Jumat, 27 April 2012

Puppet of Death -3-




Kevin sedikit menggigil saat ia mulai duduk tenang di dalam kelas, ia harus benar-benar rileks untuk mengikuti kelas pukul 7 pagi ini. Hari ini tidak biasa, dosen utama absen karena ada kesibukan, asisten dosen yang menggantikan. 10, 20, 30 menit mahasiswa jurusan Biologi ini menunggu kedatangan pengajar mereka.

“Kev,...” sapa Chia yang mengagetkan Kevin yang menatap kosong buku agendanya.

‘ZIING.’

Kevin menggelengkan kepala, “Kamu mengagetkanku..hey?! Kenapa kamu di sini? Kamu beda jurusan dengan aku!”

“Dosenku tidak datang, lagi. Aku tidak ingin dirumah sendirian.”

Kevin merasa heran, “Bukankah biasanya kamu memang sendirian, dan...kamu memang tinggal sendirian kan selama ini?”

Chia menggeleng pelan, belum sempat Kevin mendengar klarifikasi dari Chia, assisten dosen sudah datang.

Aneh sekali, orang itu langsung mengajar tanpa mengabsen terlebih dahulu. Ia langsung membuka sebuah buku dan menuliskan sesuatu di papan hijau itu.

D.’

Kevin dan Chia yang melihatnya menjadi bingung, orang itu hanya menuliskan huruf D tebal dan besar di papan tulis. Namun seakan hanya mereka berdua yang merasakan pagi ini begitu aneh.

Chia berbisik, “Tidakkah kamu merasa aneh?”

Kevin masih penasaran dengan asisten dosen yang tampak aneh itu, “Kenapa dia hanya menulis satu huruf saja dan tidak memulai kelas dengan mengabsen?”

Chia menggeleng karena dia tidak tahu, tapi Kevin merasakan suasana yang mulai mencekam. Perlahan ia memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, ia bersiaga, perasaannya mulai tidak enak.

“Sepertinya aku salah tempat pagi ini.” Chia mengatakan hal itu kemudian memandang Kevin.

Kini semua orang yang ada di dalam ruangan itu memandang Kevin tak terkecuali Chia, dan....mereka semua tidak memiliki bola mata!!!!

**

Selasa, 24 April 2012

Puppet of Death -2-





**

‘PRAK!’

“Kenapa aku bisa begitu bodoh dihadapan wanita itu?!” umpat Kevin sehabis menggebrak meja porselen di WC umum kampusnya. Beberapa orang yang lalu lalang masih menertawainya, berita seperti ini akan cepat sekali menyebar ke seluruh penjuru kampus.

Kevin berjalan menuju ke gedung kampusnya dengan menutupi wajahnya dengan masker yang ia dapat dari seorang teman dari jurusan Kimia. Ia benar-benar malu karena sekarang semua orang dikampus itu menjulukinya ‘Baka Kevin’ dengan kata lain ‘Kevin yang Bodoh’.

“Hei Kevin!” teriak teman wanitanya yang kemarin menitip boneka padanya, Chia. “Sedang apa kamu? Kenapa menutupi wajah seperti itu?” Chia menarik maskernya namun Kevin memakainya kembali.

“Hhhhh~” Kevin menghela napas, “Tadi aku melakukan hal yang bodoh di depan wanita itu...”

Merasa bingung dengan pernyataan Kevin, Chia berusaha meminta penjelasan lebih. “Wanita? Wanita siapa?”

**

Chia akhirnya mengajak Kevin berkunjung kerumahnya, begitu takjub saat Kevin memasukin rumah yang lebih mirip apartemen itu. Semuanya, di dekorasi seperti rumah boneka. Iya, Chia memang suka mengoleksi boneka jenis Pullip.

“Ini semua kamu yang beli?”

“Ah? Oh, boneka Pullip ini yang kamu maksud? Beberapa temanku memberikan, hadiah ulang tahun, juga hadiah kejutan. Sebagian lagi aku membelinya sendiri. Kenapa? Apa kamu juga suka?”

Sejarah dan Perkembangan 9 Jenis Boneka Fashion


Boneka fashion adalah boneka yang dirancang terutama untuk mencerminkan tren mode berpakaian. Boneka ini biasa dimodelkan seperti gadis remaja maupun wanita dewasa yang diperuntukan sebagai mainan anak-anak ataupun koleksi untuk kolektor dewasa. Boneka fashion diproduksi lengkap dengan berbagai mode pakaian dan beberapa aksesoris seperti tas, sepatu, kalung, dan lain-lain.

1. Boneka Bisque
Merupakan boneka fashion paling awal yang muncul pada pertengahan abad ke-19. Diproduksi oleh perusahan Perancis seperti Jumeau, Bru, Gaultier, Rohmer, Simone, dan Huret, namun kepalanya diproduksi di Jerman. Boneka ini sebagian atau seluruh badannya terbuat dari bisque porselen dengan ukuran yang bervariasi sementara matanya terbuat dari kaca. Boneka bisque diproduksi sebagai mainan untuk anak-anak dari kelarga kaya dengan mode pakaian kontemporer. Dan berada dipuncak popularitas pada tahun 1860 – 1890.


2. Bild-Lilli

Pada awalnya Lilli adalah karakter kartun Jerman yang dibuat oleh Rienhard Beuthien untuk tabloid Bild Zeitung di Hamburg, Jerman, kemudian pada tahun 1953 Bild Zeitung memutuskan untuk memproduksi boneka Lilli. Boneka Lilli dirancang oleh Max Weissbrodt dari perusahaan mainan O&M Hausser dan diproduksi tahun 1955 – 1964 dengan dua ukuran yaitu 12” (30 cm) dan 7.5” (19 cm). Walaupun pada awalnya boneka ini dipasarkan untuk orang dewasa di bar dan toko tembakau dan mengacu sebagai boneka seks, namun akhirnya boneka Lilli populer sebagai mainan anak-anak.

3. Barbie
Barbie adalah boneka fashion yang terinspirasi dari boneka Bild-Lilli yang di desain ulang oleh Ruth Handler dan diproduksi oleh perusahaan mainan Amerika, Mattel Inc. Barbie memulai debutnya di American International Toy Fair di New York Tanggal 9 Maret 1959. Boneka Barbie pertama diproduksi dengan mengenakan pakaian renang dengan corak hitam putih. Penampilan Barbie telah berubah berkali-kali terutama pada tahun 1971 ketika matanya berubah yang semula melirik kesmping kemudian mejadi melihat kedepan.

4. Sindy
Sindy adalah boneka fashion dari Inggris yang diproduksi pertam kali tahun 1963 di London oleh Perusahaan Pedigree Dolls & Toys. Boneka Sindy menjadi mainan dengan penjualan terbaik pada tahun1968 – 1970 di Inggris. Kesuksesan tersebut disebabkan oleh peningkatan produksi aksesoris Sindy , sementara Mattel (produsen Barbie) tidak meningkatakan produksi aksesoris Barbie sehingga popularitas Barbie menurun. Pada tahun 1980 Boneka Sindy ditarik dari pasar Amerika Serikat setelah Mattel mengajukan gugatan pelanggaran hak cipta. Setelah tahun 1980, Pedigree menghasilkan sejumlah gaun malam Sindy yang dirancang oleh Para Emmanuels yang terkenal sebagai perancang gaun pengantin Putri Diana.

5. Fulla
Fulla adalah boneka fashion yang dipasarkan untuk anak-anak Islam sebagai alternative dari boneka Barbie. Fulla dibuat oleh NewBoy FZCO, produsen dari Dubai. Meskipun sebelumnya telah ada boneka yang dibuat mengenakan jilbab seperti Razanne dan Maroko Barbie, namun tidak sepopuler Fulla. Fulla mulai sukses dipasaran pada tahun 2003 dan dijual hingga ke Cina, Brazil, Afrika Utara, Mesir, Indonesia, dan Amerika Serikat. Untuk pasar Saudi, boneka Fulla ditampilkan dengan mengenakan abaya hitam dan jilbab. Semantara untuk Negara-negara lebih Liberal, Fulla mengenakan pakaian yang lebih berwarna namun bahunya selalu tertutup dan rok dengan panjang dibawah lutut.

6. Bratz
Boneka fashion ini diproduksi oleh MGA Entertaiment diAmerika Serikat. Empat karakter boneka Bratz pertama diliris tahun 2001 yaitu Cloe, Jade, Sasha, dan Yasmin. Walaunpun dbernasib buruk pada debutnya dibulan Mei 2001, namun penjuanlannya meningkat menjelang Natal. Pada tahun 2005 penjualan bonaka Bratz dan aksesorisnya mencapai 2 miliar dolar di seluruh dunia. Produsen Bratz telah menghasilkan beberapa karakter Bratz lainnya seperti Lil’Bratz (2002), Bratz Boyz (2003), Bratz Kidz (2006), Bratz Babyz dan Bratz Petz (2004), Itsy Bitsy Bratz, dan Bratz Lil’Angelz (2007).

7. My Scene
My Scene diproduksi oleh Mattel dan merupakan salah satu karakter Barbienamun memiliki kepala lebih besar dari boneka Barbie biasanya. My Scene pertama kali diperkenalkan pada musim gugur 2002 dan dirancang sebagai saingan boneka Bratz. Produksi awal My Scene terdiri dari 3 karakter perempuan yaitu Barbie, Chelsea, dan Madison , kemudian pada tahun 2003 diproduksi 3 karakter laki-laki yaitu Bryant, Sungai, dan Hudson. Penampilan My Scene mengalami beberapakali perubahan terutama pada bentuk bibirnya, untuk karakter laki-laki dibuat tanpa senyum, sementara untuk karakter perempuan dibuat tersenyum dengan mulut setengeh terbuka dan senyum menyeringai dengan mulut tertutup.

8. Pullip
Pullip adalah koleksi busana boneka dibuat oleh Cheonsang Cheonha dari Korea Selatan pada tahun 2003. Pullip pertama kali dipasarkan oleh Jun Planning Jepang, tetapi sejak awal 2009, telah dipasarkan oleh Groove Korea. Boneka Pullip memiliki tinggi sekitar 12 inci, tinggi badan sekitar 9 inci dengan ukuran kepala yang kebesaran, dan mekanisme mata yang unik yang memungkinkan mata bergerak bolak-balik dan mengedipkan mata, menggunakan tuas di bagian belakang kepalanya.

9. Gene Marshall, Tyler Wentworth, and Alexandra Fairchild Ford
       Tyler Wentworth

 
          Gene Marshall


Ketiganya merupakan boneka fashion yang diproduksi untuk kolektor dewasa. Gene Marshall dibuat antara tahun 1995 dan 2005 dan diproduksi oleh Ashton-Drake Galeri namun sejak tahun 2005 mereka diproduksi oleh Jason Wu. Tyler Wentworth di buat oleh Robert Tonner da memulai debutnya di American International Toy Fair pada tahun 1999. Alexandra Fairchild Ford dibuat oleh Madame Alexander Dolls dan telah di produksi konstan sejak 1923, namun tidak diproduksi secara massal dan didistribusikan melalui outlet- outlet besar. 



sumber : SibukForever







Senin, 23 April 2012

~Resep Rainbow Cupcake~




Bahan :
125 gram Butter
125 gram Self-Raising Flour / tepung yang bias mengembang sendiri saat di oven
125 gram Gula Kastor / gula halus
2 butir Telur 
Vanilla essence 3 sdm Susu
4 warna pewarna makanan ( untuk membuat warna pelangi)
12 cup kertas pencetak cupcake
Cetakan cupcake




Cara Membuat:
Panaskan oven sampai 200 derajat C
Kumpulkan bahan Anda
Kocok gula dan mentega bersama-sama, hingga mengembang dan berwarna terang
Kocok telur satu per satu, menambahkan sedikit tepung setiap kali, sampai telah menambahkan semuanya.
Tambahkan esens vanila, campurkan
Tambahkan sedikit demi sedikit yaitu 1 sdm susu dan dicampurkan 
Siapkan 6 gelas atau mangkok:
1. Gelas / mangkok yang pertama tambahkan warna merah
2. Gelas / mangkok yang kedua tambahkan warna kuning
3. Gelas / mangkok yang ketiga tambahkan warna hijau
4. Gelas / mangkok yang keempat tambahkan warna biru tua
Siapkan cetakan kue dan kertas kue 
Lalu masukkan warna2 yang sudah disiapkan kedalam cetakan yang sudah diisi dengan kertasnya
Masukkan ke oven selama 15 – 20 menit
Hidangkan =)

~Resep Rainbow Cake~



  • Bahan-bahan :

Diameter loyang 25cm

Bahan Cake
Terigu protein rendah 72gr
Gula pasir 65gr
Butter 75gr (lelehkan)
Kuning telur 4
Putih telur 4 (kocok hingga kaku,dan mengembang "Meringue")
Vanilla Extract
Pewarna makanan (Merah, biru, kuning, ungu, hijau, dll)
Simple Syrup
Air 200ml
Gula 100gr

Cover/Frosting
Cream Cheese 125gr
Gula halus 80 gr
Whipped cream 250ml

Filling
Selai strawberry/selai buah lain 100gr
Cream Cheese 125gr




  • Cara membuat : 



1.Siapkan oven dengan suhu 180-190 derajat. Olesi loyang dengan mentega.

2.Kuning telur, gula pasir, vanilla extract, kocok hingga mengembang, Gunakan mixer, naikan kecepatan mixer secara bertahap agar adonan lebih stabil. Kocok hingga berubah warna menjadi putih, dan gulanya larut. Kemudian masukan 1sdm pewarna makanan.

3.Turunkan kecepatan mixer menjadi rendah, tuang melted butter,rata.

4. Selanjutnya aduk bahan menggunakan spatula, masukan meringue (putih telur yang di kocok hingga kaku), bergantian dengan terigu.

5.Panggang selama 30-35 menit, dengan api atas bawah.

6.Setelah matang, keluarkan dari cetakan. Tunggu hingga dingin.

7. Lakukan hal yang sama untuk warna lainnya.

8. Isi : Lumatkan creaam cheese dengan mixer hingga lembut, kemudian masukkan selai.

9. Frosting : Lumatkan cream cheese, gula halus hingga rata dan lembut. Kemudian masukkan whipped cream, aduk hingga rata dengan spatula.

10. Sebelum diberi isian, perciki permukaan atasnya dengan simple syrup menggunakan kuas, fungsinya agar kue lebih lembab dan rasanya lebih menyatu dengan isian.

11.Setelah di tutup dengan bagian atasnya. Cover bagian luar dengan frosting cream cheese.

12.Dinginkan di kulkas 1-2 jam, setelah itu siap di sajikan. 

Puppet of Death -1-




  • Title : Puppet of Death (sekuel The House Of Doll)
  • Cast :  Park Bom as Lyn - TOP as Kevin 
  • Genre : ?
  • Rated : ?


Terkadang, ada saatnya aku merasa mataku ini seakan ingin lompat keluar. Kepalaku seperti ditekan namun aku tidak merasakan sakit. Berkali-kali aku mengerjapkan mata supaya rasa aneh yang kurasakan di bagian mata tidak terlalu menyiksa. Begitu aku memejamkan mata dan mulai kehilangan 30% kesadaran, rasa aneh itu datang kembali...

**

‘HOSH, HOSH, HOSH..’

Seperti malam-malam sebelumnya, seminggu terakhir ini Kevin selalu saja bangun dari tidurnya tanpa sebab. Padahal ia tidak bermimpi buruk­, setiap kali terbangun badannya akan penuh dengan keringat dan ia tampak terengah seperti habis berlari 3 kali mengelilingi lapangan.

Kevin meraih kotak tisu dan mengambil beberapa lembar kemudian menyekanya di bagian leher. Ia tampak heran, ia mencoba mengingat mimpinya, namun berulang, yang ia ingat ia tidak memimpikan apapun.

Mata tajam itu melirik ke sebuah sudut dinding, pukul 3.47 dini hari. Maka ia melanjutkan dengan mandi kemudian sejenak menonton TV.

~`Apa yang sedang terjadi dengan tubuhku?~`

@_@

Suatu siang di hari ke-9 Kevin mengalami kegiatan ‘aneh’ itu ia bertemu seseorang di kampusnya dan menatapnya tajam.

Dia seorang wanita, tubuhnya semampai kakinya indah, rambutnya panjang berwarna biru kehijauan melintas begitu saja setelah menatap tajam Kevin.

“Hm?” ~`Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya....~`

“Kevin!!” tepuk seorang kawan sekampusnya membuatnya memindah pandangan. “Mana titipanku, sudah kamu beli kan?”

Kevin mengeluarkan sebuah boneka cantik berukuran 30 cm dari tasnya dan memberikannya pada kawan perempuannya itu. “Benar yang ini kan?” tanyanya memastikan sambil mencari sosok gadis berambut hijau tosca itu.

Jumat, 13 April 2012

The House of Doll -7- [END]



#Flashback
“Tuan Felis! Ku mohon jangan jadikan kekasihku sebagai bonekamu selanjutnya! Aku bersedia jika aku harus mati demi menggantikannya!”

Tuan Felis memandang pemuda itu dengan sinis, ia merencanakan sesuatu dari lama dan kini saatnya ia merasa bisa memanfaatkan pemuda polos ini. “Benarkah kamu akan mengorbankan apa pun demi Putri Hammington itu?”

“Bahkan di tukar dengan nyawaku pun aku sanggup!”

“Nyawamu tidak berharga! Aku mengincar gadis yang datang bersama Rosemary...aku yakin Mary tidak memiliki saudara kembar! Jadikan dia pengganti Mary, aku akan menjadikan ia bonekaku...”

Peter menyanggupi persyaratan itu dan tentu saja itu bukan satu-satunya persyaratan tunggal, “Namun aku memiliki dua syarat...”

“Apakah dengan menyanggupi dua syarat itu aku dan Mary bisa keluar dari sini?”

“Aku hanya menginginkan tubuh gadis itu dan sebuah mantra keabadian.”

“Mantra? Aku tidak pernah mengetahui soal mantra apapun, harus darimana aku memulainya?” Peter tidaklah mengetahui jika yang sedang ia hadapi saat ini bukanlah Tuan Felis yang sebenarnya.

Mary mendengar semuanya dari ruangan memasak, ia menggelengkan dan tidak percaya begitu hebat tingkat kesetiaan Peter, namun yang ia sesalkan adalah mengapa harus mengorbankan orang lain untuk kebahagiaannya? Benar, tubuh Mary masih ada di dunia Sera. Dan ia merasa harus membalas perbuatan Sera yang sudah menolongnya bertemu Peter, namun tak disangka ini yang harus di jalani Mary.

~`Aku akan di jadikan boneka? Siapa sebenarnya orang tua itu? Aku harus bagaimana? Aku tidak bisa membiarkan Sera menjadi penggantiku, namun aku juga tidak ingin berakhir disini! Aku harus minta penjelasan Peter!~`

*
Sebelum malam terlalu gelap, Mary yang meninggalkan Sera sejenak menghampiri Peter dan meminta penjelasan. Mereka cukup lama berdebat sampai larut tiba. Pada awalnya Mary sama sekali tidak setuju dengan usul Peter yang akan menukarnya dengan Sera dan sebuah rapal mantra.

“Mantra? Aku tidak akan memberitahukannya pada orang tua picik itu! Selamanya aku tidak akan memberikannya!”

“Dengarkan aku Mary!” Peter sedikit membentak, “Ini demi kehidupanmu! Aku berjanji akan menemuimu di dunia Sera! Demi kita, relakan gadis itu! Dia bukan siapa-siapa, dia bukan orang yang penting buat kita!”

“Peter! Jika tidak ada dia, kita tidak akan bertemu sekarang! Aku tidak bisa mengorbankan dia....bagaimanapun, dia adalah dewi penolongku!”

“Tolong, katakan mantra itu padaku...maka kita akan keluar dari sini, kamu kembalilah ke dunia Sera, tunggu aku, aku pasti akan menyusulmu!”

Rosemary ragu, ia bimbang. Sedangkan Peter mendesaknya agar segera memberikan kalimat mantra itu.

“Baiklah, aku akan memberitahukannya padamu. Bawa aku pergi dari sini.”
#Flashback End

*

“Aku bukan Tom! Aku hanya meminjam tubuhnya untuk mencarimu dan mendekatimu Sera....mohon maafkan aku Sera....”

~`Ameno stelus viarka.`~

“Aku tidak mengenalmu....” tiba-tiba Sera bisa bersuara, ia merasa kekuatannya pulih kembali, tentunya tidak begitu saja ia mendapatkan kembali kekuatannya.

Setelah Mary membocorkan mantra itu pada Peter, ia memberikannya pada Sera, dia tidak tahu jika mantra itu bisa membuat sang perapal menjadi memiliki tenaga yang lebih, tergantung pada siapa mantra itu di ucapkan. Mantra ini bersifat fleksibel, tergantung harapan si perapal. Pada Rosemary, mantra ini bekerja seperti oksigen yang memberikan kehidupan panjang, dan akan berlaku lain kepada Sera.

“Biarkan aku pulang.”

Makhluk yang mirip iblis itu kemudian kembali merantai tubuh Sera dan memulai mengaduk sebuah cairan kental yang kemudian ia letakkan di kaki pemuda yang ada di sebelah Sera.

“Siapa dia? Mana Tom, kembalikan dia...”

Makhluk mengerikan itu menatap nanar Sera, “Sedalam apa pun kamu meminta, ia tidak akan pernah ada lagi untukmu!”

“Apa maumu? Apakah kamu orang tua itu? Mengapa kamu menculik Tom, kenapa kamu membawaku kesini!?”

Ia melempar adonan itu menjadi berserakan di lantai, ia melepas rantai Sera lagi, dan ia pun memandangnya dalam-dalam.

“Tidakkah kamu mengingatku? Sungguh aku minta tolong kepadamu, ingat aku!” makhluk yang tubuhnya berkombinasi itu mengambil sebilah pisau dan mengiris dadanya di hadapan Sera. Bukan darah atau semacamnya yang keluar ketika itu, hanya busa-busa putih yang sama seperti Sera lihat pada lengan Tom. Makhluk itu merogohnya dengan tangannya sendiri, ia mengambil sesuatu yang rupanya tertanam di dalamnya. “Sekarang apa kamu mengingatku?” wajah makhluk itu begitu menyedihkan, penuh ego disana.

Sera menerima sesuatu dari tangan makhluk itu, sebuah liontin berbentuk telapak tangan dengan tengah yang berlubang dan berbentuk hati.

Makhluk itu menangis keras sampai terjatuh ke lantai, perlahan berubah; ekor menyerupai kuda itu lenyap, begitu juga dengan badan bantengnya yang berangsur menjadi tubuh manekin laki-laki, total berubah menjadi seperti bentuk manusia normal, namun tetap ia adalah manekin.

Sera masih memandangi liontin itu, ia seperti kembali ke 10 tahun yang lalu...

---

“Sera Agatha Moresia!!” panggil suara besar yang tidak lain adalah Papanya. “Sudah siap sayang?”

“Sudah Papa!”

Gadis cilik berusia lebih kurang 6 tahun itu adalah Sera. Anak perempuan bermata biru itu hari ini akan pergi ke sebuah taman hiburan di pinggiran kota. Mama dan Papanya begitu senang mengantarkan Sera karena hari ini bertepatan dengan hari ulang tahun gadis tersebut.

Sera sungguh aktif, ia mengajak bermain ini-itu sampai orang tuanya kelelahan dan karena kelalaian kedua orang tuanya melepaskan Sera di keramaiannya seperti ini.

Sera yang bingung itu hanya bisa melihat satu persatu wajah orang yang melewatinya sampai ia berjalan ngawur dan ditemukan oleh seseorang.

“Ouh? Adik kecil, apa kamu tersesat?”

Sera hanya mengangguk dan tidak ada kepanikan sama sekali di wajahnya.

“Ayo aku bantu mencari orang tuamu.”

Sera tidak melepaskan pandangannya dari kakak cantik yang menuntunnya, sampai akhirnya Sera merengek ingin naik permainan Carrousel.

“Itu, itu!!!” rengek Sera ketus.

“Ah baiklah, sekali saja ya?”

Kakak cantik itu mengajaknya naik Carrousel dan juga memberikan sebuah hadiah untuk Sera, sepasang kalung pasangan. Ini memang tidak seharusnya digunakan oleh anak perempuan seusia Sera pada waktu itu, namun ternyata Sera menyukainya.

“Ah kamu suka kalung yang aku berikan? Lihat, kalungnya bisa dipisahkan...taraaa~”

“Akakaaakkk~!” Sera kegirangan melihat aksi si kakak cantik itu saat memisahkan kalungnya. Kemudian Sera lebih memilih liontin berbentuk telapak tangan itu dan menyimpan liontin berbentuk hati kecil itu di saku roknya.

“Jadi, kamu menyukai yang ini?”

Sera mengangguk kencang. Kemudian setelah Carrousel berhenti berputar kakak cantik itu kembali mengantarkan Sera kepada orang tuanya. Namun lagi-lagi ada sesuatu hal yang menariknya keluar jalur. Sera menarik tangan kakak cantik itu begitu kuat dan menghampiri sesuatu yang membuat kakak cantik itu tertawa lumayan keras dan menggeleng pelan.

Kakak cantik itu mengerti apa yang di inginkan Sera, ia menggendongnya dan membantu membukakan sebuah pintu rahasia tepat di dada si manekin tampan itu. Adalah sebuah manekin laki-laki dewasa dengan wajah yang tampan dan itu adalah manekin yang akan dipakai untuk pertunjukkan malam nanti, “The Heart of Doll” begitu tulisan yang tertempel di atas kepala manekin itu. Sebuah pertunjukkan Opera dengan menggunakan manekin menyerupai manusia.

“Apa kamu menyukai boneka ini gadis manis?” tanya kakak cantik itu sambil menutup kembali apa yang telah ia buka tadi.

“Aku suka dia! Bawa pulang!” Sera mengguncangkan tubuhnya kencang namun kakak cantik itu malah membawanya pergi sejauh mungkin dari manekin itu.

Sera tidak memindahkan pandangannya dari manekin tampan itu, ia berlalu dengan segenap perasaannya kepada manekin Opera itu.

---

Sera mengingat semuanya, ia mengingat benar dua liontin itu. Namun apa yang bisa ia perbuat? Apa yang ada di hadapannya sekarang adalah manekin, bukan manusia.

“Apa kamu yang selama ini memanggilku? Kenapa...kenapa kamu lakukan hal ini kepada Tom?”

“Maafkan aku Sera...” manekin itu hidup, hanya saja ia tetaplah sebuah manekin.

Sera bergidik, ia merinding karena tidak mempercayai apa yang selama ini ia harapkan menjadi sebuah kenyataan. “Kenapa...jelaskan padaku...”

“Aku memang sebuah boneka, aku sangat berterima kasih kamu telah memberikan aku jantung, itu yang membuat aku hidup...ketulusanmu akan harapan ingin membawaku pulang kerumahmu telah tertanam di hati itu...namun adalah sebuah kesalahan ketika aku mempercayai iblis untuk membukakan jalan agar bisa menemuimu...iblis banteng itu telah merubahku menjadi manekin yang menakutkan...Tuan Felis lalu menemukanku di tumpukan manekin sampah, ia membawaku dan merawatku...tapi baru saja iblis dalam diriku membantainya...”

“Lalu, bagaimana cara mengusir iblis itu?”

Belum sempat manekin itu menjawab, ia sudah berubah lagi menjadi sosok menakutkan itu.

“Berusaha untuk menghancurkanku Sera? HAHAHAHAHA~ aku yang akan menjadikanmu sebuah manekin untuk koleksiku!” iblis itu mengaduk adonan lagi dan menuangkannya di kaki Sera yang terantai itu.

~`Aku harus bagaimana? Bagaimana jika manekin itu ikut hancur bersama iblis ini?~`

Sera sepertinya pasrah, ia duduk dengan lemas sambil menggenggam erat kedua liontin itu. Iblis itu terus menuangkan adonan mirip bahan porselen ke kaki Sera sampai mencapai paha.

~`Akankah hidupku berakhir disini?~`

Sera menunduk, ia kembali mengingat semua kebaikan kakak cantik yang telah memberinya kesempatan untuk menjalani takdir yang seperti ini. Ia merasa tidak bisa berakhir disini, ia merasa tidak bisa mati sia-sia untuk semua usahanya.

Dengan penuh keyakinan ia menjalankan apa yang sedang berjalan di dalam kepalanya; mengucapkan mantra sembali menyatukan kembali kalung itu.

"Ameno stelus viarka." , ‘KLIK.’

Sera dikejutkan oleh Tom yang tiba-tiba terbangun dari tidurnya kemudian segera loncat dan menghancurkan seketika porselen yang sudah mengkakukan kakinya.

Iblis itu nampak kebingungan, ia menekan erat dadanya, tepat di irisan tadi. Kemudian ia berbalik dan setengah wajahnya adalah manekin yang di harapkan muncul oleh Sera.

“Sera?!” Tom memecah konsentrasi Sera, “Cepat keluar dari sini!!” Sera yang bingung itu memilih mendekati iblis itu walaupun sangat susah untuk melangkah dengan rantai seperti itu.

“Jangan pergi!” teriak Sera namun Tom yang berhasrat untuk keluar itu keburu menariknya. “Ku mohon cari aku!!! Aku yakin kamu pasti bisa!!!!!” Sera melemparkan kalung itu dan mendarat di tanduk iblis itu. Tersamar, wajah tampan itu tersenyum walau terkesan kaku.

“Kamu harus menjelaskan semua ini!” Tom terus menarik Sera sampai akhirnya mereka berlari menelusuri gorong-gorong yang dipenuhi tikus dan air yang baunya amat menyengat.

“Dimana Mary dan Peter? Mary!!! Rosemary!!”

“Cepatlah Sera! Ini akan segera lenyap!”

---

Mereka sudah keluar dari gorong-gorong tanah itu, kemudian plasshhh~ tiba-tiba semuanya terasa ringan dan Sera merasa rantai yang membelit kakinya hilang.

“Tu...tunggu,....aku tidak kuat berdiri lagi! Apa kita sudah aman?”

Tom menoleh ke belakang, “Kita sudah kembali. Syukurlah!”

Terdengar suara klakson mobil, ya mereka sedang berada di gorong-gorong tengah kota dan mereka akan kembali dengan badan super bau.

---

Kejadian satu minggu yang lalu itu benar-benar di luar akal sehat. Sera kembali kerumah itu dengan selamat dan yang ia dapatkan hanya omelan dari Mamanya karena kembali kerumah dengan keadaan yang 1000% kotor.

Namun yang selama ini ia fikirkan ialah manekin berwajah tampan itu. Bahkan ia sudah tidak peduli lagi dengan keberadaan Mary dan Peter. Tom yang masih tidak percaya dengan hal itu, ingin menggali lebih dalam lagi namun sesuatu menghentikannya.

*

“Sudah Sera, jangan memikirkan hal yang tidak ada gunanya! Toh itu hanya sebuah manekin! Aku bisa membelikanmu banyak manekin!”

“Kamu tidak mengerti...tidak sesederhana itu Tom..”

Tom melihat sekeliling, mereka sedang mengobrol di ruang baca dirumah Sera. Ruangan dimana Sera dan Mary terjatuh kedalam tumpukan boneka mirip manusia.

“Pintu rahasia itu sudah tidak ada lagi. Pasti tidak ada, jika ada aku sudah menemukannya...”

Tom yang sudah mendengar kisahnya memang sudah berkali-kali mencari pintu rahasia itu, namun nihil. “Ayolah kita pergi, cari udara segar...” Tom mengajak Sera keluar, ia ingin temannya itu menjadi ceria kembali.

Sera mengikuti Tom yang ternyata mengajaknya ke sebuah taman hiburan. Ini menjadi sebuah peringatan tersendiri bagi Sera yang menemukan manekin tampan itu pertama kali di tempat seperti ini. Carrousel, komedi putar, gulali, dan hal-hal semacamnya benar-benar seperti waktu itu, hanya saja tidak ada kakak cantik lagi yang menuntunnya kini.

“Apa kamu mau naik Carrousel?”

Sera menggeleng, matanya sibuk mencari sesuatu.

“Atau kita beli gulali kapas saja? Biar aku yang bayar!”

Sera terusik, “Sudahlah Tom, sekeras apa pun kamu menghiburku aku tidak bisa bahagia secepat itu...”

Tom yang kehabisan akal itu akhirnya mengajak Sera duduk dan berbincang, “Hmm, baiklah aku tidak membantun sama sekali, tapi kuharap satu ini bisa mengobati kerinduanmu!”

Tom menarik kasar Sera menuju sebuah lokasi bermain. Lebih cocok dikatakan sebagai museum boneka. Entahlah mengapa taman hiburan itu membuka koleksi boneka disana.

Mulai dari boneka terkecil di dunia sampai boneka raksasa ada disana, berbagai macam jenis boneka ada disana, porselen maupun kain. Plastik atau semen juga ada, dengan serius Sera mengelilingi tempat yang cukup luas itu, besar sekali harapannya untuk menemukan manekin tampan itu.

Semakin malam, tempat itu semakin ramai dan penuh. Tom meninggalkan Sera seorang diri di sana. Entahlah, Sera sudah beberapa kali mengelilingi tempat itu sampai akhirnya pihak panitia pengurus museum itu mendatangkan lagi beberapa patung yang ukurannya lumayan besar. Betapa terkejutnya Sera melihat beberapa boneka porselen itu, Mary dan Peter, masih dengan pakaian yang sama saat terakhir kali mereka bertemu.

“Rosemary...dan Peter?”

Boneka itu menyatu di dalam kotak kaca, sungguh manis ketika Mary mengunci lengan Peter, Sera tidak akan pernah menyangkan akan bisa bertemu dengan mereka lagi walaupun dalam keadaan seperti itu.

‘SLASH..’

Tanpa sengaja Sera melihat seseorang yang berlari dari arah berlawanan dan ia memakainya, memakai liontin hati kecil. Sera mengejarnya, namun lagi-lagi Tom menariknya, mengingat hari sudah larut.

“Sudah cukup mainnya, ayo kita pulang sekarang!”

Sera yang keburu jengkel itu menepis Tom dan mengejar orang tersebut, ia mencari-mencari di antara beribu manusia yang berbaur disana. Sayangnya, yang Sera lihat hanyalah liontin itu, tanpa melihat wajah pemiliknya.

“Bagaimana jika aku salah orang? Seharusnya ia yang menemuiku...”

Dengan segala asa yang ia bawa saat ini, bagaimana pun Sera harus menemukannya.

“Sera, ayo pulang!!” Tom kembali menariknya.

“Bisa sabar sedikit tidak sih? Jika kamu mau pulang, duluan saja! Aku akan menyusul!” Sera kembali mencari orang itu, tapi masih ada ketidakyakinan di dalam hatinya. Sera takut jika itu hanya halusinasinya saja.

“Ke mana aku harus mencarimu, bahkan aku tidak tahu siapa namamu....” gumam Sera sambil terus mencari.

‘EXIT.’

Sampai akhirnya Sera menemui tulisan ini di salah satu arah. Dan ini memang satu-satunya arah yang harus ia tuju.

“Exit? Haruskah aku melangkah keluar?” kemudian Sera berbalik sejenak melihat kembali kerumunan yang bergerak padat seperti koloni semut.

Tanpa sadar ia menangis dalam kebimbangan, memilih antara meninggalkan atau ditinggalkan. Hanya sebuah manekin dari masa kecilnya, dapat mengubah seluruh hidupnya dimasa depan...

“Sera,...” Tom tetap menunggunya santai, ia mengerti benar bagaimana perasaan Sera saat ini. “Pulanglah,..” Tom menatap serius kali ini, berbicara pelan tanpa memaksanya.

---

“Seeee.....raaaaaaah ~”



T A M A T