‘KROOK,
KRROOOKK....’
Suasana
malam yang dingin, hujan yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa
yang gadis itu bicarakan.
“Mwoya?”
ia mendekatkan telinganya ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”
“....Sudahlah,
aku mau pulang. Aku tidak enak badan.”
Kemudian
gadis itu merebut payung milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai
dirumah nanti! Tunggu aku!”
Pemuda
itu berlari kecil demi mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu.
________________________________
Tittle : She’s Dangerous
Cast : Taekwoon, Hongbin, Wonshik (VIXX) – Jung
Ema (OC) – Rae In (OC)
// cameo : Minhyuk, Eunkwang (BTOB) – Hyuna (4minute) //
Genre : Romantic School
Rated : 15+
Theme
Song : VIXX (1st Album)
Author : RAVLA
________________________________
Langkahnya begitu terburu, Rae In
membawa begitu banyak map dan sebuah desain yang terbuat dari sterofoam.
“Ottokhaji...ottokhaji...o..ooh! Dimana Taekwoon? Aku kan sudah memberitahunya
harus menunggu di depan gerbang sekolah!”
Rae In begitu terlihat sibuk dan
kacau, isi kertas di sebuah map hijau hampir saja jatuh berantakan, jika saja
Taekwoon datang satu detik lebih lambat.
“Maafkan aku Rae In, aku bangun
kesiangan.” Ucapnya begitu pelan namun jelas. “Sini aku yang bawakan.” Taekwoon
mengambilnya begitu saja dan kemudian rambut bagian depannya berantakan
tersibak angin.
“Ah~ tolong bawa ini ke kelas ya!
Letakkan saja di mejaku, aku harus mencari hasil gambar yang Minhyuk janjikan
kepadaku kemarin lusa! Ok?”
Taekwoon hanya mengangguk kemudian
orang itu berlalu menuju kelas.
*
“Minhyuk! Huh, mana gambarnya?”
tanya Rae In sambil mengatur napasnya dan merapikan baju seragamnya.
“WUHOO! Ada Park Rae In disini...apa
kabar cantik?” seru seorang dengan sandwich di tangannya. “Kau mau ini?”
“Aniya~ sudah habiskan saja
makananmu, Eunkwang! Jangan ganggu aku!”
Tidak lama kemudian, Minhyuk datang
membawa 3 lembar kertas berisi gambar karikatur dari guru-guru mereka. “Hanya
ini yang bisa ku buat...layak tampil di majalah sekolah?”
Rae In butuh beberapa menit untuk
melihat hasil karya Minhyuk, “Ini bagus! Aku suka! Pasti ini akan menang! Aku
jamin!”
“Jika Minhyuk menang, bagaimana jika
kau mengajak kami karaoke? Bertiga saja!” ujar Eunkwang dengan sungguh yakin
jika karya Minhyuk akan benar-benar menang kali ini.”
Rae In memutar bola matanya, “DEAL!
Okelah, jika Minhyuk menang kaulah orang yang pertama kali aku beritahu! Sudah
ya!”
Rae In bergegas menuju kelas lain,
ia membutuhkan artikel tentang cara-cara menghilangkan jerawat dengan instan,
tentu saja, Hyuna ahlinya.
“Hei Rae In, kenapa kau baru datang?
Sudah dari tadi aku menunggumu...” protes Hyuna yang ternyata sudah menunggunya
dari sejam yang lalu. “Maaf, aku tidak bisa mencetak artikelnya...jadi aku
masukkan dalam flashdisk! Tidak masalah kan? Sudah ku carikan dari banyak
sumber, sepertinya sih sudah cukup lengkap.”
“Iya kah? Terima kasih kalau begitu,
nanti biar aku yang menyusun ulang. Maaf sudah merepotkanmu. Kalau begitu aku
kembali ke kelas dulu ya! Lain kali aku akan mengajakmu makan pizza bersama!”
*
Taekwoon bersandar di pintu kelas,
menunggu kawannya. Namun sebenarnya perhatiannya tertuju pada dua orang bocah
badung yang dari tadi sibuk menjahili orang yang melewati mereka. Kedua orang
itu tampak tertawa tidak jelas, dan sesekali berlagak seperti orang mabuk.
Taekwoon kemudian melihat Rae In
mendekati mereka, tentu saja kedua orang itu hanya mengamatinya, namun akhirnya
Wonshik menarik tali tas Rae In.
“Wuut, tunggu...apa yang kau bawa di
dalam kantung itu?” mata Wonshik tertarik dengan sebuah kantung yang terlihat
berat tersebut. “Apa kau membawa bekal makanan?” kemudian ia dan temannya
tertawa.
“Anak MAMA!” teriak Hongbin tepat di
samping telinga kiri Rae In. Gadis itu hanya memandang ke bawah sambil sesekali
menghela napas.
“Hei! Kenapa tau tidak menjawab
pertanyaanku?!” sahut Wonshik setengah berteriak, “Cepat katakan padaku apa
itu.”
Rae In membuka kantung tersebut
kemudian mengeluarkan sebuah coklat batangan yang cukup besar. Tentu saja
Wonshik merebutnya dan membaginya kepada Hongbin. “Sejak kapan kau memakan ini?
Setauku, kau tidak boleh makan ini kan?” tanya Hongbin kepada Rae In, namun
gadis itu hanya memandang mereka dalam diam, dan kembali ke kelas. Sialnya,
sepasang murid badung itu adalah teman sekelas Rae In, biang kerok.
Taekwoon memandangnya, namun Rae In
menjawabnya dengan sebuah kalimat. “Sudahlah! Aku tidak apa-apa, lagi pula aku
memang membawa coklat itu untuk seseorang...bukan untuk ku makan sendiri!”
gadis itu berlalu ke mejanya dengan biasa saja.
***
Hari ini mereka tidak menerima
pelajaran sebagaimana mestinya, maka dari itu kesempatan ini dipakai oleh Rae
In dan Taekwoon untuk mengerjakan majalah sekolah edisi Natal. Cuaca yang mulai
dingin di luar membuat banyak siswa tertidur di kelas. Sebagian dari mereka
menggosip dan sibuk dengan gadgetnya, sedangkan dua orang badung itu duduk di
jendela dan tertawa tidak jelas.
Taekwoon sebal dan kesal kepada mereka, namun ia hanya bisa menghela napas.
“Kenapa? Jika kau tidak suka dengan
mereka, ceritakan saja padaku!”
Taekwoon menggeleng, “Cepat
selesaikan ini, jadi bisa segera di pasang di depan pintu kesenian.” Ia
melanjutkan menyapukan kuas berisi cat di atas sterofoam yang sudah di buat
oleh Rae In semalam. “Kau membuat ini seorang diri?”
Rae In mengangguk, “Tentu saja,
siapa lagi yang mau membantuku? Aku hanya tidur dua jam semalam,....seharusnya
jam 12 ini sudah selesai, tapi aku tidak sengaja mematahkannya, jadi aku
membuat ulang semuanya...” kemudian ia menguap lebar dan terlihat airmatanya
tergenang, ia pasti merasa ngantuk sekali.
“Kau mengantuk sekali...sebaiknya
kau pulang saja. Biar aku yang melanjutkan ini.” Taekwoon mencoba membujuk Rae
In, karena ia terlihat begitu mengantuk. “Aku antarkan kau pulang, bagaimana?”
Rae In menggeleng, “Sudah, lanjutkan
saja ini! Aku tidak apa-apa! Kalau begitu aku ke ruang komputer yah! Aku ingin menyusun ulang bahan majalah yang sudah
di berikan Hyuna tadi....semoga aku tidak ketiduran disana.”
Rae In membawa beberapa map dan juga
tidak lupa ia membawa kopi yang sudah ia persiapkan dari rumah.
Taekwoon tidak sadar jika duo badung
mengikuti Rae In sampai ruang komputer. Sebenarnya mereka sama sekali tidak ada
niat menganggu Rae In, hanya saja tujuan mereka berubah karena Wonshik
mengincar kopi yang Rae In bawa.
“Kopinya...!”
Wonshik dan Hongbin mengambilnya
ketika Rae In sibuk membuka pintu ruang komputer, “Hei, botolku! Kembalikan!”
“Terima kasih banyak ya kutu buku!”
ucap Hongbin sambil mengejek Rae In. “Aku akan mengembalikan botolnya!
Hahahahaha!” ucapnya sambil membubuhkan tawa ejek setelahnya.
“......Kopiku.....obat kantukku...”
dengan begitu sedih ia tetap harus mengerjakan apa yang harus ia kerjakan.
**
Wonshik dan Hongbin merasa senang
bisa mengganggu Rae In hari ini. Bagi mereka hal itu adalah sebuah prestasi.
“Ya~ kenapa kau terlihat senang
sekali...apa karena hari ini bisa mengganggu kutu buku itu?” tanya Hongbin
kepada sahabatnya.
“Tentu saja! Bukan kah kita tidak
pernah mengganggunya? Aku kira selama ini dia begitu lemah ternyata dugaanku
salah! Bukankah jika dilihat dari dekat, dia terlihat ... cute?”
Hongbin terbelalak, “YA~ YA~...apa
yang barusan kau katakan?! Jika kau berani menyentuhnya...........,maka kau akan
segera di hajar Taekwoon!”
Wonshik berdiri dan mendengus kesal,
“Jung Taekwoon? Si tuna wicara itu? Bisa apa dia?”
“Bisa mengangguk dan menggeleng
saja.”
“...HAHAHAHAHAHAH!” kemudian
keduanya tertawa keras bersamaan.
‘BRAAK’ terdengar sebuah pintu
toilet perempuan seperti terbuka keras dan mereka mendengarnya.