Senin, 11 Juni 2012

Puppet of Death -5-




~`Aku tertidur, tapi kenapa aku bisa ingat aku sedang berada di kereta bersama Chia? Sebenarnya aku sadar atau tidak? Tunggu, apa ini? Tubuhku...arrrgghhh!! Dadaku sakit sekali!...~`

Kevin mengalami sebuah keadaan spiritual yang biasa disebut astral projection. Rohnya melayang, kesebuah dimensi lain, dimensi dimana Kevin akan mengetahui semuanya begitu detil.

“Dimana aku?” Kevin terkejut sendiri karena ia tidak bisa mengontrol suaranya.  Yang ia lihat hanya sebuah halaman rumput kecil dengan kandang kelinci di salah satu sudutnya. Penghuninya kelinci berwarna hitam pekat dengan mata merah.

“Ma! Aku berangkat sekolah dulu! Aku akan pulang telat hari ini, Tom mengajakku ke suatu tempat!”

Kevin mendengar suara seorang perempuan dari balik punggungnya, yap. Kevin sedang berada di halaman belakang sebuah rumah tingkat berwarna pink.

“Rumah siapa ini?”

Tak lama kemudian Kevin menuju ke halaman depan rumah itu, entahlah sepertinya ia sudah hafal betul dengan pintu keluar-masuk rumah itu. Begitu saja Kevin masuk dari pintu belakang menuju pintu utama. Ia mengejar gadis berambut panjang pirang itu, sayangnya Kevin hanya melihat punggungnya saja.

“Siapa dia?”

Tidak lama kemudian gadis itu menuju rumah di sebelah kanan dan mengetuk pintu kemudian disambut oleh pemuda asia berambut kuning-blonde dan lalu mereka pergi bersama.

Kevin mengikuti kedua orang itu, mereka tampak begitu akrab dan dekat, saling melempar canda dan tertawa bersama.

@.@


“Lyn? Kenapa Lyn? Apakah kamu mendapatkan sesuatu?” Tom terlihat panik melihat Lyn yang kesakitan memegangi kepalanya.

Lyn mengambil nafas panjang, “Aku butuh air....” jawabnya lemah. Sementara Tom membelikan sebotol air, tidak jauh dari tempatnya duduk, sesosok yang bertanduk dan berjenggot mengawasi.

Setelah menengguk, Lyn menjelaskan sesuatu. Namun Tom tak dapat menangkap maksudnya.

“Apa maksudmu ‘jangan libatkan dia’? Siapa itu Lyn?”

Lyn menggeleng, “Aku tidak tahu, aku hanya melihat seorang wanita berdarah-darah. Ada yang membacoknya dari semua arah...aku...aku tidak tahan melihat darah...” kemudian Lyn bergetar. Ia phobia darah.

“Ayo, lebih baik aku mengantarmu pulang saja.” Tom memapah gadis berambut tosca itu.

*_*

Riuh, ramai, semuanya tampak kacau. Ambulans memutar signnya, seseorang berada di dalamnya.

Ia tampak sangat terpukul, kejadian ini begitu singkat. Bahkan terlalu singkat.

“Kenapa? Ada apa ini? Kenapa aku tidak tahu? Seharusnya aku melihatnya! Aku mengikuti mereka tadi!” ucap Kevin yang jengkel pada dirinya sendiri karena benar-benar tidak melihat apa yang tengah terjadi beberapa saat yang lalu.

Kevin mengguncang tubuh pemuda itu, namun pemuda itu diam saja. Kevin mencoba mengguncangnya lebih keras sampai ia sendiri tersungkur namun kelihatannya sia-sia saja. “Katakan! Katakan apa yang sedang terjadi?” tidak terasa Kevin meneteskan air mata, bahkan ia tidak tahu mengapa ia menangis seperti ini.

@.@

Chia baru saja kembali dari kamar kecil dan mendekati Kevin. Ia baru kali ini melihat Kevin tidur dengan tetesan air mata yang seperti itu.

“Kev! Kevin!! Eh Kevin, bangun!”

Kevin perlahan membuka matanya kemudian tersungkur dan ia kembali berdiri sambil mengambil nafas berkali-kali.

“Kev, kenapa sih?”

Kevin ling lung, ia langsung memeluk Chia. “Tolong aku!” bisiknya. “Aku melihat banyak darah.”

“Hah?!” Chia yang heran dan bingung kemudian mengajak Kevin duduk tenang, ia memberikan segelas air putih. “Hanya mimpi buruk Kev, mimpi buruk! Sudah, sudah lupakan!”

Kevin mengatur nafasnya, kemudian ia teringat, “Bukannya kamu tadi ikut tidur bersamaku disini? Darimana kamu?”

Lagi-lagi Chia dibuatnya bingung, “Tidur? Disini denganmu? Aku dari tadi sedang makan, bukankah aku sudah bilang padamu akan menghabiskan setengah perjalanan ini dengan makan? Apa kau....tidak mendengarku tadi?”

“Jelas-jelas kamu bercerita tentang mitos boneka-bonekamu itu! Kamu juga bercerita tentang pameran boneka 10 tahun sekali itu!”

Chia bangkit dan mondar-mandir, “Kamu ini kenapa sih Kev? Aku ngga ngerti apa yang kamu katakan! Please jangan buat aku bingung! Aku dari tadi makan dan nonton tv disana!”

Degup jantung Kevin berdetak kencang, bukan perasaan ketakutan, melainkan seperti berbunga-bunga.

~`Kevin.....~` samar terdengar seseorang memanggil Kevin dengan nada yang gembira.

@.@

Tubuh Lyn panas, ia demam setibanya dirumah. Tom tidak bisa menjaganya untuk beberapa waktu. Lyn mengerang sesekali, sepertinya ia bermimpi sesuatu....

@.@

Yang terdengar hanya bunyi sirine ambulans yang menjauh, dan sosok itu ; Tom bersimpuh di tengah kerumunan yang membersihkan jalanan.

“Tom? Itu Tom? TOM!” panggil Lyn, namun pemuda itu tidak bergeming. Tom tampak seumuran dengan Lyn kali ini. Iya, ini dimensi yang sama dengan yang Kevin kunjungi tadi. Astral projection.

“Dimana aku?”

Pepohonan yang rimbun, dan hari yang cerah tidak seharusnya takdir ini berjalan. Dan setetes demi setetes jatuh...


to be continue...
[part 6]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar