Kamis, 12 April 2012

The House of Doll -6-



---

Di dunia Sera, Carrousel itu berputar tak henti. Komedi putar juga berjalan membawa siapa pun ke atas untuk melihat pemandangan, namun....taman bermain itu hening, yang terdengar hanya decit besi berkarat dan juga lonceng-lonceng yang tertiup angin. Tidak ada kehidupan disana, seolah semua orang lenyap begitu saja.

‘TAK, TAK, TAK..!’

“Sera, Mama pulang! Apa kamu sudah bangun?”

Dugaan Sera salah, orang tuanya memang sedang keluar kala itu. Namun kini Sera menghilang.

Wanita berusia 47 tahun itu tidak mengecek kamar Sera, namun ia langsung menyiapkan makan siang untuk semua. Pukul 12 siang, suasana sekitar rumah sepi dan hanya samar-samar terdengar bunyi mesih jahit yang berdecak dari kejauhan.

---

Tangisan Mary masih belum berhenti, ia erat-erat memegang tangan Peter yang terbuat dari kayu. Peter kehilangan satu tangannya saat ia terkena wabah mematikan itu, seseorang yang pandai membuat boneka adalah satu-satunya korban selamat dari daerah situ. Namun Pete cukup lama menahan rasa sakit akibat tangannya yang terputus begitu saja, karena yang selama ini ia dengar adalah pak tua pembuat boneka itu suka menggali kuburan orang yang baru meninggal dan menjadikannya sebuah boneka manusia berlapis porselen.

“Dan kenapa bisa boneka-boneka ini ada dibawah rumah Mary?” tanya Sera bingung.

“Orang itu selama ini tinggal dibawah rumah Mary, karena hanya tempat ini satu-satunya yang tidak bisa di tembus oleh wabah itu. Ia bilang tembok ini bermantra.”

“Seperti apa mantranya?” tanya Mary panik, ia masih kehilangan kontrol.

“Aku tidak tahu, setahuku orang yang menolongku tidak nampak seperti orang jahat...tapi tetap saja aku tidak tahu bagaimana dia.”

“Apakah orang yang menolongmu seorang penyihir? Aku merasa agak aneh dengan keadaan disini...”

‘KRAAKK!’ seseorang datang kemudian terkejut, “Peter? Siapa mereka? Sudah ku katakan jangan bongkar tempat ini!”