Senin, 14 Oktober 2013

Prince(ss) & Clown [FF-oneshot]



Tittle : Prince(ss) & Clown
Cast : Ravi (VIXX) – Sungjae (BTOB) – Shin Moni (OC)
Rated : 16+
Genre : lover
Theme song : ~ah whatever~
Author : Ravla

(i know it’s seems bored....)

-------------------------------------

“Ketika Ravi menjadi penerus tahta sebuah kerajaan........”

Pemuda 184 cm itu sibuk membawa jajanan ringan untuk kawan yang baru ia kenal 3 bulan yang lalu, “Ya~ Ya~ apa yang sedang kau baca....itu bukan bacaan untuk orang sepertimu!” Ravi merebut selembar kertas milik istana yang tidak sengaja di letakkan di dekat telepon rumah. “Tidak seharusnya ini disini...” lalu Ravi memindahkan kertas itu ke tempat yang tidak bisa di jangkau temannya.

“A...~ aku tidak bisa mengambilnya jika kau meletakkan itu disana.....biarkan aku membaca itu Ravi-ya!”

“No. No.” Ucap Ravi sambil menggoyangkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. “Lebih baik kita menonton TV saja dan menghabiskan semua makanan ini.”

Moni menggeleng, “Tidak mau, aku sedang tidak ingin makan apa-apa. Lagi pula, ada apa kau memintaku datang ke sini? Aku kira ada hal penting yang ingin dibicarakan?” tanya Moni yang kemudian duduk rapat di sebelah Ravi.

Sentuhan kulit Moni membuat Ravi sedikit terhentak, “Eung~? Oh..itu,....em, aku ingin pergi, tapi tidak ada yang bisa ku ajak. Jadi, ku pikir, kau bisa. Pameran seni di taman wisata kota. Tahu kan?”

Moni mengangguk, “Yap, aku tahu...tapi aku tidak berpikir ingin pergi kesana...aku juga tidak tahu kapan bisa kesana. Kau tahu kan, aku sedang repot mengurus panti asuhan? Bahkan setelah ini aku harus menginap disana.”

Ravi mengangguk, “Tidak masalah kok. Tapi aku ingin sekali kesana. Bagaimana...?” ia berakting sok imut agar Moni mau pergi bersamanya.

“Oh, iya~! Kau kan pernah bercerita jika kau mempunyai teman baik, ajak dia saja bagaimana? Bukankah, hubunganmu dengan dia sudah lama sekali? Kalian pasti lebih akrab jika pergi ke sana bersama.

“Hanmira maksudmu? Tentu saja dia sudah beberapa kali datang kesana bersama kekasihnya, aku tidak mau terlalu sering bertemu dengan kekasih Hanmi....aku dulu pernah memiliki konflik dengan mereka...ah sudahlah!” Ravi kemudian teringat kejadian 3 tahun yang lalu, setiap kali ia mengingat kejadian itu, ia merasa sangat bersalah.

“Jinjjaro? Aku kira orang sepertimu tidak bisa bertengkar dengan orang lain!” ledek Moni yang belum pernah melihat Ravi benar-benar marah terhadap orang lain. “Baiklah, Kim Ravi! Aku akan menemanimu, jangan lagi kau tunjukkan wajah sok imut itu....tidakkah kau tahu, wajah itu tidak cocok untukmu!”

“Hore! Benarkah? Kau tidak akan berbohong padaku?” pandangan itu seolah menyiratkan sebuah trauma. Masa lalu Kim Ravi tidaklah indah walaupun ia terlahir dengan predikat Prince atau Pangeran.

“Tapi tidak bisa hari ini, bagaimana jika....lusa?” tanya Moni yang kemudian pertanyaan di sambut dengan sebuah pelukan hangat dari Ravi.

*****

Langkahnya begitu pasti, menuju suatu tempat yang ramai dan semua perhatian akan tertuju padanya. Benar saja, dari kejauhan, dia sudah tampak begitu sangat mencolok.

“Eomma~ aku mau lihat itu!” teriakan seorang anak kecil membuatnya semakin bersemangat. Senyumnya merah merekah bak buah strawberry yang manis.

Mulanya ia memakai sepatu yang kebesaran, lalu tanpa ia sadar ternyata sepatu itu tertukar. Ia menukarnya kemudian bajunya tersangkut di celananya yang memiliki sedikit hiasan berbentuk duri-duri di sisi kiri pahanya. Setelah memperbaiki itu, ia menuangkan segelas air, namun karena ia begitu fokus dengan gulali yang di bawa salah satu anak kecil, air itu menjadi meluber kemana-mana. Tapi hal itu menjadi tak masalah, ia meminumnya namun lagi-lagi air yang sudah di dalam mulut itu menetes akibat melihat seorang gadis cantik berjalan di depannya.

“Eomma, airnya kemana-mana...” ucap anak kecil itu lagi dengan tanpa sengaja menjatuhkan gulalinya dan kemudian menangis keras.

Ia menghampiri dan mengambilkan gulali yang masih belum kotor itu, ia membersihkan dengan tisu basah dan mengembalikan gulali itu kemudian memberikan balon gas yang ia bawa di sepedanya. “Aku mau yang merah...” ucap bocah itu dan kemudian dengan senang hati ia memberikan balon yang berwarna merah.

“Terima kasih Om Badut.....” ucap anak kecil itu dan kemudian pergi.

Hidung merah besar, wajah yang putih dengan hiasan hitam vertikal di kedua matanya, goresan serupa lipstik merah yang tergambar lebar dari pipi kiri ke pipi kanan, dan tentunya rambut kribo berwarna pelangi dan kostum ‘gendut’ menyerupai Santa Klaus. Tanpa letih ia terus bergerak tanpa berkata-kata banyak, atraksinya cukup menghibur pengunjung disana, terutama anak-anak. Dan ia juga memberikan balon secara gratis.

*

Setiap hari, badut itu selalu menghibur antara jam 4 sore sampai 6 sore. Datang dan pergi, ia selalu nampak seperti itu, hanya kadang kala ia mengganti jenis pakaiannya dan leluconnya. Karena jika penonton setia pasti akan hapal dengan lawakannya.

Ia dalam perjalan pulang menuju sebuah rumah yang sederhana. Disana ia tinggal seorang diri, ia melarikan diri dari rumah demi membuktikan kepada keluarganya jika ia bisa hidup tanpa menjadi parasit di keluarga itu. Ayah dan Ibunya, juga seorang kakak perempuan bukan sebuah jaminan akan membentuk sebuah keluarga yang harmonis karena mereka semua sebenarnya adalah Paman dan juga Bibi dengan seorang anak perempuan yang 5 tahun lebih tua darinya. Fakta itu baru ia ketahui kurang dari 3 bulan yang lalu jika ia adalah anak asuh mereka. Namun, sesungguhnya ini adalah sebuah kesalahpahaman saja.

‘BUKK!’ seseorang yang terlihat sedang terburu menabraknya dan membuat stok balon gas yang tersisa berterbangan ke angkasa senja itu.

“OH! Cwesonghamnida~ ah, balonnya...bagaimana?” tanya seseorang dengan ransel yang cukup berat rupanya.

Ia hanya bisa tersenyum dan menggeleng, menurutnya, selama dandanan badut belum terhapus dari wajahnya, ia tidak ingin mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat identitasnya terbongkar.

“Huh? Oh, ini, aku tidak tahu berapa harganya.....namun, ku rasa ini cukup...” orang itu memberikan sejumlah uang kepada badut tersebut. “Kenapa? Sudah, tidak perlu kembalian, aku sedang terburu-buru! Sekali lagi aku minta maaf ya...Tuan Badut!” orang itu berlalu, namun badut ini tidak akan pernah melupakan wajah itu...

*****

Sore ini Moni datang untuk memenuhi janjinya kepada Ravi, namun tanpa disangka ia menemukan seseorang asing yang berkeliaran di dalam rumah Ravi.

“Nuguseyo.....?” tanya Moni sambil melirik ke arah kaki orang tersebut, `Bahkan kakiku kalah  jenjang dari kakinya.....’