Tittle : Little Fish
Cast : Jung Ema (OC) – Kim Meichan (OC) – Han Mira
(OC) – Daehyun (BAP) – Lee Hongbin (VIXX) – Han Seul Gi (OC)
Genre : Romance
Theme
Song : ZiA – Have You Ever Cried
Rated : 15+
Author : Ravla
-------------------------------------------------
“........Aku hanya ikan kecil yang berada di luasnya
samudra ganas.”
LITTLE FISH
3 gadis sedang asyik mengobrol di
salah satu sudut kampus, menunggu sampai waktu kelas seni di mulai.
Tawa mereka begitu lepas, sungguh
binar-binar kebahagiaan terpancar dari wajah mereka. Namun salah seorang dari
mereka begitu terlihat tenang, senyumnya begitu elegan namun terkesan ramah.
“Hanmi, dia sedang menuju
kemari...mau apa lagi sih orang itu?” gumam kesal Meichan, yang sama-sama
membenci pemuda yang tidak berhenti mengejar di mana pun Hanmi berada.
“HAN MIRA!!! Ke mana saja kau?!
Kenapa tidak memberitahuku! Apa kau sudah makan? Uh, kau terlihat cantik
seperti biasanya!”
Jung Ema dan Meichan melihat pemuda
itu dengan tatapan yang benar-benar sinis. Gadis-gadis ini benar-benar tidak
menyukai Daehyun, mahasiswa dari jurusan seni peran.
Tentu saja, Hanmi merasa risih dan
segera pergi dengan teman-temannya. Namun seperti biasanya, Daehyun
menghentikan langkah pada gadis itu dengan bertingkah berlebihan. “Hei hei, mau
kemana? Aku baru saja datang! Jangan pergi dulu!”
Hanmi kemudian mengisyaratkan agar
Ema dan Meichan pergi terlebih dahulu.
“Hanmi-ya! Lihat, aku membawakan
sesuatu untukmu!” Daehyun memberikan sekotak sushi, sepertinya pemuda itu
benar-benar membuatnya sendiri.
Hanmi menghela napas, ia mengangguk
dan mengambil kotak itu tanpa banyak
bicara. Tanpa ucapan terima kasih. Daehyun mengikutinya, “Kelasmu kan disana?” tunjuk
pemuda itu ke arah kiri, namun Hanmi pergi ke arah kanan.
“Puuss!”
Sebuah suara kucing terdengar samar,
binatang mamalia itu kemudian keluar dari balik meja yang terletak di sudut
sebuah lorong dan bermanja ria di kaki Hanmi. “Lihat, kau tidak akan kelaparan
hari ini.”
Hanmi memberikan sushi itu kepada
kucing betina yang biasa ia rawat di kampus itu, melihat itu entah apa yang di
rasakan Daehyun, ia hanya berdiri mematung dengan ekspresi yang kosong; lebih
tepatnya ‘tidak tahu harus mengatakan apa’.
“Berhenti menyukaiku, Daehyun. Ku
mohon.” Ucap Hanmi pelan dan pasti, kemudian ia berlalu dengan langkah terburu
menuju kelasnya.
“Tapi....kenapa?” gumam Daehyun yang
seperti mendapat tamparan keras di pagi hari.
***
Hanmi melihat kedua sahabatnya sibuk
dengan gosip kampus. Ia selalu duduk terpisah dari mereka, terkadang Hanmi
duduk di tribun paling atas agar jelas melihat dosen ketika mengajar. Terkadang
ia duduk di bagian tribun yang paling dekat dengan dosen agar mendengar jelas
apa yang dosen katakan. Namun kali ini, ia duduk menyendiri di tribun paling
atas sebelah pojok kiri.
Sesekali ia bisa mendengar apa yang
Jung Ema bahas dengan Meichan, “mahasiswa
itu pasti sungguh tampan...aku dengar dia menjadi idola disana...”
Hanmi hanya menggeleng pelan
sesekali menghela napas. Ia sering merindukan kehidupannya yang dulu, yang
sudah lama sekali ditinggalkan. Namun ia tidak akan mau kembali ke masa itu...,
atau mungkin hanya menunda?
******
Beberapa hari kemudian, Hanmi sedang
mengecek jadwal kelas di dekat pintu kelas seni peran. Tentu saja kampus masih
begitu sepi, entah apa yang membuat gadis ini begitu pagi terbangun hanya untuk
melihat jadwal harian yang baru.
“Kau tahu dimana ruangan dosen dari
kelas seni musik?” tanya seseorang dari arah belakangnya.
“Tahu, ikuti aku.” Tanpa melihat
wajah orang tersebut, Hanmi melangkah menuju ruangan dosen yang biasa
mengajarnya. Namun kala itu sepertinya sang dosen sedang berdebat dengan
kerabatnya.
“Eung? Ada apa?” tanya orang
tersebut.
“Sepertinya kau tidak bisa
menemuinya saat ini....,” sesaat sebelum Hanmi melihat wajah orang tersebut,
pertengkaran yang cukup besar terjadi di ruangan dosen tersebut. Karena
terkejut, Hanmi menarik orang tersebut menuju sebuah ruangan praktek seni peran
di lantai dua kampus.
Karena bingung, orang tersebut
kemudian menutup pintu dan mata mereka bertemu. “Kenapa kau menarikku kesini?”
Hanmi seperti terpana, dia terdiam,
dia juga bingung kenapa ia menarik orang asing tersebut ke dalam ruang praktek
seni peran. “Aku hanya,...aku tidak mau kita di tegur olehnya.”
“Kenapa harus di tegur? Aku kan
memang sedang mencarinya..?”
Hanmi menggeleng dan melonggarkan
syal yang melilit lehernya, “Maksudku, aku.... Beliau kurang bisa mengontrol
emosinya, kebetulan aku tidak ada kelas hari ini. Maksudku, aku...bukan, dia
dosenku. Aku mahasiswi kelas seni musik.”
“Oh? Asisten dosen?” orang itu
tampak terkejut.
“Bukan! Bukan, ... tapi tidak lama
lagi aku akan jadi asisten dosen. Kau siapa? Aku tidak pernah melihatmu
disini?”
“Aku mahasiswa pindahan, ku kira kau
sudah tahu beritanya...? Ku rasa mahasiswi disini suka menggosip? Ternyata aku
salah...”
....jadi
ini yang Jung Ema dan Meichan bicarakan kemarin? “Lalu, jangan
katakan jika kau akan masuk di kelas seni musik bersamaku?”
Belum sempat orang itu menjawabnya,
seseorang dari luar sudah sibuk memutar knop pintu, “Hey, kenapa ini terkunci?”
ucapnya dari arah luar.
Hanmi dan orang itu sempat
kebingungan, namun akhirnya mereka bersembunyi di balik korden besar yang
menutupi jendela kaca di bagian sisi ruangan.
“Psst!!” seru Hanmi kepada orang
itu.
Begitu banyak barang di balik korden
itu sampai-sampai kehadiran mereka disana bukanlah suatu hal yang mencurigakan.
“Kau tadi mengunci pintunya?” tanya Hanmi berbisik, namun orang itu menggeleng
keras, “Tidak, aku hanya menutupnya biasa.”
Beberapa menit kemudian sepertinya
orang yang hendak masuk ke dalam ruangan itu telah pergi dan keadaan menjadi
hening. Namun Hanmi dan orang itu masih bersembunyi di balik korden.
Perlahan namun pasti, Hanmi
menanggalkan syalnya karena ia merasa pengap dan panas. Tidak biasanya Hanmi
terlihat berkeringat seperti itu.
“Are you okay?” tanya orang
tersebut, namun sepertinya Han Mira tidak mendengarnya.
Orang itu kemudian keluar dari balik
korden dan meninggalkan Han Mira, ia mencoba membuka pintu dan terbuka.
Kemudian ia keluar dari sana.
“Kemana orang tadi?” tanya pelan Han
Mira kepada dirinya. Ia membehani pakaiannya dan hendak melangkah menuju pintu,
namun orang itu kembali masuk dan
menutup pintu kemudian menarik lengan Hanmi dan bersembunyi di balik korden.
“Ada apa? Ada apa?” tanya Han Mira
panik namun ia tetap menunjukkan sikap tenang.
Saking terburunya pemuda itu,
pijakan sterofoam yang ada disana menjadi rusak dan hal itu membuat Hanmi tidak
bisa naik ke bagian paling atas, ia akan tetap terlihat oleh orang lain jika
ada yang memasuki ruangan itu.
“Aku tidak bisa naik!” teriaknya
kemudian orang tersebut turun lagi dan menggendong Han Mira.
“Diam dan jangan protes!”
Orang itu membawa Han Mira sedikit
naik dan pijakan di atas hanya bisa untuk satu orang, dengan terpaksa Han Mira
menginjak kaki orang itu dan mereka menutupi diri mereka dengan kain putih
usang yang tersampir di sana.
Han Mira bisa dengan jelas mendengar
deru nafas pemuda yang menghadap ke arahnya. Mereka tertutup oleh kain putih,
begitu pengap dan panas.
“Apakah ada orang masuk ke sini?”
tanya Hanmi.
“Mereka ke sini, sekitar 2 atau 3
orang. Maaf ya, bertahan sebentar lagi saja.”
Benar saja, ada beberapa junior
Hanmi yang datang dan mengambil beberapa barang di ruangan ini. Namun tentu
saja mereka tidak mengetahui jika ada dua orang yang sedang bersembunyi di
balik korden.
Pemuda itu mengamati wajah Han Mira
begitu dekat, gadis itu tampak sedang melempar pandangan ke arah luar jendela,
melihat atap atap rumah penduduk dengan antusias sampai sebuah pergerakan
mengejutkan pemuda tersebut.
“Maaf! Aku, aku sepertinya akan
jatuh...bagaimana ini?” tanya Han Mira panik melihat pijakan itu terasa semakin
bergetar.
Pemuda itu kemudian meraih kedua
tangan Han Mira dan melingkarkannya di lehernya sendiri. “Aku tidak mau kau
jatuh...”
Dengan posisi yang seperti itu, Han
Mira hanya bisa menyandarkan dagunya di pundak pemuda itu, mereka berpelukan,
mau tidak mau, suka tidak suka. “Maaf, aku jadi...membuatmu susah. Kurasa aku
menginjak kakimu terlalu lama...”
Pemuda itu tidak membalasnya, namun
hanya satu pertanyaan yang terlontar dari mulutnya, “Boleh aku tahu namamu?”
Tentu saja sebagai seorang gadis
yang normal, hal ini membuat dadanya berdebar dengan cepat, “Han Mira.”
Setelahnya terdengar orang-orang itu
pergi dan meninggalkan mereka berdua di dalam ruangan itu.
“Ku rasa mereka sudah pergi...bisa
kita turun sekarang?” pinta Han Mira, ia sudah tidak nyaman berada dalam posisi
berpelukan seperti itu.
Mereka kemudian turun dengan
perlahan, sampai Han Mira menjaga jarak dengan orang itu, “Jadi, anggap saja yang
tadi hanya...penyelamatan diri.”
Pemuda itu terlihat sedikit
tersenyum namun ia berbalik untuk menyembunyikannya. “Jadi, kau Hanmi? Kau
terkenal di kampus ini kan? Begitu yang aku tahu.”
Gadis ini tidak suka jika ia di
katakan sebagai mahasiswi yang terkenal di kampusnya, ia hanya menganggap itu
bonus dari kerja kerasnya selama ini mengenai betapa susahnya lolos untuk
menjadi salah satu anggota kelas seni musik. “Aku tidak terkenal, aku
menakutkan.”