~`Aku tertidur, tapi kenapa aku bisa ingat aku sedang
berada di kereta bersama Chia? Sebenarnya aku sadar atau tidak? Tunggu, apa
ini? Tubuhku...arrrgghhh!! Dadaku sakit sekali!...~`
Kevin mengalami sebuah keadaan spiritual yang biasa
disebut astral projection. Rohnya melayang, kesebuah dimensi lain, dimensi
dimana Kevin akan mengetahui semuanya begitu detil.
“Dimana aku?” Kevin terkejut sendiri karena ia tidak bisa
mengontrol suaranya. Yang ia lihat hanya
sebuah halaman rumput kecil dengan kandang kelinci di salah satu sudutnya. Penghuninya
kelinci berwarna hitam pekat dengan mata merah.
“Ma! Aku berangkat sekolah dulu! Aku akan pulang telat
hari ini, Tom mengajakku ke suatu tempat!”
Kevin mendengar suara seorang perempuan dari balik punggungnya,
yap. Kevin sedang berada di halaman belakang sebuah rumah tingkat berwarna
pink.
“Rumah siapa ini?”
Tak lama kemudian Kevin menuju ke halaman depan rumah
itu, entahlah sepertinya ia sudah hafal betul dengan pintu keluar-masuk rumah
itu. Begitu saja Kevin masuk dari pintu belakang menuju pintu utama. Ia
mengejar gadis berambut panjang pirang itu, sayangnya Kevin hanya melihat
punggungnya saja.
“Siapa dia?”
Tidak lama kemudian gadis itu menuju rumah di sebelah
kanan dan mengetuk pintu kemudian disambut oleh pemuda asia berambut
kuning-blonde dan lalu mereka pergi bersama.
Kevin mengikuti kedua orang itu, mereka tampak begitu
akrab dan dekat, saling melempar canda dan tertawa bersama.
@.@
“Lyn? Kenapa Lyn? Apakah kamu mendapatkan sesuatu?” Tom terlihat panik
melihat Lyn yang kesakitan memegangi kepalanya.
Lyn mengambil nafas panjang, “Aku butuh air....” jawabnya lemah. Sementara Tom
membelikan sebotol air, tidak jauh dari tempatnya duduk, sesosok yang bertanduk
dan berjenggot mengawasi.
Setelah menengguk, Lyn menjelaskan sesuatu. Namun Tom tak dapat menangkap
maksudnya.
“Apa maksudmu ‘jangan libatkan dia’? Siapa itu Lyn?”
Lyn menggeleng, “Aku tidak tahu, aku hanya melihat seorang wanita
berdarah-darah. Ada yang membacoknya dari semua arah...aku...aku tidak tahan
melihat darah...” kemudian Lyn bergetar. Ia phobia darah.
“Ayo, lebih baik aku mengantarmu pulang saja.” Tom memapah gadis berambut
tosca itu.
*_*
Riuh, ramai, semuanya tampak kacau. Ambulans memutar
signnya, seseorang berada di dalamnya.
Ia tampak sangat terpukul, kejadian ini begitu singkat. Bahkan
terlalu singkat.
“Kenapa? Ada apa ini? Kenapa aku tidak tahu? Seharusnya aku
melihatnya! Aku mengikuti mereka tadi!” ucap Kevin yang jengkel pada dirinya
sendiri karena benar-benar tidak melihat apa yang tengah terjadi beberapa saat
yang lalu.
Kevin mengguncang tubuh pemuda itu, namun pemuda itu diam
saja. Kevin mencoba mengguncangnya lebih keras sampai ia sendiri tersungkur
namun kelihatannya sia-sia saja. “Katakan! Katakan apa yang sedang terjadi?”
tidak terasa Kevin meneteskan air mata, bahkan ia tidak tahu mengapa ia menangis
seperti ini.
@.@
Chia baru saja kembali dari kamar kecil dan mendekati Kevin. Ia baru kali
ini melihat Kevin tidur dengan tetesan air mata yang seperti itu.
“Kev! Kevin!! Eh Kevin, bangun!”
Kevin perlahan membuka matanya kemudian tersungkur dan ia kembali berdiri
sambil mengambil nafas berkali-kali.
“Kev, kenapa sih?”
Kevin ling lung, ia langsung memeluk Chia. “Tolong aku!” bisiknya. “Aku
melihat banyak darah.”
“Hah?!” Chia yang heran dan bingung kemudian mengajak Kevin duduk tenang,
ia memberikan segelas air putih. “Hanya mimpi buruk Kev, mimpi buruk! Sudah,
sudah lupakan!”
Kevin mengatur nafasnya, kemudian ia teringat, “Bukannya kamu tadi ikut
tidur bersamaku disini? Darimana kamu?”
Lagi-lagi Chia dibuatnya bingung, “Tidur? Disini denganmu? Aku dari tadi
sedang makan, bukankah aku sudah bilang padamu akan menghabiskan setengah
perjalanan ini dengan makan? Apa kau....tidak mendengarku tadi?”
“Jelas-jelas kamu bercerita tentang mitos boneka-bonekamu itu! Kamu juga
bercerita tentang pameran boneka 10 tahun sekali itu!”
Chia bangkit dan mondar-mandir, “Kamu ini kenapa sih Kev? Aku ngga ngerti
apa yang kamu katakan! Please jangan buat aku bingung! Aku dari tadi makan dan
nonton tv disana!”
Degup jantung Kevin berdetak kencang, bukan perasaan ketakutan, melainkan
seperti berbunga-bunga.
~`Kevin.....~` samar terdengar seseorang memanggil Kevin dengan nada yang gembira.
@.@
Tubuh Lyn panas, ia demam setibanya dirumah. Tom tidak bisa menjaganya
untuk beberapa waktu. Lyn mengerang sesekali, sepertinya ia bermimpi sesuatu....
@.@
Yang terdengar hanya bunyi sirine ambulans yang menjauh,
dan sosok itu ; Tom bersimpuh di tengah kerumunan yang membersihkan jalanan.
“Tom? Itu Tom? TOM!” panggil Lyn, namun pemuda itu tidak
bergeming. Tom tampak seumuran dengan Lyn kali ini. Iya, ini dimensi yang sama
dengan yang Kevin kunjungi tadi. Astral projection.
“Dimana aku?”
Pepohonan yang rimbun, dan hari yang cerah tidak
seharusnya takdir ini berjalan. Dan setetes demi setetes jatuh...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar