Selasa, 25 Juni 2013

15th (Fifteenth) -2 [FF-cerbung]


Tittle: 15th (Fifteenth)
Cast : Lee Hongbin VIXX – Lee Changsub BTOB – Han Mira (oc) – Sandara Park 2NE1
Genre : Love / Scifi Fantasy
Rated : 13+
Theme Song : k-pop songs you want hear
Author : Ravla

—————————————————————-
[part 2]

[Dara’s POV]
Aku bisa membaca dengan jelas rasa penasaran itu di matanya, “Mau aku beritahu satu rahasia tidak? Ini menyangkut Hanmi..”

“Rahasia? Hey Noona, kenapa kamu percaya sekali padaku? …okelah apa itu?”

Aku mengelilingi tubuhnya, dia berbeda, tidak seperti manusia serigala kebanyakan. “Hanmi…Hanmi itu…..~”

Aku melihatmu Hongbin-a…kamu begitu peduli dengan Hanmi, namun aku perlu mengetesmu beberapa kali, karena aku tidak mau menyerahkan Hanmi ketangan orang yang salah.

“Noona, cepat katakan…”

Aku tidak bisa menahan tawaku, hanya Hongbin yang bisa membuatku senyaman ini. Nyaman? Iya, sepanjang hidup, aku belum pernah bertemu orang seperti Hongbin.

“Hanmi itu manusia biasa.”

“…………………..” Hongbin terlihat menunduk dan dia mengatakan dalam hatinya, ‘sial aku dikerjai oleh vampir ini. Jika saja dia tidak cantik aku sudah menggigitnya!’ “Oke Noona, terima kasih infonya.”

Hongbin melanjutkan berkebun, ia merasa kesal pasti. Tapi aku bersungguh-sungguh, akan membantu Hanmi memilih lelaki yang tepat untuknya. Berada di antara dua pilihan itu adalah pilihan yang amat sulit…aku sudah pernah mengalaminya, 290 tahun yang lalu.

***

[Changsub’s POV]                       
Aku tidak pernah membayangkan, bisa sarapan dengan seorang wanita…kemana saja diriku selama ini? Dan apa yang kulakukan semalam kepada Hanmi? Seandainya keberanian semalam terus melekat pada sisi manusiaku…

“Oppa! Hmm, setelah ini mau melakukan apa?”

“Hanmi…maaf ya soal yang semalam…” aku memberanikan diri untuk meminta maaf atas perlakuanku semalam kepada Hanmi, aku benar-benar tidak enak hati. “Aku tidak bisa mengendalikan diri setiap tanggal 15…”

“Ah~ itu….” aku melihatnya ikut menunduk, antara mau tersenyum dan tertawa, namun ia berusaha menyembunyikan ekspresi itu. “Tidak apa-apa, itu tidak sengaja kan? Aku mengerti, tapi aku begitu terkejut melihat Hongbin semalam…aku tidak tahu, agak susah mengungkapkannya melalui kata-kata.”

“Apakah perubahan Hongbin menakutkan bagimu? Bagaimana dengan wujudku semalam? Aku bahkan tidak bisa mengingat bagaimana wajahku ketika aku berubah…”

“Oppa, hmm…aku suka melihat perubahanmu semalam. Itu membuatmu begitu beda 180 derajat. Oppa terlihat sangat cocok dalam wujud sepert itu.”

Dia adalah orang yang pertama mengatakan hai itu padaku.

***

[Author’s POV]
Sudah hampir 4 bulan mereka tinggal bersama dan Hongbin merasa tidak kesepian lagi, semenjak ketiga orang itu datang dan meramaikan hidupnya, ia merasa harus berterima kasih kepada semuanya.

Setiap tanggal 15, Hongbin dan Changsub akan merubah wujudnya menjadi sosok setengah serigala dan kucing. Semakin lama hal ini di sukai oleh Hongbin, namun ada yang mengusiknya dan ia tidak memberitahukan pada siapapun tentang hal ini.

Bulan kedua saat ia berubah, ia merasa begitu kesakitan, namun ia menahannya dan tidak membiarkan Changsub juga Hanmi melihatnya. Ia menyembunyikan diri dalam kamar dan meraung kesakitan. Ia bercermin dan tidak ada yang aneh dengan wujudnya, hanya saja ia merasa begitu kedinginan seperti sedang berada di kutub utara, ia merasa begitu menggigil, namun ia merasakan suhu tubuhnya normal. Ia merasakan itu sampai matahari terbit, setelah semuanya usai, semuanya kembali normal.

Hal yang sama ia rasakan pada perubahan bulan ketiga. Sampai sekarang ia tidak tahu anomali apa yang ia alami, dan Hongbin tidak mau membuat yang lain khawatir tentang dirinya.

“Hongbin-a…!” panggil Hanmi dari lantai dua sambil melempar sebuah topi. “Apa yang kamu lakukan tengah hari seperti ini di taman?”

Hongbin mendengus, namun dalam hatinya ia merasa sedikit senang. Ia memungut topi itu kemudian memakainya. “Turunlah! Aku mau memanen buah semangka di ladang belakang rumah!”

“Jinjja? Ah tunggu! Aku ikut!” teriaknya begitu antusias. Hanmi meraih jaketnya dan juga topi pantainya, ia menyusul Hongbin namun karena tidak hati-hati ia menabrak Changsub yang sedang menuju ke arah dapur dan mereka jatuh terpeleset.

‘GUBRAK!!!’

“AH! Neomu appo~..” ucap Changsub sambil meraba wajahnya yang rupanya tergores ujung map plastik yang cukup tajam.

Dara yang mendengar teriakan Hanmi segera menghampiri dan membantu Hanmi berdiri. “Apa yang kamu lakukan sampai jatuh seperti itu?” nampak kekhawatiran yang berlebihan di wajah Dara.

“Oppa, pipimu berdarah…aduh bagaimana ini…nggg~” Hanmi segera mengambil kotak obat dan membersihkan darah yang ada di pipi Changsub, ia merasa bersalah karena menabrak Changsub sampai terjatuh. “Ottokaji~ ah….”

Sementara itu Hongbin kembali ke dalam rumah dan terkejut melihat dagu Hanmi berdarah, “Omo! Hanmi-a…dagumu berdarah!!” tanpa ba-bi-bu lagi Hongbin meraih tisu dan membersihkannya, sementara Dara mencoba membantu Changsub dengan lukanya.

“Hongbin-a..aku tidak apa-apa…”

“Mianhae, aku kurang waspada sampai menabrak Hanmira…!”

Hongbin hendak mengeluarkan amarahnya, namun sesaat sebelum itu terjadi Hanmi langsung menariknya ke arah ladang. Ia tidak mau melihat Changsub terlalu sering mengalami percek-cok-kan dengan Hongbin karena dirinya.

*

“Sudahlah…tadi aku yang kurang hati-hati, aku begitu bersemangat menemui…aku tidak lihat keadaan sekitar…jadi ku mohon jangan terlalu menekan Changsub Oppa lagi.” Seolah Hongbin malas mendengarnya, ia sibuk memilih semangka mana yang harus segera di panen.

Hanmi mengikuti Hongbin yang mengacuhkannya dari belakang, ia terus memandang Hongbin namun seolah Hongbin tidak menginginkan kehadirannya lagi di sini. Kemudian ia melempar keranjang kosong itu kemudian berlalu tanpa sepatah kata.

Melihat Hanmi bersikap seperti itu, Changsub mencoba menghampiri dan menenangkannya. “Hanmi-a..apa Hongbin mengatakan sesuatu yang menyakiti hatimu?”

“Aniya…kami bahkan tidak berbicara tadi. Entahlah, Hongbin tampak begitu marah kepadaku…aku tidak mengerti…baru kali ini seperti ini.”

“Mianhae. Gara-gara aku kalian jadi bertengkar…”

“A~ Oppa~…kenapa berkata seperti itu…yang tadi kan memang kecelakaan dan tidak sengaja…jadi aneh sekali jika dia bersikap seperti itu kepadaku!”

‘GRASAKK’ terdengar bunyi yang lumayan keras ketika Hongbin kembali dengan membawa 3 semangka besar di keranjangnya. Ia meletakkan begitu saja di sofa dengan kasar, ini membuat Hanmi jengah dan mengejarnya sebelum Hongbin menghilang di ruang kerjanya.


“Lee Hongbin!”

‘PLAK’

Dara dan Changsub yang melihat hal itu begitu terkejut, mereka tidak akan bisa menebak apa yang akan Hanmi lakukan.

Tatapan Hongbin mulai berubah, matanya perlahan berubah…ia tidak bisa mengontrol amarahnya.

“Apa? Kamu mau berubah terus menggigitku sampai mati, hah?” ucap Hanmi setengah berteriak, sampai-sampai ia menyibak rambutnya yang mulai panjang dan memperlihatkan jenjang lehernya yang putih dan mulus. “Kamu mau menggigit ini kan? Lakukan saja! Lakukan sampai kamu puas!!”

Tidak ada yang mengerti dengan apa yang terjadi antara Hongbin dan Hanmi saat ini.

Han Mi Ra…apakah ia kehilangan kesadaran juga, seperti waktu itu? Batin Dara.

Hongbin menatapnya tajam dan mulai mengerang, ia tampak begitu kesal dengan wanita yang ada di hadapannya.

“Menunggu apa lagi hah? Aku tahu, kamu terus saja mengamatiku aku ketika aku mau tidur dan ketika aku bangun tidur. Aku tidak keberatan dengan hal itu, tapi aku tidak suka ketika kamu menyalahkan dan memojokkan Changsub Oppa belakangan ini. Tindakanmu keterlaluan! Apa kamu tidak memikirkan perasaan orang lain? Pantas saja selama ini kamu tinggal seorang diri, ternyata sikapmu seperti itu.”

Hongbin makin terlihat kesal, tanpa ia sadari dirinya berubah perlahan. Menyadari hal itu, Hanmi menamparnya sekali lagi agak keras sampai Hongbin kembali normal.

“Mulai sekarang jangan pernah menyudutkan Changsub Oppa lagi, aku tidak suka!!!!!!”

***

[Hanmi’s POV]
“Aku ini kenapa….semenjak tinggal disini jadi seperti ini…aku sering kehilangan kontrol…Dara Eonni….ottokaji?”

“Sudah seminggu kamu tidak keluar kamar, Hanmi-a…temuilah Hongbin…minta maaf padanya…bagaimana pun caramu tidak benar untuk merubah sifat seekor serigala.”

Aku bergulingan di atas tempat tidur, membuat diriku terbungkus selimut. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa…bahkan aku tidak sadar jika itu sudah berlalu seminggu yang lalu.

“Hanmi-a…lakukan sebelum terlambat…minta maaflah pada Hongbin. Aku tidak bisa membantu banyak…aku hanya menyarankan seperti itu.”

Ia berlalu, entahlah mungkin bertemu dengan temannya yang aneh itu. Seperti sebelumnya, setiap tanggal 15, Dara Eonni tidak pernah dirumah, ia selalu menghabiskan waktu dengan teman-temannya…dan aku selalu disini melihat sebuah perubahan wujud.

*

“Hanmi-a~ apa kamu tidak mendengar erangan Hongbin begitu kencang? Keluarlah, aku tidak bisa membiarkan ia kesakitan seperti itu!”

Changsub Oppa menggedor pintu kamarku, aku tidak tahu harus bagaimana. Semakin keras ia mengerang aku merasa ini bukan hal yang baik.

Akhirnya, aku menengoknya setelah sekian hari tak melihatnya.

*

[Author’s POV]
Hanmi mematung di depan pintu mahony itu, ia merasa berdebar karena mendengar erangan Hongbin yang benar-benar mengerikan. Ia bergidik, ragu untuk mendobraknya, ia takut Hongbin menolak kehadiran dirinya karena ia merasa sudah mengacuhkan orang yang memberinya tempat tinggal.

“YA~ apa lagi yang kamu tunggu! Ppali! Dia tidak pernah mau mendengarku jika sudah seperti ini!!” Changsub menggoncang tubuh Hanmi yang ringkih itu. “Hongbin-a! Tenanglah, aku sudah memanggil Hanmi!”

‘NNGGRRRHHHH, AARRRGGHHHHH!!!!!!!’

Suara erangan itu bercampur dengan teriakan kesakitan ketika mendengar nama Hanmi disebut.

“Ottokaji? Oppa, dia tidak suka aku berada disini…AH!” Hanmi mengacak rambutnya dan bolak-balik di depan pintu kamar Hongbin.

‘KLAK, KLAK, KLAK!’ Changsub mencoba membuka pintunya namun terkunci, lalu ia mencoba mendobraknya namun hasilnya sia-sia, ia malah merasakan tubuhnya kesakitan. “Hanmi-a…~”

Hanmi memandang Changsub kemudian memberanikan diri memanggil Hongbin. “Lee Hongbin…Hongbin-a….mianhae….jeongmal mianhae…!”

Erangan itu sempat kembali tidak terkendali namun ketika Hanmi menyelesaikan kalimatnya, “Han Mi Ra…” Hongbin memanggil dengan suara yang parau dari balik pintu. “Hanmi-a…aku…aku kedinginan…”

Changsub dan Hanmi saling berpandangan, mereka bingung apa yang terjadi. Tanpa menunggu lagi Hanmi mendobrak pintu kayu tebal itu dengan sekuat tenaga.

‘BRAAKKK!’

Pintu terbuka dan Hanmi sempat tidak bisa berkata-kata ketika melihat keadaan Hongbin yang begitu pucat dan tubuhnya berselimut lapisan es yang lumayan tebal. Wajahnya tampak begitu kesakitan dan ia memandang Hanmi dengan tatapan memelas.

“Hongbin-a….,” perlahan Hanmi mendekati lelaki itu, ia menyetuh wajahnya dan es mencair di jemarinya. “…ini bukan yang pertama kali kan?”

Hongbin tak mampu berbicara banyak, Changsub langsung menarik selimut tebal untuk menghangatkan Hongbin, namun rupanya itu tidak cukup hangat. Hanmi yang melihat itu merasa semakin bersalah. Ia memeluk Hongbin dan mencoba meniupkan udara hangat dari mulutnya. Perlahan lapisan es mulai mencair, membasahi tubuhnya.

Changsub ikut menghangatkan temannya itu dengan menggosok-gosokkan tangannya ke punggung Hongbin, ia merasa prihatin sekaligus tidak mengerti mengapa fenomena ini menimpa Hongbin.

“Hanmi-a, …. aku tidak menyangka jika Hongbin mengalami hal ini.” Changsub terlihat benar-benar tidak percaya, “..hanya 1:1000 siluman yang mengalami ini. Kekuatan bisa menjadi sangat luar biasa..namun memang prosesnya begitu amat menyakitkan.”

“Aku tidak mengerti apa yang Oppa bicarakan.” Tanpa menatap Changsub, Hanmi tetap menghangatkan Hongbin dengan menggosok-gosokkan tangannya ke tangan Hongbin.

Changsub terdiam dan melanjutkan kegiatannya, semuanya menunggu pagi datang supaya Hongbin bisa kembali ke wujud semula.

*

Semalaman, Hanmi tetap terjaga untuk menghangatkan tubuh Hongbin. Sementara yang lain memasuki alam mimpi terdalam, Hanmi menunggu pagi seorang diri dengan tetap memeluk, memberi kehangatan untuk Hongbin.

“Euh….~” Changsub terbangun dan ia sudah kembali tampak normal. Kecanggungan itu kembali, namun ia masih bisa ingat dengan jelas apa yang terjad semalam. Ia bangkit dan membuatkan sarapan untuk Hanmi juga Hongbin.

Aku tidak pernah melihat wajahnya selelah ini ketika tidur…..mianhae Hongbin-a….

Hongbin masih terlelap dan semuanya tampak basah, pakaian yang di kenakan Hongbin juga selimut yang menyelimuti mereka. Termasuk baju Hanmi juga basah dan rasa dingin serpihan es itu masih sungguh terasa.

Satu jam kemudian Changsub kembali untuk mengganti pakaian Hongbin dan Hanmi menunggu sejenak di luar kamar. Ia membuka jendela dan menghirup udara yang begitu sejuk, menghela nafas yang berat. Ia melihat Dara yang baru saja pulang dan tampak begitu segar.

“Eonni!” tegurnya, “Apakah malammu menyenangkan?”

Dara hanya membalas dengan lambaian tangan dan kemudian ia berlalu, “Pasti dia sangat mengantuk…”

“Hanmi-a,…Hongbin sudah sadar..katanya dia ingin berbicara empat mata denganmu…maafkan aku, aku tidak bisa berbuat banyak semalam tadi.”

Hanmi menepuk lengan Changsub, dia berusaha tidak menunjukkan ekspresi yang begitu khawatir. “Gwaenchana Oppa, aku sangat berterima kasih semalaman kamu sudah mau menjaga Hongbin, juga aku.”

Changsub mengangguk, “Aku tunggu di bawah ya, aku akan membuatkan sarapan untuk kalian. Ah, aku merasa tidak enak…karena aku, kalian jadi bertengkar sampai seperti itu…aku sama sekali tidak ada niatan menjadikan situasi berubah menjadi seperti ini..”

“Oppa…jangan pikirkan hal itu…aku juga bersalah disini…neomu gomawo, Oppa.”

Changsub berlalu dan Hanmi menarik nafas panjang sebelum masuk kembali ke kamar Hongbin, “Hai.” Itu kata pertama yang Hanmi ucapkan setelah apa yang sudah terjadi dalam seminggu terakhir ini.

Tubuh lemas itu memaksa berdiri dan meraih tubuh Hanmi, “Babo…” ucapnya sambil memeluknya. “Aku bisa saja mencelakaimu semalam…”

Hanmi tidak tahu harus merespon dengan kalimat apa, ia hanya meraba lembut punggung Hongbin.

“Kenapa kamu masih peduli denganku? Bukankah selama ini aku sudah sering mengacuhkannmu?”

Hanmi merasa melunak, ia merasa lega juga terharu, semuanya bercampuk aduk. Kemudian ia membuat Hongbin duduk dan ia membelai wajah Hongbin, “Aku tidak pernah benar-benar marah…aku tidak bisa..wajahmu pucat sekali, kamu perlu banyak istirahat..”

Namun Hongbin tidak melepaskan genggaman tangannya, “Aku tidak sakit.”

Hanmi tersenyum simpul, ia melihat sekeliling dan mengambil jaket dan memakaikannya ke Hongbin, “Temui aku setelah kamu cukup tenaga, aku tidak mau mengurangi waktu istirahatmu. Tenang saja, kamu tahu kan harus mencariku dimana?” ucap Hanmi lembut sambil menepuk-nepuk pelan pipi Hongbin. Lalu ia kembali ke kamarnya, untuk memejamkan mata beberapa jam.

***

Menjelang sore hari, Hongbin sudah tampak menyiram di kebunnya bersama Changsub. Dara yang melihat itu merasa tertarik dan bergabung dengan mereka.

“Tidak biasanya seperti ini.” Tegurnya sambil menggunakan topi dan kacamata hitam. “Hanmi pasti akan bingung sekali jika melihat kalian bisa dekat seperti ini.”

 Hongbin tetap memasang wajah angkuh, “Noona, kenapa setiap menjelang tanggal 15 tidak pernah dirumah? Apa tidak tertarik ingin melihat perubahanku?”

Dara menaikkan satu alisnya, “Aku sama sekali tidak tertarik. Lagi pula, dirimu masih labil, jadi bisa saja kamu menyerangku tanpa sebab. Aku tidak mau mati sia sia disini.”

“Noona, kalau begitu tanggal 15 bulan depan lihat perubahanku saja, bagaimana?” tanya Changsub dengan wajah pemalunya.

Hongbin dan Dara memandang Changsub aneh. “Ini pertama kalinya kamu mengajakku berbicara. Aku kira selama ini kamu punya keterbelakangan mental.” Ujar Dara di selingi tawa.

“Eum, dimana Hanmi? Aku tidak melihatnya dari tadi..” tanya Hongbin sambil melihat sekitar.

Dara menghelas napas, “Hongbin-a…aku sebenarnya tidak tega melihat Hanmi seperti itu. Tadi pagi sebelum aku masuk kamar aku melihatnya begitu letih, tidak pernah aku melihat ekpresi Hanmi seperti itu, apa yang terjadi semalam aku tidak peduli dan itu bukan urusanku. Tapi aku memohon pada kalian, tolong jaga Hanmi. Karena aku tidak bisa selamanya dekat dengannya, aku harus menyelesaikan sesuatu di lain tempat dan akan berkemas besok pagi. Jadi aku tidak tahu kapan kembali ke sini lagi, aku rasa aku pergi dalam jangka waktu yang lama….”

“Noona, kenapa harus pergi? Aku baru saja mengenalmu…” pinta Changsub seperti anak kecil. “Tapi aku akan berjanji akan menjaga Hanmi demi Noona…”

Dara menepuk pundak Changsub juga Hongbin, “Kalian jangan berselisih lagi seperti kemarin, aku tidak suka karena Hanmi pasti susah untuk menengahi hal itu…berjanjilah padaku bocah-bocah!!”

Mengenalmu adalah suatu pembelajaran bagiku, Dara Noona…semoga kamu tidak pergi untuk waktu yang sangat lama..kami tidak suka menunggu terlalu lama.

Hongbin menyimpan asa dan harapan untuk Noona cantiknya itu.

***

[Hongbin’s POV]
Dia begitu lelap tertidur, aku tidak berani menganggu istrahatnya. Dia begitu tampak letih, menjagaku malam kemarin. Terjaga sampai pagi menjelang, bahkan aku tidak pernah melakukan pengorbanan pada siapa pun, terlebih untuk orang-orang yang baru ku kenal, namun Hanmi berbeda….ia tidak memandang siapa dan apapun, ia selalu berusaha gigih untuk melakukan sesuatu, bahkan saat ia merasa sikapku berlebihan kepada Changsub Hyung…

Aku merasa tersaingi semenjak kehadiran Changsub disini. Aku merasa aku lebih unggul dalam hal apapun darinya, termasuk dalam mencuri perhatian Hanmi. Namun aku salah, aku tidak bisa merubahnya. Aku akui, Changsub Hyung memiliki karisma yang tidak aku miliki…dan aku sempat merasa benar-benar tersinggung akan hal itu. Lalu aku berusaha menekan Hyung sampai akhirnya aku sadar aku begitu keterlaluan dan tidak memikirkan perasaan Changsub Hyung.

Mungkin dia tidak terbebani dengan apa yang aku lakukan padanya, namun ternyata Hanmi jengah melihatku bersikap angkuh seperti itu. Ku rasa sifat angkuh ini aku dapatkan setelah aku berubah menjadi setengah serigala, aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya. Aku begitu sakit hati ketika Hanmi menamparku dengan keras sebanyak dua kali di hadapan mereka, aku malu.

“Ngghh~…”

“AH? Kamu sudah bangun?” tanyaku kepada Hanmi yang terlihat membuka sedikit matanya lalu menggeliat di tempat tidur. “Aku menganggu ya? Ah maaf..maaf..”

‘GREB’

“Mau kemana?”

Jemari lembut itu menarikku, tidak membiarkanku meninggalkannya. Aku berbalik dan merasa sedikit canggung. “Kamu masih mengantuk? Lanjutkan saja tidurmu, aku…menunggu diluar saja.”

Dengan mata yang sedikit terbuka, ia memandangku cukup lama tanpa melepas genggamannya dan aku juga tidak bisa melepaskan tangan lembut yang sudah menjagaku semalam suntuk. Aku menghargai pengorbanannya.

“YA~ sedang apa kalian berdua!?”

“AH Noona!” aku begitu terkejut ketika Dara memergoki kami sedang beradu pandang, aku merasa gugup. “Tidak, aku hanya menjaganya..bukan, em maksudku aku hanya menengoknya sebentar. Aku hanya ingin memastikan dia baik-baik saja.” Aku berusaha melepaskan genggaman itu namun Hanmi rupanya tidak ingin.

“Eonni…,” ku lihat Hanmi tersadar sepenuhnya dan terduduk di tempat tidurnya. Kemudian ia berjalan menuju Dara dan memeluknya, aku bahkan tidak mengerti kenapa ia tidak melepaskan genggamannya ketika memeluk Dara. “Eonni mau pergi kemana? Aku ikut…” rengek Hanmi yang sepertinya mulai menangis.

“Hanmi-a…..aku tidak akan pergi lama….aku akan segera menyelesaikan masalahku dan kembali lagi ke sini…aku akan baik-baik saja! Uljimayo…ada yang lebih membutuhkanmu dari pada aku disini…” kemudian Dara melirikku dan mengedipkan mata sambil tersenyum dan menenangkan Hanmi.

“Aku bermimpi tentangmu Eonni….tapi aku tidak ingat…”

Dara Noona tampak menahan matanya yang mulai memerah, selama ini Hanmi tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik hati berkat asuhan Dara. Ia sungguh berperan besar di kehidupan Hanmi. “Sudahlah Hanmi-a..kamu belum makan seharian ini kan? Eonni sudah membuatkan makanan untukmu, cepatlah cuci mukamu dan makan yang lahap ya!”

Dara berlalu dan aku mengajak Hanmi ke dapur, aku juga tidak sabar mencicipi masakan yang pasti lezat yang sudah Dara buatkan untuk kami.

***  

————-

[Dara’s POV]
“Tempat ini tidak pernah berubah….”

‘SRAK, SRAK, SRAK…’

Aku kembali ke tempat dimana seharusnya aku menghabiskan waktu bersama bocah-bocah itu. Namun, yah….aku menyesal mengapa aku memilih pergi waktu itu.

Kini semuanya hanya tersimpan dalam selembar foto usang ini…

*

Sudah begitu lama aku tidak lagi duduk di sofa ini, adegan terakhir yang aku ingat hanyalah melihat mereka makan malam dengan lahap. Aku menatap mereka dari balik tirai, aku menangis kala itu, akhirnya aku mengerti dan menemukan sebuah arti kekeluargaan, mereka adalah keluarga pertama yang kumilki setelah aku ditinggalkan oleh semua saudara dan kedua orangtuaku, aku melihat temanku satu persatu masuk ke liang kubur, maka dari itu aku memilih untuk tidak berdiam diri di satu tempat.

Dan lalu aku merasakan kehidupanku berjalan begitu cepat dan bertemu Han Mi Ra, Lee Hongbin, dan Lee Changsub. “Itu seperti terjadi kemarin….ah~ berapa lama aku meninggalkan rumah ini?”

Entahlah, aku pergi terlalu lama. Aku tidak tahu dimana mereka sekarang, ya…aku tidak perlu menjelaskan semuanya kan? Terlalu lama, sangat lama aku pergi…sudah lama aku hidup di dunia ini. Terkadang terbersit ingin mengakhiri semuanya, namun aku masih belum bisa. Entahlah, aku bahkan tidak bisa menjawab pertanyaanku sendiri.

“Permisi…apakah Anda pemilik rumah ini?” tanya seorang yang terlihat begitu kebingungan.

“Eung~…..ada apa?”

“Ah syukurlah!” salah satu dari keempat orang itu merasa lega, “Kami ingin menyewa rumah ini! Kami melihat selebaran yang tertempel di salah satu sudut kota kami, kami datang dari jauh!”

Aku menerima secarik kertas ukuran A4 dari mereka, aku mengenali benar selebaran itu. Dan aku tidak percaya….. “Kalian…” aku menatap mereka dengan tidak percaya.

Mereka tampak tersenyum dan tidak menyembunyikan apapun dariku. Mereka sama seperti aku, dan juga bocah-bocah itu.

“Jadi, apakah kami bisa menyewa kamar-kamar dirumah ini??”

Aku tidak percaya…~  “Tentu saja. Kalian bisa..ayo aku antarkan kalian berkeliling rumah.”

*

Setelah beberapa saat aku mengajak mereka berkeliling, aku teringat akan satu hal. “Kalian bisa melakukan apa pun dirumah ini, kamarku di bangunan seberang. Dan jangan lupa setiap bulan di tanggal 15 kita selalu menggelar pesta kecil. Kuharap kalian tidak lupa dan kita harus sediakan makanan enak juga suasana yang nyaman. Ku harap kita bisa mengenal satu sama lain dengan baik.”

“Iya kami mengerti…” ucap mereka sambil tersenyum.

Dan hanya dengan cara itu aku bisa tetap mengenang kalian….

Aku meletakkan foto usang itu di samping tempat tidurku, berharap suatu saat aku bisa melihat dan berkumpul dengan mereka lagi.

***

[Author’s POV]
Foto lusuh itu masih terawat hingga kini, kebahagiaan yang menyelimutinya tidak akan pernah lekang oleh waktu. 4 makhluk berbeda yang selalu bersama dalam memori masa lalu….selalu terhangatkan oleh cinta abadi.




TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar