Minggu, 22 Mei 2011

FF [request by dinar] -2-

*
Itu adalah seikat bunga dan sekantung kelereng dengan corak yang indah, itu benda kecil yang mahal.
“Kalian yakin tidak melihat siapa pun di depan rumah?” tanya Unnie sangar, dia benar-benar dibuat rumit oleh tugas kuliahnya.
Seol Hyo dan Seung Ri sepakat untuk tutup mulut. Mereka menggelengkan kepala bersamaan.
Rae In curiga, “jika kalian berbohong dan aku mengetahuinya, awas!” ucapnya, namun bunga dan kelereng itu ia ambil dan disimpan.
“Sepertinya cara kita berhasil.” Bisik Seol Hyo kepada Seung Ri.
“Aku khawatir Unnie-mu benar-benar hanya akting di depan kita.” Keluhnya.
“Tidak, aku tahu benar seperti apa dia. Sudahlah, kita akan sukses!”
***
Pendekatan sedang berjalan. Tae Yang sebenarnya sudah mengetahui bagaimana perasaan Seol Hyo kepadanya, namun ia berusaha cuek dan menikmati dengan caranya sendiri. Respon positif sempat beberapa kali dilontarkan, seperti semangat ya buat pertandingan basketmu, sepatunya cantik seperti yang punya dan begitu saja bisa membuat Seol Hyo melayang sebulan penuh.
Siang ini Seung Ri mendatangi sekolah Seol Hyo bersama seorang temannya.
“Seol Hyo-ah!” teriakan Seung Ri memancing keramaian. “Maaf yang tidak memberitahumu dahulu, aku sebenarnya hanya mengajak jalan-jalan temanku yang datang dari luar Seoul.”
“Ah, annyeong haseyo!” ucap Seol Hyo dan dibalas oleh orang itu.
“Annyeong, aku Dae Sung. Teman SMA Seung Ri. Sepertinya dulu kamu masih kecil sekali ya?”
“Eh? Kita pernah bertemu ya? Ah, maaf ya aku lupa...”
Pelatih sudah memanggil Seol Hyo untuk kembali melanjutkan latihan sore ini.
Seol Hyo mohon pamit namun keduanya menunggu Seol Hyo di tribun sambil mengobrol seru.
Tidak jauh dari tribun dimana mereka duduk, ternyata Tae Yang sengaja meluangkan waktu untuk melihat Seol Hyo latihan basket, namun tidak seorang pun tahu jika orang itu adalah Tae Yang karena ia sengaja menyamar agar tidak membuyarkan konsentrasi Seol Hyo.
*
Kelas sore ini sungguh membosankan. Rae In terpaksa mengikutinya sampai 10 menit kemudian kelas bubar. Dia merasa suntuk dan malas untuk kembali ke rumah karena Seol Hyo akan pulang 1,5 jam lagi tepat pukul 7 petang.
“Park Rae In?” panggil seseorang.
Rae In menoleh ke arah belakang, dan menemukan sesosok wajah yang ditutupi penuh dengan balon warna warni dan jeans robek disana-sini.
“Siapa ya?”
Orang itu tidak juga menunjukkan wajahnya, malahan berjalan mundur membuat Rae In mengikutinya.
Sepatu cats biru itu tampak familiar, Rae In mengingatnya sambil terus mengikuti pemuda yang ada dibalik balon gas warna warni itu.
*
Seung Ri mengambilkan es krim pesanan mereka, Dae Sung berbincang dengan Seol Hyo dengan asyik di tribun. Mereka bercanda asyik, Tae Yang melihatnya dari kejauhan. Terpecik rasa cemburu dihatinya.
Saat Seung Ri kembali tidak sengaja dia mengenali jaket itu, “Tae Hyung?” ucapnya.
Begitu mendengar nama itu Seol Hyo spontan berdiri dan mencari sosok itu.
“Mana? Mana..????!” mata Seol Hyo berbinar seperti melihat berlian ditengah lumpur.
“Tae Hyung?!” panggil Seung Ri sekali lagi namun orang itu tidak meresponnya. Tentu saja jaga penampilan.
“Seung Ri-ah, mungkin cuma mirip saja...ini sudah malam ayo sebaiknya kita antarkan Seol Hyo pulang...pasti dia sangat letih latihan sore ini.” Ucap Dae Sung yang terdengar lumayan keras dari tempatnya berdiri sampai ke tempat Tae Yang.
*
“Kamu siapa sih?” tanya Rae In kepadanya.
“Aku penggemarmu.” Jawabnya lantang di aula utama kampus.
Penggemar? “Kelereng dan bunga itu darimu?”
“Yap.”
“Dari mana tahu benda-benda favoritku? Seol Hyo?”
“Bukan, aku tidak kenal Seol Hyo.”
“Seung Ri?”
“Bukan.”
Rae In mendekat dan mengambil balon-balon gas itu, dia terkejut siapa yang ada dibaliknya.
*


to be continue . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar