Jumat, 26 September 2014
Jumat, 12 September 2014
Kamis, 11 September 2014
Crystal Cat [FF-oneshot-Rated R]
Tittle :
Crystal Cat
Cast : Young
Jae (B.A.P) – Rae In (OC) – So Young (OC) – Junhong (B.A.P)
Genre :
Fantasy Romance
Rated :
19+ (Dewasa) [R]
Theme
song : Ayumi Hamasaki
Author :
Ravla
----------
“Hhh....hh....hhhh....”
Apa? Apa
yang ku lihat barusan?!
Dengan wajah yang terkejut dan nafas
yang berderu kencang, Rae In terduduk di aspal dengan lutut dan tangan yang
gemetar. Malam ini, ia baru saja melihat sosok yang aneh menabraknya dan
mengambil beberapa makanan yang baru ia beli dari mini market.
Rae In menelan ludahnya, ia berusaha
mengambil satu per satu barang yang berserakan di bawah dan memasukkannya
kembali ke dalam kantong plastik, ia berdiri perlahan masih dengan lutut yang
gemetar, ia segera berbalik dan berjalan cepat menuju mobilnya.
-----
“Arrghh!!” teriakan ini begitu
kencang dari dalam sebuah gua di tengah hutan, perutnya terluka akibat ia
menabrak sebuah besi tajam saat mencuri makanan tersebut.
“Oppa~ kau mencuri ini lagi?
Oppa...kau terluka...”
“Aku sudah tahu! Diamlah!! Arrghhh!”
Seorang gadis manis dan cantik,
namun sayang gadis ini bukan manusia, dia hanya setengah manusia.
“Oppa...jangan lakukan itu lagi..aku masih bisa berburu dan kau tetap bisa
makan apa yang kau mau..”
Lelaki itu mengerang kesal dan juga
kesakitan, “Errghhh! Jika kau tidak ingin ini, jangan makan ini!!” teriaknya
begitu kencang.
“Youngjae Oppa...mengapa kau begitu
keras kepala...ku harap suatu hari aku bisa menemukan seseorang yang bisa
mengendalikanmu!” gadis itu kemudian keluar dari gua dan pergi entah ke suatu
tempat.
-----
Rae In memeluk erat kantong plastik
yang ia bawa dan selalu memperhatikan sekitarnya, ia masih merasa was-was
setelah kejadian tadi, ini sudah menjelang tengah malam dan ia baru pulang dari
kota.
Perlahan ia membuka pintu rumahnya
namun seseorang terlanjur membuka pintu itu terlebih dahulu, dan Rae In begitu
terkejut dan menjatuhkan kembali barang-barangnya.
“Kyaaa! Ah! Aaah!”
Seseorang menangkap bahunya dan
menggoyangkan keras tubuh Rae In. “Nuna! Nuna! Hei Nuna! Rae In Nuna!”
Masih dengan tubuh yang gemetar ia perlahan
membuka matanya dan menemukan sosok tinggi adiknya tengah kebingungan
melihatnya.
“Ah? ...Oh... Junhong-a...kau
mengejutkanku!!” Rae In memukul keras dada Junhong. “Kenapa kau selalu
mengejutkan aku!!?”
Junhong mengambil kantong plastik
yang terjatuh, “Ah Nuna...aku hanya ingin memastikan kau sudah datang...kenapa
begitu lama? Aku mengkhawatirkanmu!”
“Hh...aku tidak apa-apa...jangan
mengkhawatirkan aku! Eum...orang tua kita belum pulang?” Rae In berusaha
mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan orang tua mereka dan masuk ke dalam
rumah terlebih dahulu.
“Mereka...baru akan pulang 5 hari
lagi...jadi...jangan pergi-pergi lagi Nuna...” Junhong menyusul Rae In setelah
mengunci pintu. “Aku kira kau akan belanja banyak barang Nuna?”
“...Banyak...tapi...sesuatu..merampasnya...”
Rae In berbicara perlahan dan ia hanya terduduk di sofa untuk menenangkan
dirinya.
“Hmm? Nuna, kau bertemu orang jahat
tadi??”
“Bukan...tapi berjanji jangan
beritahu siapa pun...hanya kita berdua yang tahu..”
Junhong mengangguk, duduk di samping
Rae In dan menunggu kakaknya mengatakan hal itu.
“Sesuatu....seperti manusia...tapi
dia memiliki 2 telinga seperti kucing, ekornya lebat, dan cakarnya
panjang...tajam...”
Junhong tidak mengerti dengan apa
yang di jelaskan oleh kakaknya. “Nuna...kau...ini ide barumu untuk TV drama
musim gugur ini?”
Rae In merubah ekspresinya menjadi
serius, “Jun-a...aku sedang tidak bercanda,...aku bertemu dengan makhluk aneh
itu tadi! Ia mengambil...daging...susu...telur...iya dia mengambil itu dari
kantong belanjaanku! Kau tidak percaya padaku?”
Junhong menggaruk kepalanya,
“Nuna...aku rasa kau perlu istirahat..jadi seorang penulis ide cerita untuk TV
drama itu memang melelahkan..” Junhong berdiri dan menggandeng Rae In untuk
mengantarkannya ke kamarnya.
“Tapi Junhong! Itu benar! Aku tidak bohong! Dia melompat ke arahku,
merampasnya kemudian mendorongku hingga aku jatuh ke aspal dan ia lari, wuzzz
begitu saja seperti rubah! Ekornya! Ekornya berwarna merah,..tidak mungkin
jingga...aku tidak tahu yang jelas warnanya seperti itu!” Rae In besikeras
menjelaskan hal itu pada Junhong tetapi adiknya itu tetap membawanya ke kamar.
“Nuna...kau harus minum obat tidurmu
kali ini, oke? Aku benar-benar ingin kau beristirahat, hari liburmu terbatas
hanya 3 hari..” Junhong mengambilkan sebuah obat dan segelas air putih kemudian
memberikannya kepada Rae In.
“Tapi Junhong...Junhong...aku
mengatakan yang sebenarnya!” kemudian Rae In menunjukkan sesuatu di lengannya,
“Lihat! Lihat lenganku terluka! Dia menggoresku dengan cakarnya...lihat ini!”
Rae In menunjukkan lengan atasnya yang terluka, berdarah akibat cakaran makhluk
tersebut.
Junhong melihatnya, namun ia hanya
mengusap luka tersebut dengan tisu. “Ini hanya luka biasa Nuna...mungkin saja
kau kurang berhati-hati tadi...minum obatmu, aku akan disini sampai kau tidur.”
Ucap Junhong sambil membukakan sepatu Rae In.
Junhong menunggui Rae In sampai
kakaknya itu terlelap dengan begitu pulas.
---
Gadis dengan mata biru terang itu
duduk di sebuah pohon yang tinggi, melihat lurus ke arah sebuah ruangan yang
redup, melihat seseorang yang tengah duduk tenang.
“Hhh...h....” nafasnya terdengar
begitu jelas, dia perlahan turun dari pohon dan berjalan pelan ke arah rumah
yang cukup besar itu dan mengetuk pintu.
Ia menunggu beberapa saat, sampai
akhirnya pintu itu terbuka. Gadis itu tersenyum dan terlihat begitu menawan.
“Seperti janjiku, aku datang.”
“Masuklah, aku sudah
menunggumu..maaf, kita berbicara begitu pelan, kakakku baru saja tertidur..”
“Iya...aku mengerti..”
Gadis itu masuk dan duduk manis di
sofa, melihat sekeliling dengan mata birunya.
“Aku merindukanmu So Young..”
Junhong duduk di sebelah gadis itu dan memeluknya begitu erat. Junhong menciumi
leher So Young dan menghirup aroma hutan yang begitu melekat di tubuh So Young.
“Junhong Oppa.....” So Young
membalas pelukan itu, “Oppa...sampai kapan kita seperti ini? Aku...aku ingin
menjadi manusia juga...aku ingin berbicara dengan kakakmu...aku ingin....”
“Sabar So Young...aku juga ingin Rae
In Nuna mengenalmu...tapi aku khawatir dia akan begitu panik setelah
melihatmu..” Junhong melepaskan pelukannya dan menatap wajah gadis kucing itu,
ia membelainya dengan penuh kerinduan.
“Oppa...aku bosan tinggal di
hutan....kakakku selalu saja bertingkah kasar kepadaku..malam ini...dia
membawakanku makanan...dia mencuri lagi..” So Young mulai berkaca-kaca. Dia
lelah hidup sebagai manusia setengah siluman seperti ini.
Junhong mengusap air mata gadis itu
kemudian menenangkannya, “Aku akan berusaha mengatakan hal ini pada kakakku,
aku juga tidak tega kau selalu datang menemuiku dengan keadaan yang seperti
ini...tapi..tunggu...kakakmu...mencuri lagi malam ini?”
So Young mengangguk, “Dia pulang
dengan membawa daging begitu banyak...daging yang seperti kau berikan padaku 3
hari yang lalu...”
“Malam ini...kakakku...dia bercerita
kepadaku, melihat sesuatu yang seperti dirimu...apa kakakku dan kakakmu sudah
bertemu??” Junhong curiga jika Rae In telah mendapat serangan dari kakak
laki-laki So Young.
“...aku tidak tahu Oppa...dia pulang
dengan keadaan terluka...aku tidak biasa melihatnya begitu kacau dan wajahnya
seperti menyesal akan sesuatu...”
“Hhh....katakan padanya,..jangan
mencuri lagi...jika dia tertangkap...kau tahu kan apa akibatnya? Saat ini
kalian....benar-benar sedang diburu...”
“Aku tahu, Oppa....” So Young tampak
begitu sedih.
Junhong mengajak So Young bermalam
di kamarnya, dia khawatir jika Rae In terbangun dan melihat dia bersama seorang
gadis setengah kucing di rumahnya.
~-------~
‘KRIINNGGG...KRRIIINGGGG~~~~’
Alarm yang begitu keras berbunyi
tepat di samping telinga Rae In.
“Ah Ah...sial.....hh..hh...”
Perlahan ia membuka mata dan
mematikan alarmnya, duduk perlahan dan mengusap matanya, melihat sekeliling dan
berpikir sejenak.
“Ah semalam..ah....apa yang ku lihat
semalam...siluman rubah?”
Dia mencoba mengingat benar apa yang
ia lihat semalam, ia terus mengingatnya sambil mengganti bajunya dan ia berniat
untuk jogging pagi ini, dia mengingat, mengingat, mengingatnya secara terus
menerus.
---
Sementara Rae In pergi untuk
jogging, So Young dan Junhong tengah sibuk satu sama lain.
“So Young...Kim So Young...” sebut
Junhong yang tengah sibuk menciumi leher gadis kucing tersebut.
“So..so...mmhh...”
“Oppa...nggh...” So Young memeluk
erat Junhong dan merasakan apa yang laki-laki itu perbuat dengan tubuhnya.
“Oppa...Junhong oppa...”
So Young merasakan tangan Junhong
meraba punggungnya dan berusaha melepaskan kaitan bra milik So Young.
“Oppa...mmhh....Junhong Oppa...”
ekor panjang milik So Young melilit tangan nakal itu dan ia tidak ingin Junhong
melepaskan bra miliknya.
Junhong perlahan menghentikan apa
yang ia lakukan dan menatap So Young, “Kenapa? Kau tidak ingin melakukannya
denganku?”
“Aku hanya takut...kau akan berubah
sepertiku...aku tidak ingin kau berubah menjadi setengah siluman seperti
aku...” jawab So Young sambil mengusap pipi Junhong.
Junhong tidak menjawabnya dan mulai
mencium perlahan bibir tipis So Young, perlahan dan lama kelamaan begitu dalam
dan penuh hasrat.
“Mhh...” So Young tidak bisa
melawan, Junhong mendorong tubuh So Young ke arah tempat tidur dan lelaki itu
tetap mencium bibir So Young begitu menggebu.
So Young melingkarkan tangannya di
pundak Junhong, dia membiarkan Junhong menciumnya begitu dalam. Dan tangan
nakal milik Junhong berhasil melepas kaitan bra milik So Young.
“Nghh...” Junhong tetap mencium
gadis kucing itu dengan hasrat yang begitu tinggi.
---
1 jam berlalu, Rae In sudah kembali
ke kamarnya dan mendengar suara-suara aneh dari kamar Junhong namun dia
membiarkannya. Dia tengah sibuk memikirkan sesuatu, berkaitan tentang kejadian
aneh semalam.
Rae In duduk di sofa kecil di dalam
kamarnya dan mengingat sebuah kejadian serupa saat ia masih berusia 8 tahun...
`Flashback`
Rae In
kecil begitu hiper aktif. Sampai pada suatu ketika ia masuk hutan seorang diri
dan tersesat, semalam suntuk Rae In tidak bisa menemukan jalan keluar, orang
tuanya, dan sanak family mencarinya namun tidak bisa menemukan Rae In. Ia
menemukan gua dan bersembunyi disana.
Ia bertemu
dengan sesosok makhluk setengah manusia yang memiliki ekor kemerahan dan
bertaring, kupingnya seperti kucing, matanya coklat kekuningan dan begitu tajam
melihat ke arah Rae In. Sosok itu menggeram, Rae In ketakutan dan tidak berani
mendekat, namun makhluk itu mendekat dan menghirup aroma Rae in.
Rae In
melihat makhluk itu tersenyum menyeramkan lalu ia pergi meninggalkan gua itu.
Makhluk itu merampas sebuah kalung milik Rae In.
“Kembalikan
kalungku!!” teriak Rae In dari dalam gua, namun makhluk aneh itu sudah
menghilang begitu cepat.
....
“Tidak mungkin....makhluk seperti
itu masih eksis? Aku pasti kelelahan...”
Kemudian Rae In bersiap untuk
pemotretan hari ini, dia mendapat tawaran untuk menggunakan kostum pernikahan
ala tradisional Jepang.
Setelah bersiap kurang lebih 1 jam,
Rae In pergi dengan mobilnya ke lokasi yang sedikit lebih jauh dari jarak
tempuh biasanya.
---
“Ah...ah...Oppa..Oppa......arrghh...”
Junhong sibuk dengan tubuh So Young,
ia menciumi seluruh badan gadis itu, sampai ada satu hal yang membuat Junhong
menghentikannya.
Junhong menarik selimut dan menutupi
tubuh polos mereka, “So Young...hh..hh...” deru nafas mereka berdua begitu
kencang, Junhong memeluk So Young dari belakang, mereka merasa kelelahan juga
merasa terpuaskan satu sama lain.
“Oppa....kau..melakukan ini
padaku....kau harus...bertanggung jawab..”
“Soso...So Young...ekormu...telinga
kucingmu...menghilang....”
So Young kemudian duduk dan menarik
selimut untuk menutupi tubuh polosnya, ia meraba tubuhnya secara keseluruhan
dan tidak percaya, tidak ada bagian di tubuhnya yang menyerupai kucing lagi.
“Oppa...” So Young melihat ke arah Junhong kemudian memeluknya dengan perasaan
bahagia tiada tara.
“Oppa~ Oppa! Kau menghilangkan
kutukan ku!!!” So Young memeluk erat tubuh kekasihnya.
“Ah...So Young, my Soso..” Junhong
membelai mesra kepala gadis itu dan bersyukur karena ia dapat menghilangkan
kutukan milik So Young. “Berarti...kakakmu...harus melakukan hal yang sama
seperti kita?”
“Eum?” So Young menatap Junhong,
“..aku tidak tahu...mungkin iya..mungkin juga tidak...aku..aku kira setelah
kita melakukan ini...kau akan berubah sepertiku...” So Young mengusap lembut
kepala Junhong dan beberapa kali mencium kening lelaki itu. “Oppa...kalau
begitu..aku sudah bisa bertemu dengan kakakmu?”
Junhong mengusap lembut tangannya di
punggung So Young, “Tentu saja....ku harap kutukan mu benar-benar hilang...”
~-------~
“One more, Rae In!” teriak pengarah
gaya yang siap membidik tubuh Rae In dengan kamera profesionalnya.
“Rae In-ssi jjang!!” teriak salah
satu teman yang ikut mengantarkan Rae In siang ini.
“Ok! Good job Rae In!”
“Thank you, thank you!” Rae In
membungkuk kepada fotografer asing itu dan kemudian mengambil jeans dan baju
hangatnya kemudian ia mengganti kostum di ruang ganti.
Beberapa saat kemudian ia bersama
temannya masuk ke dalam hutan dekat lokasi permotretan untuk mencari bola golf
yang mereka mainkan beberapa saat yang lalu.
“Kenapa kau melemparnya begitu
kencang Rae-ya!? Hhh...itu milik Kevin, dan jika dia tahu bola itu hilang, aku
akan kena marah!”
“Kau bisa cari yang baru lagi kan?”
Alice menggeleng, “Itu
kenang-kenangan dari almarhum ayahnya! Ah...kita harus menemukannya!”
Alice dan Rae In mencari sebuah bola
golf sampai mereka masuk ke bagian hutan yang lebih dalam.
“Rae-ya...kurasa bolanya tidak
terlempar sampai sejauh ini...” Alice melihat sekeliling dan suasana menjadi
agak gelap dan menjadi lebih dingin. “Kita kembali saja...aku rasa kita
berjalan ke arah yang salah...”
Rae In tetap melihat ke bawah, “Eh...ini
bukan bola yang kita cari?” Rae In mengambil bola itu dan memberikannya kepada
Alice.
“Omo! Omo!” Alice mengambil bola
golfnya dan menyimpannya ke dalam tas, “Ayo segera turun Rae-ya!” Alice menarik
keras baju hangat Rae In, namun tampaknya tali sepatu Rae In benar-benar perlu
di perbaiki.
“Ah...iya..iya..tunggu Alice..tali
sepatuku...perlu aku perbaiki...” Rae In berlutut dan perlahan menyusun kembali
tali sepatu yang berantakan itu.
“Euh...baiklah aku menunggumu di
bawah! Jangan terlalu lama!” Alice turun terlebih dahulu.
3 menit, 5 menit, 10, 15, 20 menit
waktu yang dibutuhkan Rae In untuk memperbaiki total tali sepatunya.
“Ah....aku benci menggunakan sepatu
bertali!” ketika ia melihat sekeliling, angin berhembus kencang dan akhirnya ia
berdiri dan berjalan menuruni bukit, namun sebuah suara aneh membuatnya menoleh
kebelakang. “Siapa disana?!” teriaknya.
Suara seperti derap langkah yang
cepat menuju ke arahnya, Rae In masih menunggu hal itu, namun ia segera berlari
turun dan karena tidak hati-hati, ia terperosok ke dalam lubang yang
tersembunyi di balik semak-semak.
“AAAAAKKKHHH!”
Rae In hanya berpegangan pada akar
pohon, dan tubuhnya menggantung tanpa bisa berpijak pada apapun. Dia melihat ke
bawah, lubang ini begitu dalam dan gelap.
“SIAPA PUN!! TOLONG AKU!” tak ada
seorang pun yang mendengar teriakan Rae In. Karena angin yang berhembus semakin
kencang, bunyi dari gesekan dedaunan membuat suara teriakan itu menjadi sungguh
kecil.
“TOLONG!!! SIAPA PUN! TOLONG!!!”
Kamis, 04 September 2014
Langganan:
Postingan (Atom)