Tittle :
Prince(ss) & Clown
Cast :
Ravi (VIXX) – Sungjae (BTOB) – Shin Moni (OC)
Rated :
16+
Genre :
lover
Theme
song : ~ah whatever~
Author :
Ravla
(i know
it’s seems bored....)
-------------------------------------
“Ketika Ravi menjadi penerus tahta
sebuah kerajaan........”
Pemuda 184 cm itu sibuk membawa
jajanan ringan untuk kawan yang baru ia kenal 3 bulan yang lalu, “Ya~ Ya~ apa
yang sedang kau baca....itu bukan bacaan untuk orang sepertimu!” Ravi merebut
selembar kertas milik istana yang tidak sengaja di letakkan di dekat telepon
rumah. “Tidak seharusnya ini disini...” lalu Ravi memindahkan kertas itu ke
tempat yang tidak bisa di jangkau temannya.
“A...~ aku tidak bisa mengambilnya
jika kau meletakkan itu disana.....biarkan aku membaca itu Ravi-ya!”
“No. No.” Ucap Ravi sambil
menggoyangkan telunjuknya ke kanan dan ke kiri. “Lebih baik kita menonton TV
saja dan menghabiskan semua makanan ini.”
Moni menggeleng, “Tidak mau, aku
sedang tidak ingin makan apa-apa. Lagi pula, ada apa kau memintaku datang ke
sini? Aku kira ada hal penting yang ingin dibicarakan?” tanya Moni yang
kemudian duduk rapat di sebelah Ravi.
Sentuhan kulit Moni membuat Ravi
sedikit terhentak, “Eung~? Oh..itu,....em, aku ingin pergi, tapi tidak ada yang
bisa ku ajak. Jadi, ku pikir, kau bisa. Pameran seni di taman wisata kota. Tahu
kan?”
Moni mengangguk, “Yap, aku
tahu...tapi aku tidak berpikir ingin pergi kesana...aku juga tidak tahu kapan
bisa kesana. Kau tahu kan, aku sedang repot mengurus panti asuhan? Bahkan
setelah ini aku harus menginap disana.”
Ravi mengangguk, “Tidak masalah kok.
Tapi aku ingin sekali kesana. Bagaimana...?” ia berakting sok imut agar Moni
mau pergi bersamanya.
“Oh, iya~! Kau kan pernah bercerita
jika kau mempunyai teman baik, ajak dia saja bagaimana? Bukankah, hubunganmu
dengan dia sudah lama sekali? Kalian pasti lebih akrab jika pergi ke sana
bersama.
“Hanmira maksudmu? Tentu saja dia
sudah beberapa kali datang kesana bersama kekasihnya, aku tidak mau terlalu
sering bertemu dengan kekasih Hanmi....aku dulu pernah memiliki konflik dengan
mereka...ah sudahlah!” Ravi kemudian teringat kejadian 3 tahun yang lalu,
setiap kali ia mengingat kejadian itu, ia merasa sangat bersalah.
“Jinjjaro? Aku kira orang sepertimu
tidak bisa bertengkar dengan orang lain!” ledek Moni yang belum pernah melihat
Ravi benar-benar marah terhadap orang lain. “Baiklah, Kim Ravi! Aku akan
menemanimu, jangan lagi kau tunjukkan wajah sok imut itu....tidakkah kau tahu,
wajah itu tidak cocok untukmu!”
“Hore! Benarkah? Kau tidak akan
berbohong padaku?” pandangan itu seolah menyiratkan sebuah trauma. Masa lalu
Kim Ravi tidaklah indah walaupun ia terlahir dengan predikat Prince atau
Pangeran.
“Tapi tidak bisa hari ini, bagaimana
jika....lusa?” tanya Moni yang kemudian pertanyaan di sambut dengan sebuah
pelukan hangat dari Ravi.
*****
Langkahnya begitu pasti, menuju
suatu tempat yang ramai dan semua perhatian akan tertuju padanya. Benar saja,
dari kejauhan, dia sudah tampak begitu sangat mencolok.
“Eomma~ aku mau lihat itu!” teriakan
seorang anak kecil membuatnya semakin bersemangat. Senyumnya merah merekah bak
buah strawberry yang manis.
Mulanya ia memakai sepatu yang
kebesaran, lalu tanpa ia sadar ternyata sepatu itu tertukar. Ia menukarnya
kemudian bajunya tersangkut di celananya yang memiliki sedikit hiasan berbentuk
duri-duri di sisi kiri pahanya. Setelah memperbaiki itu, ia menuangkan segelas
air, namun karena ia begitu fokus dengan gulali yang di bawa salah satu anak
kecil, air itu menjadi meluber kemana-mana. Tapi hal itu menjadi tak masalah,
ia meminumnya namun lagi-lagi air yang sudah di dalam mulut itu menetes akibat
melihat seorang gadis cantik berjalan di depannya.
“Eomma, airnya kemana-mana...” ucap
anak kecil itu lagi dengan tanpa sengaja menjatuhkan gulalinya dan kemudian
menangis keras.
Ia menghampiri dan mengambilkan
gulali yang masih belum kotor itu, ia membersihkan dengan tisu basah dan
mengembalikan gulali itu kemudian memberikan balon gas yang ia bawa di
sepedanya. “Aku mau yang merah...” ucap bocah itu dan kemudian dengan senang
hati ia memberikan balon yang berwarna merah.
“Terima kasih Om Badut.....” ucap
anak kecil itu dan kemudian pergi.
Hidung merah besar, wajah yang putih
dengan hiasan hitam vertikal di kedua matanya, goresan serupa lipstik merah
yang tergambar lebar dari pipi kiri ke pipi kanan, dan tentunya rambut kribo
berwarna pelangi dan kostum ‘gendut’ menyerupai Santa Klaus. Tanpa letih ia
terus bergerak tanpa berkata-kata banyak, atraksinya cukup menghibur pengunjung
disana, terutama anak-anak. Dan ia juga memberikan balon secara gratis.
*
Setiap hari, badut itu selalu
menghibur antara jam 4 sore sampai 6 sore. Datang dan pergi, ia selalu nampak
seperti itu, hanya kadang kala ia mengganti jenis pakaiannya dan leluconnya.
Karena jika penonton setia pasti akan hapal dengan lawakannya.
Ia dalam perjalan pulang menuju
sebuah rumah yang sederhana. Disana ia tinggal seorang diri, ia melarikan diri
dari rumah demi membuktikan kepada keluarganya jika ia bisa hidup tanpa menjadi
parasit di keluarga itu. Ayah dan Ibunya, juga seorang kakak perempuan bukan
sebuah jaminan akan membentuk sebuah keluarga yang harmonis karena mereka semua
sebenarnya adalah Paman dan juga Bibi dengan seorang anak perempuan yang 5
tahun lebih tua darinya. Fakta itu baru ia ketahui kurang dari 3 bulan yang
lalu jika ia adalah anak asuh mereka. Namun, sesungguhnya ini adalah sebuah
kesalahpahaman saja.
‘BUKK!’ seseorang yang terlihat
sedang terburu menabraknya dan membuat stok balon gas yang tersisa berterbangan
ke angkasa senja itu.
“OH! Cwesonghamnida~ ah, balonnya...bagaimana?”
tanya seseorang dengan ransel yang cukup berat rupanya.
Ia hanya bisa tersenyum dan
menggeleng, menurutnya, selama dandanan badut belum terhapus dari wajahnya, ia
tidak ingin mengeluarkan kata-kata yang bisa membuat identitasnya terbongkar.
“Huh? Oh, ini, aku tidak tahu berapa
harganya.....namun, ku rasa ini cukup...” orang itu memberikan sejumlah uang
kepada badut tersebut. “Kenapa? Sudah, tidak perlu kembalian, aku sedang
terburu-buru! Sekali lagi aku minta maaf ya...Tuan Badut!” orang itu berlalu,
namun badut ini tidak akan pernah melupakan wajah itu...
*****
Sore ini Moni datang untuk memenuhi
janjinya kepada Ravi, namun tanpa disangka ia menemukan seseorang asing yang
berkeliaran di dalam rumah Ravi.
“Nuguseyo.....?” tanya Moni sambil
melirik ke arah kaki orang tersebut, `Bahkan
kakiku kalah jenjang dari kakinya.....’