Kamis, 05 Desember 2013

Regret [FF-oneshot]



Tittle : Regret
Cast : Cha Hakyeon, Ken (VIXX) – Nana (OC)
Genre : Angst, Sadness, Friendship
Rated : 15+
Theme song : Bigbang - blue
Author :  RAVLA

-------------------------------------------

“Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiranmu. Aku tidak mengenalmu lagi sekarang. Siapa kau...?”

Lelaki berperawakan seperti orang asing terserbut sedang berbicara kepada dirinya sendiri, ia bercermin, melihat dirinya. Namun bukanlah dirinya yang dulu.

“Apa yang kau lakukan disini...Ken? Apa yang kau tunggu?”

Tanyanya kepada bayangan itu. Ia menggenggam sebotol minuman keras, setengah isi. Lelaki ini merasa menyesal, tertekan, dan sedih. Ia berdiri lunglai tak bertenaga, matanya perlahan mulai basah.

‘PRAANGG!’

Ia membanting apa yang ia pegang. Mulai terdengar suara isakan, semakin lama semakin jelas. Ia tersungkur, mencium lantai dan tersedu. Ia menjambak rambutnya, mengacaknya dan kemudian terlentang memandang langit-langit sebuah emperan toko.

“Aku benci....aku membencimu!!! CHA HAKYEON!!!!”

*****

‘TIK, TAK, TIK, TAK..’

Hanya detik jarum jam yang keras terdengar.  Suasana ruangan berdinding batu bata ini begitu senyap, tidak ada kehidupan. Namun seseorang meringkuk di pojok sana dengan rambut yang berantakan dan ia gemetaran.

“Aku tidak mecahkannya...bukan aku....”

Gumamnya pelan dan berulang kali.

“Nana! Apa kau di dalam? Jawab aku! Nana!” sebuah suara memanggil dari arah pintu. Gadis itu terseok-seok, berdiri lalu jatuh kembali, mencoba berdiri namun ia tidak mempunyai kekuatan untuk itu sampai akhirnya seseorang mendobrak paksa pintunya.

Gadis itu menangis, ia terisak keras. Sesuatu yang buruk tengah terjadi pada dirinya.

“Hei, Nana,...Nana...!! Dengar aku....ini semua terjadi bukan karena dirimu!”

Binar mata gadis itu menerawang jauh, ia melihat ‘sesuatu’. Gadis ini istimewa, namun Cha Hakyeon tidak pernah mendengarkannya. Ia mengabaikannya, selalu.

“Aku tidak melakukannya...bukan aku...aku tidak memecahkan gelas itu...” gumamnya. “Ken....aku harus bagaimana..?”

Mata mereka bertemu, mereka menangis bersama.

Rabu, 04 Desember 2013

She's Dangerous (part 1) [FF-cerbung]


‘KROOK, KRROOOKK....’

Suasana malam yang dingin, hujan yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa yang gadis itu bicarakan.

“Mwoya?” ia mendekatkan telinganya ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”

“....Sudahlah, aku mau pulang. Aku tidak enak badan.”

Kemudian gadis itu merebut payung milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai dirumah nanti! Tunggu aku!”

Pemuda itu berlari kecil demi mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu.

________________________________

Tittle : She’s Dangerous
Cast : Taekwoon, Hongbin, Wonshik (VIXX) – Jung Ema (OC) – Rae In (OC)
// cameo : Minhyuk, Eunkwang (BTOB) – Hyuna (4minute) //
Genre : Romantic School
Rated : 15+
Theme Song : VIXX (1st Album)
Author : RAVLA

________________________________

Langkahnya begitu terburu, Rae In membawa begitu banyak map dan sebuah desain yang terbuat dari sterofoam. “Ottokhaji...ottokhaji...o..ooh! Dimana Taekwoon? Aku kan sudah memberitahunya harus menunggu di depan gerbang sekolah!”

Rae In begitu terlihat sibuk dan kacau, isi kertas di sebuah map hijau hampir saja jatuh berantakan, jika saja Taekwoon datang satu detik lebih lambat.

“Maafkan aku Rae In, aku bangun kesiangan.” Ucapnya begitu pelan namun jelas. “Sini aku yang bawakan.” Taekwoon mengambilnya begitu saja dan kemudian rambut bagian depannya berantakan tersibak angin.

“Ah~ tolong bawa ini ke kelas ya! Letakkan saja di mejaku, aku harus mencari hasil gambar yang Minhyuk janjikan kepadaku kemarin lusa! Ok?”

Taekwoon hanya mengangguk kemudian orang itu berlalu menuju kelas.

*

“Minhyuk! Huh, mana gambarnya?” tanya Rae In sambil mengatur napasnya dan merapikan baju seragamnya.

“WUHOO! Ada Park Rae In disini...apa kabar cantik?” seru seorang dengan sandwich di tangannya. “Kau mau ini?”

“Aniya~ sudah habiskan saja makananmu, Eunkwang! Jangan ganggu aku!”

Tidak lama kemudian, Minhyuk datang membawa 3 lembar kertas berisi gambar karikatur dari guru-guru mereka. “Hanya ini yang bisa ku buat...layak tampil di majalah sekolah?”

Rae In butuh beberapa menit untuk melihat hasil karya Minhyuk, “Ini bagus! Aku suka! Pasti ini akan menang! Aku jamin!”

“Jika Minhyuk menang, bagaimana jika kau mengajak kami karaoke? Bertiga saja!” ujar Eunkwang dengan sungguh yakin jika karya Minhyuk akan benar-benar menang kali ini.”

Rae In memutar bola matanya, “DEAL! Okelah, jika Minhyuk menang kaulah orang yang pertama kali aku beritahu! Sudah ya!”

Rae In bergegas menuju kelas lain, ia membutuhkan artikel tentang cara-cara menghilangkan jerawat dengan instan, tentu saja, Hyuna ahlinya.

“Hei Rae In, kenapa kau baru datang? Sudah dari tadi aku menunggumu...” protes Hyuna yang ternyata sudah menunggunya dari sejam yang lalu. “Maaf, aku tidak bisa mencetak artikelnya...jadi aku masukkan dalam flashdisk! Tidak masalah kan? Sudah ku carikan dari banyak sumber, sepertinya sih sudah cukup lengkap.”

“Iya kah? Terima kasih kalau begitu, nanti biar aku yang menyusun ulang. Maaf sudah merepotkanmu. Kalau begitu aku kembali ke kelas dulu ya! Lain kali aku akan mengajakmu makan pizza bersama!”

*

Taekwoon bersandar di pintu kelas, menunggu kawannya. Namun sebenarnya perhatiannya tertuju pada dua orang bocah badung yang dari tadi sibuk menjahili orang yang melewati mereka. Kedua orang itu tampak tertawa tidak jelas, dan sesekali berlagak seperti orang mabuk.

Taekwoon kemudian melihat Rae In mendekati mereka, tentu saja kedua orang itu hanya mengamatinya, namun akhirnya Wonshik menarik tali tas Rae In.

“Wuut, tunggu...apa yang kau bawa di dalam kantung itu?” mata Wonshik tertarik dengan sebuah kantung yang terlihat berat tersebut. “Apa kau membawa bekal makanan?” kemudian ia dan temannya tertawa.

“Anak MAMA!” teriak Hongbin tepat di samping telinga kiri Rae In. Gadis itu hanya memandang ke bawah sambil sesekali menghela napas.

“Hei! Kenapa tau tidak menjawab pertanyaanku?!” sahut Wonshik setengah berteriak, “Cepat katakan padaku apa itu.”

Rae In membuka kantung tersebut kemudian mengeluarkan sebuah coklat batangan yang cukup besar. Tentu saja Wonshik merebutnya dan membaginya kepada Hongbin. “Sejak kapan kau memakan ini? Setauku, kau tidak boleh makan ini kan?” tanya Hongbin kepada Rae In, namun gadis itu hanya memandang mereka dalam diam, dan kembali ke kelas. Sialnya, sepasang murid badung itu adalah teman sekelas Rae In, biang kerok.

Taekwoon memandangnya, namun Rae In menjawabnya dengan sebuah kalimat. “Sudahlah! Aku tidak apa-apa, lagi pula aku memang membawa coklat itu untuk seseorang...bukan untuk ku makan sendiri!” gadis itu berlalu ke mejanya dengan biasa saja.

***

Hari ini mereka tidak menerima pelajaran sebagaimana mestinya, maka dari itu kesempatan ini dipakai oleh Rae In dan Taekwoon untuk mengerjakan majalah sekolah edisi Natal. Cuaca yang mulai dingin di luar membuat banyak siswa tertidur di kelas. Sebagian dari mereka menggosip dan sibuk dengan gadgetnya, sedangkan dua orang badung itu duduk di jendela dan tertawa  tidak jelas. Taekwoon sebal dan kesal kepada mereka, namun ia hanya bisa menghela napas.

“Kenapa? Jika kau tidak suka dengan mereka, ceritakan saja padaku!”

Taekwoon menggeleng, “Cepat selesaikan ini, jadi bisa segera di pasang di depan pintu kesenian.” Ia melanjutkan menyapukan kuas berisi cat di atas sterofoam yang sudah di buat oleh Rae In semalam. “Kau membuat ini seorang diri?”

Rae In mengangguk, “Tentu saja, siapa lagi yang mau membantuku? Aku hanya tidur dua jam semalam,....seharusnya jam 12 ini sudah selesai, tapi aku tidak sengaja mematahkannya, jadi aku membuat ulang semuanya...” kemudian ia menguap lebar dan terlihat airmatanya tergenang, ia pasti merasa ngantuk sekali.

“Kau mengantuk sekali...sebaiknya kau pulang saja. Biar aku yang melanjutkan ini.” Taekwoon mencoba membujuk Rae In, karena ia terlihat begitu mengantuk. “Aku antarkan kau pulang, bagaimana?”

Rae In menggeleng, “Sudah, lanjutkan saja ini! Aku tidak apa-apa! Kalau begitu aku ke ruang komputer yah! Aku  ingin menyusun ulang bahan majalah yang sudah di berikan Hyuna tadi....semoga aku tidak ketiduran disana.”

Rae In membawa beberapa map dan juga tidak lupa ia membawa kopi yang sudah ia persiapkan dari rumah.

Taekwoon tidak sadar jika duo badung mengikuti Rae In sampai ruang komputer. Sebenarnya mereka sama sekali tidak ada niat menganggu Rae In, hanya saja tujuan mereka berubah karena Wonshik mengincar kopi yang Rae In bawa.

“Kopinya...!”

Wonshik dan Hongbin mengambilnya ketika Rae In sibuk membuka pintu ruang komputer, “Hei, botolku! Kembalikan!”

“Terima kasih banyak ya kutu buku!” ucap Hongbin sambil mengejek Rae In. “Aku akan mengembalikan botolnya! Hahahahaha!” ucapnya sambil membubuhkan tawa ejek setelahnya.

“......Kopiku.....obat kantukku...” dengan begitu sedih ia tetap harus mengerjakan apa yang harus ia kerjakan.

**

Wonshik dan Hongbin merasa senang bisa mengganggu Rae In hari ini. Bagi mereka hal itu adalah sebuah prestasi.

“Ya~ kenapa kau terlihat senang sekali...apa karena hari ini bisa mengganggu kutu buku itu?” tanya Hongbin kepada sahabatnya.

“Tentu saja! Bukan kah kita tidak pernah mengganggunya? Aku kira selama ini dia begitu lemah ternyata dugaanku salah! Bukankah jika dilihat dari dekat, dia terlihat ... cute?”

Hongbin terbelalak, “YA~ YA~...apa yang barusan kau katakan?! Jika kau berani menyentuhnya...........,maka kau akan segera di hajar Taekwoon!”

Wonshik berdiri dan mendengus kesal, “Jung Taekwoon? Si tuna wicara itu? Bisa apa dia?”

“Bisa mengangguk dan menggeleng saja.”

“...HAHAHAHAHAHAH!” kemudian keduanya tertawa keras bersamaan.

‘BRAAK’ terdengar sebuah pintu toilet perempuan seperti terbuka keras dan mereka mendengarnya.

She's Dangerous (part 2-end) [FF-cerbung]



---part 2 start

“................................”

‘KROOK, KRROOOKK....’

Suasana malam yang dingin, hujan yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa yang gadis itu bicarakan.

“Mwoya?” ia mendekatkan telinganya ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”

“....Sudahlah, aku mau pulang. Aku tidak enak badan.”

Kemudian gadis itu merebut payung milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai dirumah nanti! Tunggu aku!”

Pemuda itu berlari kecil demi mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu. “Hey tunggu! Hujannya belum reda! Aku tidak mau basah kuyup, kembalikan payungku!” Hongbin merebutnya, Rae In terguyur air hujan yang dingin.

“AKU PULANG!” teriak gadis itu kemudian berlari menembus hujan yang masih deras.

*****

Pagi hari ia melangkah dengan nafas yang terburu...
Rae In datang dan ia melihat Taekwoon sedang berjalan bersama Jung Ema menuju kelas. Dia mengabaikannya dan mendahului mereka dan menemui Hongbin yang sedang duduk santai di depan kelas bersama Wonshik.

“LEE HONG BIN! Jahat sekali kau semalam membiarkanku kehujanan basah kuyup!!!” teriakan Rae In menggema di kelas yang masih lengang itu. Tentu saja hal itu membuat murid dari kelas lain bersorak riuh.

“YA! YA! Apa yang kau bicarakan?” tanya Hongbin pura-pura tidak tahu.

“Apa yang kalian lakukan semalam?” tanya Wonshik dengan wajah bingungnya. “Hei...kalian semalam...bersama?”

“Ya Wonshik-a tutup mulutmu!” Hongbin menggertaknya, dan ia melihat raut wajah yang pucat dari Rae In, “Kenapa kau masuk hari ini...? Kau terlihat tidak sehat...wajahmu pucat.”

“Kau gila menyuruhku tidak sekolah? Hari ini aku harus mengulang pelajaran minggu lalu...kau tidak ingat aku tidak ikut pelajaran dua kali saat aku di hukum karena terlambat?”

“Kan itu keinginanmu sendiri?! Kau mengatakan itu padaku kan ...?” ucap Hongbin mengejutkan semua pihak.

Semua mata memandang Rae In, “Kau tidak ingat ya malam itu...aku yang mengantarmu pulang..?” pengakuan Hongbin membuat Wonshik, Jung Ema, dan Taekwoon terkejut sekaligus bertanya-tanya....

Rae In hanya menyebut nama pemuda itu, “ah~Hongbin-a...”

*

#Flashback#
“Bagaimana rasanya datang terlambat..? Bagaimana rasanya di hukum..? menyenangkan? Beritahu aku!”

Hongbin tertawa, “Jangan bilang kau ingin mencobanya! Sudahlah, citramu di mata murid yang lain adalah murid teladan dan pendiam...tidak mungkin kau bisa merubah itu! Dasar gadis kutu buku!”

“Kenapa kau terus saja memanggil aku seperti itu? Aku tidak suka membaca buku! Benar! Aku akan melakukannya minggu depan! Aku pegang omonganku! Ingat itu!”

Hongbin menengguk segelas wine, “Apa jaminannya? Aku sama sekali tidak percaya!”

Rae In menghabiskan minuman colanya dalam sekali tegukan, “Jaminannya, jika aku berhasil melakukan apa yang kau lakukan, aku akan menjadi kekasihmu! Ya tapi sepertinya aku terlalu percaya diri...kau kan menyukai gadis yang cantik! Baiklah, apa ya jaminannya..hmm,hmm...”

“OK! Aku terima! Aku bertaruh kau tidak akan bisa melakukan apa yang aku lakukan biasanya di sekolah! Datang terlambat, bermain ponsel di dalam kelas, memecah konsentrasi kelas, tidur di kelas, makan di kantin saat jam pelajaran berlangsung....”

Rae In meremehkan tantangan Hongbin, “Ah! Lihat saja aku akan buktikan!” gadis itu berdiri kemudian terhuyung.

Hongbin yang melihat gadis itu seperti orang mabuk, kemudian mengecek minuman yang ada di gelas Rae In, terang saja ia mengira itu minuman cola padahal Rae In menenggak satu gelas sake. Hongbin mengantarkan gadis itu pulang dan Rae In terus saja bergumam bahwa ia akan bisa memenuhi tantangan dari Hongbin.

“Aku..bisa...pasti...bisa menjadi..kekash.....” gadis itu terkapar di kamarnya sesaat sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
#Flashback End#

“Ah! Hongbin-a...kapan kau mengantarkanku pulang? Aku kan belum pernah mengajakmu ke rumahku! Jadi jangan membuat gosip!!” teriakan Rae In membuat Hongbin tertawa geli.

“Sudahlah, aku tahu kau malu membahas hal ini dihadapan mereka!” ucap Hongbin yang kemudian mengajak Wonshik ke  kantin untuk sarapan.

`Malam itu...memangnya apa yang ku katakan?`

Taekwoon kemudian mendekati Rae In tanpa kata-kata, ia hanya merespon Jung Ema seorang. “Nanti mau makan apa pulang sekolah? Aku ingin memasakkanmu makanan dirumahku.”

“HEH???” respon yang di berikan Jung Ema membuat Rae In mengusap wajahnya pelan. “Oh...jadi kau mengundangku ke rumahmu? Benarkah? Ah, aku tidak ingin merepotkanmu.”

Taekwoon menggeleng, “Daripada harus makan di luar terus, lebih baik aku membuat sesuatu yang enak untuk kita makan.”

Rae In tersenyum dari balik punggung Taekwoon dan mengangguk-angguk ke arah Jung Ema.

“Benarkah...baiklah...makanan apa saja asal enak aku suka ...”

“Oke, sampai bertemu pulang sekolah nanti ya Jung Ema.” Ucap Taekwoon sambil tersenyum ke arah gadis itu.

Sedangkan Rae In yang melihat situasi ini mendadak menjadi senang dan girang.

***

Siang hari di saat pelajaran tengah berlangsung.....Wonshik dan Hongbin tertawa kecil karena pembingbing pengajar mereka tertidur di dalam kelas, dan ketika Wonshik ingin mengajak Rae In untuk mengerjai pembimbing pengajar, ia melihat gadis itu tertidur beralaskan jaket yang ia lipat di atas meja.

“Eh, ketiduran...lucu ya...?” ucap Wonshik kepada Hongbin. “Baru kali ini aku melihatnya tidur di kelas. Iya kan? Eh, apa yang kau bicarakan dengannya pagi tadi? Kau menyembunyikan sesuatu dariku?”

Hongbin mengamati gadis itu, begitu juga Taekwoon yang ternyata melihat Hongbin sedang mengamati temannya tersebut dari sebuah cermin yang ia pegang. Wajahnya begitu tampak pucat, tidurnya begitu pulas dan sepertinya ia sedang memimpikan sesuatu. Gerakan bola matanya cepat.

“Ya~, jawab pertanyaanku!”

“Hhh~ intinya, ia ingin menjadi nakal seperti kita. Aku memberikan tantangan, dia menyanggupinya. Tapi aku tidak percaya, aku minta sebuah jaminan. Dia mengatakan akan menjadi kekasihku jika ia bisa menyelesaikan semua tantangan yang aku berikan. Tapi dia mengatakan jika aku hanya menyukai gadis yang cantik saja...”

Wonshik mengangguk mengerti, “Kau memang menyukai gadis cantik kan?”

Hongbin mengiyakan, “Iya itu benar. Tapi bagiku, dia juga cantik.”

“Menurutku, dia biasa saja.” Ucapan Wonshik membuat Hongbin menatapnya tajam, “Why..why? Aku suka gadis yang seksi seperti Hyuna dari kelas tari.”

**

Senin, 04 November 2013

[COVER by Ravla] Ailee - Love Note


[COVER by Ravla] BAP - Goodbye


[COVER by Ravla] BAP - What My Heart Tells Me To Do


[COVER by Ravla] Davichi - Turtle


[COVER by Ravla] Moon Hee Jun - Scandal


[COVER by Ravla] Secret - Talk That


[COVER by Ravla] Panic! At The Disco - Northern Downpour


[COVER by Ravla] Song Jieun ft. Bang Yong Guk - Going Crazy


[COVER by Ravla] Take One - Touch


[COVER by Ravla] TAP - Baby Cry


[COVER by Ravla] B2ST - Midnight


[COVER by Ravla] Trouble Maker - 볼륨을 높이고 (Turn Up The Volume)


[COVER by Ravla] G-Dragon - Crooked

Senin, 14 Oktober 2013

Prince(ss) & Clown [FF-oneshot]



Tittle : Prince(ss) & Clown
Cast : Ravi (VIXX) – Sungjae (BTOB) – Shin Moni (OC)
Rated : 16+
Genre : lover
Theme song : ~ah whatever~
Author : Ravla

(i know it’s seems bored....)

-------------------------------------

“Ketika Ravi menjadi penerus tahta sebuah kerajaan........”

Pemuda 184 cm itu sibuk membawa jajanan ringan untuk kawan yang baru ia kenal 3 bulan yang lalu, “Ya~ Ya~ apa yang sedang kau baca....itu bukan bacaan untuk orang sepertimu!” Ravi merebut selembar kertas milik istana yang tidak sengaja di letakkan di dekat telepon rumah. “Tidak seharusnya ini disini...” lalu Ravi memindahkan kertas itu ke tempat yang tidak bisa di jangkau temannya.

“A...~ aku tidak bisa mengambilnya jika kau meletakkan itu disana.....biarkan aku membaca itu Ravi-ya!”

“No. No.” Ucap Ravi sambil menggoyangkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. “Lebih baik kita menonton TV saja dan menghabiskan semua makanan ini.”

Moni menggeleng, “Tidak mau, aku sedang tidak ingin makan apa-apa. Lagi pula, ada apa kau memintaku datang ke sini? Aku kira ada hal penting yang ingin dibicarakan?” tanya Moni yang kemudian duduk rapat di sebelah Ravi.

Sentuhan kulit Moni membuat Ravi sedikit terhentak, “Eung~? Oh..itu,....em, aku ingin pergi, tapi tidak ada yang bisa ku ajak. Jadi, ku pikir, kau bisa. Pameran seni di taman wisata kota. Tahu kan?”

Moni mengangguk, “Yap, aku tahu...tapi aku tidak berpikir ingin pergi kesana...aku juga tidak tahu kapan bisa kesana. Kau tahu kan, aku sedang repot mengurus panti asuhan? Bahkan setelah ini aku harus menginap disana.”

Ravi mengangguk, “Tidak masalah kok. Tapi aku ingin sekali kesana. Bagaimana...?” ia berakting sok imut agar Moni mau pergi bersamanya.

“Oh, iya~! Kau kan pernah bercerita jika kau mempunyai teman baik, ajak dia saja bagaimana? Bukankah, hubunganmu dengan dia sudah lama sekali? Kalian pasti lebih akrab jika pergi ke sana bersama.

“Hanmira maksudmu? Tentu saja dia sudah beberapa kali datang kesana bersama kekasihnya, aku tidak mau terlalu sering bertemu dengan kekasih Hanmi....aku dulu pernah memiliki konflik dengan mereka...ah sudahlah!” Ravi kemudian teringat kejadian 3 tahun yang lalu, setiap kali ia mengingat kejadian itu, ia merasa sangat bersalah.

“Jinjjaro? Aku kira orang sepertimu tidak bisa bertengkar dengan orang lain!” ledek Moni yang belum pernah melihat Ravi benar-benar marah terhadap orang lain. “Baiklah, Kim Ravi! Aku akan menemanimu, jangan lagi kau tunjukkan wajah sok imut itu....tidakkah kau tahu, wajah itu tidak cocok untukmu!”

“Hore! Benarkah? Kau tidak akan berbohong padaku?” pandangan itu seolah menyiratkan sebuah trauma. Masa lalu Kim Ravi tidaklah indah walaupun ia terlahir dengan predikat Prince atau Pangeran.

“Tapi tidak bisa hari ini, bagaimana jika....lusa?” tanya Moni yang kemudian pertanyaan di sambut dengan sebuah pelukan hangat dari Ravi.

*****

Langkahnya begitu pasti, menuju suatu tempat yang ramai dan semua perhatian akan tertuju padanya. Benar saja, dari kejauhan, dia sudah tampak begitu sangat mencolok.

“Eomma~ aku mau lihat itu!” teriakan seorang anak kecil membuatnya semakin bersemangat. Senyumnya merah merekah bak buah strawberry yang manis.

Mulanya ia memakai sepatu yang kebesaran, lalu tanpa ia sadar ternyata sepatu itu tertukar. Ia menukarnya kemudian bajunya tersangkut di celananya yang memiliki sedikit hiasan berbentuk duri-duri di sisi kiri pahanya. Setelah memperbaiki itu, ia menuangkan segelas air, namun karena ia begitu fokus dengan gulali yang di bawa salah satu anak kecil, air itu menjadi meluber kemana-mana. Tapi hal itu menjadi tak masalah, ia meminumnya namun lagi-lagi air yang sudah di dalam mulut itu menetes akibat melihat seorang gadis cantik berjalan di depannya.

“Eomma, airnya kemana-mana...” ucap anak kecil itu lagi dengan tanpa sengaja menjatuhkan gulalinya dan kemudian menangis keras.

Ia menghampiri dan mengambilkan gulali yang masih belum kotor itu, ia membersihkan dengan tisu basah dan mengembalikan gulali itu kemudian memberikan balon gas yang ia bawa di sepedanya. “Aku mau yang merah...” ucap bocah itu dan kemudian dengan senang hati ia memberikan balon yang berwarna merah.

“Terima kasih Om Badut.....” ucap anak kecil itu dan kemudian pergi.

Hidung merah besar, wajah yang putih dengan hiasan hitam vertikal di kedua matanya, goresan serupa lipstik merah yang tergambar lebar dari pipi kiri ke pipi kanan, dan tentunya rambut kribo berwarna pelangi dan kostum ‘gendut’ menyerupai Santa Klaus. Tanpa letih ia terus bergerak tanpa berkata-kata banyak, atraksinya cukup menghibur pengunjung disana, terutama anak-anak. Dan ia juga memberikan balon secara gratis.

*

Setiap hari, badut itu selalu menghibur antara jam 4 sore sampai 6 sore. Datang dan pergi, ia selalu nampak seperti itu, hanya kadang kala ia mengganti jenis pakaiannya dan leluconnya. Karena jika penonton setia pasti akan hapal dengan lawakannya.

Ia dalam perjalan pulang menuju sebuah rumah yang sederhana. Disana ia tinggal seorang diri, ia melarikan diri dari rumah demi membuktikan kepada keluarganya jika ia bisa hidup tanpa menjadi parasit di keluarga itu. Ayah dan Ibunya, juga seorang kakak perempuan bukan sebuah jaminan akan membentuk sebuah keluarga yang harmonis karena mereka semua sebenarnya adalah Paman dan juga Bibi dengan seorang anak perempuan yang 5 tahun lebih tua darinya. Fakta itu baru ia ketahui kurang dari 3 bulan yang lalu jika ia adalah anak asuh mereka. Namun, sesungguhnya ini adalah sebuah kesalahpahaman saja.

‘BUKK!’ seseorang yang terlihat sedang terburu menabraknya dan membuat stok balon gas yang tersisa berterbangan ke angkasa senja itu.

“OH! Cwesonghamnida~ ah, balonnya...bagaimana?” tanya seseorang dengan ransel yang cukup berat rupanya.

Ia hanya bisa tersenyum dan menggeleng, menurutnya, selama dandanan badut belum terhapus dari wajahnya, ia tidak ingin mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat identitasnya terbongkar.

“Huh? Oh, ini, aku tidak tahu berapa harganya.....namun, ku rasa ini cukup...” orang itu memberikan sejumlah uang kepada badut tersebut. “Kenapa? Sudah, tidak perlu kembalian, aku sedang terburu-buru! Sekali lagi aku minta maaf ya...Tuan Badut!” orang itu berlalu, namun badut ini tidak akan pernah melupakan wajah itu...

*****

Sore ini Moni datang untuk memenuhi janjinya kepada Ravi, namun tanpa disangka ia menemukan seseorang asing yang berkeliaran di dalam rumah Ravi.

“Nuguseyo.....?” tanya Moni sambil melirik ke arah kaki orang tersebut, `Bahkan kakiku kalah  jenjang dari kakinya.....’

Kamis, 10 Oktober 2013

Little White Lie -2- [another story]




Tittle : Little White Lie -2- [another story]

Cast : Cha Hakyeon, Hyuk & Ravi (VIXX) – Han MiRa (OC)

Genre : friendship, lover

Rated : 15+

Theme Song :
-       Park Ki Woong (I Close My Eyes, You Are My Baby, Confession)
-       Daesung (I Love You)
-       J.Ae (Blue Sky)
-       MBLAQ (Smoky Girl)
-       Infinite (Destiny, Request)
-       Nell (Ocean of Light)
-       Z.Hera (Peacock)
-       Yoo Ji Ae (Delight)
-       Kang Seung Yoon (Stealer)
-       Seo In Guk (No Matter What)
-       Song Ji Eun (False Hope)
-       Block B (Be The Light)
-       LC9 (Hold On)

Author :  Ravla.L.

--------------------------------------------------------

‘PLETAK!’

Suara lemparan batu kerikil yang tidak sengaja mengenai helmnya membuatnya menengok ke atas, “YA! Han Sang Hyuk, apa yang kau lakukan di atas sana?” tegur seorang perempuan yang menengadah sambil mengangkat sedikit helmnya.

“A! Nuna! Kenapa?” teriak bocah laki-laki 18 tahun tersebut. “Sedang apa Nuna di bawah sana?”

Hanmi merasa sedikit kesal karena permainan bebatuan yang sedang di mainkan oleh adiknya mengenai pelindung kepalanya, “Sudahlah, aku mau keluar sebentar, apa kau mau menitip sesuatu?”

“Belikan aku es krim ya Nuna sayang!” teriaknya membuat burung-burung yang hinggap tenang di seutas tali menjadi terusik.

Kemudian terlihat dari atas sana, Hanmi berlalu dengan skuter mini berwarna hijau. Nuna itu terlihat gelisah belakangan ini, seperti itu yang di rasakan adiknya, Hyuk.

*

Dengan mengatur ekpresi wajahnya, Hanmi terus melaju dengan kecepatan rendah di pinggir jalan raya. Ia pergi untuk membuang pikiran jelek yang beberapa hari ini menumpuk, tugas kampus membuatnya benar-benar tidak bisa bersantai walaupun hanya satu hari. Bahkan ia bolos kelas sore ini, ia ingin rehat sejenak.

“Es krim apa yang harus aku belikan untuk Hyuk?” gumamnya ketika sesaat sebelum sampai di sebuah supermarket. Ia berlalu menuju tempat parkir dan kemudian ia melihat pria itu, tapi ia tidak pernah mengenal siapa pria tersebut.

“Orang itu....aku sering melihatnya, tapi aku tidak tahu dia siapa...siapa...siapa yang peduli?” Hanmi melepas atribut berkendaranya dan merapikan rambut sedikit di ujung sana dan sini, kemudian ia mulai berkeliling supermarket.

Namun rupanya ia lebih tertarik mengikuti orang misterius tersebut, karena beberapa kali orang ini tertangkap pandangan berada di sekitarnya.

***

“Kakakmu mana Hyukie?” tanya seorang lelaki berpenampilan berandal yang membuat Hyuk kesal setengah mati dengan orang itu sejak pertama kali bertemu. “Aku ingin mengajaknya berkumpul dengan teman-temanku!”

Hyuk menunjukkan ekspresi wajah yang kesal, “Tidak ada, sedang pergi.”

“Eung?! Ya sudah sampaikan saja jika aku mencarinya, aku mau memberikan kejutan kecil untuknya! Jangan lupa ya adik kecil!” ucap pemuda itu sambil menggosok rambut Hyuk berantakan. Hyuk menghindarinya karena ia tidak suka dengan orang itu.

Orang itu bahkan datang bersama seseorang yang penampilannya tidak karuan ; dengan anting di hidung dan bibirnya. “Seharusnya Hanmi Nuna tidak bergaul dengan orang yang seperti itu. Aku benar-benar tidak menyukai orang-orang yang seperti itu...HUH!”

***

Mengapa ia membeli begitu banyak susu rasa pisang? Apakah ini enak? Enak sekali?

Batin Hanmi yang mengambil 1 botol susu beraroma pisang tersebut, ia membayarnya dan mencoba meminumnya.

“EEUUAAKKK! Minuman apa ini?! Bleeehhhh~....”

Hanmi langsung memuntahkannya dan meminum air putih sebanyak-banyaknya, lalu ia melempar botol susu itu ke dalam bak sampah. “Orang macam apa dia? Bisa meminum minuman aneh seperti ini....”

Hanmi mengikuti orang misterius itu sampai ia menghilang. Hanmi tidak mempunyai alasan dengan apa yang ia lakukan, ia hanya ingin membunuh waktu dan terlepas sejenak dari semua apa yang membuatnya pusing selama ini termasuk sikap Ravi yang sudah tidak seperti dulu lagi.

*

Karena lokasi tempat parkir yang lumayan jauh, dan Hanmi harus memutar karena di gedung ini sedang ada renovasi, dan betapa terkejutnya ia ketika menyadari ada seseorang yang telah mencuri helmnya.

“Helmku! Dimana? Aku yakin sudah meletakkan di sini tadi! Bagaimana ini?! Aku tidak akan bisa pulang jika tidak memakai pelindung kepala itu!”