Sabtu, 17 Maret 2012

The House of Doll -4-



Tom dan Sera mematung dan saling bertatapan, mereka merasakan sebuah aura yang tidak enak hinggap di tengkuk.

Tom menoleh ke belakang, dia juga mendengar suara pintu kayu yang usang tadi. Namun apa hubungannya dengan suara ketukan yang mereka dengar?

Sera menelan ludah, Tom beranjak dari ruangan itu untuk mencari asal suara dari engsel yang usang itu. Sementara Sera menempelkan telinganya pada dinding demi mencari tahu lebih jelas apa yang ada di balik dinding ini.

"AAAAKKKKKK!!!!!" teriak Tom mengejutkan Sera dalam keadaan diam itu.

"Tom!!!" Sera langsung berlari menjadi posisi Tom.

'TOK, TOK, TOK, TOK, TOK!'

*

Sera bersimpuh di depan lemari pakaiannya, yang tersisa hanya sepatu dan baju Tom. Sedangkan, Tom menghilang entah kemana.

"Apa....apa semua ini?"


#Flashback
Pintu kamar Sera menutup dan ia melihat sesuatu dari dalam lemari pakaiannya.


Sesuatu yang indah, namun seakan penuh dengan misteri. Seperti portal menuju dunia lain yang tenang dan nyaman, bahkan lemari itu mengeluarkan wewangian yang cukup menyengat. Sera yang melihatnya hanya  bisa diam, mulutnya seperti terkunci, seperti ada yang membekapnya dengan sebuah kain. Nafasnya tersengal, ia tidak bisa bergerak.

"Setelah sekian lama......aku sungguh senang....." suara aneh itu bergaung lagi, Sera mendengarnya samar datang dari arah lemari ajaib itu.

'Siapa? Siapa yang berbicara?' batin Sera dalam hatinya.

"Tidak lama lagi kita akan bertemu, Sayang..."

Kemudian pemandangan indah itu berubah menjadi sebuah lubang hitam yang seakan-akan menyedot semua keberanian yang Sera miliki selama ini.

Bahkan indera keenam Sera yang biasa peka dengan hal-hal seperti ini sama sekali tidak berfungsi.
#Flashback End



Sera hanya melihat sebuah lubang hitam yang semakin lama semakin mengecil. Ia mulai curiga dengan hari ini, kedua orangtuanya tidak mungkin pergi tanpa meninggalkan pesan.

'Apa jangan-jangan mereka masuk ke dalam lemari ini?'

'TOK, TOK, TOK!!!!!' suara ketukan itu semakin keras, sepertinya ini adalah sebuah pesan. Atau.....bala bantuan?

Sera bergegas ke teras depan rumah dan menggeser kotak yang telah ia letakkan di atas lantai kayu itu. Sementara, suara dari balik tembok itu juga tidak kalah hebohnya dengan Sera yang sibuk membuka lantai kayu itu.

"Jika memang ini adalah portal lainnya, pasti aku bisa menemukan mereka!"

'KRAKK!'

Pintu kayu itu terbuka, namun Sera kecewa. Tidak lebih, isinya hanya sebuah cangkul dan kapak tua yang sudah berkarat.

Sera tidak menyerah sampai disitu, kemudian ia kembali lagi ke ruangan misterius tadi dan menggunakan apa yang ia temukan barusan untuk membobol tembok itu.

'DUG, DUG, DUG.' Sera terus menghancurkannya, sampai akhirnya ia melihat setitik cahaya dari biasan debu yang berterbangan disana.

"SERA!" ada suara dalam sana.

"Siapa?" Sera menjawabnya, namun ia menghentikan kegiatannya.

"Aku, ini aku! Cepat hancurkan temboknya, kita tidak punya banyak waktu!" Bukan, itu bukan Tom. Itu suara seorang perempuan.

Sera terus membobol tembok itu, setelah beberapa saat muncullah seseorang dari sana. "Sera!"

Sera benar-benar sungguh terkejut, bagaimana tidak? Perempuan dari dunia lain itu kini hadir di depannya, perempuan itu yang tadi mencengkram pergelangan kaki Sera.

"Kamu? Bagaimana kamu bisa ada di duniaku? Siapa sebenarnya kamu? Bukankah kamu ingin mencelakai aku?"

Ia menggeleng, "Tidak! Justru aku ingin menyelamatkanmu!"

Sera yang bingung itu menjadi kehilangan kontrol, ia melempar kapak itu ke arah perempuan itu, ia menghindarinya.

"Sera, tolong dengarkan aku!"

Sera tidak kuat menopang tubuhya sendiri, ia terhuyung kemudian bersimpuh. "Siapa kamu?"

"Aku Rosemary, putri bangsawan Dulhem...aku sudah terkurung di kapsul waktu ini 2 abad lamanya..."

Sera menatap Mary dengan ketidakpercayaan.

"Ayahku, mengurung aku disini agar aku tidak mati karena epidemi mematikan itu. Tapi sebagai imbalannya, semua orang harus mati demi aku, aku tidak bisa berbuat banyak...aku sungguh tidak menginginkan ini semua terjadi padaku...."


#Flashback
Tiada yang lebih menawan dari putri bangsawan Dulhem, Putri Rosemary. Darah biru yang mengalir di dalam dirinya konon adalah sebuah emas bagi semua penjahat yang ada di negeri Hammington. Menurut desas desus yang beredar, siapun yang bisa meminum darah Mary akan menjadi awet muda dan tidak akan pernah tua walaupun usia sudah mencapai 100 tahun. Siapa yang tidak mau hidup awet muda dan abadi? Namun tak seorang pun menyadari bahwa Mary mempunyai 'sesuatu' dalam dirinya.


"Ameno stelus viarka."

Mary merapal mantra yang ia temukan di secarik kertas yang disimpan di sebuah lemari di dapur rumahnya. Awalnya ia sama sekali tidak tahu, jika itu adalah sebuah mantra. Iya, mantra yang jika sekali di ucapkan akan menambah umur, dan tidak menjadikan tua. Mungkin adalah sebaris kalimat aneh ini yang dibutuhkan oleh orang jahat diluar sana.

Semua orang awam bisa menggunakan mantra mujarab ini, namun mantra ini tidak bekerja pada setiap orang yang merapalnya. Hanya orang-orang tertentulah yang memiliki hati yang murni, mantra ini baru berfungsi.

Namun pada suatu waktu, Mary benar-benar menjadi orang yang paling baik kepada setiap orang, tidak peduli tua muda, Mary akan membantu jika ia mampu.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seseorang pejabat rekanan ayahnya dan pemuda bernama Samuel. Seperti pada umumnya, Samuel tertarik dengan Mary dan mulai melakukan pendekatan dengan ayah gadis berambut panjang ini. Dia terus melakukan tipu rayu, sampai pada akhirnya Mary dipaksa harus hidup bersama Samuel. Jelas, Mary menolak dengan keras, karena selama ini ia telah memiki dambaan hati, Peter.

Namun tidak selamanya berjalan indah, Peter tidak mau menemui Mary kala itu. Mary yang tidak mendapatkan penjelasan apa pun merasa perlu mencari tahu sebabnya. Saat ia hendak pergi keluar rumah, beberapa orang suruhan ayahnya malah menarik ia kembali masuk ke dalam rumah. Setelah itu ayahnya memaksa, namun Mary menolak keras sampai mau tidak mau ayahnya menampar keras putri ketiganya itu. Dan lalu ia menguncinya selama berhari-hari di ruangan itu.

Hampir seminggu berlalu, Mary sudah sekarat tidak makan tidak minum, namun pada saat itu yang terfikirkan olehnya adalah menyayat nadinya dan ia meminum darahnya sendiri.

Tiba-tiba ia merasa bugar kembali, ia balut lukanya dan kemudian melihat keluar jendela. Orang-orang membiru, sebaian berwarna ungu gelap. Aroma yang tercium begitu busuk, teramat busuk. Menyadari ada hal yang tidak beres di kotanya, Mary ingin melakukan sesuatu, namun.....pintu kayu udah sudah mati, tidak bisa dibuka. Karena tanpa sepengetahuan Mary, sudah semenjak berhari-hari yang lalu ayahnya menutup pintu itu dengan membangun sebuah tembok.
#Flashback End


"Aku disini sendirian, aku melewati semuanya tanpa tahu harus melakukan apa..."

Sera seperti baru saja mendengar sebuah dongeng. "Aku tidak percaya, kamu hidup seakan akan waktumu berhenti. Dan seharusnya kamu bisa keluar melalui jendela..."

"Seseorang yang melindungi, menutupi ruangan ini dengan mantra sepanjang masa. Aku tidak bisa keluar dari jendela...sungguh aku ingin bertemu dengan Peter...."

~Seraa.....Mary... Maaa~~ Ryy......~

Suara itu, lagi memanggil Sera dan kali ini juga memanggil Marry.

Sera dan Mary saling memandang, apa yang harus mereka lakukan?



*to be continue . . . 

1 komentar: