Sabtu, 04 Februari 2012

~HEAVEN~ [part 3]

cast : Song Joong Ki - Kwon Jun Ah - Uhm Hong Shik (Yoo Ah In)



Uhm Hong Shik’s Scene

Aku tertegun.
Aku tidak menyangka akan menjadi seperti ini, aku tidak tahu apakah ini adalah sebuah karma atau takdir kami....
Jun Ah tidak ingin ku bawa ke rumah sakit, ia hanya ingin pulang beberapa saat yang lalu, terpaksa aku tidak bisa mengantarkannya menggunakan sepeda motor, aku mengeluarkan mobilku, bersamaan dengan ini rahasiaku terbongkar. Ya, aku mempunyai sebuah rahasia.
Awalnya aku tidak tahu sama sekali dimana rumah Jun Ah, namun semakin ku menyusuri jalanan dengan petunjuknya, kini semuanya jelas. Identitasku juga menjadi jelas.
........
Aku duduk menunggu orang tua Jun Ah pulang ke rumah. Iya, aku hanya bertemu dengan In Jung Ahjumma, pembantu dirumah Jun Ah. Hhhh, iya, Jun Ah selama ini membohongiku juga yang lain, tapi aku rasa Joong Ki Hyung sudah tahu semuanya. Aku tak mengerti mengapa Hyung tidak pernah membicarakan padaku soal ini, aku juga menyadari selama Jun Ah ada di Heaven Joong Ki Hyung juga ikut berubah...apakah Hyung menyukai Jun Ah?
Akhirnya mereka datang, aku membungkuk hormat..jelas mereka tidak akan terkejut melihatku, sejak kecil aku sering kerumah ini, pertemuan pertamaku dengan Jun Ah adalah melihatnya memandangku sembunyi-sembunyi dari balik tangga itu.
“Hong Shik-ah...mana Jun Ah?” tanya Ibunya.
“Sudah aku antarkan ke kamar, Ahjumma sedang bersamanya.”
“Ah...Terima kasih Hong Shik....” Ayahnya menepuk bahuku, “Tapi dari mana kalian bisa bertemu? Atau kalian berpacaran ya?”
Ibunya menoleh ke arah kami, aku harus menjawab apa? Aku ling lung, terpaksa aku hanya mengangguk, sebenarnya aku lebih mengkhawatirkan keadaan Jun Ah.
“Sebaiknya kalian temui Jun Ah dahulu...” ucapku, akhirnya.
Sedangkan mereka naik menuju kamar Jun Ah, aku hanya bisa duduk diam menunggu di ruang tamu. Aku gelisah, ini sudah hampir jam 10 malam. Jam 7 tadi Jun Ah terbangun dan muntah karena mabuk, kemudian badannya mendadak panas dan terjatuh saat ia hendak bangkit, kepalanya membentur ujung meja, berdarah. Namun ia sungguh menolak untuk kerumah sakit. Jujur aku cukup paranoid melihat darah, aku berusaha mengendalikan rasa parnoku demi membawa Jun Ah kesini.
Mengenai rahasiaku........aku sama seperti Joong Ki Hyung dan Jun Ah, bahkan kini sudah jelas di kepalaku, Joong Ki Hyung, aku dan Jun Ah. Ayahku adalah kawan baik Tuan Kwon Bi Dam semasa SMU, jadi sampai aku lahir pun sampai aku besar seperti ini mereka masih berteman baik malah menjadi rekan bisnis. Ya, complicated!
Semasa aku kecil, kami sering main bertiga..terkadang di rumahku atau dirumah Jun Ah. Aku sangat ingat, Joong Ki Hyung tidak berani mendekati Jun Ah, dia tipe yang pemalu. Dari hari ke hari dia hanya memperhatikan Jun Ah ketika bermain bersamaku, sedangkan aku tak hentinya mengganggu Jun Ah yang biasanya sedang berbicara dengan boneka pandanya, ya....Jun Ah sangat menyukai panda, rupanya kebiasaan itu masih ia bawa sampai sekarang. Biasanya aku menyerang pandangnya dengan pistol airku dan Hyung memarahiku, kemudian aku diam namun ketika Hyung sibuk dengan memperhatikan Jun Ah, diam-diam aku sering menarik baju Jun Ah sampai ia marah dan menangis, kemudian aku merasa bersalah dan meminta maaf kepadanya. Dan juga aku mulai curiga dengan Jun Ah ketika ia memberikan lolipop malam itu padaku, karena semasa kecil Jun Ah juga sangat menyukai lolipop apalagi yang berbentuk seperti tali melingkar.
~`Ternyata masih Jun Ah yang dulu, namun....ia tumbuh dengan baik rupanya, pekerja keras dan bukan seorang yang manja...pasti Joong Ki Hyung sudah mengingatnya...~`
“Hong Shik-ah, terimakasih sudah membawa dia pulang...” tegur Ibunya membuyarkan lamunanku, “..dia menyuruhmu datang lagi besok pagi jam 8 katanya, datang ya? Ah iya...dia juga menitipkan ini padamu..” Ibunya memberikan setangkai lolipop.
Aku tersenyum, “Ne, besok aku akan datang.”
“Ajak juga Joong Ki.”
Aku terkejut nama itu di sebut. “Waeyo?”
“Ini...bukan Jun Ah yang ingin bertemu, tapi Ayahnya...”
Mulai dari sini perasaanku mulai tidak enak.
“Akan ku usahakan..”


Uhm Hong Shik’s Scene End
***
Song Joong Ki’s Scene

“Apa yang terjadi?”
Hong Shik baru saja menghubungi dan menyuruhku ikut  bersamanya esok pagi ke rumah Jun Ah, ini artinya sesuatu telah terjadi dan Hong Shik adalah orang yang pertama menginjak rumah Jun Ah, dia mendahului aku. Aku sudah bertekad, aku akan merebut hati Jun Ah! Aku tidak peduli siapa rivalku walau itu artinya aku akan bersebrangan dengan Hong Shik, kami semua sudah dewasa untuk menentukan sebuah sikap...
Dan Kwon Jun Ah, aku ‘tak kan membiarkanmu jatuh ke pelukan Hong Shik!
***
Pagi ini Hong Shik datang menjemputku, ya mungkin setelah ini aku akan jadi orang jahat..tapi kenapa aku jadit terbeban sendiri dengan keputusanku ini? Hati kecilku mendorongku agar ku membiarkan sesuatu hal berhembus seperti angin, dan aku harus mengikuti kemana perginya, namun disisi lain aku harus berperang dengan dia, sahabatku...
“Annyeong Hyung, ayo!”
Aku membisu hanya membalas dengan smirk saja, ahh~ aku ini kenapa....

Sampai dirumah Jun Ah, ternyata Ibunya hanya mengijinkan Hong Shik saja yang bertemu dengan Jun Ah, aku juga ingin tahu keadaan dia!! Ini tidak adil, namun kemudian aku berbincang ringan dengan Presdir Kwon Bi Dam...
“Bagaimana kabarmu Joong Ki-ah?”
“Ah....,” Aku membungkuk hormat, “..saya baik-baik saja..”
“Iya...hahaha..” tawanya menyiratkan sesuatu. “Restomu? Lancar?”
“Iya, lancar...” ~`Gawat jangan sampai mereka tahun jika Jun Ah bekerja sebagai bawahanku di Heaven...semoga Hong Shik juga tutup mulut!~`
“Aku hanya ingin bertanya sesuatu....kamu tahu Ayahmu adalah pegawai yang baik dan juga cekatan...”
~`Sebenarnya dia ini mau menanyakan apa sih?~`
“Kamu dan Hong Shik sahabat lama bukan?”
“Ah iya...ada apa?” dia mengajakku minum teh.
“......,” dia memberi jeda, “..apakah putriku dengan Hong Shik berpacaran? Mereka satu tempat kerja kan?”
Aku terkejut, “Bagaimana Anda tahu jika Jun Ah bekerja di restoku? Cwesonghamnida, awalnya saya juga tidak mengenali Jun Ah, namun pada akhirnya saya mengenalinya...”
“Ah...,” dia menghela napas panjang, “anak itu memang tidak suka dimanja dan sukanya yang aneh-aneh saja. Asal kamu tahu selama ini dia dirumah selalu saja bersih-bersih membantu Ahjumma, suka sekali mencuci piring..aku tidak menyangka jika dia nekat bekerja seperti itu di restomu. Tentu saja aku mengawasinya diam-diam, aku menyuruh beberapa orang untuk mengamati gerak-geriknya selama ini. Ah...tolong jangan katakan hal ini kepadanya, jika dia tahu dia pasti akan marah sekali padaku..bahkan aku tidak memberitahu Ibunya...”
“Ah kalau begitu aku akan menjaga rahasia ini...tenang saja!” ucapku pasti, namun ini sama dengan aku harus menghilangkan niatku untuk merebut Jun Ah dari Hong Shik...ahhh ottokhae???
“Tapi..apa mereka berpacaran? Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi...!”
~`Aku harus jawab apa?~`
“Kalau hal itu, yang kulihat selama ini...biasa saja, tapi beberapa pegawai memang tengah menggosipkan mereka dekat...,mungkin memang benar dalam tahap pendekatan? ~`Aku menjawab pertanyaan ini tapi aku pun bertanya pada diriku sendiri....~` Tapi mungkin saja, aku tidak tahu sejauh itu, hubungan kami saat bekerja ya layaknya seperti Bos dengan pegawai tidak lebih...semakin dewasa, Hong Shik tidak pernah bercerita tentang kehidupan pribadinya, tapi...”
“Tapi apa?”
“Sebelum dia dekat dengan Jun Ah, Hong Shik sempat mempunyai hubungan dengan Hyun Shi..tapi ku rasa hubungan itu sudah lama berakhir..”
“Hyun Shi? Park Hyun Shi?”
“Iya Sajangnim..”
“Ah, model itu ya...Setauku Hyun Shi sekarang sudah bertunangan dengan orang lain..”
“Maaf jika saya lancang, menurut yang saya ketahui Hyun Shi menduakan Hong Shik maka mereka berpisah..”
“Ahh, baguslah...sebenarnya sudah lama sekali, aku dan Ayah Hong Shik mempunyai janji jika akan menjodohkan Jun Ah juga Hong Shik tapi jika tahu kondisinya seperti ini...aku sangat bersyukur sekali!”
~`Oh damn! Kenapa selalu saja dari awal keadaan tidak berpihak kepadaku? Aku juga menyukai Jun Ah, sangat menyukainya!~`

Song Joong Ki’s Scene End
***

Aku senang Hong Shik datang menjengukku...senang sekali!!! Aku mendadak merasa sudah segar bugar, ya itu sih hanya rasanya...faktanya kepalaku masih pening, namun tidak separah semalam..
“Gomawoyo Oppa, sudah mengantarku semalam...maaf aku merepotkanmu...”
Aku melihat sedikit senyum di ujung bibirnya, “Ne, cheonmaneyo..badanmu sudah tidak panas kan?” tanyanya sambil memegang leherku dengan punggung tangannya.
Aku menggeleng, “Cuma masih pusing...aku sudah minum obat kok...”
“Luka di kepalamu...?”
“Ah ini, sudah tidak apa-apa...semalam setelah Oppa pulang ada dokter pribadi Ibu yang datang...aku hanya butuh istirahat beberapa hari saja katanya...”
“Joong Ki Hyung ada di bawah..”
“Mwoya?” Aku menaikkan selimut sampai menutupi setengah wajahku.
Oppa menurunkan selimutku, “Dia ngobrol dengan Ayahmu...”
“Jinjjaro? Aduh kalau ketahuan bagaimana?”
“Sudahlah, aku sudah memberitahu Hyung tentang hal itu. Ah, pasti semua piring kangen denganmu.” Katanya menghiburku.
“Oppa~...” aku memukul ringan lengannya, “jangan seperti itu! Aku juga tidak ingin sakit seperti ini, ini membosankan! Aku...aku juga..jadi jarang melihatmu...” aku mengatakan hal itu dengan wajah yang kututupi setengah dengan selimut.
“Ah...kamu ini bicara apa sih...” jawabnya sambil mendorong lenganku pelan.
Aku memandangnya dengan mata bulat ini, tanganku memegangi dada, mengecek degup jantung. Tentu saja Oppa tidak akan tahu itu karena ada selimut sebagai tamengku.
“Cepatlah sembuh, kasihan Na Ra yang akan mengambil alih sementara pekerjaanmu...”
“Ah iya, kalau begitu besok saja aku akan kembali bekerja...”
“Aku tidak ingin kamu bekerja sambil menahan sakit! Kembalilah jika kamu sudah sembuh!” semprotnya. Hahaa, apa itu tanda perhatiannya padaku?
“Oppa,....”
“...mwoya?”
“Jangan beritahukan hal ini pada yang lain ya? Aku tidak ingin diperlakukan dengan istimewa.”
“Hmm? Termasuk aku?”
“Eh? Maksudku, aku....Ah Oppa!”
“Waeyo??!”
“Masa tidak mengerti dengan maksudku?”
Dia kemudian tertawa sembari mengusap kepalaku, “Ne arraseo arraseo!! Eh, jadi....kamu ingat Joong Ki dan aku tidak sih sebenarnya?”
“Hmm? Maksudnya?”
“Jadi benar-benar tidak mengenali kami?”
Aku melihat dia mengeluarkan selembar foto dari dalam saku jaketnya.
“Lihat ini baik-baik.”
Kini di hadapanku ada foto 2 anak laki-laki dan seorang anak perempuan...aku tidak mengenali foto apa ini...
“Siapa mereka Oppa?”
Ya, Siput! Ini kamu dan yang ini Joong Ki Hyung! Dan yang sedang memegang pistol air ini aku!”
“EEH?”
Aku memperhatikan dengan seksama sekali lagi...iya!!! Itu aku, Joong Ki-ssi dan Oppa! Jadi Hong Shik Oppa adalah orang yang suka menggangguku dulu!?
Ya, Oppa~!”
“Wae?”
“Jadi orang yang selalu menggangguku bermain itu Oppa?”
“Eh? Ah mianhae, mian....itu kan dulu sekali, sekarang kan engga kayak gitu...hey siput..!”
“Mwoya?”
Oppa merapatkan bibir ke telingaku lalu.... “Saranghaeyo.”
I’M DYING NOW.
***
Beberapa hari kemudian...
“Annyeong yeorobun! I’m back!”
“A....Jun Ah!!! Sudah sehat? Ah, aku rindu sekali padamu!!” Rae In langsung memelukku ketika aku baru membuka pintu.
“Eonniii! Maaf ya aku selama beberapa hari ini tidak bisa menemanimu membuat cake....”
Ya cepat-cepat ga usah pake temu kangen!”
Tak lama kemudian Hong Shik Oppa menyusulku, ya! Tentu saja aku di jemput olehnya pagi ini!
“Eh?” Eum Jung curiga akan sesuatu, “Kalian datang bersama?”
“Ah ini hanya kebetulan Sunbaenim, kami bertemu di jalan...”
“Kwon Jun Ah!”
AH~ manekin! Kenapa dia datang pagi sekali?
“Sajangnim!” sapaku setengah berteriak sambil melambaikan tangan padanya.
“Kemarilah! Aku ingin bicara sebentar..”
“Eh?” aku mengikuti langkah Joong Ki-ssi.

~`Apa yang akan ia lakukan?~`
“Welcome back Jun Ah!”
“Ne gamsahamnida Sajangnim!”
“Begini...waktu itu aku datang ke rumahmu bersama Hong Shik, maaf tidak menjengukmu..”
“Ne, gwaechana Sajangnim...” ujarku sambil melempar senyum.
“Aku ngobrol dengan Ayahmu...”
“Mereka tidak tahu kan aku bekerja disini? Mereka tidak tahu kan jika kamu Bosku?”
Joong Ki menggeleng, artinya dia tidak tahu. Aku mengelus dada.
“Apa saja yang kalian bicarakan?”
“Ah...Cuma bertukar kabar saja...tidak ada perbincangan yang berat di antara kami...”
“A..maaf beberapa hari Na Ra menjadi menggantikan pekerjaanku...kalau begitu berikanlah dia libur...”
“Ne, akan ku fikirkan nanti. Kembalilah bekerja. Hwaiting!”
“Ne Sajangnim! Hwaiting~~!” ucapku sambil tersenyum cerah. Aku memulai hari yang mendung ini dengan wajah matahari(?).
*
~`Mencuci-mencuci-mencuci...la la la la aku senang sekali bisa kembali bekerja...harumnya cake juga ahhh~ tunggu aku cake, sebentar lagi aku akan se...........~`
“Eh? Hyun Shi? Sedang apa dia menuju kemari? Sial sial sial aku harus sembunyi, oke~ pekerjaan nanti saja, Sajangnim akan mengerti!” begitu aku ingin masuk ke dapur, aku berpapasan dengan Oppa yang sudah membawakan sebuah Jelly Cake untukku.
“Waeyo Jun Ah?”
Aku tidak sempat menjawab, langsung menuju loker. Aku benar-benar menghindari istirahat siang ini...
***
Uhm Hong Shik’s Scene

“Jun Ah! Anak itu kenapa sih?”
“Oppa!”
~            `Orang itu, ada apa lagi sih? Mengacaukan momen-momenku dengan Jun Ah saja!~`
“Ada apa lagi?”
“Aku hanya ingin menyerahkan ini.”
Aku menerima sebuah amplop berwarna merah, itu undangan pernikahan. Aku meraihnya dan pura-pura melihatnya, sebenarnya hanya ingin melihat nama mempelai prianya. Sudah ku duga itu adalah orang itu, pria yang dipilih Hyun Shi...di banding aku.
“Aku tak kan datang.” Aku membuang pandangan, fikiranku masih melayang ke wajah Jun Ah.
“Datanglah, ku mohon. Hanya ini pertemuan terakhirku untuk melihatmu yang kemudian aku akan angkat kaki dari Seoul.”
“Baguslah, aku tidak perlu lagi bertemu denganmu.”
“Apakah kamu benar-benar membenciku?”
“Tidak ada gunanya aku membencimu hanya gara-gara masalah setahun yang lalu. Itu hanya membuang tenagaku saja.”
“Aku benar-benar minta maaf Oppa.”
“Oppa? Heh, jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu lagi! Kurasa ada orang yang jauh lebih pantas yang menerima panggilan itu.”
“Baik jika itu maumu. Satu hal, beritahu aku...apakah kamu sudah menemukan penggantiku?”
“Tentu saja! Dia jauh lebih sempurna darimu!” aku benar-benar muak dengan wanita jalang ini. Topengnya tebal sekali, atau sudah permanen menempel di wajahnya?
“Siapa? Aku ngga yakin dia lebih baik dariku.”
“Sudahlah! Mulai sekarang berhenti menemuiku lagi! Aku tidak mau mengenal orang picik sepertimu! Pergi dari hidupku, aku sudah bahagia dengan Jun Ah sekarang!”
“Jun Ah??”
“Iya Kwon Jun Ah, sudahlah. Pergi sana!”
“Kamu menggantiku dengan Kwon Jun Ah??”
~`Ya, orang ini....ingin ku bekap mulutnya dengan pasir!~`
“Kenapa dengan Jun Ah? Pergilah, jangan paksakan otakmu untuk memikirkan hal-hal yang tidak dapat di jangkau. Semoga berbahagia dengan orang yang kamu pilih.”
Aku berlalu ke dapur, mencari Jun Ah.
“Eh, sedang apa kalian?” ternyata -___- yang lain menguping pembicaraanku. “Mana Jun Ah?”
Semua orang menunjuk loker.

“Ottokhae ottokhae?”
“Apanya yang bagaimana?” tegurku sambil menyerahkan sepiring Jelly Cake juga segelas susu hangat.
“Sunbaenim! Mengejutkanku...”
“Mianhae, ini makanlah jaga kesehatanmu.”
“Gomawoyo...euhmp, itu tadi Hyun Shi Eonni ya?”
“Iya...hhh, serigala berbulu domba...”
“Apa dia.....mantan kekasihmu?”
“Iya...kenapa?” aku melihat ekspresinya, kebanyakan seperti orang yang takut jika aku akan berpaling pada wanita lain.
“Ah...tidak,..apa kamu menyebut namaku di depannya?”
“Iya.”
Ya Oppa!”
“Waeyo?”
“Berarti dia tahu aku bekerja disini dong?”
“Bukan berarti aku menyebut namamu dan dia tahu kamu bekerja disini kan?”
“....”
Dia tidak menjawab, malah melahap Jelly Cake dan meneguk susunya.
“Dongsaeng,...”
“Ne Oppa?”
Aku merangkul lehernya dan berbisik seuatu, “Saranghae...yo.” kemudian mengecup ringan keningnya.

Uhm Hong Shik’s Scene End
***
‘CUP~’
Aku mundur selangkah, menatap wajahnya yang tersenyum lebar kali ini. Kemudian dia membereskan piring dan cangkirku dan berlalu menuju dapur.
Namun sebelum dia melangkah keluar loker.... “Sunbaenim, I Love You too!”
*
~`Ah surga, surga, surga......surga!!!! Heaven, heaven, heaven! Apakah di punggungku tumbuh sayap?~` aku menoleh ke belakang, melihat punggungku...mungkin saja ada sayap kecil malaikat yang tumbuh karena aku telah dimabuk kepayang oleh cinta Hong Shik. ~`Ah, tidak sabar ingin kembali ke sini lagi esok pagi! Tunggu sebentar, besok pagi adalah tugasku berbelanja bahan dengan Oppa kan? Omona! Jinjjaro? Jinjjaro? Aigo...aku harus pakai baju apa besok?~` lamunanku di depan pintu dapur di kejutkan oleh Sajangnim.
“Jun Ah, sedang apa senyum-senyum sendiri?”
“A...Sajangnim! besok berbelanja bahan lagi kan?”
“Hm, iya...kenapa? Apa kamu tidak bisa?”
“Ani~ bukan begitu, aku bisa! Besok Hong Shik kan yang akan berbelanja bahan?”
“Ah, besok jadwalnya dia libur...besok aku yang akan berbelanja bahan.”
“Mwoya?” mendadak lagu tema You n I milik Park Bom berganti dengan lagu Super Junior Sorry Sorry ballad version.
“Waeyo?”
“Ah~aku pulang dulu Sajangnim...”
“Mau ku antarkan pulang?”
“Tidak perlu Sajangnim, rumahku dekat dari sini...”
~`Besok Oppa-ku libur? Ah, tahu seperti ini aku akan....tunggu dulu...artinya besok pagi aku akan belanja bersama Joong Ki-ssi? Ottokhae, ottokhae, ottokhae? Ah aku tidak mau pergi bersama orang itu! Aku tidak mau ke pasar bersama manekin itu!! Andwae, andwae! Oppa!!!~`
Aku berjalan gontai menuju rumah, masuk ke kamar dan..... ~`Ah, ottokhae?~` .....
“Jun-ssi, Jun-ssi!” Ahjumma memanggilku.
“Waeyo Ahjumma?”
“Hong Shik-ssi menunggumu dibawah.”
“Oppa? Bukankah ia sudah pulang?”
Aku buru-buru turun untuk menemuinya, tentu saja aku sangat senang!
“Jun Ah!”
“Oppa! Ada apa? Bukannya sudah pulang?”
“Kita jalan-jalan sebentar, bagaimana? Besok aku libur.”
“Oppa, kenapa tidak bilang dari tadi jika besok libur? Aku jadi tidak bersemangat ke Heaven besok...” aku melipat kedua tanganku.
“A..mianhae...pasti Hyung yang memberitahumu ya?”
Aku mengangguk. “Besok pagi jadinya aku belanja bersama kan dengan Joong Ki-ssi! Aku tidak mau!”
“Ah, dia Bosmu....jangan anggap yang aneh-aneh! Cepat ambil mantelmu, kita jalan-jalan malam ini.”
“Apa Oppa tidak capek setelah kerja seharian?”
“Apa aku terlihat capek untuk menemuimu dan mengajak jalan-jalan? Atau kamu yang capek?”
“Ah, aku tidak akan pernah capek bersamamu Oppa!”
Aku  naik ke kamar untuk mengambil mantelku kemudian turun dan berpamitan kepada In Jung Ahjumma.
“Ah, mobil?”
“Aku ngga mau kamu dan aku sakit bersama! Udara ini sangat dingin! Ayo!”
~`Apa aku sedang bermimpi? Ya ini pasti mimpi...~`
***
‘KRING KRING KRING~~’
Aku tersentak, sial bunyi alarm jam ini mengagetkanku! Ku tengadahkan kepala melihat jam, pukul 6....ah aku menggeliat melenturkan badan juga tanganku....eh? ~`Yang semalam itu mimpi atau beneran sih?~`
Aku meraba tubuhku, masih memakai mantel tapi...aku masih ragu, semalam Oppa datang kerumah atau tidak ya? Aku meraih ponsel, ah baterainya habis...terpaksa hari ini aku kerja tanpa membawa ponsel. Aku mengechargenya dan menemukan 5 pesan. Hong Shik.
``Jun Ah, jangan lupa sarapan.``
``Jun Ah, jangan lupa minum susu.``
``Jun Ah, jangan lupa membawa payung, hari ini mendung.``
``Jun Ah, jangan lupa...perbanyak minum vitamin C.``
``Jun Ah, saranghaeyo.``
“Omona...Oppa, love you too~” ucapku pada ponsel (?)
Namun di sekian pesan itu ternyata terselip pesan dari Joong Ki-ssi.
``Jun Ah, jangan lupa jam setengah tujuh aku menunggumu di resto kita berbelanja hari ini.``
“Ini jam 6:05...ah mepet sekali waktunya..”
Sebelum mandi aku menyempatkan waktu mengirim pesan pada Oppaku tersayang, ``Oppa, good morning! Mianhae aku baru membaca pesanmu, ponselku mati dan hari ini aku tidak membawanya...jika rindu? Hubungi Rae In saja ya...chu~``
*
“Sajangnim!” seperti biasa aku berteriak memanggilnya dan melambaikan tangan. Tapi kenapa aku tidak pernah melakukan ini pada Oppa? Ya aku jarang bertemu seperti ini terhadapnya.
“Jun Ah, tepat waktu!”
“Ne, Sajangnim! Ayo?”
“Kamu bersemangat sekali?” tanyanya sambil membukakan pintu mobil.
“Ah iyakah? Aku merasa biasa saja... ~`sebenarnya sih merasa kecewa karena bukan Hong Shik yang berbelanja pagi ini~` ...”
‘TUNG...TUNG...TUNG’ sepertinya ponsel Joong Ki-ssi berdering.
“Yeoboseyo?”
Aku menunggu beberapa saat ketika Joong Ki-ssi menjauh dariku.
~`Siapa sih? Kayaknya Joong Ki-ssi kalang kabut begitu?~`
“Jun Ah....” dia menghampiriku dengan bimbang. Bisa tolong aku?”
“Mworago Sajangnim?”
***

 *to be continue.....*
[part 4]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar