Jumat, 23 Maret 2012

The House of Doll -5-




Denting jam terkesan menakutkan, cuaca tak lagi cerah seperti beberapa jam yang lalu. Semuanya hampir gelap padahal ini bukanlah fenomena gerhana matahari. Dua tubuh gadis berambut panjang itu bersiap menghadap lemari pemakan manusia itu. Entahlah, mereka harus siap kapan saja.

Lemari itu terlihat normal dan biasa sekali, hanya beberapa lapis kayu jelek yang dipaku sana sini dengan mata paku yang menyerupai payung. Suasana hening, detik jarum jam seakan berteriak ingin mengembalikan waktu kala itu ; sebelum semua orang di kota ini mati karena wabah antah berantah itu. Namun sepertinya Tuhan tidak mengizinkannya.

Sera dan Mary ; dua gadis dengan wajah serupa itu saling berpegangan tangan dan kemudian memejamkan mata. Lalu, keduanya terjatuh bersamaan ke lantai di depan lemari itu, dengan posisi kepala yang saling menempel.

---

‘SREK, SREK, SREK..’

Mary membuka matanya, dia melihat Sera yang masih tertidur di sampingnya. Bagaimanapun, sekeras apapun ia kembali ke dunianya, ia tak akan bisa keluar dari ruangan itu.

“Sera, Sera!” Mary mengguncang lengan Sera, beberapa saat kemudian ia tersadar, namun di sudut matanya membasah.

“Mary?” Sera melihat sekeliling, “kita diruanganmu? Bagaimana cara keluar dari sini? Sebentar, bunyi apa itu?”

Mereka bangkit ke arah jendela, kota benar-benar mati. Rumah-rumah itu rata dengan tanah, dan disana sini banyak batu nisan.

“Apa mereka semua sudah mati? Siapa yang menguburkan mereka?” tanya Sera kepada Mary.