Senin, 06 Februari 2012

~HEAVEN~ [part 6]

cast : Song Joong Ki - Kwon Jun Ah - Yoo Ah In - Kim Sang Beom




Kim Sang Beom’s Scene

“Kamu gagal. Jika memang seperti itu jangan paksakan keadaannya! Anggap saja kita tidak pernah mengenal!” ucap suara diseberang sana.
“Aku gagal?”
Hong Shik sudah pergi selama ini dan aku gagal?
“Kim Beom, kenapa wajahmu seperti itu?”
“Aku gagal Hyung....”
“Hm? Apanya yang gagal?”
“Sepertinya usaha yang kita lakukan selama ini tidak membuahkan hasil...Jun Ah tampaknya biasa saja setelah kepergian Hong Shik ke Paris....”
“Ah, masalah itu rupanya...”
Kami terdiam sejenak, mungkin Hyung juga merasa telah gagal mencuri hati gadis itu.
“Bahkan dengan cara mengirim Hong Shik ke Paris saja tidak berhasil....mungkin memang bukan jalanku berada di antara mereka...”
“Hyung, jangan menyerah! Masih ada sisa waktu setahun lagi!”
Sebenarnya aku ini menghibur diri sendiri...aku payah, gagal dalam urusan sepele seperti ini....berapa Won yang melayang sudah...sepertinya aku harus kembali ke Amerika...
Ya Kim, bagaimana jika temani aku ke club malam sekarang? Disana kan banyak gadis cantik!”
“Hyung! Sejak kapan suka melirik gadis cantik?!”
“Setidaknya melihat mereka membuat mata ini segar kan?”
Hyung merangkulku dan kami pergi ke sebuah club malam ini.
***
Aku bertanya-tanya pada diriku, aku memeras otak...aku tidak boleh gagal disini, menurutku ini terlalu dini untuk mencapai kegagalan. Jika kegagalan adalah sukses yang tertunda, aku yakin masih ada jalan untuk menyatukan Joong Ki Hyung dan Jun Ah.
“Hyung, aku merasa sedikit aneh..kenapa tiba-tiba tertarik melihat gadis-gadis club yang cantik?”
“Tidak apa kan, ini pertama kalinya aku pergi ke club seperti ini...ya aku hanya ingin melihat banyak karakter orang-orang saja...”
“Hyung, apa merasa bad mood sekarang?”
Hingar bingar musik mulai mengotori lantai dansa. Setidaknya aku menjadi lebih tenang mendengar house music ini, rasanya seperti ada dirumah sendiri, Amerika. Tentu saja hampir setiap malam kuhabiskan di club malam seperti ini.
“Tidak, hanya ingin mencari suasana yang baru saja.”
Hyung tidak bisa menyembunyikan raut kekecewaan itu, karena aku tahu benar apa yang selama ini Jun Ah lakukan di depan semua orang di Heaven, dia mencoba lebih tegar dan kuat..padahal aku sering mendengar Jun Ah menjadi melankolis dirumah. Setahun belakangan ini aku tidak mempungkiri Jun Ah menjadi lebih kuat dari pada yang sebelumnya, juga semakin dewasa...namun kusayangkan mengapa sikap itu ditujukan pada Hong Shik, bukannya pada Hyungku yang ini.
Hyung bangkit dari duduknya dan mencoba bergabung di lantai dansa yang makin penuh itu, tidak sampai 5 menit dia sudah tenggelam dalam lautan manusia itu. Mungkin jika aku berada di posisi Hyung aku......aku....aku baru saja mendapatkan cara baru untuk merusak hubungan Jun Ah dan Hong Shik!

Kim Sang Beom’s Scene End
***
“Eonni, Sunbaenim aku pulang dulu ya!” pamitku saat Heaven sudah akan tutup. Aku sengaja pulang terlebih dahulu karena aku merasa kesehatanku agak terganggu beberapa hari belakangan ini. Mungkin efek bekerja terlalu keras juga kurang minum vitamin C. Jika Oppa tahu keadaanku seperti ini pasti aku akan dimarahinya....aku rindu sosok itu ; seperti pembalap dengan motor hitamnya atau mobil sedan hitamnya..Oppa-ku menyukai warna hitam, sayangnya setahun kemarin aku tidak melewatkan hari ulang tahunnha dan hari ulang tahunku tidak bersama, kami merayakan hanya melalui sambungan telepon saja....ah ini sungguh menyiksa batin...
“Jun Ah!” panggil si gondrong, tumben sekali malam ini dia menjemputku ditengah perjalanan pulangku.
“Ada apa?” tanyaku judes.
“Kamu ini...ish! Jangan berwajah seperti itu, kali ini niatku baik!”
“Huh..” aku mendengus seperti mencium bau kriminal dari dirinya. “Mwoya mwoya?”
“Temani aku jalan-jalan ya?”
“Biasanya kamu pergi sendiri juga bisa kan? Atau tidak ajak saja Hyung kesayanganmu itu!”
“Aaa, kamu kan tahu dia sedang sibuk malam ini! Ayolah Jun Ah, aku kan saudaramu, aku kakakmu!”
“Kamu itu Cuma kakak sepupuku saja, jadi jangan berlagak seperti kamu adalah kakak kandungku!” aku melanjutkan langkah namun dia menahanku.
“Ayolah...selama aku disini kan kita tidak pernah menghabiskan waktu bersama! C’mon Jun Ah....sekali ini saja ya ya ya?”
~`Sial dia merengek sambil memasang wajah tampan itu....~`
“Memangnya kamu mau kemana? Jangan ajak aku ke club malam ya! Aku tidak suka tempat begituan!”
“Jadi kamu mau menemaniku?”
“Hmm...sekali in saja!!”
Kim Beom menarik tanganku dan membawaku ke suatu tempat. Aku tidak tahu dia akan mengajakku kemana dengan mobil pinjaman(?) ini. Tempat ini begitu asing karena aku memang tidak pernah pergi ke tempat yang tidak jelas fungsi dan manfaatnya.
Aku hanya mengamati bocah yang umurnya hanya setaun lebih tua dariku ini, aku takut dia akan melakukan.....ah, tapi aku harus tetap berfikir positif karena bagaimana dia adalah sepupuku sendiri.


“Nah sudah sampai!” katanya sambil mematikan mesin mobil dan menarikku keluar.
“Dimana ini? Aku tidak pernah tahu tempat ini sebelumnya...” aku mendengar suara riuh dari kejauhan.
“Di sana ada pasar malam...ayolah! Cepat, cepat temani aku!”
Kim Beom menarikku, sepertinya dia sangat tidak sabar. Aku tidak percaya dia jauh-jauh hanya untuk mengunjungi sebuah pasar malam.
Aku hanya mengikutinya ke sana kemarin, bermain ini-itu...aku sudah tidak punya cukup tenaga untuk ikut main bersamanya.
“Bagaimana Jun Ah, kamu suka kan?”
“Iya....sukaaa...” jawabku menahan kaki yang sudah letih berdiri seharian ini. Aku mencegah Kim Beom yang pecicilan ini untuk naik komedi putar, aku mengajaknya istirahat sejenak. “Kim, capek! Duduk sebentar dulu!” pintaku.
“Aaa, kamu capek Jun Ah? Katakan, kalau kamu capek akan ku antarkan pulang!”
“Jika kamu masih ingin main, mainlah! Aku menunggu disini saja!”
~`Orang ini sudah besar kelakuan masih saja seperti anak kecil!~`
“Ya sudah, aku juga sudah ngantuk. Lebih  baik kita pulang saja!”
Kim Beom menarikku menuju mobil, dia memutar lalu tidak langsung jalan tapi mengambil minuman yang sudah ia siapkan dimobil.
“Sebentar, aku haus!....Ini buatmu dongsaeng!”
Ya~ jangan panggil aku seperti itu!” Aku menerima sebotol air itu kemudian benar-benar menghabiskannya. Dia kira hanya dia apa yang dehidrasi?!
“Okelah kita pulang sekarang!”
***
Kurasakan hangat menerpa tanganku, aku mengerjapkan mata...uh~ aku seperti berada di dunia fantasi...aku bermimpi buruk sepertinya....aku...aku bermimpi cincin yang di pakai Hong Shik hilang...aku mencarinya tapi tidak ketemu....aku harap ini bukan sebuah pertanda buruk..
Ku dongakkan kepala, melirik jam. Astaga ini pukul 12 siang...dan apa yang kulakukan? Masa aku tidak mendengar alarm ini sih? Padahal aku memasang 3 alarm bersuara keras, apa aku berubah menjadi kerbau? Aku aku menjadi tuli?
“Aku kan harus bekerja...namun, apa yang kulakukan ini? Semalam....semalam aku dengan Kim Beom, apa ya kok lupa....apa aku ketiduran di mobil selelap itu?”
Aku meraih ponsel dan mengirim pesan pendek kepada Joong Ki, tak lama kemudian dia mengiyakan ijinku dan sudah mengabsenku sebagai S atau sakit. Sudah 3 hari ini Oppa belum menghubungiku, apa dia sibuk sekali disana sampai-sampai tidak memberi kabar selama ini? Apa dia sedang mempersiapkan sebuah menu baru untuk restonya disana?
Tenggorokanku kering...aku bangkit perlahan menuju dapur mencari segelas air..aku benar-benar malas hari ini, tidak seperti kemarin-kemarin mungkin saja karena pengaruh udara yang mulai mendingin diluar rumah...setelah ini aku lebih baik mengunjungi Rye Im Ahjumma, sudah cukup lama aku tidak menjenguknya.

“Untuk berjalan saja rasanya sulit sekali....”
Aku berhenti sejenak di depan pintu memeriksa sekeliling, aku ingat punya sepeda namun aku lupa dimana meletakkannya, terpaksa aku berjalan di cuaca mendung dan dingin seperti ini.
~`Oppa kapan kembali...aku rindu.....sekali....~`
Kulihat dari kejauhan, Ahjumma sedang beres-beres.
“Ahjumma, apa sudah mau tutup toko?”
“Sebentar lagi hujan deras....lebih baik tutup saja....”
Aku melihat ke langit, ya ini lebih gelap dari beberapa menit yang lalu.
“Masuklah, hangatkan dirimu di dalam...apa sedang libur?”
Aku masuk kedalam mendekati perapian, “Tidak, aku hanya bangun kesiangan karena tidak enak badan.”
“Kenapa tidak istirahat dirumah saja?” seperti biasanya Ahjumma membuatkan teh panas untukku.
“Aku bosan dirumah, sepi sekali....ku fikir akan lebih baik ngobrol dengan Ahjumma saja...”
Aku melihat Ahjumma mencampurkan teh itu dengan susu vanilla.
“Teh susu?”
“Minumlah, kemarin Ahjumma mendapatkan hadiah susu sapi, ini sangat berkhasiat untuk membangkitkan stamina tubuh...”
Ku teguk minuman itu, rasanya khas...lebih enak dari pada susu buatan pabrik tentunya. Benar saja, tak lama kemudian hujan deras disertai angin menerjang jalanan. Suaranya berisik dan aku duduk sandaran di depan perapian sambil memandang ke arah luar. Aku rindu dia...
“Jun Ah, Hong Shik belum kembali juga ya?”
“Belum Ahjumma, masih sisa setahun lagi...”
“Jangan ditunggu, setahun itu waktu yang singkat jika kamu tidak selalu menunggunya...”
“Ne Ahjumma, arraseo...hhh..”
“Jangan mengeluh....”
“Aku tidak sedang mengeluh Ahjumma...apa Ahjumma tidak punya makanan? Aku lapar.”
***
Song Joong Ki’s Scene

Kalender di atas meja kerjaku sungguh mengganggu, karena sebenarnya aku juga menghitung kepulangan Hong Shik. Begitu banyak tanda silang yang kubuat dengan spidol merah, itu menandakan hari yang sudah berlalu tanpa adanya Hong Shik disini Jun Ah. Dan hari-hari tanpa tanda silang itu tinggal satu bulan. Iya, Hong Shik akan kembali ke sini sebulan lagi. Namun, sebuah missil terakhir sudah Kim Beom pegang dan memikirkan missil itu membuatku gila. Itu hal ternekat yang pernah aku lakukan...semakin ke sini aku merasakan rasa bersalah yang amat sangat, namun disisi lain aku tidak ingin Hong Shik kembali ke sini. Mungkin sebulan ini adalah waktuku untuk menyelesaikan apa yang sudah ku mulai.
Aku turun ke dapur untuk mengontrol pegawai bekerja. Antara pukul 6 sampai dengan pukul 8 malam resto ini benar-benar sibuk..niatku hanya melihat stock cake jika habis aku bisa memintanya lagi, namun begitu melihat etalase cake...ada pemandangan yang sempat hilang selama ini namun kini itu ada lagi disana.
“Sajangnim!” Eum Jung memberi hormat sambil mengelap etalase itu.
“Ini, Jelly Cake kenapa ada disini siapa yang buat? Apa Hong Shik sudah kembali?”
“Ani! Sepertinya beberapa hari terakhir ini Jun Ah bekerja lembur bersama Rae In, ku dengar Jun Ah belajar membuat Jelly Cake juga dengannya.”
“Rae In? Bukannya dia tidak bisa membuat Jelly Cake?”
“Ya, memang dia tidak bisa. Tapi kan Rae In sering melihat Hong Shik membuatnya.”
“Lalu, Jun Ah? Seharusnya dia sama sekali tidak tahu kan?”
“Yang ku dengar sih Hong Shik meninggalkan catatan resep untuknya. Dia selama ini diam-diam mempelajarinya, inilah hasilnya,” Eum Jung menunjuk cake itu dengan pandangan matanya, “aku sudah mencobanya tadi. Rasanya lebih enak dari pada buatan Hong Shik. Sepertinya sudah saatnya Bos menaikkan jabatannya. Sudah hampir 2 tahun ia bekerja disini ~`Iya dan aku kalah taruhan dengan Hong Shik, tiket teater itu mahal sekali....~` ... mungkin Na Ra yang harus mencuci piring-piring itu.”
Aku menengok ke arah Jun Ah yang tersenyum padaku sama seperti dulu kala saat masalah-masalah cinta segitiga ini belum pernah terjadi di antara kami. Dia tidak banyak berubah, dia seperti abadi di dunia dan waktunya...ini semakin mendorong rasa bersalahku atas kejadian yang selama ini sudah terjadi di antara kami baik yang ia ketahui maupun yang ia tidak ketahui....
Aku meraih ponselku dan mendial nomor Kim Beom, “Yeoboseyo? Kim-ah, bisa kita bertemu? Aku ingin berbicara denganmu.”
 Segera setelah Heaven tutup aku menuju Soju Cafe dan bertemu dengannya, kali ini adalah serius, aku tidak ingin main-main lagi!
“Hyung, ada apa? Sepertinya serius sekali?”
Seperti biasa dia datang dengan gaya Amerikanya.
“Kita hentikan disini saja.”
“Hentikan? Aaa, arasseo,....ini kan memang babak terakhir Hyung! Tenang saja! Sebentar lagi Jun Ah akan menjadi milikmu seutuhnya!”
“Bukan itu yang ku maksud.”
“Eh?”
Aku melanjutkan, “Aku tahu, tindakan yang selama ini kita lakukan adalah sebuah kesalahan. Aku sudah tidak menginginkan Jun Ah lagi, aku selama ini seperti dihantui oleh Hong Shik, aku menyudahi ini semua. Jangan pernah ungkap foto itu lagi setelah ini! Kumohon!” pintaku sambil membungkuk dalam.
“Hyung....tapi.....foto-foto itu sudah ku kirim kesana dua hari yang lalu...”
“Apa kamu bilang?”
“Iya, foto-fotomu bersama Jun Ah yang setahun lalu itu sudah ku kirim ke Paris...”
“Aku tidak menyuruhmu mengirimkan foto-foto itu kesana!! Batalkan, batalkan!!” teriakku di tempat itu, aku tidak peduli dengan pengunjung lainnya.
“Hyung...itu, tidak bisa dibatalkan!”
Aku penuh emosi kali ini, aku tarik bajunya dan menghajarnya juga saat ini, aku tidak peduli orang lain, aku hanya menghajarnya,1, 2, 3 kali pukulan namun aku urung melanjutkannya karena bagaimanapun di sini aku juga yang salah...kami berdua salah.

Song Joong Ki’s Scene End
***
Kim Sang Beom’s Scene

~`Jika saja dia bukan sahabatku, akau ku balas perbuatan ini!!!~`
Aku memaki dalam hati, dipikir pukulannya tidak sakit apa?! Ujung bibir dan pelipisku berdarah, sakit! Namun aku memilih tidak membalasnya karena masih menganggap Joong Ki Hyung adalah sahabatku, aku bukan tipe orang yang suka berkelahi hanya demi masalah wanita seperti ini.
“Itu tidak bisa di batalkan Hyung. Kita tidak bisa berhenti saat ini juga.”
“Aku tidak mau memfitnah siapa pun.” Ucapnya dengan mood yang sungguh kacau!
“Besok foto-foto itu akan sampai ke orangnya. Jika ada yang harus disalahkan adalah aku orangnya, bukan Hyung. Karena aku yang menjebaknya, bukan keinginan Hyung pada saat itu.”
“Hong Shik bukan tipikal orang yang pilih-pilih. Siapa saja yang mencelakai Jun Ah, akan menjadi musuhnya.”
“Apakah Hyung menyesal bermusuhan dengannya? Jika tidak ingin bersebrangan dengannya salahkan dirimu, aku hanya membantumu, Hyung sahabatku. Seharusnya Hyung katakan ini 3 tahun yang lalu saat Hyung berniat merebut Jun Ah dari Hong Shik. Ini semua bukan murni kesalahanku!”
:: Flashback ::
~`Dia menghabiskan air ini....? baiklah Jun Ah, aku akan membuatmu terlelap selama 10 jam.~`
Sebenarnya aku mengajaknya ke pasar malam supaya membuatnya semakin lelah saja, dia haus dan meminum air yang ku tawarkan padanya. Air ini sudah kucampur dengan obat bius...ya aku sekarang membawanya ke sebuah penginapan dekat sini...Hyung sudah menungguku....
Tak berapa lama kemudian, benar saja Hyung sudah menungguku dengan seorang wanita, teman dekatku selama aku di Seoul, ya biasa...aku bertemu dengan wanita itu di club malam waktu itu, waktu Hyung mengajakku.
“Cepat ganti pakaiannya dengan ini!” aku menyerahkan Jun Ah yang pingsan itu kepada Jenny dan menyuruhnya mengganti baju Jun Ah dengan baju yang sedikit terbuka di bagian bahunya.
“Kim-ah, kamu yakin apa yang akan kita lakukan? Aku gugup,....”
“Sudahlah Hyung, hanya 4 jepretan! Aku janji!”
“Jika dia terbangun bagaimana?”
Ya Hyung~ percayakan padaku! Sekarang cepat buka bajumu! Sini, sini tunggu dia disini dengan posisi tiduran!” aku mencopot baju Hyung dan menyuruhnya setengah tiduran di tempat tidur.
Kemudian Jenny membawa Jun Ah yang pingsan itu, rambutnya sudah dibuat sedemikian rupa, berantakan dan bajunya pun sudah diganti.
“Kim!”
“Ah Hyung jangan cerewet! Sekarang peluk dia, peluk seperti ini, sandarkan kepalanya di dadamu!”
Aku mengatur angle Jun Ah agar tampak real saat difoto nanti.
“Ah Hyung pegang kameranya begini, pegang saja seolah kamu yang mengambil selca ini. Biar aku yang memencet tombolnya!”
‘JEPRET, JEPRET, JEPRET, JEPRET!’
Empat foto sudah berhasil ku dapatkan, ku simpan itu dengan baik dan ku suruh Jenny mengganti baju Jun Ah lagi. Dengan begini Hong Shik akan terbakar api cemburu dan akan memubuat mereka berpisah!
:: Flashback End ::

“Hadapi apa saja yang ada di depan mata, jika memang harus membongkar semuanya, bongkar saja aku tidak takut!”
Aku pergi dari rumah Hyung dengan rasa marah, aku juga tidak suka caranya yang main kasar seperti ini. Ini bukan semata-mata karena aku, ini keinginannya, aku hanya membantunya!

Kim Sang Beom’s Scene End
***
“Eonni, Hong Shik sudah hampir 2 minggu tidak lagi menghubungiku....bagaimana ini? Apakah dia menghubungimu?”
“Jun Ah....sabarlah dalam beberapa hari kedepan dia akan pulang...mungkin dia sedang menyiapkan sebuah kejutan untukmu!”
Aku tidak bisa tenang malam ini, mungkin seminggu lagi deadlineku untuk resah seperti ini.
“Eonni!”
“Wae waeyo?”
“Otteokhae? Eonni!” aku merengek seperti anak kecil. “Perasaanku tidak enak Eonni!”
Aku segera meninggalkan Heaven dan mengunjungi Ahjumma, namun sepertinya aku terlalu malam berkunjung. Ahjumma sudah tidur karena tidak ada lampu menyala dari dalam ruangan ini. Benar, rasanya buruk sekali! Aku tidak ingin pulang, jika aku pulang aku bisa semakin gelisah tak berujung.
“Eonni, Eonni!” aku kembali ke Heaven. Aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku!
Ya Jun Ah...dari pada kamu membuat kegaduhan malam-malam seperti ini...lebih baik kamu membuat Jelly Cake yang baru!”
“...Jelly Cake?” gumamku sambil menatap kosong cake yang sedang di poles Eonni. “Jelly Cake? Eonni?”
“Mwoya?”
“Selama ini Eonni selalu dihubungi oleh Oppa kan? Iya kan?”
Dia menatapku dengan gerakan bola mata yang berpindah-pindah, juga jumlah kedipan matanya semakin bertambah.
“Eonni jawab aku.”
Tiba-tiba Eonni melempar alat kue yang sedang ia pegang.
“Kenapa bertanya seperti itu?” dia nampak sedikit marah.
“Eonni jangan berbohong, Jelly Cake itu...tidak mungkin begitu saja....Eonni mendorongku untuk membuatnya pasti ada sebabnya kan? Iya kan!? Katakan Eonni, aku butuh penjelasan..”
YA! Penjelasan apa lagi? Selama ini aku sudah bersabar mendengar keluhanmu! Kamu kira kamu saja yang punya masalah? Aku juga punya masalahku sendiri!”
“Engga, Eonni pasti ini hanya alasan kan!? Ini hanya berpura-pura kan? Pasti Oppa sudah pulang kan? Eonni pasti tahu itu kan? Eonni pasti tahu semuanya kan?”
“Dengarkan aku Jun Ah, aku bukan Tuhan.”
Aku terperanjat, baru kali ini aku melihat Eonni yang marah. Selama aku berteman dengannya belum pernah sekali pun ia membentak seperti ini.
“Lalu, jika Eonni memang benar tidak tahu...kenapa Eonni harus marah? Apa yang membuatmu marah? Apa karena Eonni merasa terpaksa selama ini berteman denganku? Tidak, ada yang tidak beres disini...KATAKAN SEJUJURNYA EONNI!!”
Aku membentaknya, aku merasa ini tidak sehat. Aku merasa ini tidak baik, aku yakin pasti Rae In dan Hong Shik selama ini saling bertukar kabar...atau selama ini ada yang menguntitku?
Aku mendengar helaan nafas Eonni yang berat, ia duduk kemudian, “Mianhaeyo Jun Ah.” Sebutnya kemudian melanjutkan apa yang sempat tertunda. Aku? Aku hanya mematung sambil bergeleng, aku tahu sesuatu sedang berjalan....sesuatu yang buruk....ini firasat buruk.
***
Aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk begadang sampai pagi menjelang. Kemudian berangkat ke Heaven tanpa memasukkan apa pun ke dalam mulutku semenjak semalam, mungkin orang-orang yang melihatku mengira aku adalah zombie..
Aku berjalan gontai, pandanganku lurus kebawah...aku tidak tahu rupaku seperti apa lagi...
“Jun Ah...apa kamu sakit? Jun Ah...Jun Ah...!”
Bahkan panggilan Ahjumma pun tak ku hiraukan...bagiku itu seperti suara nyamuk yang numpang lewat di samping telingaku. Aku langsung menuju loker dan mencuci piring...aku sudah gila fikirku...apa yang Eonni dan Oppa lakukan? Mereka berkomunikasi tentang sesuatu dan tanpa memberitahu aku...bagaimana aku bisa seyakin ini mereka berkomunikasi? Iya, aku juga tidah tahu bagaimana aku bisa tahu....kurasa cincin ini....cincin ini....aku menghentikan aktivitasku seketika itu juga...aku memandangi cincin bermata permata hijau...
Cincin ini seperti medan magnet...mereka akan saling tarik menarik ketika berjauhan...”
Mendadak aku mengingat perkataan Ahjumma dulu, aku menatap sekeliling lebih tepatnya mencari kalender, ~`Mei....ini sudah mendekati akhir bulan...dan rasanya Eonni marah padaku itu sudah seminggu yang lalu...itu artinya Hong Shik sudah seharusnya kembali dari Paris....tapi mana dia? Mana? Aku tidak melihatnya disini?~`
Aku meninggalkan semua yang ku kerjakan pagi ini, aku mengganti bajuku lagi, menyisir rambutku rapi dan meninggalkan Heaven.
“Jun Ah! Jun Ah~,..” panggil yang lain namun aku tak hiraukan...aku berlari menuju jalan besar di depan sana, aku mencari taksi atau bus atau apa pun aku ingin kerumah Oppa sekarang juga!
Bus, aku mendapat sebuah bus namun jalannya lambat sekali! Aku sudah tidak sabaran, aku turun di halte yang lumayan jauh dari jalan rumah Oppa. Aku berlari, berlari, berlari...aku tidak lagi merasakan jika aku mempunyai kaki...yang aku fikirkan dan rasakan adalah sama seperti saat itu, ini buruk.
“Heuh...heuh...heuh...” aku mendengar jelas keluhanku, udaranya semakin dingin dan samar-samar bunyi gemuruh petir sudah terdengar dari arah Utara.
“HONG SHIK OPPA~ !!!!” teriakku dari jalan depan rumahnya.
Seseorang membuka pintu, “Ah Oppa!” gumamku lumayan keras. Namun itu bukan dia. Itu bukan dia...
“Kim Sang Beom? Sedang apa kamu di...” belum sempat ku menyelesaikan kata, dari dalam menyusul seorang laki-laki ; mulai tumbuh kumis tipis dan jenggot. Uhm Hong Shik. Namun raut wajahnya tak yang seperti ku harapkan....
Kim Beom meninggalkan rumah itu sambil melihatku jijik, dia bahkan sempat membuang korek api yang ia gigit kearahku.
“Oppa! Oppa kapan pulang? Kenapa tidak....” aku melihat jemarinya, cincin itu sudah tidak dipakainya lagi. “Cincinmu...kemana cincinnya Oppa?”
Raut wajahnya....kenapa ia kembali dengan raut wajah seperti itu?
“Pergilah....kamu bukan Jun Ah.” 


*to be continue....*
[part 7- end]

5 komentar:

  1. Demi apaaaa ini endingnya bikin penasaran ggrrr buruan lanjutin cuuuuumi -__-

    BalasHapus
  2. iya udang ... sabar gw meres otak nih .... sesuai dengan permintaan kan kemarin gw stop ampe disitu ....

    BalasHapus
  3. Tapi ini asli bikin penasarannya. Bagus sih, bikin reader penasaran kan ama kelanjutan ceritanya. Gue tunggu next part cum

    BalasHapus
  4. udah mulai enak nih di bacanya.. ga kayak yang kemaren~
    ok.. keep writing~!^^

    BalasHapus
  5. NE SUNBAE ~~ *loncat loncat ala wajah matahari*

    BalasHapus