---
Di dunia Sera,
Carrousel itu berputar tak henti. Komedi putar juga berjalan membawa siapa pun
ke atas untuk melihat pemandangan, namun....taman bermain itu hening, yang
terdengar hanya decit besi berkarat dan juga lonceng-lonceng yang tertiup
angin. Tidak ada kehidupan disana, seolah semua orang lenyap begitu saja.
‘TAK, TAK,
TAK..!’
“Sera, Mama
pulang! Apa kamu sudah bangun?”
Dugaan Sera
salah, orang tuanya memang sedang keluar kala itu. Namun kini Sera menghilang.
Wanita berusia
47 tahun itu tidak mengecek kamar Sera, namun ia langsung menyiapkan makan
siang untuk semua. Pukul 12 siang, suasana sekitar rumah sepi dan hanya
samar-samar terdengar bunyi mesih jahit yang berdecak dari kejauhan.
---
Tangisan Mary masih belum berhenti, ia erat-erat memegang
tangan Peter yang terbuat dari kayu. Peter kehilangan satu tangannya saat ia
terkena wabah mematikan itu, seseorang yang pandai membuat boneka adalah
satu-satunya korban selamat dari daerah situ. Namun Pete cukup lama menahan
rasa sakit akibat tangannya yang terputus begitu saja, karena yang selama ini
ia dengar adalah pak tua pembuat boneka itu suka menggali kuburan orang yang
baru meninggal dan menjadikannya sebuah boneka manusia berlapis porselen.
“Dan kenapa bisa boneka-boneka ini ada dibawah rumah
Mary?” tanya Sera bingung.
“Orang itu selama ini tinggal dibawah rumah Mary, karena
hanya tempat ini satu-satunya yang tidak bisa di tembus oleh wabah itu. Ia
bilang tembok ini bermantra.”
“Seperti apa mantranya?” tanya Mary panik, ia masih
kehilangan kontrol.
“Aku tidak tahu, setahuku orang yang menolongku tidak
nampak seperti orang jahat...tapi tetap saja aku tidak tahu bagaimana dia.”
“Apakah orang yang menolongmu seorang penyihir? Aku merasa
agak aneh dengan keadaan disini...”
‘KRAAKK!’ seseorang datang kemudian terkejut, “Peter?
Siapa mereka? Sudah ku katakan jangan bongkar tempat ini!”
Beruban, kulitnya mulai keriput dan bongkok. Badannya
lumayan tinggi dan giginya mulai ompong. Tuan Felis.
“Maafkan saya Tuan! Apakah Anda tidak mengenali Nona
ini?”
Tuan Felis melihat keseluruhan Mary, namun ia cukup
bingung dengan kehadiran Sera disana. “Siapa mereka? Wajahnya terlihat sama?”
Sera menyiapkan sebuah kebohongan.
“Dia adalah Putri Rosemary, Tuan...dan yang
disampingnya....”
“Aku saudara kembar Mary.”
Mary yang terkejut dengan hal itu memandang Sera penuh
dengan kemelut, ia memerlukan penjelasan setelah ini.
“Putri Hammington? Oohhh~” Tuan Felis memberi hormatnya.
“Sangat senang Anda bisa berkunjung ke tempat ini, namun aku tidak pernah
mendengar Anda memiliki saudara kembar?”
“Ah...iya, keluargaku memang tidak pernah
mengungkapnya...karena Sera tidak suka dirinya terlalu di bicarakan di
mana-mana.”
“Kalau boleh saya tahu, siapa nama Anda.....?” Tuan Felis
bertanya kepada Sera.
“Sera Agatha Moresia.” Begitu juga dengan Sera yang
sedikit membungkuk hormat.
*
Hari itu pun mereka akhirnya menempati sebuah bilik kecil
yang dibuat di bawah tanah dengan atap anyaman bambu dari Cina dan Sera
menjelaskan apa maksudnya mengatakan bahwa ia adalah kembaran Mary.
“Maafkan aku mengaku-ngaku menjadi kembaranmu. Aku tahu
itu situasi yang mendesak dan tidak mungkin aku mengatakan pada mereka jika aku
datang bukan dari duniamu, lihat, aku berpakaian aneh di jamanmu.”
Namun ekspresi yang di tunjukkan Mary adalah
kekhawatiran, “Aku merasa ini bukan hal yang baik Sera. Bagaimana kita bisa
bertahan hidup di tempat seperti ini? Pasti ada jalan keluar dari sini! Aku
harus menemui Peter!”
Sera menahan Mary, “Mary! Kita tidak tahu seluk beluk
tempat ini! Aku memang setuju denganmu, kita harus keluar dari tempat ini dan
menemukan temanku, atau juga orang tuaku! Namun tunggulah sampai besok, kita
pasti akan tahu dimana jalan keluarnya!”
Pengap dan panas, lembap dan berlumut. Dua keadaan yang
saling bertolak belakang itu terjadi dalam satu ruangan yang mereka diami.
Kedua gadis belia itu tidak mungkin bisa istirahat dalam keadaan yang seperti
itu, mereka segera mencari tahu siapa sosok Tuan Felis, akan menjadi sebuah
kesalahan besar jika mereka berada ditangan yang salah.
Satu jam, tiga jam, lima jam mereka terkurung disana
sampai akhirnya Peter datang membawakan makanan.
“Syukurlah kalian bisa bertahan selama ini tanpa minum
dan makan!”
“Peter!” Mary memeluknya lagi dan hampir saja nampan yang
ia bawa tumpah jika Sera tidak segera mengambilnya, “Aku ingin keluar dari
sini!”
Peter membelai lembut rambut Mary, “Segera sayang, selama
ini aku juga mencari jalan keluar...tapi aku belum menemukannya...”
“Lalu, kamu mendapatkan air dan makanan ini dari mana?”
Sera mengecek air dan makanan yang Peter berikan.
“Tuan Felis yang sudah menyiapkannya, aku hanya disuruh
mengantarkannya pada kalian. Aku juga sudah bosan berada disini! Semakin hari,
nafasku semakin berat, tempat ini kekurangan oksigen!”
“Apa yang orang tua itu lakukan? Aku ingin melihatnya,
ini benar-benar mencurigakan.”
“Sebelum aku menjawab semua itu, sepertinya kamu perlu
menjelaskan siapa dirimu. Aku tahu benar, Mary tidak memiliki saudara kembar!”
“Peter, dia penjelajah waktu..aku juga tidak tahu
bagaimana...dunia dia yang sekarang adalah mendiami rumahku ini...dan aku bisa
mendengarnya, aku juga muncul di dunianya...ayahku mengurungku...” Mary
menangis ia tidak bisa melanjutkan ceritanya.
“Ayahmu, mengurungmu?”
“Aku membobol tembok rumahku, aku menemukan dia lemas.
Dia mengetuk dinding, hanya dengan cara itu dia memanggilku.”
“Lalu, bagaimana cara kalian ke duniaku jika kalian
berdua ada di dunia sana?”
Mary menyeka airmatanya, “Sebelum kami kesini, Sera
memiliki sebuah lemari yang memang sudah ada di rumahnya saat ia pindah
beberapa hari yang lalu. Lemari itu menghisap manusia, Sera kerap di panggil
oleh sebuah suara, dan tujuan Sera kemari adalah untuk menyelamatkan seorang
temannya yang terhisap oleh lemari itu.”
“Lemari penghisap manusia? Aku baru mendengar hal itu,
jadi bisakah kalian membawaku ke dunia sana? Kali ini aku harus melindungi
Mary, aku harus selalu ada di sampingnya!”
Sera hanya bisa menunggu Peter menyelidiki tentang orang
tua itu, ia masih was-was untuk tidur, takut ia akan terbangun di lain tempat.
Ia masih harus menyelamatkan Tom, ini sudah sangat lama untuk dikatakan misi
sebuah penyelamatan.
*
Dua hari kemudian, wajah Sera sudah pucat karena tidak
tidur dan hanya duduk di kursi tanah liat itu. Pandangannya hampir kosong, ia
sangat kelelahan dan baik Mary ataupun Peter tidak bisa menghentikan aksinya.
“Ku rasa aku tidak bisa diam seperti ini lagi, sudah dua
hari Mary! Aku harus keluar dari sini! Aku harus mencari Tom!”
Sera berlari ke sembarang arah sampai akhirnya Peter
menangkapnya.
*
“Seraaaahh~~~~........sayangkuuuuh.....akhirnya ku
dapatkan kamuuuu.....”
Suara itu muncul kembali dan kali ini jauh lebih jelas,
Sera masih kehilangan 30% kesadarannya namun ia dapat merasakan hawa panas yang
mengelilingi tubuhnya. Suara itu terus mengganggu Sera sampai akhirnya ia
berontak untuk bangun, apa daya ia hanya bisa membuka matanya.
~`Dimana aku? Kenapa panas sekali?`~
Sera bertanya pada dirinya sendiri, yang dapat ia lihat
hanyalah rantai-rantai yang menghiasi langit-langit kemudian kepala-kepala
boneka yang bergelimpangan di lantai, ia memutar kepalanya ke arah kanan dan
menemukan sosok yang ia cari selama ini, Tom!
Namun mendadak suaranya tidak bisa keluar, padahal ia
sudah menjerit namun ia tak dapat mendengar suaranya, Tom sudah kaku, tubuhnya
menghitam dan di bagian kakinya menempel sesuatu, entahlah itu seperti basah
dan berwarna seperti kulit. Namun di bagian lengan atasnya menyembul busa-busa
putih seperti kain dan terdapat sebuah pola jahitan yang sangat halus.
Ia benar-benar bingung berada di sebuah tempat panas
seperti ini, Sera menoleh ke kiri. Ia mendapati sosok tua itu tengah bersimbah
darah namun ia tidak menemukan Peter dan Mary.
~`Demi Tuhan, aku ingin pulang.....Mama, Papa....~`
“Sera....akhirnya kamu sadar juga sayang.....” sebuah benda
membelai pipinya, tajam namun tidak untuk melukai. “Setelah
sekian lama akhirnya aku menemukanmu...”
~`Siapa orang....bukan, itu bukan manusia!!!~`
Sera hanya bisa menjerit dalam hatinya, ia sudah tidak
bisa berkutik, tenaganya sudah habis total.
“Jadi kamu tidak mengenaliku?” sosok dengan
ekor seperti kuda dan badan seperti banteng berkepala bersisik seperti ular itu
membuka rantai yang membelit Sera, ia memeluknya dan membelainya. Sera hanya
bisa mencium aroma gosong dari tubuh itu.
“Tidak ingatkah kamu saat ketika pertama kali bertemu
denganku melalui sebuah jendela? Tidak ingatkah siapa yang membantumu menemukan
Mary? Tidak ingatkah siapa yang memanggilmu dari halaman belakang sebuah rumah?
Ya...itu aku....”
~`TOM? Lalu itu.....siapa?”
GREAT!!^^
BalasHapusLanjot!!