Akhirnya Dae Sung mengantarkan Seol Hyo sampai rumah, namun pikiran Seol Hyo masih menerawang pada sosok berjaket tebal yang berada di tribun sore tadi. Seung Ri yakin dia sangat yakin mengenali sosok itu. Tapi Seung Ri tidak mau memaksakan kehendaknya kepada Seol Hyo.
“Terima kasih kalian sudah mengantarkan aku sampai rumah. Tapi sepertinya Unnie belum kembali...aku tidak mempunyai kunci cadangan.”
“Hmm kalau begitu kita tunggu saja diteras, kami akan menemanimu sampai Rae In datang.” Ucap Dae Sung sambil melemparkan senyum malaikatnya.
Seol Hyo merasa tidak enak hati karena hampir seluruh sore milik Dae Sung ia habiskan untuk dirinya saja, “ah, aku tidak apa-apa kalian tinggal seorang diri. Mungkin sebentar lagi Unnie pulang. Dae Oppa, lebih baik beristirahat saja kan baru satu hari masa sudah capek gara-gara aku?”
Seung Ri memandang Seol Hyo tidak biasa, itu sebuah isyarat.
“Hahahaha...” tawa khas Dae Sung, “tidak masalah, aku kan sudah lama tidak melihat Rae In!”
Dae Sung begitu saja duduk bersila menunggu Park Rae In, ini sudah pukul 9 malam ia tak kunjung pulang juga, membuatnya khawatir.
Seol Hyo sempat tertidur setengah jam menunggu Unnie-nya kembali dari kampus, lalu 15 menit kemudian Rae In kembali dengan ekpresi yang tidak biasa.
“Dae Sung? Kalian? Sedang apa disini?”
“Rae In?” Dae Sung mendekat, ingin memeluk namun urung. Ada yang pulang bersama Rae In, mantan kekasihnya semasa SMA, Kwon Ji Yong.
“Ji Yong?” Dae Sung sama terkejutnya dengan Ji Yong. “...ah lama tidak berjumpa denganmu.”
*
“Jadi, begitu?” Seung Ri dan Seol Hyo sedang mengobrol di teras belakang menjauh dari yang lainnya.
“Aku juga tidak menyangka kali ini membantu mereka lagi, dan ternyata Unnie sudah ngga marah lagi sama Ji Yong Oppa.”
Kripik satu toples mereka bagi berdua, “Aku malah tidak tahu sama sekali jika Ji Yong yang meminta ini semua.”
“Maksudmu?”
“Aku kira yang mau menyatakan perasaan pada Rae In itu Seung Hyun.”
“Seung Hyun yang pernah jadi legend perbasketan itu???” Seol Hyo sempat menjadi fans dari Oppa tinggi yang satu ini.
“Ekspresimu berlebihan!”
“Jadi,....sebenarnya,...” Seol Hyo masih bingung.
Seung Ri menghabiskan makanan dalam toples jumbo itu.
“Yang sebenarnya mau berpacaran dengan Unnie-ku itu siapa? Ji Yong oppa atau Seung Hyun Oppa?”
“Ji Yong, aku baru saja tanya Seung Hyun. Bukan dia, hanya saja dulu yang mengenalkan Rae In dengan Ji Yong itu Seung Hyun.”
Disela-sela percakapan mereka, ponsel Seol Hyo berbunyi. Tae Yang mengiriminya sebuah SMS.
Selamat malam, apakah besok ada waktu luang? Oppa ingin mengajakmu jalan-jalan sebentar saja. Kuharap kamu bisa.
Bak orang kesurupan, tanpa mengatakan pada siapapun Seol Hyo mengucapkan kata “I will, I will, I will Beibeh!!!!!!” yang menarik perhatian semuanya. Lalu dia berlalu ke kamarnya, entahlah mungkin melanjutkan itu dengan mimpi indahnya.
*
Dae Sung dan Seung Ri sudah pulang 10 menit yang lalu, Rae In sudah masuk ke dalam kamarnya, Ji Yong sudah tertidur ditempat Seung Hyun karena saking senangnya. Tapi tidak seperti itu, Seung Hyun belum bisa tidur senyenyak sahabatnya.
Pukul 4 subuh, Seung Hyun masih mendengarkan lagu klasik untuk menenangkan batinnya. Ji Yong terbangun, mendengar suara musik itu.
“Hey boy, apa yang kamu lakukan subuh begini? Tidurlah, Seol Hyo bisa kamu temui siang atau sore nanti.”
“Aku tidak bisa menunggu lagi.”
“Maksudmu? Kamu masih mengejarnya? Buat apa dia tidak pernah menyukaimu, dia hanya kagum padamu.”
“Aku akan mengubah rasa kagum itu menjadi rasa cinta.”
*
to be continue . . .