Minggu, 05 Februari 2012

~HEAVEN~ [part 4]

cast : Song Joong Ki - Kwon Jun Ah - Yoo Ah In - Kim Sang Beom






Song Joong Ki’s Scene

“Mworago Sajangnim?”
“Begini, teman baikku baru saja datang dari Amerika....well ini mendadak sekali...”
“Jadi??”
Aku menggosok daguku, “Jadi kamu bisa kan berbelanja sendiri? Ini daftar belanjanya....ini pakai saja...”
“Ah Sajangnim ini....iya iya aku bisa berbelanja sendiri...sudah aku naik bus saja biar cepat...”
~`Dia kira aku menyuruhnya memakai mobilku?~` “Ini pakai saja uangku untuk belanja...kita bertemu lagi disini nanti jam 10 yah.”
~`Dia selalu saja datang mendadak seperti ini, acaraku dengan Jun Ah berantakan seperti ini...!~`
Dengan kecepatan tinggi aku tancap gas menuju bandara, menjemput sahabat lamaku, Kim Sang Beom, tidak lain dia kakak sepupu Kwon Jun Ah. Sejak lahir dia tinggal di Amerika  bersama keluarganya yang seorang desainer fashion. Ibunya tergila-gila dengan fashion dan menggunakan Kim Beom sebagai model-model pakaian formal pria.
Satu setengah jam kemudian....
Aku mencari di bandara, dia menggunakan baju berwarna.....aaa...PINK?
“Joong Ki Hyung!!!! Wassup yo? How are you man? Aaahhh, you look so handsome!” ujarnya sambil memeluk dan menjabat tanganku.
Ya, kenapa mendadak sekali?! Mengacaukan acaraku saja...”
“I’m Sorry, apa kabar adikku? Si Panda?”
“Kwon Jun Ah?”
“Iya, siapa lagi...~ aku kehilangan nomor ponselnya...aku tidak tahu apakah dia internet holic atau bukan...”
“Kamu masih kecanduan internet juga?”
“Of course! C’mon, main game online, social network itu sangat mengasyikkan! Aku juga senang menstalker gadis-gadis seksi!”
“Omona, ayo ayo ku antarkan ke rumah Jun Ah!”
“Oh? Aku akan menginap disana ya?”
Joong Ki menjitak kepada dongsaengnya yang suka melirik gadis-gadis cantik itu. “Mau dimana lagi? Satu-satunya keluargamu di Seoul Cuma Kwon Jun Ah!”
“Tapi terakhir aku bertemu dengan dia, aku bertengkar gara-gara tidak sengaja merusak bonekanya...”
“Itu saat kalian berumur berapa? Itu sudah sekian tahun yang lalu!”
“Oh iya...apa kamu berpacaran dengan adikku?”
“Hhh,...seharusnya sih iya....”
“Waeyo? Waeyo?” ~`bocah ini logat bahasa Koreanya kacau...~`
“Dia sudah terlebih dahulu dekat dengan sahabatku...Uhm Hong Shik.”
“Hong Shik?? Orang yang Hyung ceritakan suka mengganggu adikku waktu kecil dulu?”
Aku menggangguk pelan sambil membantu membawa tasnya yang...apa sih yang dia bawa ini berat sekali!
“Kenapa Hyung tidak rebut saja Jun Ah dari dia! Aku lebih suka Hyung kelak yang menjadi kakak iparku!”
“Jinjjaro? Wae?”
“It is because you’re so handsome, skinny and you’re a flower boy like me!”
~`Ternyata penyakit narsisnya belum sembuh juga...?~`
“Rasanya percuma orang-orang menyebutku flower boy jika gadis yang aku sukai ternyata sama sekali tak memandangku...padahal aku sangat menyukai Jun Ah.....sukaaaa sekali...”
“Hyung.....,”
“Mwo?”
“Aku bisa membuat Jun Ah menyukaimu.....”
“Eh?” aku berhenti melangkah.
“It’s easy! Jauhkan saja mereka, waktunya bersama Hong Shik persingkat saja, dan posisi itu digantikan olehmu Hyung...buat dia nyaman saat bersamamu...apa yang dia suka, Hyung juga harus tahu dan beri apa yang dia inginkan tanpa bertanya padanya...”
“....memberi hal yang ia inginkan tanpa bertanya? Caranya?”
“Nah!!” Kim menepuk keras pundakku, “dari sini lah Hyung mulai, selami dia lebih dalam dari pada Hong Shik....dari kapan mereka dekat?”
Aku menghitung menggunakan tanganku, “Kalau aku tidak salah menghitung...baru sebulanan ini...tapi Hong Shik tidak pernh bercerita padaku masalah ini, aku mendengar dari pegawai resto saja.”
“Jun Ah kerja di restomu? Hong Shik juga? Hyung itu Bos disana?”
“Iya, tapi jangan katakan pada Ibunya ya, sengaja memang dirahasiakan. Hanya Ayahnya saja yang tahu, itu pun mengirim orang untuk mengintai Jun Ah.”
“Ah, kalau begitu di restomu ada cinta segitiga yang terselubung dong kalau begitu? Hahaha itu resto apa sekolahan sih?”
~`Cinta segitiga? Benar saja....tapi kan kesannya jadi aku yang mengganggu hubungan mereka? Jun Ah kan tidak menganggapku...kecuali dia tahu perasaanku padanya baru ini bisa dikatakan cinta segitiga...~`
“Kenapa tidak ganti saja nama resto Hyung menjadi ‘Triangle Cafe’ hahahaha!”
Aku menjitak kepalanya lebih keras lagi.
“Ngomong apa sih kamu bocah tengik?”
“Eh tapi aku sungguh-sungguh akan membantu Hyung! Aku serius!”
“Bukankah itu sama dengan aku menjadi seorang bad boy hah? Beberapa hari yang lalu aku sempat ngobrol dengan Ayahnya....dia memang sudah menjodohkan mereka berdua..”
“What the.....terus?”
“Kamu kan tahu sendiri Ayah Hong Shik itu rekan bisnis juga kawan lama Ayah Jun Ah, jadi mereka sudah membuat janji itu sejak mereka belum menikah....aaa, otteokhaji?”
“Jangan putus asa Hyung! Ayolah sudah akan ku bantu memenangkan hati Jun Ah!”
“Apakah kita tidak jahat bertindak seperti ini? Aku merasa tidak enak meracau hubungan mereka yang sedang berapi-api itu...masa iya aku harus menjadi batu es ditengah mereka?”
“Stop it, stop it! We can do it together! Fighting fighting!”
*
Setelah mengantarkan Kim Sang Beom ke rumah Jun Ah, ini saatnya kembali bekerja....eh? Aku harap aku salah lihat, aku pasti salah lihat.


Song Joong Ki’s Scene End
***
“Gomawoyo Oppa, aku tidak tahu jika lebih cepat 5 menit saja mungkin tidak bertemu denganmu..tapi kenapa tiba-tiba menyusulku?”
“Tidak tahu, tiba-tiba aku ingin bertemu denganmu...padahal baru semalam kita jalan-jalan.”
~`Oh ternyata yang semalam bukan mimpi...~`
“Apa secepat itu Oppa kangen aku?”
“Hahahhaa...” Oppa tidak menjawab pertanyaanku, malah menyuruhku memejamkan mata dan mengecup mataku. “Masuklah, udaranya dingin! Aku akan menjemputmu malam nanti, jika ada jadwal lembur cepat beritahu aku ya?”
“Ne Oppa, see ya!” aku melambaikan tangan dan mengatur letak bahan-bahan, tumben sekali yang lain belum datang...~`ini sudah pukul 8 lewat beberapa menit....Joong Ki-ssi bilang jam 10 baru kesini...ah apa jangan-jangan aku sedang dikerjai?~`
Selesai meletakkan bahan pada tempatnya, Rae In Eonni kemudian datang.
“Ah, sepi ya? Eh Jun Ah?”
“Eonni....”
“Kamu sendirian?”
Aku menggangguk pelan. “Mungkin sekarang....ah tidak mungkin Eum Jung Eonni juga libur hari ini....”
“Siapa yang libur hari ini?”
“Sunbaenimku....” ucapku tanpa sadar dan baru menyadarinya beberapa detik kemudian.
“EH? Kalian sungguh berpacaran?”
“Aaa, Eonni!”
“Semua orang juga sudah tahu...”
“Eh? Yang bener? Masa sih? Kok bisa?”
“Kemarin siang lupa ya Hyun Shi kan ke sini, aku melihatmu langsung kabur, Jun Ah, kurasa akan semakin banyak orang yang tahu siapa kamu sebenarnya...Hong Shik dan Joong Ki sudah tahu, aku sudah tahu, lalu habis ini siapa lagi? Eum Jung? Kalau dia sampai tahu, pasti kamu akan di jadiin bulan-bulanan sama dia juga yang lain.”
Aku melihat keluar, takut seseorang tiba-tiba datang. “Lalu Eonni, aku harus bagaimana?”
“Hyun Shi kemarin ke sini memberikan undangan pernikahan, dia bertanya apakah Hong Shik sudah menemukan penggantinya, dia jawab sudah dan lalu menyebut namamu. Mereka berteriak seperti itu pada saat istirahat siang, bagaimana yang lain tidak dengar lalu ya sudah menguping saja.”
“Eonni!” Aku menghentakkan kaki, aku harus  bagaimana ini?
“Aku bisa bantu apalagi, setengah orang disini sudah tahu siapa kamu....sudahlah, dinginkan kepalamu! Aku mau ganti baju dulu!”
Eonni berlalu meninggalkanku duduk di dapur seorang diri, aku merasa sungguh berat bekerja hari ini tanpa ada Oppa yang melindungiku...jika tiba-tiba aku ketahuan oleh mereka...kemudian Rae In Eonni tidak bisa membantuku, Joong Ki-ssi....terpaksa aku memohon perlindungannya, tapi sepertinya tidak mungkin aku sudah memintanya mengganggapku sama dengan yang lainnya....
‘Ceklek.’
“Sunbaenim..”
“Kenapa kamu Jun Ah? Jangan sedih, besok kan Hong Shik bisa menemani kerja lagi...” ucap Eum Jung Eonni, tapi ini tidak seperti biasanya...biasanya melihatku dia langsung mengoreksi penampilan atau pekerjaanku. “Jun Ah!” panggilnya, “Hwaiting ya..” ucapnya sedikit kaku.
~`Ada apa sih?~`
Kemudian yang lain datang susul menyusul ; Na Ra, Baek Hi, Sang Il, Dae Woong, Han Song....semuanya tersenyum padaku dan memberiku semangat...setidaknya mungkin hari ini tidak sesepi yang aku fikirkan.
***
Jam 8 malam Heaven ramai sekali, aku tidak bisa beranjak dari tempatku sekarang padahal aku ingin sekali lari ke toilet sekarang. Aku mencari Na Ra, dimana Na Ra. Ternyata dia sedang membereskan piring-piring kotor.
“Na Ra, Na Ra! Tolong gantikan sebentar aku ingin ke toilet!”
“Ne Eonni jangan lama-lama!”
Aku kabur dan melepas segalanya di dalam bilik kecil itu dengan lega....usai dengan semua itu aku menyempatkan diri ke loker untuk mengambil tissue, dan menemukan sebuah amplop kuning di samping tasku.
“Amplop apa ini?”
Tidak menunggu lagi aku membukanya,....aku membekap mulutku dan menarik napas dalam secara mendadak.
~`Sajangnim menyatakan perasaan cintanya padaku? Apa ini? Ini Apa? Apa ini? Bagaimana bisa seperti ini?~`
Aku menyimpan surat itu di mantel kemudian melanjutkan pekerjaan lagi, tapi jujur aku jadi was-was mencari sosok manekin itu. Aku tidak mau terjadi yang tidak-tidak setelah ini....tentang hal ini, apakah aku harus memberitahukannya pada Oppa?
Sedang asyk mencuci piring kemudian datang seorang tamu yang tampak tidak asing di mataku..
“Wah ramai sekali....aku harus duduk dimana ini?” ucapnya setengah berteriak dan mencuri pandang ke arahku.
Aku memandangnya sinis, sungguh orang itu mengganggu pandangan saja ; datang dengan kaos dan jaket super mahal dan stylish, rambutnya gondrong keriting ga karuan, sneakernya tampak menelan kakinya yang kecil itu...ah siapa sih dia?
Aku melihat Sajangnim keluar kemudian menemui orang itu, mengajaknya masuk ke dalam kantor, namun dia menghentikan langkah tepat di depan washtafelku.
“Ah...aku mengenalmu!”
Mataku sudah jelalatan melihat yang lain, takut sekali jika identitasku terbongkar.
“Jun Ah, wassup?” tanyanya sambil tersenyum dan melambaikan tangan.
Aku memperhatikan setiap lekuk wajah di balik beberapa helai rambut keriting gondrong itu....KIM SANG BEOM!!
“Sudah mengenali aku..? Aku menginap dirumahmu lho! Terima kasih ya sudah membiarkan aku liburan dirumahmu!” ucapnya sembari kibas rambut(?).
“Kamu....” desisku yang tentu saja dia tidak mendengarnya....
~`Ah sial, jika Kim ada disini semua acaraku bisa kacau, KACAU! Neraka! Neraka! Yang dijemput tadi pagi pasti dia...Joong Ki-ssi meninggalkanku sendirian hanya demi bocah itu? Aku sama sekali tidak terima! Jika seperti ini aku benar-benar tidak ingin pulang ke rumah! Appa, Eomma, otteokhaji?~`
*
Beberapa jam kemudian aku benar-benar menunggu Oppa di tempat Rye Im Ahjumma saja, aku sudah memberitahunya melalui ponsel Rae In Eonni tadi. Ish, sungguh aku tidak boleh ketahuan oleh si gondrong! (baca Kim Beom)
“Ahjumma tidak apa kan aku menunggu temanku disini?”
“Tidak, tidak masalah..Ahjumma mengerti kok.”
~`Mengerti aku sedang bersembunyi maksudnya?~`
“A...apa itu Ahjumma?” aku menunjuk sebuah kotak di dalam sebuah dus besar yang sedang ia bongkar.
Ahjumma meraihnya dan membukanya, “Bagus ya?”
“Omona....apakah ini asli Ahjumma?”
Aku melihat sepasang cincin bermata berlian berwarna hijau terang....ini indah sekali!
“Asli, dulu Ahjussi yang belikan...ini cincin pernikahan...tapi sayangnya belum pernah dipakai sama sekali...” raut wajahnya berubah sedih.
“Ah Ahjumma uljima! Aku tidak bermaksud....”
“Ini untukmu saja.” Katanya sambil menyerahkan sepasang cincin itu padaku, tanpa kotaknya.
“Aku....ini kan sangat berharga buat Ahjumma! Aku tidak pantas menerimanya!”
“Semua apa yang ku punya toh akhirnya ga dibawa mati nanti, iya kan?”
Aku termenung mendengar kalimat itu, iya Ahjumma memang benar....
“Ahjumma...gomawoyo...”
“Annyeong!” ucap suara gagah itu.
“Oppa!” teriakku girang.
“Mianhaeyo, aku datang telat. Ada apa kok nunggu disini? Aa, Ahjumma annyeong!”
Ahjumma itu hanya tersenyum.
“Ahjumma, aku pamit dulu...jaga kesehatanmu, aku akan sering datang berkunjung!” pamitku padanya kemudian pergi bersama Oppa sejauh mungkin terlepas dari jangkauan.
*
“Jadi sepupumu itu trouble maker?”
“Iya Oppa, oh iya....tadi aku menemukan ini di loker....” dengan ragu-ragu aku menyerahkan surat pernyataan cinta itu kepada pacarku.
Dia membacanya kemudian ekspresi nampak biasa saja, hanya mengehal napas panjang.
“Apa itu benar tulisan Joong Ki-ssi?”
“Ne, ini benar tulisannya. Tidak biasanya seperti ini....ada apa ini...”
“Maksud Oppa?”
“Jika dia menyukai gadis, apalagi orang sepertimu dia akan sangat lama memperhatikanmu dan tidak tergesa-gesa seperti ini.”
“Jadi Oppa tidak marah aku mendapat surat seperti ini?!”
Kemudian dia tersenyum, “Siapa sih yang tidak menyukaimu, gadis sepertimu tidak heran memiliki banyak penggemar.”
Aku memukul pelan dadanya. Aku tersanjung >_<
“Tapi tadi waktu Kim Beom datang, Joong Ki-ssi langsung mengajaknya ke kantor. Sepertinya mereka dekat sekali, lebih dekat dia dibanding dirimu Oppa.”
“Iya memang.” Oppa meraih tanganku untuk menghangatkannya. “Mereka sudah lama dekat, dulu..jika Kim Beom datang dari Amerika pasti hanya dia saja yang di ajak bermain, aku dicampakkan.”
“Aigo, jangan sedih Oppa! Sekarang kan ada aku!”
“Kim Beom kakak sepupumu?”
“Iya, tapi dia menyebalkan! Aku ngga suka sama dia...” ucapku, “..apalagi dia sekarang menginap dirumahku...aku jadi malas pulang....”
“Bagaimana pun dia kakakmu...tidak boleh seperti itu...”
“Oppa, kenapa kamu belum mengajakku menemui orang tuamu?”
“EH? Kamu berharap seperti itu? Apakah hubungan kita sudah sejauh itu?”
“Bukan begitu, aku hanya ingin membuatkan mereka Strawberry Cake.”
“Jinjjaro?”
Aku menggangguk, “Apa mereka ingat padaku?”
“Tentu saja, bagaimana bisa lupa?”
“Benarkah? Mereka tahu hubungan kita?”
“Tentu saja, aku selalu cerita pada Ibuku...”
“Apa....jika aku bertemu dengan mereka aku harus memanggil Eomonim, Abonim?”
“Tentu saja!!” jawabnya disertai tawa senang.
“Apa Oppa sedang senang?”
“Ya aku senang, tidak ada alasan ‘tidak senang’ jika sedang bersamamu...memikirkanmu saja membuatku gila.”
“Ah aku tidak mau Oppa menjadi gila!” ucapku sambil membeli wajahnya.
Mungkin wajahku semerah Red Velvet Cookies sekarang.
“Hahaha..” dia tertawa sambil memelukku erat.
***
Song Joong Ki’s Scene

“Bagaimana jika surat itu tidak berhasil?”
“Tidak, itu pasti berhasil..tergantung bagaimana selanjutnya Hyung menentukan sikap saja. Setelah dia tahu bagaimana perasaan Hyung, pasti awalnya dia akan menjaga jarak...Hyung jangan sungkan! Kontak fisik saja dengannya, ini adalah cara paling ampuh!”
“Maksudmu?”
“Dengan cara sentuhan seperti itu dia akan bisa membandingkan saat dia bersama Hyung juga Hong Shik...jika sudah menjadi kebiasaan maka ia akan bisa terasa nyaman dan mulai membandingkan Hyung dengan Hong Shik.”
“Tapi tiba-tiba aku merasa sangat bersalah!”
“Hyung! Katakan dari awal jika memang tidak ingin melakukan hal ini! Kalau sekarang ini sudah tidak bisa ditarik lagi! Missil pertama sudah di luncurkan, dan pasti akan ada missil-missil selanjutnya!”
Ya, kamu sendiri yang bilang akan membantuku! Makanya aku mau!”
“Lalu apanya yang salah? Ini sudah benar, lanjutkan saja Hyung!”
“Sepertinya kamu sangat membenci salah satu dari mereka?”
“Tidak, bukan seperti itu...aku hanya ingin Hyungku ini menjadi salah satu bagian dari keluargaku saja!”
“Ini masih jauh dari kata ‘pernikahan’~”
“Ah, begitulah intinya! Ada aku semuanya terkendali! Trust me Hyung!”
~`Mianhada Hong Shik...~`

Song Joong Ki’s Scene End
***
“Gomawoyo Oppa, sudah menjemputku malam ini. Ku harap si gondrong belum pulang.”
Kemudian aku teringat dengan cincin yang diberikan Ahjumma tadi.
“Aaa Oppa! Tadi Rye Im Ahjumma memberikanku sepasang cincin....” aku merogoh saku mantel dan menunjukkannya kepada Oppa.
“Ini bagus sekali...” kemudian dia mengambil salah satunya dan memakaikannya di jari manisku. “Cocok di jarimu..”
“Lalu yang lagi satu? Oppa pakai saja! Jadi kita pakai cincin couple!”
“Kamu senang kita pakai barang-barang pasangan seperti ini?”
“Sebenarnya sih aku tidak pernah memikirkan ini....hanya karena Ahjumma memberikan cincin ini, apa salahnya dipakai?”
“Tidurlah, besok kita bertemu di Heaven. Jaljaro Chagi.”
“Oppa memanggilku apa?”
“Chagi!”
~`Omona....Oppa >_<~`
‘CUP~’ aku mengecup hidungnya. Aku suka hidungnya yang mancung itu...ah pertama kali melihatnya adalah hidung yang menarik perhatianku!
Oppa hanya tertawa dan berlalu, aku masuk ke dalam rumah menuju kamar...tidak menemukan tanda-tanda Kim Beom? Baguslah mungkin dia masih main di rumah Sajangnim manekin itu....
***
Beberapa hari....tidak ini sudah berlalu 2 minggu semenjak insiden surat itu.....Joong Ki...manekin itu perlahan masuk ke dalam hidupku lebih dalam dari pada sebelumnya. Apa hatiku...sudah terbagi..?
Beberapa hari ini aku mulai membandingkan antara Joong Ki juga Hong Shik..apa yang salah? Tidak ada yang salah, Joong Ki adalah pria yang tampan dan tapi aku sudah memiliki apa yang ku cari selama ini...apa keyakinanku mulai goyah? Apakah hatiku sudah di curi oleh manekin itu? Tidak boleh, ini tidak boleh terjadi...
“Jun Ah-ssi!” panggil Kim Beom dari balik pintu kamarku.
“Bocah itu mau apa sih?” gumamku sambil menuju pintu.
Di depanku ada sebuah buket bunga lili.
“Apa ini?”
“Joong Ki Hyung menitipkannya padaku. Aku hanya menyampaikan saja.” Ucapnya memberikanku buket itu lalu berlalu, entah mau pergi kemana...
“Tuh kan si manekin...jangan-jangan ada kong-kali-kong sama si gondrong nih! Eh iya ya...sejak Kim Beom datang, Joong Ki sepertinya ikut berubah juga...apa mereka merencanakan sesuatu?”
Aku kembali ke dalam kamar dan tidak tahu harus....tidak tahu harus meng-apa-kan buket bunga lili ini. Jelas aku suka bunga, tapi lihat saja kamarku sudah penuh dengan buket-buket bunga mawar merah yang diberika Oppa...1:35? Ah, karean Heaven hari ini libur, tidak ada salahnya kan aku berkunjung ke rumah Rae In Eonni? Eh? Kenapa tidak jalan-jalan dengan Oppa saja?
‘TUT...TUT...’ “Chagi?”
“Oppa, ayo jemput aku...kita jalan-jalan....atau makan bersama, atau apapun deh aku bosan dirumah!”
“Bersiaplah, aku akan datang dalam 20 menit!”
“Tapi Oppa, aku....”
“Kenapa? Ada sesuatu yang terjadi?”
“Barusan Hyung-mu mengajakku jalan juga..dia pasti yang akan tiba terlebih dahulu...”
“Mwoya? Dia mengajakmu jalan? Jangan pergi sebelum aku tiba disana!!”
“Opp....yah? Di matiin,....gimana yah ini....nunggu mereka di luar aja deh...aku juga bingung kalau sudah seperti ini....”
Aku bersiap dan bergegas turun, benar saja Joong Ki mengira aku akan ikut bersamanya. Tapi aku tetap menunggu Oppa.
“Kajja!”
“Aniyo Joong Ki-ssi, aku sedang menunggu seseorang lagi.”
“Apa kamu mengajak temanmu..?
“Aniyo Op....” ~`Oh God apa yang hendak ku ucapkan? Aku barusan saja hampir memanggilnya Oppa! Kepalaku kenapa? Kenapa ini?~`
“Cepat naiklah! Jun Ah, apa kamu tidak ingin ini?”
~`Sial dia merayuku dengan setangkai lolipop yang amat besar....aduh Oppa mana sih lama sekali......~`
Joong Ki turun dari mobilnya dan meraih lenganku, namun aku menahan diri ku.
“Joong Ki-ssi!!”
“Waeyo? Ini untukmu.” Dia memberikan lolipop itu padaku tapi tanpa melepaskan tanganku.
“Joong Ki-ssi....”
Dari kejauhan ku lihat Lamborghini hitam menuju kearah kami. ~`Ah itu Oppa, itu Hong Shik Oppa!~`
Hong Shik segera turun dan menarik tanganku dari tangan Joong Ki. Tiba-tiba keadaan menjadi tegang. “Oppa!” teriakku menuju peluknya.
Ya Hyung! Apa yang kamu lakukan kepada pacarku?”
Joong Ki hanya menunjukkan smirk yang tidak bersahabat, “Kenapa? Apa salah aku menyukainya juga?”
“Sudah jelas dia milikku, hatinya cuma ada satu.”
“Benar seperti itu?” Joong Ki-ssi melirikku curiga..apa yang ia curigai dariku?
“Jun Ah,.....” panggil Oppa yang juga menatapku dengan curiga.
~`Apa? Apa yang harus ku katakan? Kini wajah mereka melekat di hati dan fikiranku....aku tahu ini adalah kesalahan....Joong Ki hadir dengan membawa medan magnet yang besar...sedangkan Hong Shik....entah apa yang membuatku benar-benar menyukai orang yang tampak dingin ini......~`
“Jun Ah...,” Oppa melepaskan tangannya, “pilihan ada ditanganmu.” Tiba-tiba ia mengambil tindakan seperti itu.
“Pilih satu di antara kami.” Ucap Joong Ki yang menatap sahabatnya itu dengan sinis. Sedangkan Oppa membuang pandangan sambil berkali-kali menghela napas.
Dihadapanku ada dua orang yang selama ini sudah menghiasi hariku, jika ini memburuk, bagaimana sikapku di tempat kerja nanti? Mungkin aku akan berhenti saja daripada harus.....harus setiap hari melihat mereka tidak akur seperti ini....
Aku mengembalikan lolipop itu dan berlalu bersama orang yang ku pilih selama ini. “Cwesonghamnida Song Joong Ki-ssi.”
~`Aku meninggalkan yang seharusnya aku tinggalkan, namun kenapa aku merasakan sesuatu yang sakit?~`
***
Kim Sang Beom’s Scene

“Sial! Kenapa Jun Ah memilih orang itu!? Sepertinya aku harus susun rencana baru, jika ini gagal dan jika Tuan Song tahu, akan marah besar padaku! Jun Ah, bagaimana pun kamu harus meninggalkan orang itu dan hidup bersama Joong Ki!”
***

*to be continue ...
[part 5]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar