Kamis, 25 April 2013
Rabu, 24 April 2013
ROSE [FF-oneshot]
Tittle : ROSE
Cast :
Hyuna [4minute] as Victoria (nama latin Teratai)
Lee Hi as Rosa (nama latin Mawar)
Peniel [BTOB] as Quercus (nama latin Pohon Ek)
Genre :
Sweet Romance
Length : One Shot
Rated :
10+
Theme
Song : Lee Hi - Rose
Author :
Ravla
-----
Victoria tertegun melihat pangeran
yang baru tiba dari negara yang begitu jauh, datang dengan niatan meminang
dirinya. Karena ia tahu, seharusnya bukan ia yang menerima pinangan itu. Namun sepertinya,
kesalahpahaman yang begitu besar tengah terjadi tanpa sepengetahuan dirinya.
“Putri...Victoria?” tegur Pangeran
Quercus dengan penuh keramahan. “Senang bisa bertemu denganmu.”
Victoria menunduk dengan melebarkan
roknya. Kemudian ia segera berlalu mencari adiknya, Rosa.
*
Gadis mungil Putri Bungsu dari Raja Tectona
dan Ratu Tuberosa yang tahun ini menginjak usia 16 tahun, terlihat sedang
menyendiri di pintu masuk labirin yang terbuat dari tanaman menjalar. Konon,
siapa pun yang bisa melewati labirin itu sampai ke pintu keluar, maka
permintaannya aka terkabulkan.
“ROSA!” panggil Victoria menggaung. Tapi
Rosa tetap tenang dan mencari sumber suaranya. “ROSA!” panggilnya untuk yang
kedua kali.
Begitu ia bertemu dengan Rosa,
wajahnya sudah tampak seperti tomat. Ia benar-benar marah.
“Apa yang kamu lakukan sehingga
Quercus datang kemari?!”
Rosa membuang pandangan, “Sudah
tahu, ya?” lalu ia memandang saudari kandungnya itu dengan tatapan yang
menyeramkan.
“Jadi benar, kalian saling berkirim
surat selama ini? Dan kamu menggunakan namaku? Mengapa kamu melakukan hal ini?”
Rosa memetik bunga mawar hijau di
dekatnya, namun jarinya berdarah karena terlalu erat menggenggam batang beserta
durinya. “Kakak menyukainya sejak lama....aku hanya...ingin membantumu.”
Victoria terkejut, ia jarang sekali
bertemu apalagi mengobrol akrab dengan Rosa, tapi Rosa sepertinya sudah
mengetahui hal ini sejak lama. “Apakah kamu pernah dengar aku mengucap suka
terhadap orang itu? Lancang!”
“Aku....lancang?” katanya sembari menciumi
bunga mawar hijau tersebut, “...`Ibunda,
bisakah di lain waktu kita mengundang Pangeran dari Kerajaan Picantez?` aku
masih ingat benar kakak mengatakan hal itu 3 bulan yang lalu ketika Raja
menggelar syukuran panen rakyat.”
“Kamu tidak sopan menguping
pembicaraanku.” Victoria melunak, ia tidak bisa benar-benar marah kepada adik
semata wayangnya. “Tapi tetap saja, caramu salah! Jika Quercus membahas apa
yang kamu katakan di dalam surat-suratmu? Aku tidak akan bisa membuktikannya!”
Rosa memberikan setumpuk kertas yang
sudah ia siapkan. “Bacalah.” Kemudian ia pergi. Dari belakang, Rosa begitu
tampak anggun dengan gaun putihnya yang begitu cantik, namun bagi Victoria
gadis mungil itu tampak menakutkan. Tindakannya tidak bisa ditebak.
*
Raja dan Ratu tidak pernah
menceritakan kepada kerajaan lain tentang Rosa, mereka menganggap Rosa tidak
pernah ada atas permintaan gadis itu, bahkan hanya segelintir orang yang
mengetahui jika Rosa adalah anak kandung dari mereka. Yang orang banyak ketahui
adalah Rosa seorang anak angkat Raja dan Ratu.
Gadis itu misterius, ia tidak pernah
nampak tersenyum dan ekspresinya selalu datar. Tatapan yang tajam, dayang dan
pengurus istana pun jengah dibuatnya. Hanya Victoria yang berani mendekati
Rosa, karena ia merasa Rosa selama ini selalu sendirian, namun ketika Victoria
berusaha menunjukkan niat baiknya dengan menemani Rosa, gadis itu menolaknya dengan
cara menghindar. Sampai akhirnya Victoria hanya bisa mengamatinya dan
menjaganya dari jauh.
“Ayahanda, berapa lama Pangeran
Quercus akan tinggal di istana? Jika Quercus melihat Rosa, bagaimana?”
Sang Raja menghentikan aktvitasnya
dan mendangak, melihat langit dari balik ruangan kaca, “Aku beberapa bulan ini
tidak pernah melihat Putri itu......yang terakhir ku ingat saat ia menangis dan
kakinya terkilir akibat terjatuh dari kuda. Dan kamu memarahinya untuk berhenti
menangis, dan dia menurutimu.”
“Ayahanda...itu sudah terjadi 10
tahun yang lalu.....”
Rabu, 17 April 2013
HER [one shot-FF]
Tittle : HER
Cast : Lee Gikwang (B2ST) – Peniel
(BTOB) – Sandeul (B1A4)
Genre : Thriller / Mystery
Rated : 13+
Author : Ravla
------
“Ah Hyung ~ aku tidak suka ini,
ganti, ganti saja....” dengan sibuknya Peniel bersama Sandeul sedang berkutat
dengan iPad, memilih sebuah clothing line yang terpercaya di situs jejaring
sosial. Dua bocah ini amat gemar berbelanja online dan sepertinya mereka tidak
takut terkena kasus penipuan.
Tak lama kemudian, seseorang yang
kekar dan di kagumi banyak gadis datang menghampiri mereka di sebuah kedai
makan. Ia terlambat 30 menit, dan itu sudah menjadi kebiasaanya. “Mianhae, aku
telat lagi...aku dapat pelajaran tambahan dari dosen tadi.”
“Gikwang Hyung, lihat ini, bagus
tidak?” tanya Sandeul sambil merebut iPad itu dari tangan Peniel. “Menurutmu
cocok tidak untukku?” Sandeul menunjukkan jaket bermotif macan tutul.
“Hmm? Mau belanja online lagi?
Kalian ini~ sampai kapan menghabiskan uang tidak jelas begitu? Peniel, sudah
pesan makanan?”
Peniel menggeleng pelan, ia belum
terlalu akrab dengan Gikwang. Baru dua bulan mereka berkenalan, dan itu pun
karena Sandeul yang mengenalkannya. “Hyung mau pesan apa?”
Gikwang melihat daftar menu makanan
dan melihatnya satu persatu, sedangkan Sandeul tidak peduli, ia masih sibuk
browsing benda kesukaannya di internet.
“Peniel! Bagaimana jika ini? Kamu
suka?”
Peniel melihat sebuah topi
bermotifkan tengkorak, dan ia pun menggeleng. “Tidak bagus, menyeramkan
menurutku...coba carilah topi yang berwarna ceria, Hyung! Akan aneh jika orang
sepertimu menggunakan topi hitam begitu.”
“Oh? Benarkah?” kemudian Sandeul
meraih sebuah cermin dari dalam saku jeansnya dan sibuk dengan benda itu.
“Peniel-a, aku mau makan steak. Hot Steak.”
Peniel menuliskan pesanan Sandeul di
sebuah kertas dan menyerahkannya pada Gikwang. “Sandeul-ya, tidak bosan makan
steak? Sepertinya kamu sudah mengorder makanan itu selama seminggu
berturut-turut...” Gikwang memastikannya dengan mengecek bill yang ia bayar
selama 5 hari kemarin, “lihatlah! Dari hari Selasa kamu hanya memesan hot steak
dan ice lemon tea!”
Sandeul memasang wajah polosnya,
“Benarkah? Aku sama sekali tidak ingat~....lagipula selama tidak beracun, tidak
masalah kan?”
“....Mungkin nanti malam Sandeul
Hyung akan berubah jadi seekor sapi...” ucap Peniel yang kemudian ia mendapat
sebuah pukulan cukup keras dari Sandeul.
“Sandeul, aku dengar ada seseorang
yang mencarimu? Apakah itu benar?” tanya Gikwang usai mencuci tangannya dengan
cairan antiseptik. “Tadi, aku bertemu seseorang dan dia menitipkan ini padaku.”
Gikwang memberikan sebuah amplop putih.
Selasa, 16 April 2013
Wasn't Me
*sorry for bad poster!*
Title : Wasn’t
Me
Cast :
Himchan (B.A.P) – Peniel (BTOB) – Lee Hi – Sulli (fx)
Genre :
Angst / Thriller / Criminal
Rated : 15+
Author :
Ravla
-------
#Flashback
Dengan sombongnya
gadis SMP yang mengenakan rok mini itu menarik murid dari kelas lain dan
membullynya. Hanya karena alasan yang tidak masuk akal, ia menghajar gadis
berambut bob dengan sebuah tongkat baseball di atap sekolah.
“Aku
mohon...aku mohon! Jangan pukul aku lagi! Aku berjanji tidak akan pernah
menemui orang yang kamu sukai lagi!” begitu gadis itu memohon sungguh namun
sepertinya gadis rok mini sudah gelap mata dan memukul punggungnya dengan
tongkat baseball dengan teramat keras.
“Pergilah
ke Neraka!!!” teriaknya memecah keheningan sore.
#Flashback
End
**
“Selamat yah Sulli~ kami yakin kamu
akan masuk Universitas itu! Apalagi dengan bakat yang kamu miliki, orang tuamu
pasti bangga dengan ini! Sekali lagi selamat ya!” begitu banyak ucapan selamat
dari teman-teman Sulli yang sama sekali tidak menyangka jika Sulli akan bisa
masuk sebuah universitas terkenal itu. Sebenarnya, di belakang mereka semua,
Sulli sungguh membenci lembaga pendidikan itu, namun ia hanya semata-mata agar
bisa satu kampus dengan orang yang ia sukai sejak lama, Peniel. The Chicago boy.
Di tengah hingar bingar pesta yang
ia gelar dirumahnya, ia kemudian menemukan sosok senior yang juga sudah lama
mencuri perhatiannya, Kim Himchan.
“Ah, Oppa!” lambaian tangannya di
sambut hangat oleh Himchan yang juga menghampirinya. “Sudah lama sekali kita
tidak bertemu! Kenapa bisa tahu aku mengadakan pesta kelulusan SMU?”
“Hai Sulli! Kamu semakin terlihat
seperti gadis.” Candanya, “ahh aku disini mengantarkan temanku saja, kebetulan
dia satu angkatan denganmu. Tapi aku rasa tidak satu kelas denganmu. Oh iya,
terakhir aku kesini aku rasa rumahmu tidak seluas ini?”
Sulli tersipu malu, “Iya, beberapa
bulan yang lalu aku sengaja membuatnya lebih luas. Ya ada gunanya juga kan? Oh iya,
siapa teman Oppa? Mungkin saja aku kenal?” Sulli tampak repot dengan
bingkisan-bingkisan yang ia terima dari teman-temannya. Lalu ia menjatuhkannya
begitu saja di atas rumput disampingnya. Dan fokus dengan gaun super mahalnya.
“Ah~ namanya Young Jae...yang aku
dengar dia seorang atlet basket di sekolahmu...” dengan tanpa alasan Himchan
mengusap tengkuknya.
Sulli tampak tidak mengenalnya, lalu
ia mengganti topik pembicaraan. “Aku dengar, Oppa masuk di Universitas yang
sama denganku yah?”
“Aku memilih universitas lain,
entahlah, aku kurang suka disana...tapi selamat buat kamu ya bisa lolos ke
sana. Padahal susah lho masuk ke sana...aku dengar banyak orang menggunakan
cara ‘kotor’ supaya bisa masuk ke sana. Aku
dengar dari sekolahmu ada 3 murid yang lolos kesana, termasuk kamu?”
Sulli mengangguk kencang, dia senang
jika bisa membahas Peniel. “Iya! Teman sekelasku, namanya Peniel, lolos kesana
juga. Aku senang bisa ke universitas itu tidak sendirian. Akan terasa
membosankan jika lolos ke sana seorang diri.”
“Hm? Kenapa? Biasanya juga begitu kan,
mau tidak mau harus pisah dengan teman-teman....” seseorang tiba-tiba memanggil
Sulli dan Sulli begitu saja meninggalkan Himchan tanpa pamit terlebih dahulu.
“Sulli!” panggil seseorang yang akan
membuat hatinya berdebar kencang, Peniel. “Kamu sudah mengambil formulir untuk
pendaftaran ulang masuk universitas?”
Sulli menggeleng, namun ia tetap
tersenyum. “Harus yah?” tanya nya kemudian. “Aku...aku tidak tahu harus kemana
untuk mengambilnya.”
Peniel memberikannya kepada Sulli, “Sudah
aku duga, nih. Besok serahkan kembali padaku yah, soalnya besok sore sudah
harus aku kembalikan ke panitia penerimaan mahasiswa baru.”
Sulli fokus memandang Peniel, dan
entahlah, gadis itu mendengarkan suruhan Peniel atau tidak. “Ah iya, kamu suka
dengan pesta yang aku buat?”
Sementara Sulli dan Peniel sedang
sibuk mengobrol, Himchan hanya bisa memperhatikan dari jauh. Ia kebingungan
mencari temannya, lama kelamaan pesta perpisahan ini nampak membosankan baginya.
**
Keesokan harinya, setelah semua
pesta usai di gelar dan juga semua sudut taman sudah bersih, Peniel ternyata
kembali lagi ke rumah Sulli untuk meminta kertas yang ia berikan semalam.
“Sulli, mana?” tagihnya yang
kemudian menyimpan kertas itu rapih ke dalam amplop. “Sudah lengkap kan? Kalau begitu
aku pamit yah? Bye.”
Namun Peniel tampaknya kembali lagi
ke langkah semula, ia melihat tangan kecil itu sudah melingkar di lengannya. “Aku
ikut yah? Aku bosan dirumah.”
Peniel yang sedikit bingung hanya
bisa menggaruk kepalanya kemudian mengangguk. “Tumben, kamu mau pergi di hari
yang terik seperti ini?”
Sulli tidak bisa menyembunyikan
senyumnya, “Terik? Tidak, hanya mentari sore saja... ini tidak akan membakar
kulitku.”
Peniel memandangnya dengan wajah
tanpa ekspresi.
*
Senin, 15 April 2013
JOURNEY! (Y-O-L-O)
Title : Journey
Cast : Park Eun Bin – Lee Gi Kwang –
Yoo Ah In
Rated : 12+
Genre : Friendship - Comedy
Theme song : All kpop song u want hear when read this
Author : Ravla
Jarinya sibuk menyentuh ponsel
pintar, mulutnya berisik mengunyah permen karet dan kakinya tidak bisa diam,
membuat suara duk duk duk pada sebuah lemari.
“YA
Ah In Oppa! Penuhi janjimu padaku! Jangan lari!” ucapnya terdengar kesal. Ia
men-loud speaker ponselnya agar Gi Kwang bisa mendengarnya juga. Lebih tepatnya
melihat apa reaksi Gi Kwang. “Oppa, kapan mau penuhi janjimu? Aku dan Gi Kwang
menunggu janjimu!”
‘BRAK’
“Hei kamu berisik sekali sih?!” ucap
lelaki jangkung itu sembari memasukkan ponsel hitamnya ke dalam saku jaket.
“Bisa tidak, tidak membuat gaduh? Aku akan penuhi janjiku! Khawatir
sekali~....”
Yoo Ah In muncul dengan wajah yang
semrawut, ia melipat tangannya dan berpose seperti model, sebenarnya dia memang
model untuk beberapa majalah fashion kampus.
“Kenapa? Sepertinya ada masalah?”
tanya Gi Kwang si kutu buku, ia menutup bukunya dan fokus dengan dua
sahabatnya.
Yoo Ah In hanya menggelengkan kepala
kemudian mengusap kepalanya keras, “Tidak, ayo kita bicarakan janjiku saja!” ia
menutup pintu kamar kostnya dan mulai mendiskusikan sesuatu dengan yang lain.
**
Lusa kemudian, Gi Kwang dengan tidak
sengaja melihat seorang gadis berseragam sedang bersitegang dengan Ah In,
sebenarnya hal itu sama sekali tidak menarik baginya. Hanya saja belakangan ini
dia melihat Ah In sedang mengalami masa sulit. Ah In tidak pernah bercerita
tentang siapa dia dan bagaimana keluarganya, tentu saja hal ini membuat gerah Gi
Kwang karena ia akan melihat bagaimana latar belakang orang yang akan menjadi
teman atau sahabatnya.
“Oppa harus bertanggung jawab! Jika
tidak aku tidak akan bisa ujian bulan depan! Oppa!” gadis itu terus meracau dan
membuat keributan kecil, Ah In yang tampak hopeless sudah tidak bisa
mengendalikan suasana lalu ia pergi menarik gadis itu dan berbicara pelan.
Namun tampaknya gadis itu keras kepala, kemudian pergi dengan wajah yang penuh
amarah.
‘PLAK.’
“Heh Gi, lagi apa? Mengendap-ngendap
seperti pencuri. Apa kamu sedang melihat gadis cantik dari sini?” Eun Bin
mencoba melihat ke arah yang Gi Kwang lihat tadi, namun Gi menghalanginya.
“Tidak! .... Aku hanya.... hanya
istirahat sebentar saja!”
Eun Bin yang merasa gerak gerik Gi
Kwang tidak normal malah mendesaknya. “Kenapa sih, ngga biasanya kamu
begini....ah! Katakan padaku mana gadis yang kamu sukai! Aku mau lihat!”
“Eun Bin-a! Tidak, bukan
begitu....ah sudahlah, ayo kita makan!” Gi Kwang mengalihkan perhatian Eun Bin
agar ia tidak melihat Ah In dengan wajah bingungnya.
Eun Bin tidak melihat keberadaan Ah
In, tapi Ah In melihat mereka dari tadi semenjak gadis berseragam itu pergi.
**
“Jadi, kita pergi kapan?” tanya Eun
Bin yang sibuk dengan jagung bakarnya. Mereka bertiga sedang menghabiskan senja
di pantai. “Apakah aku perlu bawa uang banyak? Atau tidak usah bawa uang sama
sekali?”
Ah In menjitak pelan kepala Eun Bin,
“Kamu ini~ apa bisa pergi tanpa uang? Kamu kan yang paling boros di antara
kami! Aku rasa Gi Kwang tidak akan bisa pergi tanpa buku-buku itu.” Ucap Ah In
yang menengok ke belakang karena Gi Kwang begitu lambat berjalan karena
buku-buku memenuhi kedua tangannya yang terkadang terjatuh ke pasir.
“Jadi, pertanyaanku belum
dijawab~~~! Aku perlu bawa koper? Perlu bawa baju berapa pasang? Hm...bawa apa
lagi yaah....”
“Bagaimana jika kita pergi setelah
ini saja?” ucap Ah In tampak serius dan membuat buku-buku itu terjatuh sekali
lagi. “Aku rasa sore ini adalah waktu yang tepat.
“Mwoya?
YA! Aku tidak bawa apa-apa dong? Oppa!”
“Bagaimana Gi?” tanya Ah In.
“Bukankah kamu merasa siap sore ini?”
Gi memandang aneh kepada Ah In,
“Hyung~ apa kamu serius? Mau melakukan perjalanan sore ini? Besok kita belum
libur kuliah.”
Eun Bin membuang jagungnya jauh-jauh
dan mulai mendengarkan percakapan kedua pria ini dengan seksama. “Kalian tidak
waras.” Bisiknya.
“Kuliah? Siapa yang peduli. Aku
hanya ingin refreshing. Lagi pula, dari kemarin-kemarin kan Eun Bin yang
berisik menagih janjiku, jadi, tidak ada alasan untuk menunda lagi. Bagaimana
Eun Bin?”
Gi dan Ah In memandang Eun Bin,
menunggu jawabannya.
Langganan:
Postingan (Atom)