersentak.
“Maaf Joong Ki, aku baru mengatakannya sekarang...sudah lama aku menyukaimu..” bersamaan dengan itu Rae In menghela nafas panjang.
Joong Ki melepaskan cengkraman tangannya, “Mwoya? Rae In...kenapa...kenapa kamu baru mengatakan hal ini sekarang? Kenapa setelah semua apa yang kulakukan pada Jun Ah! Kenapa!?”
“Mianhae Joong Ki-ah..begitu aku tahu kamu menyukai Jun Ah, aku memilih mundur..karena aku tahu aku tidak sebanding dengan Jun Ah..”
*
Mengingat hal itu, keesokan harinya Joong Ki benar-benar meninggalkan Seoul dan menyusul sahabat bejatnya (?) itu ke Amerika. Namun, seperti biasanya..dia pergi dengan sejuta pertanyaan mengenai sahabatnya Rae In. Namun bagaimanapun tiket sudah di tangan, Joong Ki tidak bisa lagi membatalkan perjalanan ini.
“Seoul, selamat tinggal...” ucapnya sebelum memasuki pesawat sambil menatap pedih Incheon. Mungkin ia akan lama berada di luar negeri sambil menebus semua kesalahan yang ia perbuat selama ini.

Hong Shik dan Jun Ah? Ya mereka kini benar-benar mengelola Heaven dengan sytle mereka. Hubungan menjadi baik seperti sedia kala. Heaven kembali beroperasi dan pegawai tidak mendapat PHK dari Bos yang sebelumnya, karean Jun Ah kembali memanggil yang lain kecuali Rae In yang memang tidak ingin lagi bekerja disana. Semuanya kembali terkontrol tanpa Joong Ki lagi.
Tanggal pernikahan sudah di tentukan, seperti apa kata Jun Ah dulu. Setelah Hong Shik kembali dari Paris mereka akan segera mengatur pernikahan dan hal ini pun terwujud seiring restu dari orang tua mereka.
~`Heaven...aku bermula dari sini dan berakhir disini juga. Terima kasih untuk semua yang sudah aku jalani selama ini..~`
Jun Ah menggantikan posisi Joong Ki, ia berdiri tegar dengan wajah mataharinya menghadap para pegawai, dan  Hong Shik? Ia menjadi Chef di Heaven memimpin yang lain untuk menu dan konsep yang baru di Heaven sekarang.
“Menu makan siang hari ini adalah Clam Chowder, Omelettes, Bacon and Eggs, Spaghetti dan....Macaroni and Cheese. Pencuci mulutnya Waffles, Chocolate Mousse, dan Crème Brûlée. Eum Jung membuat Omelettes, Waffles. Sang Il, Baek Hi membuat Bacon and Eggs juga Spaghetti. Han Song Macaroni Cheese dan Clam Chowder. Biar Chocolate Mousse aku yang membuat. Dae Woong terimalah tamu dengan wajah matahari ala Jun Ah , Na Ra jangan pecahkan piring lagi seperti kemarin! GO GO GO!” clap-clap-clap Hong Shik mengarahkan yang lain untuk segera mengerjakan apa yang ia suruh.
Jun Ah memberikan energi mataharinya kepada semua orang dengan senyumnya. Tak lupa ia menepuk pundak Chefnya itu, “Hwaiting Chef tampan!”

Author’s POV end.
***
~`Seperti ini lah seterusnya, aku mencintai Heaven dan juga Hong Shik Oppa.~` batinku menatap Heaven tentunya dengan wajah matahariku.


END