Kamis, 05 Desember 2013

Regret [FF-oneshot]



Tittle : Regret
Cast : Cha Hakyeon, Ken (VIXX) – Nana (OC)
Genre : Angst, Sadness, Friendship
Rated : 15+
Theme song : Bigbang - blue
Author :  RAVLA

-------------------------------------------

“Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiranmu. Aku tidak mengenalmu lagi sekarang. Siapa kau...?”

Lelaki berperawakan seperti orang asing terserbut sedang berbicara kepada dirinya sendiri, ia bercermin, melihat dirinya. Namun bukanlah dirinya yang dulu.

“Apa yang kau lakukan disini...Ken? Apa yang kau tunggu?”

Tanyanya kepada bayangan itu. Ia menggenggam sebotol minuman keras, setengah isi. Lelaki ini merasa menyesal, tertekan, dan sedih. Ia berdiri lunglai tak bertenaga, matanya perlahan mulai basah.

‘PRAANGG!’

Ia membanting apa yang ia pegang. Mulai terdengar suara isakan, semakin lama semakin jelas. Ia tersungkur, mencium lantai dan tersedu. Ia menjambak rambutnya, mengacaknya dan kemudian terlentang memandang langit-langit sebuah emperan toko.

“Aku benci....aku membencimu!!! CHA HAKYEON!!!!”

*****

‘TIK, TAK, TIK, TAK..’

Hanya detik jarum jam yang keras terdengar.  Suasana ruangan berdinding batu bata ini begitu senyap, tidak ada kehidupan. Namun seseorang meringkuk di pojok sana dengan rambut yang berantakan dan ia gemetaran.

“Aku tidak mecahkannya...bukan aku....”

Gumamnya pelan dan berulang kali.

“Nana! Apa kau di dalam? Jawab aku! Nana!” sebuah suara memanggil dari arah pintu. Gadis itu terseok-seok, berdiri lalu jatuh kembali, mencoba berdiri namun ia tidak mempunyai kekuatan untuk itu sampai akhirnya seseorang mendobrak paksa pintunya.

Gadis itu menangis, ia terisak keras. Sesuatu yang buruk tengah terjadi pada dirinya.

“Hei, Nana,...Nana...!! Dengar aku....ini semua terjadi bukan karena dirimu!”

Binar mata gadis itu menerawang jauh, ia melihat ‘sesuatu’. Gadis ini istimewa, namun Cha Hakyeon tidak pernah mendengarkannya. Ia mengabaikannya, selalu.

“Aku tidak melakukannya...bukan aku...aku tidak memecahkan gelas itu...” gumamnya. “Ken....aku harus bagaimana..?”

Mata mereka bertemu, mereka menangis bersama.


**

#Flashback 1#
“Ah~ Ken! Jangan sentuh barangku yang itu! Kau tidak tahu kan jika benda itu pecah aku akan mati! Jadi tolong berhati-hatilah!”

Ken menjauhkan tangannya dari sebuah benda antik yang terpajang indah di salah satu sudut rumah Hakyeon. “A~ Hyung...mianhada. Ige mwoya? Terlihat seperti barang yang antik sekali?”

Cha Hakyeon tidak menjawab pertanyaan Ken, ia selalu seperti itu. Hanya berbicara panjang lebar jika ia mempunyai maksud tertentu.

“Hyung, kau sedang apa? Kau terlihat sibuk sekali? Aku bisa membantumu?”

Ken mendekati Hakyeon, namun lelaki yang 2 tahun lebih tua dari Ken malah mendorongnya lumayan keras. “Ugh? Hyung?”

“Diamlah..aku perlu konsentrasi penuh! Jika ini gagal, aku akan mati! Aku akan di usir dari rumah!”

Ken mengintip apa yang sedang Hakyeon kerjakan, ternyata ia sedang menyusun sebuah porselen yang berbentuk seperti piring. “Kau memecahkannya?”

“DIAMLAH!” bentak Hakyeon begitu keras dan mengejutkan Ken dan Nana yang ada di sana juga.

Gadis itu hanya duduk dan murung, sejujurnya ia tidak suka Ken berteman dengan lelaki kasar seperti itu. Karena ia tahu, dan sangat tahu, kelak Hakyeon akan membuat Ken berubah.

“Hyung...kau mengejutkanku! Hahhaha!” Ken kemudian tertawa, sepertinya ia menganggap hal itu lucu, namun semakin Ken terlihat ceria, semakin Nana terlihat dengan raut wajah yang menyeramkan.

“Ken, aku mau pulang. Kau mau mengantarkan aku?” tanya Nana kemudian.

Awalnya Hakyeon tidak mempedulikan kehadiran gadis cenayang itu, namun akhirnya ia mengambil tindakan. “Jangan Ken, kau harus tetap disini menemani aku! Kau sudah janji kan?”

Ken tampak kebingungan, ia tidak mungkin membiarkan sahabatnya, Nana pulang sendirian tengah malam seperti ini. Namun ia juga tidak mungkin pergi meninggalkan Hakyeon seorang diri karena ia tahu Hakyeon tidak suka seorang diri.

“A...a....,”

“Ken! Antarkan aku pulang!” Nana sedikit memaksa.

Hakyeon berbalik kemudian dan merangkul lengan Ken, “Tidak bisa! Dia sudah janji akan menemaniku disini!”

“AH! Baiklah..baiklah, selepas aku mengantar Nana, aku akan segera kembali, bagaimana?”

Hakyeon menghentakkan kakinya seperti anak kecil, wajahnya juga cemberut. “Tidak mau! Tidak boleh!”

“Kalau begitu kau ikut saja mengantar Nana pulang yah! Ayo, ayo!” Ken menarik Hakyeon dengan paksaan. Ia tidak mau membuat kedua temannya kecewa.

*

Ken menemani Nana menunggu taksi lumayan lama, sedangkan Hakyeon tidak melepaskan cengkraman tangannya dari lengan Ken.

“Itu taksimu sudah datang! Maaf ya tidak bisa antar sampai rumah...Nana.”

Nana pergi tanpa kata-kata. Ken tahu, Nana kesal terhadap dirinya.

“Ayo, sampai kapan kita akan berdiri disini? Aku sudah tidak tahan lagi! Nyamuk terlalu banyak menghisap darahku!”

Kemudian Ken kembali ke rumah Hakyeon, mereka menghabiskan malam disana dengan sekedar bernyanyi atau minum-minuman soda.
#Flashback 1 end#

**

“Dia...tidak mati kan?” tanya Nana memandang kosong ke arah tempat tidur Hakyeon. Rumah sakit ini terkesan begitu sunyi, seperti dirinya. “Dia akan bangun, kan? .... jawab aku Ken.”

Ken duduk di samping Nana, ia membelakangi jendela tersebut. Ia menggenggam erat tangan gadis itu, begitu dingin. “Dia akan berteriak padamu lagi, suatu hari nanti.”

Nana menempelkan tangannya ke dinding kaca itu, wajah Hakyeon begitu tenang dengan selang bening yang menempel di lubang hidungnya. Irama dadanya naik turun, lelaki itu masih bernafas. “Kenapa ia diam saja?”

“Nana!” hentak Ken, “Dia akan bangun! Dia akan baik-baik saja! Kau harus percaya padaku!” Ken mengguncang bahu Nana, ia berusaha menyadarkan gadis itu. “Kau harus percaya padaku....” ucapnya sekali lagi dengan nada yang rendah dan meyakinkan.

Ken memandang mata kosong itu, penuh dengan keyakinan. Hanya saja, Nana belum bisa meyakinkan dirinya sendiri.

***

#Flashback 2#
Hari hari terus bergulir, tidak menunggu hari cerah ataupun hujan, waktu akan terus berjalan tanpa pernah menengok ke belakang. Yang terjadi takkan bisa terulang kembali.

“Ken! Uh, uh Ken!” panggil Hakyeon dengan gemas yang disambut tawa cerah Ken. “Lihat! Aku mendapatkan nilai A untuk mata kuliah seni!” dengan bangganya, Hakyeon menunjukkannya pada Ken.

“Oppa,....Hakyeon Oppa....,apakah akhir minggu ini kau sibuk? Ku sarankan, sebaiknya kau jangan berpergian!” Nana tidak pernah mengungkapkan dirinya jika ia adalah cenayang. Ia tahu, Hakyeon tidak pernah suka dengan hal-hal yang seperti itu.

Hakyeon memandang gadis itu sinis. “Siapa kau? Kenapa kau terus saja melarangku ini-itu semenjak kita kenal? Kau tahu, aku ini tidak pernah suka kepadamu! Kau itu aneh!”

Ken mendengarnya dengan jelas, namun ia berusaha menenangkan suasana. “Hei Hyung, sudahlah! Bukan hanya Nana yang aneh, tapi aku dan kau juga sama anehnya!”

Perhatian Hakyeon teralih, “Aku aneh? Aneh bagaimana? Kalau kau aneh, aku sudah tahu!” ucapnya kemudian tertawa. “Hahahha!”

Nana hanya bisa terdiam, ia sudah memperingatkan dari jauh-jauh hari.

**

Keadaan seperti itu berulang, berulang sampai terjadi selama 4 hari berturut-turut. Tentu saja Hakyeon tidak kuat mendengar hal yang sama di ulang berkali-kali oleh gadis aneh itu. Sampai ia merasa hilang kesabaran...

“Oppa! Jangan pergi! Aku mau kau tetap disini bersama kami! Kumohon!”

Hakyeon berbalik, ia terlihat begitu marah dan kemudian melemparkan kaleng minuman yang ia pegang ke wajah Nana. “KAU PARASIT, PERGILAH JAUH! AKU TIDAK PERNAH MENYUKAIMU!” ia berteriak amat kencang, semua orang yang berdiri tidak jauh dari mereka menoleh, melihat aksi brutal Hakyeon. Termasuk Ken.

Nana meraba wajahnya, batang hidungnya berdarah akibat kaleng itu yang mengenai wajahnya begitu keras. Gadis itu tidak menangis, namun ia terlibat kasihan kepada Hakyeon.

“Nana...” panggil Ken saat lelaki itu mendekat. “Nana...” panggilnya sekali lagi.

Nana tersenyum, “Sebaiknya...sebaiknya kau menjaganya, jangan biarkan ia mendekati keramaian.” Pesannya kemudian gadis itu menyingkir.
#Flashback 2 end#

*****

Satu minggu genap, Ken hanya bisa menenangkan Nana yang semakin hari semakin kacau. Bahkan gadis itu seperti kehilangan ingatan. Begitu memprihatinkan.

Ia melihat Nana membuat sebuah masakan kesukaan Hakyeon. Roasted chiken.

“Dia belum siuman, Nana....ia tidak bisa menghabiskan makanan ini...” ujar Ken pelan, ia berusaha menjaga suasana hati Nana.

Wajah gadis itu begitu kacau. Ia memang berdandan, eyeliner di matanya luntur mengenai baju putih yang ia kenakan. Lipstick merahnya melewati garis bibirnya. Dan bahkan ia menggunakan pemerah pipi terlalu berlebihan.

“Kemarilah....duduk di hadapanku...” ajak Ken. Ia menuangkan cairan pembersih wajah ke selembar kapas dan mulai mengusapkannya di wajah Nana, menghapus make-up nya. Pandangan gadis itu kosong, ia menangis namun dengan wajah yang tersenyum.

“Hakyeon Oppa pasti akan suka melihatku berdandan....aku cantik kan? Aku tidak aneh lagi kan?”

Seketika Ken menghentikan gerakan tangannya kemudian menunduk. Ia terlihat menutup wajahnya dan ia menangis, kemudian ia menengadah lagi. “Tentu saja! Kau cantik! Kau .... cantik!”

Gadis itu tersenyum, namun matanya terus menangis.

*

Mereka kembali ke rumah sakit, menjenguk Hakyeon yang kondisinya masih kritis, koma.

“Hari ini ia terlihat tampan, iya kan, Ken?” tanya Nana dengan pandangan kosongnya.

Ken melirik Nana, ia berdeham mengiyakan. “Tentu saja. Dia bahkan lebih tampan dariku hari ini.”

Suasana yang sunyi, yang terdengar hanya alat bantu pernasapan yang berdiri tegak di samping Hakyeon.

“Kapan ia akan membuka matanya?” tanya Nana. “Aku ingin ia memakan ini. Bisakah kau memberikan padanya?” Nana menyerahkan sepiring ayam panggang kepada Ken. “Aku ingin makan ini bersamanya, bersamamu juga.”

Ken mengambil benda itu dengan tangan yang gemetar. Ia berusaha menahannya, namun bulir-bulir airmatanya tak bisa tertahankan.

***

#Flashback 3#
“Hyung, aku sudah mencoba apa yang kau sarankan kepadaku! Mengapa minuman ini rasanya tidak enak? Sedikit pusing ketika aku meminumnya!”

Hakyeon kemudian memberikan minuman beralkohol lainnya, “Coba yang ini, mungkin cocok denganmu.” Ucapnya kemudian meniupkan asap dari sebatang rokok ke wajah Ken.

Ia terbatuk kemudian tertawa, ia fikir hal itu adalah sebuah candaan masa kini. Ken meminumnya, namun kepalanya menjadi sungguh berat. “Hyung, aku sepertinya akan segera mabuk! Sudahlah, ayo kita tidur saja!” pinta Ken sambil memaksa Hakyeon untuk kembali ke villa.

Akhir pekan antara Ken dan Hakyeon di sebuah villa di pegunungan.

“Ken! Gendong aku!” pinta Hakyeon yang kemudian langsung melompat ke atas punggung Ken.

“Ugh Hyung!” tanpa persiapan Ken memanggul tubuh Hakyeon, “Kau berat sekali, Hyung!”

Hakyeon tertawa kemudian. Hakyeon banyak bercerita tentang kisahnya mengumpulkan barang-barang antik. Namun Ken tidak bisa mengingat dengan jelas apa yang Hakyeon bicarakan, kepalanya terlalu pusing akibat minuman beralkohol yang Hakyeon berikan padanya tadi.

“Ya~ Ken! Jalanlah yang benar! Sudah 2 kali kau terhuyung seperti ini! Be strong!!” ucap Hakyeon seraya menepuk pundak Ken.

--

Di tempat lain, Nana sedang seorang diri dirumah dan ia menggenggam sebuah pensil. Ia mencoret-coret sebuah kertas kosong. Mencoret dengan asal, sampai ia merasa haus dan berjalan ke arah meja dapur. Sial, tanpa sengaja ia menampar sebuah gelas kaca dan terjatuh.

Suasana sepi kemudian, debar jantungnya terasa begitu cepat. Nafasnya terengah seperti habis berlari.

--

“Hyung! Hyung!!!”

Ia melihat sosok itu terdiam, menutup matanya dan membisu. Ia tidak begitu sadar, ia hanya berusaha meraih tangan Hakyeon, namun seseorang sudah terlebih dahulu mengangkat tubuhnya menjauhi Hakyeon.

“Cha Hakyeon!” pekiknya sekali lagi, tapi sepertinya tidak ada yang mempedulikannya.

*****

Ia tidak bisa mengingat semuanya dengan baik, hanya siluet wajah Hakyeon yang terlihat seperti tertidur malam itu. Ia membanting botol bir yang dipegangnya kemudian menangis.

Ia berlari, sekencang mungkin secepat mungkin menuju Nana. Hanya Nana.

Gadis itu begitu berantakan, seisi rumahnya kacau balau. Malam ini terasa begitu mencekam.

“Hei, Nana,...Nana...!! Dengar aku....ini semua terjadi bukan karena dirimu!”

Binar mata gadis itu menerawang jauh, ia melihat ‘sesuatu’. Gadis ini istimewa, namun Cha Hakyeon tidak pernah mendengarkannya. Ia mengabaikannya, selalu.

“Aku tidak melakukannya...bukan aku...aku tidak memecahkan gelas itu...” gumamnya. “Ken....aku harus bagaimana..?”

“Cha Hakyeon akan baik-baik saja...percayalah padaku...”
#Flashback 3 end#

*****

Satu sampai tiga perawat berbondong-bondong masuk ke dalam ruangan dimana Hakyeon tertidur. Mereka mengganti infus dan kemudian mengecek segala macam. Akhirnya, lelaki itu membuka matanya. Ia memainkan bola matanya, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya. Tim medis mengatakan hal baik; Cha Hakyeon tidak akan kehilangan ingatannya. Namun ia harus lebih lama berada dirumah sakit demi mengembalikan fungsi otot geraknya.

Cha Hakyeon tertidur lebih dari dua minggu.

*****

2 bulan berlalu..musim pun telah berganti. Musim semi tiba.

“Selama ini, dia selalu menemaniku....dia adalah mataku....dia....,”

Nana tidak melanjutkan kalimatnya. Ia berlutut, menangis, memukul-mukul gundukan tanah yang ada di hadapannya. Ia merasa tidak terima, kemarahan, kesedihan, bahkan ia tidak tahu disebut apa perasaan yang ia rasakan saat ini. “Aku ingin melihatmu, KEN~!!!” teriaknya menggema.

“Nana....” ucap Hakyeon merangkul dan memeluk gadis itu. Ia tidak bisa berhenti menangis. Mereka menangis. Ken terlalu cepat untuk tertidur selamanya...

-----------------------------------------

Ken terhuyung, ia menopang tubuh Hakyeon dalam kondisi yang tidak prima. Sudah 2 kali iya hampir terjatuh, namun Hakyeon selalu menepuk pundaknya. Sampai akhirnya Ken tidak bisa mengontrol tubuhnya yang melemah dan pada saat yang bersamaan, Hakyeon melunjak senang di punggung lelaki itu. Mereka terjatuh, dan mobil menghantam keras tubuh mereka. Semuanya gelap, hilang.....

----

REGRET
-END-

--------------

“Nana! Aku sudah memberitahukan Ibumu, jika suatu saat nanti, aku pasti akan bisa membuatmu kembali melihat dunia ini seperti yang lainnya! Kau harus pegang janjiku! Oke?!”


“Kelak, yang ingin ku lihat pertama kali adalah wajahmu, Ken.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar