Rabu, 18 Desember 2013
Kamis, 05 Desember 2013
Regret [FF-oneshot]
Tittle : Regret
Cast : Cha
Hakyeon, Ken (VIXX) – Nana (OC)
Genre : Angst,
Sadness, Friendship
Rated : 15+
Theme song :
Bigbang - blue
Author : RAVLA
-------------------------------------------
“Aku tidak mengerti bagaimana jalan pikiranmu. Aku tidak mengenalmu
lagi sekarang. Siapa kau...?”
Lelaki berperawakan seperti orang asing terserbut sedang
berbicara kepada dirinya sendiri, ia bercermin, melihat dirinya. Namun bukanlah
dirinya yang dulu.
“Apa yang kau lakukan disini...Ken? Apa yang kau tunggu?”
Tanyanya kepada bayangan itu. Ia menggenggam sebotol
minuman keras, setengah isi. Lelaki ini merasa menyesal, tertekan, dan sedih.
Ia berdiri lunglai tak bertenaga, matanya perlahan mulai basah.
‘PRAANGG!’
Ia membanting apa yang ia pegang. Mulai terdengar suara
isakan, semakin lama semakin jelas. Ia tersungkur, mencium lantai dan tersedu.
Ia menjambak rambutnya, mengacaknya dan kemudian terlentang memandang
langit-langit sebuah emperan toko.
“Aku benci....aku membencimu!!! CHA HAKYEON!!!!”
*****
‘TIK, TAK, TIK, TAK..’
Hanya detik jarum jam yang keras terdengar. Suasana ruangan berdinding batu bata ini
begitu senyap, tidak ada kehidupan. Namun seseorang meringkuk di pojok sana
dengan rambut yang berantakan dan ia gemetaran.
“Aku tidak mecahkannya...bukan aku....”
Gumamnya pelan dan berulang kali.
“Nana! Apa kau di
dalam? Jawab aku! Nana!” sebuah suara memanggil dari arah pintu. Gadis itu
terseok-seok, berdiri lalu jatuh kembali, mencoba berdiri namun ia tidak
mempunyai kekuatan untuk itu sampai akhirnya seseorang mendobrak paksa
pintunya.
Gadis itu menangis, ia terisak keras. Sesuatu yang buruk
tengah terjadi pada dirinya.
“Hei, Nana,...Nana...!! Dengar aku....ini semua terjadi
bukan karena dirimu!”
Binar mata gadis itu menerawang jauh, ia melihat
‘sesuatu’. Gadis ini istimewa, namun Cha Hakyeon tidak pernah mendengarkannya.
Ia mengabaikannya, selalu.
“Aku tidak melakukannya...bukan aku...aku tidak
memecahkan gelas itu...” gumamnya. “Ken....aku harus bagaimana..?”
Mata mereka bertemu, mereka menangis bersama.
Rabu, 04 Desember 2013
She's Dangerous (part 1) [FF-cerbung]
‘KROOK,
KRROOOKK....’
Suasana
malam yang dingin, hujan yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa
yang gadis itu bicarakan.
“Mwoya?”
ia mendekatkan telinganya ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”
“....Sudahlah,
aku mau pulang. Aku tidak enak badan.”
Kemudian
gadis itu merebut payung milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai
dirumah nanti! Tunggu aku!”
Pemuda
itu berlari kecil demi mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu.
________________________________
Tittle : She’s Dangerous
Cast : Taekwoon, Hongbin, Wonshik (VIXX) – Jung
Ema (OC) – Rae In (OC)
// cameo : Minhyuk, Eunkwang (BTOB) – Hyuna (4minute) //
Genre : Romantic School
Rated : 15+
Theme
Song : VIXX (1st Album)
Author : RAVLA
________________________________
Langkahnya begitu terburu, Rae In
membawa begitu banyak map dan sebuah desain yang terbuat dari sterofoam.
“Ottokhaji...ottokhaji...o..ooh! Dimana Taekwoon? Aku kan sudah memberitahunya
harus menunggu di depan gerbang sekolah!”
Rae In begitu terlihat sibuk dan
kacau, isi kertas di sebuah map hijau hampir saja jatuh berantakan, jika saja
Taekwoon datang satu detik lebih lambat.
“Maafkan aku Rae In, aku bangun
kesiangan.” Ucapnya begitu pelan namun jelas. “Sini aku yang bawakan.” Taekwoon
mengambilnya begitu saja dan kemudian rambut bagian depannya berantakan
tersibak angin.
“Ah~ tolong bawa ini ke kelas ya!
Letakkan saja di mejaku, aku harus mencari hasil gambar yang Minhyuk janjikan
kepadaku kemarin lusa! Ok?”
Taekwoon hanya mengangguk kemudian
orang itu berlalu menuju kelas.
*
“Minhyuk! Huh, mana gambarnya?”
tanya Rae In sambil mengatur napasnya dan merapikan baju seragamnya.
“WUHOO! Ada Park Rae In disini...apa
kabar cantik?” seru seorang dengan sandwich di tangannya. “Kau mau ini?”
“Aniya~ sudah habiskan saja
makananmu, Eunkwang! Jangan ganggu aku!”
Tidak lama kemudian, Minhyuk datang
membawa 3 lembar kertas berisi gambar karikatur dari guru-guru mereka. “Hanya
ini yang bisa ku buat...layak tampil di majalah sekolah?”
Rae In butuh beberapa menit untuk
melihat hasil karya Minhyuk, “Ini bagus! Aku suka! Pasti ini akan menang! Aku
jamin!”
“Jika Minhyuk menang, bagaimana jika
kau mengajak kami karaoke? Bertiga saja!” ujar Eunkwang dengan sungguh yakin
jika karya Minhyuk akan benar-benar menang kali ini.”
Rae In memutar bola matanya, “DEAL!
Okelah, jika Minhyuk menang kaulah orang yang pertama kali aku beritahu! Sudah
ya!”
Rae In bergegas menuju kelas lain,
ia membutuhkan artikel tentang cara-cara menghilangkan jerawat dengan instan,
tentu saja, Hyuna ahlinya.
“Hei Rae In, kenapa kau baru datang?
Sudah dari tadi aku menunggumu...” protes Hyuna yang ternyata sudah menunggunya
dari sejam yang lalu. “Maaf, aku tidak bisa mencetak artikelnya...jadi aku
masukkan dalam flashdisk! Tidak masalah kan? Sudah ku carikan dari banyak
sumber, sepertinya sih sudah cukup lengkap.”
“Iya kah? Terima kasih kalau begitu,
nanti biar aku yang menyusun ulang. Maaf sudah merepotkanmu. Kalau begitu aku
kembali ke kelas dulu ya! Lain kali aku akan mengajakmu makan pizza bersama!”
*
Taekwoon bersandar di pintu kelas,
menunggu kawannya. Namun sebenarnya perhatiannya tertuju pada dua orang bocah
badung yang dari tadi sibuk menjahili orang yang melewati mereka. Kedua orang
itu tampak tertawa tidak jelas, dan sesekali berlagak seperti orang mabuk.
Taekwoon kemudian melihat Rae In
mendekati mereka, tentu saja kedua orang itu hanya mengamatinya, namun akhirnya
Wonshik menarik tali tas Rae In.
“Wuut, tunggu...apa yang kau bawa di
dalam kantung itu?” mata Wonshik tertarik dengan sebuah kantung yang terlihat
berat tersebut. “Apa kau membawa bekal makanan?” kemudian ia dan temannya
tertawa.
“Anak MAMA!” teriak Hongbin tepat di
samping telinga kiri Rae In. Gadis itu hanya memandang ke bawah sambil sesekali
menghela napas.
“Hei! Kenapa tau tidak menjawab
pertanyaanku?!” sahut Wonshik setengah berteriak, “Cepat katakan padaku apa
itu.”
Rae In membuka kantung tersebut
kemudian mengeluarkan sebuah coklat batangan yang cukup besar. Tentu saja
Wonshik merebutnya dan membaginya kepada Hongbin. “Sejak kapan kau memakan ini?
Setauku, kau tidak boleh makan ini kan?” tanya Hongbin kepada Rae In, namun
gadis itu hanya memandang mereka dalam diam, dan kembali ke kelas. Sialnya,
sepasang murid badung itu adalah teman sekelas Rae In, biang kerok.
Taekwoon memandangnya, namun Rae In
menjawabnya dengan sebuah kalimat. “Sudahlah! Aku tidak apa-apa, lagi pula aku
memang membawa coklat itu untuk seseorang...bukan untuk ku makan sendiri!”
gadis itu berlalu ke mejanya dengan biasa saja.
***
Hari ini mereka tidak menerima
pelajaran sebagaimana mestinya, maka dari itu kesempatan ini dipakai oleh Rae
In dan Taekwoon untuk mengerjakan majalah sekolah edisi Natal. Cuaca yang mulai
dingin di luar membuat banyak siswa tertidur di kelas. Sebagian dari mereka
menggosip dan sibuk dengan gadgetnya, sedangkan dua orang badung itu duduk di
jendela dan tertawa tidak jelas.
Taekwoon sebal dan kesal kepada mereka, namun ia hanya bisa menghela napas.
“Kenapa? Jika kau tidak suka dengan
mereka, ceritakan saja padaku!”
Taekwoon menggeleng, “Cepat
selesaikan ini, jadi bisa segera di pasang di depan pintu kesenian.” Ia
melanjutkan menyapukan kuas berisi cat di atas sterofoam yang sudah di buat
oleh Rae In semalam. “Kau membuat ini seorang diri?”
Rae In mengangguk, “Tentu saja,
siapa lagi yang mau membantuku? Aku hanya tidur dua jam semalam,....seharusnya
jam 12 ini sudah selesai, tapi aku tidak sengaja mematahkannya, jadi aku
membuat ulang semuanya...” kemudian ia menguap lebar dan terlihat airmatanya
tergenang, ia pasti merasa ngantuk sekali.
“Kau mengantuk sekali...sebaiknya
kau pulang saja. Biar aku yang melanjutkan ini.” Taekwoon mencoba membujuk Rae
In, karena ia terlihat begitu mengantuk. “Aku antarkan kau pulang, bagaimana?”
Rae In menggeleng, “Sudah, lanjutkan
saja ini! Aku tidak apa-apa! Kalau begitu aku ke ruang komputer yah! Aku ingin menyusun ulang bahan majalah yang sudah
di berikan Hyuna tadi....semoga aku tidak ketiduran disana.”
Rae In membawa beberapa map dan juga
tidak lupa ia membawa kopi yang sudah ia persiapkan dari rumah.
Taekwoon tidak sadar jika duo badung
mengikuti Rae In sampai ruang komputer. Sebenarnya mereka sama sekali tidak ada
niat menganggu Rae In, hanya saja tujuan mereka berubah karena Wonshik
mengincar kopi yang Rae In bawa.
“Kopinya...!”
Wonshik dan Hongbin mengambilnya
ketika Rae In sibuk membuka pintu ruang komputer, “Hei, botolku! Kembalikan!”
“Terima kasih banyak ya kutu buku!”
ucap Hongbin sambil mengejek Rae In. “Aku akan mengembalikan botolnya!
Hahahahaha!” ucapnya sambil membubuhkan tawa ejek setelahnya.
“......Kopiku.....obat kantukku...”
dengan begitu sedih ia tetap harus mengerjakan apa yang harus ia kerjakan.
**
Wonshik dan Hongbin merasa senang
bisa mengganggu Rae In hari ini. Bagi mereka hal itu adalah sebuah prestasi.
“Ya~ kenapa kau terlihat senang
sekali...apa karena hari ini bisa mengganggu kutu buku itu?” tanya Hongbin
kepada sahabatnya.
“Tentu saja! Bukan kah kita tidak
pernah mengganggunya? Aku kira selama ini dia begitu lemah ternyata dugaanku
salah! Bukankah jika dilihat dari dekat, dia terlihat ... cute?”
Hongbin terbelalak, “YA~ YA~...apa
yang barusan kau katakan?! Jika kau berani menyentuhnya...........,maka kau akan
segera di hajar Taekwoon!”
Wonshik berdiri dan mendengus kesal,
“Jung Taekwoon? Si tuna wicara itu? Bisa apa dia?”
“Bisa mengangguk dan menggeleng
saja.”
“...HAHAHAHAHAHAH!” kemudian
keduanya tertawa keras bersamaan.
‘BRAAK’ terdengar sebuah pintu
toilet perempuan seperti terbuka keras dan mereka mendengarnya.
She's Dangerous (part 2-end) [FF-cerbung]
---part 2
start
“................................”
‘KROOK, KRROOOKK....’
Suasana malam yang dingin, hujan
yang turun begitu deras. Ia tidak bisa mendengar apa yang gadis itu bicarakan.
“Mwoya?” ia mendekatkan telinganya
ke depan mulut gadis itu. “Kau bilang apa barusan?”
“....Sudahlah, aku mau pulang. Aku
tidak enak badan.”
Kemudian gadis itu merebut payung
milik Hongbin, “Hei tunggu! Aku tidak mau basah sampai dirumah nanti! Tunggu
aku!”
Pemuda itu berlari kecil demi
mengejar sebuah payung yang di pegang gadis itu. “Hey tunggu! Hujannya belum
reda! Aku tidak mau basah kuyup, kembalikan payungku!” Hongbin merebutnya, Rae
In terguyur air hujan yang dingin.
“AKU PULANG!” teriak gadis itu
kemudian berlari menembus hujan yang masih deras.
*****
Pagi hari ia melangkah dengan nafas
yang terburu...
Rae In datang dan ia melihat
Taekwoon sedang berjalan bersama Jung Ema menuju kelas. Dia mengabaikannya dan
mendahului mereka dan menemui Hongbin yang sedang duduk santai di depan kelas
bersama Wonshik.
“LEE HONG BIN! Jahat sekali kau
semalam membiarkanku kehujanan basah kuyup!!!” teriakan Rae In menggema di
kelas yang masih lengang itu. Tentu saja hal itu membuat murid dari kelas lain
bersorak riuh.
“YA! YA! Apa yang kau bicarakan?”
tanya Hongbin pura-pura tidak tahu.
“Apa yang kalian lakukan semalam?”
tanya Wonshik dengan wajah bingungnya. “Hei...kalian semalam...bersama?”
“Ya Wonshik-a tutup mulutmu!”
Hongbin menggertaknya, dan ia melihat raut wajah yang pucat dari Rae In,
“Kenapa kau masuk hari ini...? Kau terlihat tidak sehat...wajahmu pucat.”
“Kau gila menyuruhku tidak sekolah?
Hari ini aku harus mengulang pelajaran minggu lalu...kau tidak ingat aku tidak
ikut pelajaran dua kali saat aku di hukum karena terlambat?”
“Kan itu keinginanmu sendiri?! Kau
mengatakan itu padaku kan ...?” ucap Hongbin mengejutkan semua pihak.
Semua mata memandang Rae In, “Kau
tidak ingat ya malam itu...aku yang mengantarmu pulang..?” pengakuan Hongbin
membuat Wonshik, Jung Ema, dan Taekwoon terkejut sekaligus bertanya-tanya....
Rae In hanya menyebut nama pemuda
itu, “ah~Hongbin-a...”
*
#Flashback#
“Bagaimana
rasanya datang terlambat..? Bagaimana rasanya di hukum..? menyenangkan? Beritahu
aku!”
Hongbin
tertawa, “Jangan bilang kau ingin mencobanya! Sudahlah, citramu di mata murid
yang lain adalah murid teladan dan pendiam...tidak mungkin kau bisa merubah
itu! Dasar gadis kutu buku!”
“Kenapa
kau terus saja memanggil aku seperti itu? Aku tidak suka membaca buku! Benar!
Aku akan melakukannya minggu depan! Aku pegang omonganku! Ingat itu!”
Hongbin
menengguk segelas wine, “Apa jaminannya? Aku sama sekali tidak percaya!”
Rae In
menghabiskan minuman colanya dalam sekali tegukan, “Jaminannya, jika aku
berhasil melakukan apa yang kau lakukan, aku akan menjadi kekasihmu! Ya tapi
sepertinya aku terlalu percaya diri...kau kan menyukai gadis yang cantik!
Baiklah, apa ya jaminannya..hmm,hmm...”
“OK! Aku
terima! Aku bertaruh kau tidak akan bisa melakukan apa yang aku lakukan
biasanya di sekolah! Datang terlambat, bermain ponsel di dalam kelas, memecah
konsentrasi kelas, tidur di kelas, makan di kantin saat jam pelajaran
berlangsung....”
Rae In
meremehkan tantangan Hongbin, “Ah! Lihat saja aku akan buktikan!” gadis itu
berdiri kemudian terhuyung.
Hongbin
yang melihat gadis itu seperti orang mabuk, kemudian mengecek minuman yang ada
di gelas Rae In, terang saja ia mengira itu minuman cola padahal Rae In
menenggak satu gelas sake. Hongbin mengantarkan gadis itu pulang dan Rae In
terus saja bergumam bahwa ia akan bisa memenuhi tantangan dari Hongbin.
“Aku..bisa...pasti...bisa
menjadi..kekash.....” gadis itu terkapar di kamarnya sesaat sebelum ia menyelesaikan
kalimatnya.
#Flashback
End#
“Ah! Hongbin-a...kapan kau
mengantarkanku pulang? Aku kan belum pernah mengajakmu ke rumahku! Jadi jangan
membuat gosip!!” teriakan Rae In membuat Hongbin tertawa geli.
“Sudahlah, aku tahu kau malu
membahas hal ini dihadapan mereka!” ucap Hongbin yang kemudian mengajak Wonshik
ke kantin untuk sarapan.
`Malam
itu...memangnya apa yang ku katakan?`
Taekwoon kemudian mendekati Rae In
tanpa kata-kata, ia hanya merespon Jung Ema seorang. “Nanti mau makan apa
pulang sekolah? Aku ingin memasakkanmu makanan dirumahku.”
“HEH???” respon yang di berikan Jung
Ema membuat Rae In mengusap wajahnya pelan. “Oh...jadi kau mengundangku ke
rumahmu? Benarkah? Ah, aku tidak ingin merepotkanmu.”
Taekwoon menggeleng, “Daripada harus
makan di luar terus, lebih baik aku membuat sesuatu yang enak untuk kita
makan.”
Rae In tersenyum dari balik punggung
Taekwoon dan mengangguk-angguk ke arah Jung Ema.
“Benarkah...baiklah...makanan apa
saja asal enak aku suka ...”
“Oke, sampai bertemu pulang sekolah
nanti ya Jung Ema.” Ucap Taekwoon sambil tersenyum ke arah gadis itu.
Sedangkan Rae In yang melihat
situasi ini mendadak menjadi senang dan girang.
***
Siang hari di saat pelajaran tengah
berlangsung.....Wonshik dan Hongbin tertawa kecil karena pembingbing pengajar
mereka tertidur di dalam kelas, dan ketika Wonshik ingin mengajak Rae In untuk
mengerjai pembimbing pengajar, ia melihat gadis itu tertidur beralaskan jaket
yang ia lipat di atas meja.
“Eh, ketiduran...lucu ya...?” ucap
Wonshik kepada Hongbin. “Baru kali ini aku melihatnya tidur di kelas. Iya kan?
Eh, apa yang kau bicarakan dengannya pagi tadi? Kau menyembunyikan sesuatu
dariku?”
Hongbin mengamati gadis itu, begitu
juga Taekwoon yang ternyata melihat Hongbin sedang mengamati temannya tersebut dari
sebuah cermin yang ia pegang. Wajahnya begitu tampak pucat, tidurnya begitu
pulas dan sepertinya ia sedang memimpikan sesuatu. Gerakan bola matanya cepat.
“Ya~, jawab pertanyaanku!”
“Hhh~ intinya, ia ingin menjadi
nakal seperti kita. Aku memberikan tantangan, dia menyanggupinya. Tapi aku
tidak percaya, aku minta sebuah jaminan. Dia mengatakan akan menjadi kekasihku
jika ia bisa menyelesaikan semua tantangan yang aku berikan. Tapi dia
mengatakan jika aku hanya menyukai gadis yang cantik saja...”
Wonshik mengangguk mengerti, “Kau
memang menyukai gadis cantik kan?”
Hongbin mengiyakan, “Iya itu benar.
Tapi bagiku, dia juga cantik.”
“Menurutku, dia biasa saja.” Ucapan
Wonshik membuat Hongbin menatapnya tajam, “Why..why? Aku suka gadis yang seksi
seperti Hyuna dari kelas tari.”
**
Langganan:
Postingan (Atom)