Rabu, 04 Desember 2013

She's Dangerous (part 1) [FF-cerbung]


‘KROOK, KRROOOKK....’

Suasana malam yang dingin, hujan yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa yang gadis itu bicarakan.

“Mwoya?” ia mendekatkan telinganya ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”

“....Sudahlah, aku mau pulang. Aku tidak enak badan.”

Kemudian gadis itu merebut payung milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai dirumah nanti! Tunggu aku!”

Pemuda itu berlari kecil demi mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu.

________________________________

Tittle : She’s Dangerous
Cast : Taekwoon, Hongbin, Wonshik (VIXX) – Jung Ema (OC) – Rae In (OC)
// cameo : Minhyuk, Eunkwang (BTOB) – Hyuna (4minute) //
Genre : Romantic School
Rated : 15+
Theme Song : VIXX (1st Album)
Author : RAVLA

________________________________

Langkahnya begitu terburu, Rae In membawa begitu banyak map dan sebuah desain yang terbuat dari sterofoam. “Ottokhaji...ottokhaji...o..ooh! Dimana Taekwoon? Aku kan sudah memberitahunya harus menunggu di depan gerbang sekolah!”

Rae In begitu terlihat sibuk dan kacau, isi kertas di sebuah map hijau hampir saja jatuh berantakan, jika saja Taekwoon datang satu detik lebih lambat.

“Maafkan aku Rae In, aku bangun kesiangan.” Ucapnya begitu pelan namun jelas. “Sini aku yang bawakan.” Taekwoon mengambilnya begitu saja dan kemudian rambut bagian depannya berantakan tersibak angin.

“Ah~ tolong bawa ini ke kelas ya! Letakkan saja di mejaku, aku harus mencari hasil gambar yang Minhyuk janjikan kepadaku kemarin lusa! Ok?”

Taekwoon hanya mengangguk kemudian orang itu berlalu menuju kelas.

*

“Minhyuk! Huh, mana gambarnya?” tanya Rae In sambil mengatur napasnya dan merapikan baju seragamnya.

“WUHOO! Ada Park Rae In disini...apa kabar cantik?” seru seorang dengan sandwich di tangannya. “Kau mau ini?”

“Aniya~ sudah habiskan saja makananmu, Eunkwang! Jangan ganggu aku!”

Tidak lama kemudian, Minhyuk datang membawa 3 lembar kertas berisi gambar karikatur dari guru-guru mereka. “Hanya ini yang bisa ku buat...layak tampil di majalah sekolah?”

Rae In butuh beberapa menit untuk melihat hasil karya Minhyuk, “Ini bagus! Aku suka! Pasti ini akan menang! Aku jamin!”

“Jika Minhyuk menang, bagaimana jika kau mengajak kami karaoke? Bertiga saja!” ujar Eunkwang dengan sungguh yakin jika karya Minhyuk akan benar-benar menang kali ini.”

Rae In memutar bola matanya, “DEAL! Okelah, jika Minhyuk menang kaulah orang yang pertama kali aku beritahu! Sudah ya!”

Rae In bergegas menuju kelas lain, ia membutuhkan artikel tentang cara-cara menghilangkan jerawat dengan instan, tentu saja, Hyuna ahlinya.

“Hei Rae In, kenapa kau baru datang? Sudah dari tadi aku menunggumu...” protes Hyuna yang ternyata sudah menunggunya dari sejam yang lalu. “Maaf, aku tidak bisa mencetak artikelnya...jadi aku masukkan dalam flashdisk! Tidak masalah kan? Sudah ku carikan dari banyak sumber, sepertinya sih sudah cukup lengkap.”

“Iya kah? Terima kasih kalau begitu, nanti biar aku yang menyusun ulang. Maaf sudah merepotkanmu. Kalau begitu aku kembali ke kelas dulu ya! Lain kali aku akan mengajakmu makan pizza bersama!”

*

Taekwoon bersandar di pintu kelas, menunggu kawannya. Namun sebenarnya perhatiannya tertuju pada dua orang bocah badung yang dari tadi sibuk menjahili orang yang melewati mereka. Kedua orang itu tampak tertawa tidak jelas, dan sesekali berlagak seperti orang mabuk.

Taekwoon kemudian melihat Rae In mendekati mereka, tentu saja kedua orang itu hanya mengamatinya, namun akhirnya Wonshik menarik tali tas Rae In.

“Wuut, tunggu...apa yang kau bawa di dalam kantung itu?” mata Wonshik tertarik dengan sebuah kantung yang terlihat berat tersebut. “Apa kau membawa bekal makanan?” kemudian ia dan temannya tertawa.

“Anak MAMA!” teriak Hongbin tepat di samping telinga kiri Rae In. Gadis itu hanya memandang ke bawah sambil sesekali menghela napas.

“Hei! Kenapa tau tidak menjawab pertanyaanku?!” sahut Wonshik setengah berteriak, “Cepat katakan padaku apa itu.”

Rae In membuka kantung tersebut kemudian mengeluarkan sebuah coklat batangan yang cukup besar. Tentu saja Wonshik merebutnya dan membaginya kepada Hongbin. “Sejak kapan kau memakan ini? Setauku, kau tidak boleh makan ini kan?” tanya Hongbin kepada Rae In, namun gadis itu hanya memandang mereka dalam diam, dan kembali ke kelas. Sialnya, sepasang murid badung itu adalah teman sekelas Rae In, biang kerok.

Taekwoon memandangnya, namun Rae In menjawabnya dengan sebuah kalimat. “Sudahlah! Aku tidak apa-apa, lagi pula aku memang membawa coklat itu untuk seseorang...bukan untuk ku makan sendiri!” gadis itu berlalu ke mejanya dengan biasa saja.

***

Hari ini mereka tidak menerima pelajaran sebagaimana mestinya, maka dari itu kesempatan ini dipakai oleh Rae In dan Taekwoon untuk mengerjakan majalah sekolah edisi Natal. Cuaca yang mulai dingin di luar membuat banyak siswa tertidur di kelas. Sebagian dari mereka menggosip dan sibuk dengan gadgetnya, sedangkan dua orang badung itu duduk di jendela dan tertawa  tidak jelas. Taekwoon sebal dan kesal kepada mereka, namun ia hanya bisa menghela napas.

“Kenapa? Jika kau tidak suka dengan mereka, ceritakan saja padaku!”

Taekwoon menggeleng, “Cepat selesaikan ini, jadi bisa segera di pasang di depan pintu kesenian.” Ia melanjutkan menyapukan kuas berisi cat di atas sterofoam yang sudah di buat oleh Rae In semalam. “Kau membuat ini seorang diri?”

Rae In mengangguk, “Tentu saja, siapa lagi yang mau membantuku? Aku hanya tidur dua jam semalam,....seharusnya jam 12 ini sudah selesai, tapi aku tidak sengaja mematahkannya, jadi aku membuat ulang semuanya...” kemudian ia menguap lebar dan terlihat airmatanya tergenang, ia pasti merasa ngantuk sekali.

“Kau mengantuk sekali...sebaiknya kau pulang saja. Biar aku yang melanjutkan ini.” Taekwoon mencoba membujuk Rae In, karena ia terlihat begitu mengantuk. “Aku antarkan kau pulang, bagaimana?”

Rae In menggeleng, “Sudah, lanjutkan saja ini! Aku tidak apa-apa! Kalau begitu aku ke ruang komputer yah! Aku  ingin menyusun ulang bahan majalah yang sudah di berikan Hyuna tadi....semoga aku tidak ketiduran disana.”

Rae In membawa beberapa map dan juga tidak lupa ia membawa kopi yang sudah ia persiapkan dari rumah.

Taekwoon tidak sadar jika duo badung mengikuti Rae In sampai ruang komputer. Sebenarnya mereka sama sekali tidak ada niat menganggu Rae In, hanya saja tujuan mereka berubah karena Wonshik mengincar kopi yang Rae In bawa.

“Kopinya...!”

Wonshik dan Hongbin mengambilnya ketika Rae In sibuk membuka pintu ruang komputer, “Hei, botolku! Kembalikan!”

“Terima kasih banyak ya kutu buku!” ucap Hongbin sambil mengejek Rae In. “Aku akan mengembalikan botolnya! Hahahahaha!” ucapnya sambil membubuhkan tawa ejek setelahnya.

“......Kopiku.....obat kantukku...” dengan begitu sedih ia tetap harus mengerjakan apa yang harus ia kerjakan.

**

Wonshik dan Hongbin merasa senang bisa mengganggu Rae In hari ini. Bagi mereka hal itu adalah sebuah prestasi.

“Ya~ kenapa kau terlihat senang sekali...apa karena hari ini bisa mengganggu kutu buku itu?” tanya Hongbin kepada sahabatnya.

“Tentu saja! Bukan kah kita tidak pernah mengganggunya? Aku kira selama ini dia begitu lemah ternyata dugaanku salah! Bukankah jika dilihat dari dekat, dia terlihat ... cute?”

Hongbin terbelalak, “YA~ YA~...apa yang barusan kau katakan?! Jika kau berani menyentuhnya...........,maka kau akan segera di hajar Taekwoon!”

Wonshik berdiri dan mendengus kesal, “Jung Taekwoon? Si tuna wicara itu? Bisa apa dia?”

“Bisa mengangguk dan menggeleng saja.”

“...HAHAHAHAHAHAH!” kemudian keduanya tertawa keras bersamaan.

‘BRAAK’ terdengar sebuah pintu toilet perempuan seperti terbuka keras dan mereka mendengarnya.

She's Dangerous (part 2-end) [FF-cerbung]



---part 2 start

“................................”

‘KROOK, KRROOOKK....’

Suasana malam yang dingin, hujan yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa yang gadis itu bicarakan.

“Mwoya?” ia mendekatkan telinganya ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”

“....Sudahlah, aku mau pulang. Aku tidak enak badan.”

Kemudian gadis itu merebut payung milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai dirumah nanti! Tunggu aku!”

Pemuda itu berlari kecil demi mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu. “Hey tunggu! Hujannya belum reda! Aku tidak mau basah kuyup, kembalikan payungku!” Hongbin merebutnya, Rae In terguyur air hujan yang dingin.

“AKU PULANG!” teriak gadis itu kemudian berlari menembus hujan yang masih deras.

*****

Pagi hari ia melangkah dengan nafas yang terburu...
Rae In datang dan ia melihat Taekwoon sedang berjalan bersama Jung Ema menuju kelas. Dia mengabaikannya dan mendahului mereka dan menemui Hongbin yang sedang duduk santai di depan kelas bersama Wonshik.

“LEE HONG BIN! Jahat sekali kau semalam membiarkanku kehujanan basah kuyup!!!” teriakan Rae In menggema di kelas yang masih lengang itu. Tentu saja hal itu membuat murid dari kelas lain bersorak riuh.

“YA! YA! Apa yang kau bicarakan?” tanya Hongbin pura-pura tidak tahu.

“Apa yang kalian lakukan semalam?” tanya Wonshik dengan wajah bingungnya. “Hei...kalian semalam...bersama?”

“Ya Wonshik-a tutup mulutmu!” Hongbin menggertaknya, dan ia melihat raut wajah yang pucat dari Rae In, “Kenapa kau masuk hari ini...? Kau terlihat tidak sehat...wajahmu pucat.”

“Kau gila menyuruhku tidak sekolah? Hari ini aku harus mengulang pelajaran minggu lalu...kau tidak ingat aku tidak ikut pelajaran dua kali saat aku di hukum karena terlambat?”

“Kan itu keinginanmu sendiri?! Kau mengatakan itu padaku kan ...?” ucap Hongbin mengejutkan semua pihak.

Semua mata memandang Rae In, “Kau tidak ingat ya malam itu...aku yang mengantarmu pulang..?” pengakuan Hongbin membuat Wonshik, Jung Ema, dan Taekwoon terkejut sekaligus bertanya-tanya....

Rae In hanya menyebut nama pemuda itu, “ah~Hongbin-a...”

*

#Flashback#
“Bagaimana rasanya datang terlambat..? Bagaimana rasanya di hukum..? menyenangkan? Beritahu aku!”

Hongbin tertawa, “Jangan bilang kau ingin mencobanya! Sudahlah, citramu di mata murid yang lain adalah murid teladan dan pendiam...tidak mungkin kau bisa merubah itu! Dasar gadis kutu buku!”

“Kenapa kau terus saja memanggil aku seperti itu? Aku tidak suka membaca buku! Benar! Aku akan melakukannya minggu depan! Aku pegang omonganku! Ingat itu!”

Hongbin menengguk segelas wine, “Apa jaminannya? Aku sama sekali tidak percaya!”

Rae In menghabiskan minuman colanya dalam sekali tegukan, “Jaminannya, jika aku berhasil melakukan apa yang kau lakukan, aku akan menjadi kekasihmu! Ya tapi sepertinya aku terlalu percaya diri...kau kan menyukai gadis yang cantik! Baiklah, apa ya jaminannya..hmm,hmm...”

“OK! Aku terima! Aku bertaruh kau tidak akan bisa melakukan apa yang aku lakukan biasanya di sekolah! Datang terlambat, bermain ponsel di dalam kelas, memecah konsentrasi kelas, tidur di kelas, makan di kantin saat jam pelajaran berlangsung....”

Rae In meremehkan tantangan Hongbin, “Ah! Lihat saja aku akan buktikan!” gadis itu berdiri kemudian terhuyung.

Hongbin yang melihat gadis itu seperti orang mabuk, kemudian mengecek minuman yang ada di gelas Rae In, terang saja ia mengira itu minuman cola padahal Rae In menenggak satu gelas sake. Hongbin mengantarkan gadis itu pulang dan Rae In terus saja bergumam bahwa ia akan bisa memenuhi tantangan dari Hongbin.

“Aku..bisa...pasti...bisa menjadi..kekash.....” gadis itu terkapar di kamarnya sesaat sebelum ia menyelesaikan kalimatnya.
#Flashback End#

“Ah! Hongbin-a...kapan kau mengantarkanku pulang? Aku kan belum pernah mengajakmu ke rumahku! Jadi jangan membuat gosip!!” teriakan Rae In membuat Hongbin tertawa geli.

“Sudahlah, aku tahu kau malu membahas hal ini dihadapan mereka!” ucap Hongbin yang kemudian mengajak Wonshik ke  kantin untuk sarapan.

`Malam itu...memangnya apa yang ku katakan?`

Taekwoon kemudian mendekati Rae In tanpa kata-kata, ia hanya merespon Jung Ema seorang. “Nanti mau makan apa pulang sekolah? Aku ingin memasakkanmu makanan dirumahku.”

“HEH???” respon yang di berikan Jung Ema membuat Rae In mengusap wajahnya pelan. “Oh...jadi kau mengundangku ke rumahmu? Benarkah? Ah, aku tidak ingin merepotkanmu.”

Taekwoon menggeleng, “Daripada harus makan di luar terus, lebih baik aku membuat sesuatu yang enak untuk kita makan.”

Rae In tersenyum dari balik punggung Taekwoon dan mengangguk-angguk ke arah Jung Ema.

“Benarkah...baiklah...makanan apa saja asal enak aku suka ...”

“Oke, sampai bertemu pulang sekolah nanti ya Jung Ema.” Ucap Taekwoon sambil tersenyum ke arah gadis itu.

Sedangkan Rae In yang melihat situasi ini mendadak menjadi senang dan girang.

***

Siang hari di saat pelajaran tengah berlangsung.....Wonshik dan Hongbin tertawa kecil karena pembingbing pengajar mereka tertidur di dalam kelas, dan ketika Wonshik ingin mengajak Rae In untuk mengerjai pembimbing pengajar, ia melihat gadis itu tertidur beralaskan jaket yang ia lipat di atas meja.

“Eh, ketiduran...lucu ya...?” ucap Wonshik kepada Hongbin. “Baru kali ini aku melihatnya tidur di kelas. Iya kan? Eh, apa yang kau bicarakan dengannya pagi tadi? Kau menyembunyikan sesuatu dariku?”

Hongbin mengamati gadis itu, begitu juga Taekwoon yang ternyata melihat Hongbin sedang mengamati temannya tersebut dari sebuah cermin yang ia pegang. Wajahnya begitu tampak pucat, tidurnya begitu pulas dan sepertinya ia sedang memimpikan sesuatu. Gerakan bola matanya cepat.

“Ya~, jawab pertanyaanku!”

“Hhh~ intinya, ia ingin menjadi nakal seperti kita. Aku memberikan tantangan, dia menyanggupinya. Tapi aku tidak percaya, aku minta sebuah jaminan. Dia mengatakan akan menjadi kekasihku jika ia bisa menyelesaikan semua tantangan yang aku berikan. Tapi dia mengatakan jika aku hanya menyukai gadis yang cantik saja...”

Wonshik mengangguk mengerti, “Kau memang menyukai gadis cantik kan?”

Hongbin mengiyakan, “Iya itu benar. Tapi bagiku, dia juga cantik.”

“Menurutku, dia biasa saja.” Ucapan Wonshik membuat Hongbin menatapnya tajam, “Why..why? Aku suka gadis yang seksi seperti Hyuna dari kelas tari.”

**