Senin, 30 September 2013
Senin, 23 September 2013
Minggu, 22 September 2013
Rabu, 18 September 2013
Sabtu, 14 September 2013
Rabu, 11 September 2013
Kamis, 05 September 2013
Back To You [FF-oneshot]
-terkadang, mimpimu menjadi nyata. setidaknya kau bisa membacanya jika kau rindu. cukup katakan padaku. aku akan mewujudkannya, untukmu,-
.......
Tittle : Back To You
Cast : Ken & Leo (VIXX) – Jung Ema (OC) –
Moonie (OC)
Rated : 15+
Theme
song : Ailee - Heaven
Genre : Love / Romance
Author : Ravla Lavender
------------------------------------------
Aku tidak pernah tahu, kenapa aku dulu menyukainya.
Kini semuanya terasa begitu hambar.
Tidak ada orang yang ingin merasakannya, namun aku masih sedikit iba padanya.
Tapi aku tidak tahu, aku masih ingin memperbaiki semuanya. Sungguh terasa
sulit,...bahkan aku dapat merasakannya setiap kali aku bernafas. Hhhh~...Oppa,
mianhae.
-BACK TO YOU-
Jung Ema; ia memperhatikan lelaki tinggi berambut hitam itu dari balik kaca
laboratorium. Ia ingin berbicaranya padanya, namun ia memilih menghindar
beberapa hari belakangan ini.
“Mau sampai kapan kau akan memperlakukan dia seperti ini? Jung-nim!
Sadarlah, tindakanmu ini salah!”
Raut wajah itu panik, “Aku tahu! Diamlah, biarkan aku berpikir!”
“Apa lagi yang mau kau pikirkan? YA~ dia kekasihmu! Tidak ingatkah dirimu 4
bulan yang lalu begitu mengagungkannya? Bahkan kau rela absen dari kelas demi
hanya untuk menonton dirinya bermain bola!”
Jung Ema menatap Moonie tajam, namun ia tidak mengeluarkan sepatah kata
pun. Tentu saja hal itu masih tergambar jelas di benaknya. Selama ini, Moonie
yang selalu setia membantunya. Bahkan sampai saat ini, Moonie berbohong kepada
Leo. Sebenarnya ia sama sekali tidak mau melakukan hal itu. Posisinya
membuatnya menjadi serba salah.
“Oetteokhaji?” desah Jung Ema pelan. Ia masih menatap pria itu, sibuk
dengan teman sekampusnya. Tiada lain membicarakan tentang olah raga favoritnya,
sepak bola.
“Temuilah dia. Jujurlah, jangan membuat masalah baru saat masalahmu yang
lain belum selesai.”
“Aku tahu.” Ucapnya pelan, Jung Ema berada di posisi yang sulit.
***
/FLASHBACK/
Dua bulan yang lalu.....
“Hei! Jung Ema!
Jung-nim! Ya~ Ya~....kau masih ingat denganku kan?”
Jung Ema memandangi lelaki dengan hidung mancung itu, dia
kebingungan. “Nuguseyo?”
Lelaki itu menepuk jidatnya, lalu sumringah, tertawa
tidak jelas. “Ken! Ken! Keken~...~” ucapnya kemudian memajukan bibirnya dan
tersenyum.
Ekspresi Jung Ema berubah seketika itu, “OMO! Jaewhany!
Benarkah ini dirimu? Kemana kacamatamu? Apa yang kau perbuat dengan rambutmu?
Sungguh, aku tidak mengenalimu! Aigo!”
Ken hanya tertawa dan tersipu malu, lelaki penyuka aegyo
itu memukul ringan lengan Jung Ema, “Jinjjayo? Ah~ tidak...aku masih tetap Ken
yang dulu! Aku tidak berubah sama sekali!”
Leo mendapati gadis yang ia sukai berbicara begitu akrab
dengan seorang lelaki penghuni baru asrama bagian F. Ia memandang mereka tanpa
ekspresi, namun pedih. Itu yang Leo rasakan. Ia begitu pencemburu dan cenderung
diam jika sudah ada sesuatu mengganggu harinya. Seperti saat ini.
Senin, 02 September 2013
Another Poison [FF-oneshot]
Tittle :
Another Poison
Cast :
Lee Hongbin (VIXX) – Jang Moonie (OC) – Yoo Ah In (actor from Antique Bakery) –
Lee Ilsoon (OC) – Soo Jin Byul (OC)
Genre :
Fantasy / Lover / Friendship
Theme
Song : all kpop song
Author :
Ravla Lavender
-------------------------------------------------
ANOTHER POISON
[Jang Moonie’s POV]
“Kamu suka tempat kita yang baru,...Moonie?”
Gadis itu cukup lama berdiri memandang hamparan padang rumput luas yang
membentang di depan halaman rumahnya. Sebuah desa namun tempat ini tidak sekuno
yang ia pikirkan. “Kurasa aku akan betah disini, Oppa. Tapi bagaimana dengan
pekerjaanmu? Itu kan jauh sekali dari sini.”
“Moonie-ya, Oppa akan baik-baik saja. Jangan terlalu merisaukan aku! Ku
rasa kau harus segera berbenah, sebentar lagi Appa dan Eomma akan segera
datang.” Ucap Oppa itu dengan menepuk pundak adik perempuannya dua kali. “Aku
akan mencari makanan ringan di sekitar sini. Jangan pergi jauh-jauh ya! Tunggu
aku!” ucapnya kemudian berlalu.
“Ah In Oppa!” panggil itu kemudian melambaikan tangan dan kemudian menuju
kamarnya dan mulai membuka tumpukan kardus berisi pajangan dan buku-buku
sekolahnya.
‘GRASAK!’
Sebuah suara gaduh terdengar dari sebuah sudut di luar rumah. Moonie
mendatangi sumber suara dan tidak menemukan apa-apa. Namun ia merasa ingin
menelusuri padang rumput itu karena nampak dari kejauhan ada sebuah gundukan
tanah yang membentuk bukit, cukup tinggi dan ditumbuhi oleh pohon-pohon yang
cukup lebat.
Moonie menghentikan langkahnya dan mencoba menahan diri, ia tidak mau membuat
masalah di hari pertama mereka pindahan. Ah In Oppa akan begitu khawatir jika
ia menghilang.
“Tapi aku ingin kesana...sepertinya tempat itu menarik...tapi bagaimana....aku
tidak mau membuat Ah In Oppa khawatir lagi...”
Angin yang berhembus sore hari membuat suasana semakin indah dengan cahaya
mentari yang samar-samar menyinari tempat itu. Terkesan sangat damai namun
begitu misterius.
“Moonie-ya, dimana kau? Moonie-ya!” sebuah suara memanggilnya, sepertinya
orang tuanya sudah datang.
“Ne~ Eomma! Aku segera datang!”
*
Malam hari begitu tenang dan yang terdengar hanya suara gemericik air dan
gesekan dedaunan yang terkena angin. Sesekali terdengar suara jangkrik yang
membuat tidur akan semakin pulas. Namun tidak dengan Moonie. Ia sengaja memilih
kamar yang bisa melihat langsung ke arah gundukan tanah besar itu. Ia
mengamatinya dibawah sinar bulan yang cukup terang. Tempat itu di malam hari
terasa begitu menyeramkan, namun tetap saja, hasrat gadis itu semakin besar.
“Kenapa tidak sekarang saja aku kesana?” ucapnya pada dirinya sendiri. Ia
bangkit lalu mengambil jaket dan memakai sepatu, “gila. Apa yang sedang aku
lakukan? Ini sudah jam 2 dini hari!” tegurnya kemudian saat ia hendak melangkah
keluar kamar. “Kenapa aku ingin ke sana?” ujarnya saat ia mulai mengambil
langkah pertama.
‘SRAK, SRAK...’
Moonie berjalan perlahan agar tak ada seorang pun yang mendengarnya, ia
menyinari pijakannya dengan sinar ponselnya. Semakin dekat, perlahan namun
pasti. Ia semakin merasakan debar jantung yang kencang. Padahal Moonie tahu,
tempat itu hanya di tumbuhi pepohonan tua.
[Jang Moonie’s POV end]
Langganan:
Postingan (Atom)