Jumat, 24 Februari 2012

BUCKGER -2-


βϋϗϕέπ
Malam harinya, Putri Laika beserta Pangeran Lubin sedang berjalan dan ngobrol di sekitar istana mereka. Membahas perburuan tadi sore, disela-sela Yora dan Bigum datang dan meminta ijin kepada Pangeran Lubin untuk berbincang sebentar dengan Putri Laika.
Putri Laika yang malam itu sedang memakai gaun indahnya, membuat Yora terkagum-kagum dengan meliriknya saja, apa lagi memandangnya. Tidak tanggung-tanggung, Laika mengajak mereka ke suatu tempat yang ternyata adalah museum kerajaan Buckger. Di museum ini tersimpan berbagai macam senjata milik lawan mereka yang pernah dikalahkan pada masa raja sebelum ayahnya. Dan wajib hukumnya bagi kerajaan Buckger untuk mengambil satu senjata milik lawan mereka ketika bertarung. Dan mungkin malam ini adalah malam yang penuh dengan kejutan bagi Putri Laika.

“Jadi, ini semua milik kerajaan lain yang pernah menyerang Buckger?” tanya Bigum kagum memandangi senjata-senjata itu.

“Iya, memandang hal ini sebuah kewajiban aku tidak sependapat. Karena kenapa mesti Buckger ini diserang? Aku rasa kami tidak punya suatu kesalahan yang fatal kepada mereka.”

“Kalian memang tidak punya salah, tetapi mereka yang mencari-cari kesalahan kalian. Buckger indah, dan semua orang menginginkan kerajaan ini. Jadi tidak heran hampir setiap tahun ada peperangan disini. Lihatlah kekayaan alam yang dimiliki Buckger, melimpah ruah bukan? Dan orang diluar sana ingin semua ini.” Yora mengakui Buckger sangat menakjubkan.

“Jika aku boleh tahu, Putri…kenapa kerajaan ini dinamakan Buckger?”

“Aku memang pernah mendengar kisahnya, tapi aku samar-samar mengingatnya. Aku rasa dimuseum ini ada kisah kerajaan ini. Bagaimana jika kita cari tahu?”

Laika, Yora, dan Bigum segera mencari ke semua ruang dan sudut, dan Bigum menemukannya.

“Kerajaan Buckger pertama kali diresmikan pada abad ke 10 oleh raja wanita yang bernama Natalie Jovana orang berkebangsaan Germany. Nama BUCKGER sendiri diambil dari 2 suku kata, BUCK dan GER. Dimana makna dari kata BUCK berarti rusa jantan dan GER berarti singkatan dari kebangsaannya Germany.”

“Jadi, siapa Natalie Jovana itu?” tanya Laika.

Yora melanjutkan membacanya, “Natalie Jovana, begitu mereka mengenalnya. Adalah seorang wanita biasa yang menjadi pengembala rusa jantan. Suatu hari dia menemukan kastil ini kosong dan mulai menggunakan tempat ini sebagai kandang rusa-rusanya. Sampai suatu hari ternyata ada seseorang yang mencoba merebut kastil ini dari Natalie. Dan Natalie berusaha agar kastil ini tidak jatuh ke tangan orang jahat. Dengan segala perjuangannya, Natalie berhasil mempertahankan kastil ini. Orang-orang mulai berdatangan dan membuat gubuk-gubuk kecil disekitar kastil. Sampai suatu hari Natalie mendeklarasikan dirinya sebagai ratu di kastil ini dan membagi wilayahnya; meliputi hutan ke barat sepanjang 20 km, padang sabana ke utara sepanjang 30 km, gubuk sampai danau ke timur sepanjang 25 km, dan jurang sedalam 30 meter sampai sungai ke arah utara sepanjang 28 km adalah miliknya.”

“Oya? Aku baru tahu itu semua…jadi itu semua milik Buckger yang berarti milikku juga?”

“Natalie bertemu seorang pengembara dan jatuh cinta. Mereka menikah dan memiliki seorang putra bernama Berloham….” Yora membacanya bergantian dengan Bigum.

Sampai kisah itu selesai, betapa terkejutnya Laika.

“Itu kisah yang amat mengejutkan menurutku. Tidakkah begitu?” Bigum juga tidak menyangka ternyata ini adalah kisah.

“Putri, berbanggalah dirimu menjadi Putri pertama dari Buckger. Sebelumnya semua keturunan Buckger adalah laki-laki termasuk Pangeran Lubin. Jadi semua ratu adalah bukan penduduk asli Buckger, dengan kata lain dari kerajaan luar dan bertemu dengan semua keturunan Natalie. Aku rasa Raja harus membaca ini.”

“Tapi Yora, ayahku tidak suka datang ke museum ini. Apa Pangeran sudah membacanya? Kalian tunggu disini sebentar, aku akan memanggil Lubin!”

Laika dicegah oleh Bigum, “Tidak perlu, beritahu mereka besok pagi saja. Kita buat kehebohan esok hari bagaimana?” Bigum menginginkan kehebohan di Buckger pagi besok.
Bigum dan Yora mulai bertukar pandang membuat Putri Laika curiga, “Kalian merencanakan sesuatu kan? Akuilah, siapa tahu kita bisa bekerja sama? Jujur, aku bosan dengan keadaan yang begini-begini saja di Buckger. Setiap pagi tidak ada yang peduli dengan aku. Bahkan Miss Andrea hanya peduli ketika mengajar, diluar itu sudah saling tak mengenal.”

“Serius ingin sesuatu yang berbeda?” tanya Yora meyakinkan.

“Tunggu, kalian sedang tidak mengajakku berbuat yang tidak-tidak kan?”

“Tidak, dengarkan aku. Percayalah padaku,” Yora membisikkan sesuatu kepada Laika, “jika Putri ingin besok dan seterusnya asik, coba menjadi diri Putri sendiri. Abaikan semua aturan yang ada. Tapi tetap jangan abaikan tata kramamu.”

“Yora! Apa kamu gila?” Laika memukul lengan Yora.

“Putri melanggar aturan!” ucap Bigum dengan berbisik.

“Apa?” Laika bingung, tidak menyadari kesalahannya yang barusan.

“Tidakkah Putri sadar sudah menepukku barusan? Itukan tidak boleh, jika Raja melihatnya bagaimana?”

Putri Laika jadi gugup, dia celingak celinguk takut jika ada orang lain selain mereka disana.

“Tidak, jangan! Aduh…sebaiknya aku kembali. Lubin pasti curiga karena aku begitu lama dengan kalian.” Putri Laika dihalangi oleh Yora. Mereka ingin membuat perjanjian dengan Laika.

“Tunggu, Putri. Kamu belum menyanggupi apa yang aku minta. Bagaimana kita buat perjanjian saja?”

“Kalian ini sedang tidak mabuk kan?” Laika melambaikan tangannya di wajah Yora, tetapi dengan berani Yora menyambar tangan Putri Laika. Laika yang terkejut itu menjadi salah tingkah, karena baru kali ini ada yang berani menyentuh apa lagi sampai menggenggam tangannya.

“Yora, kamu tidak sopan menyentuh tanganku! Bagaimana jika ada yang melihat? Kalian bisa kena sangsi?”

“Maka dari itu, Putri harus memenuhi syarat yang kami berikan.”

“Mau kalian apa? Aku jadi curiga dengan kalian. Jangan-jangan selama ini kalian bersikap baik denganku ada tujuan tertentu?!”

Kemudian Bigum angkat bicara, “Maaf sebelumnya Tuan Putri, kami memang mempunyai tujuan tertentu. Tapi ini akan membuat kita sama-sama untung.”

“Apa?”

“Putri, sudah lama…” kalimat Bigum dipotong oleh Yora.

“Putri inginkan suatu kebebasan, iya kan? Dan kami hanya inginkan sebuah rahasia dari kelompok kami.”

“Hm, rahasia? Rahasia apa? Tentang apa?”

“Putri Laika yang cantik, jika kami tahu tentang apa rahasia itu kami tidak akan meminta bantuanmu untuk mencari tahu rahasia itu!” Yora mulai gregetan dengan Laika.

“Oke, jadi kalian inginkan rahasia itu dan aku inginkan sebuah kebebasan. Iya kan? Tapi tunggu, kalian yang akan memberi aku kebebasan kan?”

“Bukan, itu dirimu sendiri.” Sahut Bigum.

“Trus, apa untungnya buat diriku? Kalian tidak ikut campur di dalamnya, iya kan?” dengan kasar Laika menepis genggaman tangan Yora.

“Jangan marah Putri, aku, Yora berjanji akan memberikan sesuatu padamu. Tapi aku belum bisa katakan hal itu sekarang.”

“Aku tidak bodoh Yora..katakan hal itu sekarang atau aku tidak akan setuju dengan ini semua.”

“Putri Laika, Yora tidak pernah berbohong apalagi menghindar dari sesuatu. Dan percayalah padanya, kamu tidak akan rugi!”

“Bigum, aku ini tidak bodoh!”

“Jika Putri Laika tidak bodoh, Putri akan menyetujui semua ini.” Yora menunggu jawaban Laika.

“Kalian ini sedang bercanda ya? Tidak lucu!” Putri Laika meninggalkan museum dengan terburu-buru tapi lagi-lagi Yora menghalangi dirinya.

“Aku akan berikan jaminan jika aku ini serius.”

“Oh ya? Jika kamu serius, kamu akan beritahu hal itu kepadaku.”

Yora membawa Putri Laika kembali masuk ke dalam museum.

“Begini saja, kami ini bukan orang jahat dan bukan orang yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan. Tetapi sekalinya Putri masuk dalam permainan ini, jangan berpikir untuk berhenti sebelum semua selesai. Jika tidak semua akan berantakan dan kita akan mendapat masalah yang fatal. Jadi ini bukan sekedar permainan, ini permainan yang mempertaruhkan masing-masing dari kita. Bagaimana?”

“Kamu gila Yora? Baiklah, oke aku ikut. Jadi sekarang jaminan kamu ke aku apa? Aku belum bisa percaya jika jaminan itu belum kamu berikan kepadaku.”

“Tapi janji, ini antara kita bertiga saja, ya?”
“Iya…”

“Putri Laika?” Pangeran Lubin menemui Laika seorang diri di museum istana. “Hei, sedang apa kamu disini adikku?”

“Em, aku hanya melihat museum pada malam hari. Ternyata indah…” nada bicara Laika agak sedikit ngawur.

“Ayo, ini sudah larut. Kita harus kembali ke istana.” Ajak Pangeran Lubin, Laika menyusul dibelakang.

Dengan gugup Laika memegangi kedua sisi pipinya yang memerah. Begitu di dalam istana, dia langsung berlari menuju ke kamarnya dan mengunci pintu. Melihat gelagat Putri Laika tidak seperti biasanya, Bibi Korsa menjadi curiga.

Miss Andrea datang dan sudah siap dengan tongkat panjangnya untuk menunjuk semua tulisan yang ada di papan tulis hitam itu. Debu kapur berterbangan di dalam ruangan membuat Laika sesak napas. Dia menuju jendela dan membukanya agar debu bertukar dengan udara yang lebih baik diluar sana. Tetapi Miss Andrea malah marah-marah karena dia tidak suka ada jendela yang terbuka saat dia sedang mengajar di dalam suatu ruangan.

“Tutup kembali jendela itu!”

“Bukankah ketika Anda meminta sesuatu kepada orang lain tidak boleh membentaknya dan harus menyertakan permintaan tolong?” Putri Laika mengembalikan kata-kata itu kepada Miss Andrea.

“Tolong tutup jendela itu, Putri.”

“Tidak, jika jendela ini tidak terbuka maka aku bisa mati sesak napas di dalam ruangan ini.”

Miss Andrea benar-benar ingin menggebrak meja, tapi dia berusaha menahannya karena dia sedang menjadi guru tata krama seorang putri kerajaan.

“Kenapa? Ingin menggebrak meja Miss Andrea? Lakukanlah, aku tidak akan tersinggung. Asal Anda jangan teriak.” Kini Putri Laika paham apa yang dimaksud ‘kebebasan’ oleh Yora semalam.

Tanpa berperasaan, Miss Andrea menggebrak mejanya dengan keras sampai gelasnya dan tempat tintanya tumpah berantakan. Mendengar kegaduhan ini pengawal masuk dan melihat situasi yang berantakan.

“Ada apa Tuan Putri?”

“Tolong bersihkan dan bereskan meja ini. Ganti dengan yang baru, aku tidak sengaja menabraknya.” Putri Laika berbohong, Miss Andrea menatapnya bingung. Namun Laika hanya sanggup memberikan senyuman.

Setelah ruangan kembali menjadi bersih, dan pengawal kembali ke tempat jaganya. Miss Andrea ingin penjelasan dari semua ini.

“Kenapa Putri mengijinkan aku seperti itu? Maafkan saya Putri Laika…”

“Tidak apa-apa Miss Andrea, terima kasih karena sudah membuatku berubah seperti ini. Aku merasa berhutang budi kepada Anda. Adakah hal yang bisa saya tebus untuk ini?”
“Puji Tuan Putri, Anda berubah karena motivasi Anda. Jadi bukan karena saya, saya hanya membimbing Anda agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Hidup saya sudah berkecukupan Putri. Tidak kekurangan satu apa pun.”

“Benarkah? Yang saya tahu, kekasih Anda meninggalkan Anda demi uang? Benarkah? Maaf sebelumnya jika saya menyinggung kehidupan pribadi Anda, Miss.”

“Iya Tuan Putri. Sebenarnya saya ingin mengiriminya sebuah surat, tetapi saya tidak berani untuk menemuinya. Terakhir saya dikatai sebagai pengganggu. Dia seorang pekerja yang ulet.”

“Katakan, siapa dia dan dimana dia bekerja?”

“Jangan Tuan Putri!”

“Miss, saya hanya ingin membalas budi. Jadi, saya mohon..beritahukan kepada saya tentang dia.”

“Namanya Valdro. Kini dia sedang bekerja di istana ini. Saya sempat bertemu dengannya beberapa kali, tapi kami tidak saling bertegur sapa. Mungkin dia sudah tidak peduli dengan saya. Itulah alasan saya untuk memutuskan menjadi guru tata krama Tuan Putri. Oh! Maafkan saya Putri Laika!”

“Valdro? Bukankah dia penasihat Raja?”

“Iya Tuan Putri..”

“Mana suratnya? Tolong berikan kepada saya.”

“Tidak Putri..”

“Tenanglah, anggap saja tidak terjadi apa-apa. Dan ini hanya rahasia kita berdua, datanglah seperti biasanya ke sini. Saya masih ingin bertanya banyak hal kepada Anda. Dan jangan katakan pada siapapun jika kita menyudahi pelajaran ini disini. Karena saya mempercayai Anda.”

Laika menyambar surat itu dari tangan Miss Andrea, tidak ada niat bagi Laika untuk menyebar semua rahasianya. Maka pagi itu dia menyuruh Miss Andrea menulis surat untuk sang Raja dan juga Pangeran Lubin yang berisi tentang kisah kerajaan Buckger yang Yora baca semalam di museum. Inti dari surat itu hanya menyuruh Raja dan Pangeran Lubin untuk mengunjungi museum yang terlupakan itu. Laika sengaja keluar bersama Miss Andrea, agar tidak ada yang curiga. Di sela-sela kesempatan, Laika meletakkan surat itu di dekat Raja dan meninggalkannya begitu saja. Berharap Raja dan Lubin membacanya dan berhasil. Tidak lama setelah Laika keluar bersama Miss Andrea, Pangeran Lubin beserta pengawalnya langsung menjemput Laika. Berpura-pura tidak tahu, itulah yang sekarang dilakoni Laika. Raja melihat kesempatan dimana Bibi Korsa sedang tidak berada di istana, kemudian mengadakan deklarasi mendadak dan langsung membacakan seluruh isi sejarah itu kepada rakyatnya dengan Putri Laika berdiri paling depan. Ketika semua fakta itu terbaca, dari kejauhan Yora dan Bigum tersenyum melihat genjotan awal dari Laika itu. Merepa puas, dan kini hanya tinggal Laika yang berusaha mencari tahu rahasia apa yang dibawa para pengembara itu.

Semua orang kini punya anggapan bahwa Putri Laika adalah penerus Buckger. Rakyat menganggap Laika adalah Natalie kedua yang bisa membawa Buckger ke arah yang lebih baik. Mendengar itu Pangeran tidak kalah terkejutnya karena selama ini keturunan Natalie itu anak laki-laki semua, termasuk Raja yang sekarang. Dan Laika adalah putri pertama yang lahir dari keturunan Natalie bersama suaminya. “Aku senang mempunyai adik perempuan seperti kamu, Laika.” Ucap Lubin memeluk adiknya senang dan bangga. Bahkan Raja tidak ragu-ragu untuk memberi Laika sebuah tanda kerajaan kepadanya. Ini mungkin terlalu cepat, tetapi memang ini yang diinginkan Laika selama ini. Dianggap oleh orang banyak, dan tidak lagi dipandang sebelah mata. Tetapi dengan begini, Putri Laika harus pintar menyamar jika ingin keluar dari istana dan berpura-pura sakit dengan menaruh guling bantal di tutupi selimut di tempat tidurnya. Dengan begitu, semua orang akan percaya. Hanya saja mengelabuhi Bibi Korsa itu yang masih agak sulit.

Malam hari Putri Laika seorang diri dikamarnya, dan berencana untuk menemui Valdro yang pasti sedang berada di di kandang kuda. Memakai tudung gelap, Laika keluar menemui Valdro. Dia tidak bisa lama-lama menemui Valdro, dia hanya menyerahkan surat milik Miss Andrea dan lalu kembali lagi ke kamarnya. Tanpa sepengetahuan keduanya, Laika mengganti isi surat itu. Dan Laika yakin itu bisa membuat keduanya bersatu lagi. Terlepas dari semua itu, Laika teringat malam kemarin saat dia sedang bersama si kembar di museum. Apa yang terjadi malam itu tidak akan bisa dilupakan oleh Putri Laika. Karena yang terjadi malam itu adalah semuanya diluar rencana yang sudah disusun Yora dan Bigum. Ketika Laika memaksa meminta jaminan kepada Yora, ternyata jaminan itu adalah sebuah ciuman kepada Putri Laika. Meskipun hanya sebuah ciuman kecil di pipi, Laika sudah terasa seperti terbakar. Adrenalinnya melonjak drastis, karena Yora adalah laki-laki pertama yang memegang tangannya dan mencium pipinya. Dari awal bertemu dengan Yora, Putri Laika memang memandangnya istimewa. Meskipun bertemu dalam keadaan yang tidak tepat, Laika merasa Yora berbeda dengan yang lain. Bahkan saat Yora melihatnya dari kejauhan waktu itu, Laika menjadi aneh sendiri. Mungkin itu yang dinamakan dengan suka? Putri Laika tersenyum sendiri sampai dia larut dalam tidurnya.


“Putri Angsa, bangunlah. Mulai sekarang kamu harus bangun lebih pagi dari biasanya.” Pangeran Lubin membangunkannya.

“Alasannya?”

“Lihatlah ke bawah sana, aku kerepotan menghadapi mereka.”

Dengan tubuh masih berselimut tebal, Laika melonggokkan kepalanya keluar jendela. Dibawah sana banyak anak-anak ABG seumuran Laika yang sedang membawakan segala macam makanan dan bunga untuknya. Banyak, sekitar 30-an orang dan Laika hanya melambaikan tangan untuk mereka. Ada yang berteriak histeris, ada yang meminta agar Putri Laika turun menemui mereka.

“Segeralah temui mereka, aku tidak mau mereka sampai tengah hari berada di sana.”

“Iya, aku akan segera turun.”

Laika bebenah, setelah dia merasa cantik dan siap lalu turun dari kastil melewati meja perjamuan yang panjang. Dia masih curiga dengan Bibi Korsa, karena pergi tanpa pamit. Putri Laika takut jika Bibi Korsa melakukan hal yang tidak-tidak terhadap kerajaan Buckger tercinta ini. Karena selama ini yang dijauhi di istana ini adalah Korsa. Karena dia orang yang paling aneh di sini. Tak seorang pun mau mengobrol dengannya.

“Putri Laika, maukah Anda menerima roti isiku ini?” kata salah satu dari mereka.

Tugas pengawal hanya menampung benda-benda yang mereka bawa, sampai Pangeran Lubin sendiri heran melihatnya, kenapa adiknya langsung terkenal seperti ini.

“Terima kasih ya untuk semuanya..aku senang kalian mempedulikan aku.”

Segerombolan itu bubar dan Pangeran Lubin meminta bagiannya kepada Laika.

“Aku dapat apa dari semua ini?”

“Ambillah semuanya Kak. Aku hanya perlu simpati mereka.”

“Eh? Cobalah roti ini, bagaimana pun kamu harus menghargai pemberian dari mereka.” Pangeran Lubin menyodorkan satu roti untuk Laika. Roti itu harum sehingga Laika ingin mencobanya. Dan memang, rasanya lezat tak seperti bentuknya. Lain kali Laika tidak akan menolak jika anak itu memberikan roti seperti ini lagi.

Dari kejauhan, telihat Bigum dan Yora yang ingin bertemu dengan Laika, tetapi Laika takut untuk menemui mereka, karena dia belum mendapatkan apa yang mereka inginkan. Laika langsung menyusul Kakaknya dan berusaha tahu apa rahasia itu. Dengan segala usahanya, berhari-hari Laika baru  mendapatkan apa bunyi dari rahasia itu. Tidak menyangka jika para pengembara itu adalah mata-mata dari Buckger yang artinya mereka bekerja untuk Raja. Tapi kenapa ini menjadi misi rahasia? Untuk mengetahui jelas hal ini, Laika menyamar keluar istana dan menemui Yora dan Bigum di hutan. Beruntunglah Laika jika si kembar ada disana. Karena Laika tidak tahu dimana mereka menetap saat ini.

Cukup lama Laika mengelilingi hutan tapi tak bertemu mereka juga. Si kembar, terutama Yora suka muncul dan menghilang sesuka hatinya. Yang dia temui hanya kelinci, burung, dan tupai yang berloncatan dari satu pohon ke pohon lainnya.

“Mencari apa Putri Laika?”

“Yora?!” Laika terkejut sendiri ketika melihat Yora sudah berdiri dibelakangnya. “Sejak kapan kamu disini?”

“Sudah lama, pasti kamu ingin menyampaikan sesuatu padaku dan juga Bigum kan?”

“Tapi, aku rasa ini bukan tempat yang bagus buat menyampaikan sebuah rahasia?”

“Ikutlah, tempatku bersama Bigum adalah tempat teraman di Buckger. Tidak ada orang lain yang tahu.” Putri Laika mengikuti langkah Yora sampai mereka tiba di sebuah semak belukar yang menyeramkan.

“Tempat apa ini?”

Yora mengangkat beberapa dari dahan dihadapannya dan ada sebuah pintu. Pasti ada kehidupan dibaliknya.

“Tunggu, kamu sedang tidak menjebak aku kan? Aku tidak semudah itu kamu tipu.”

“Putri, silakan masuk. Kami sudah siapkan makanan dan minuman kesukaan Putri Laika.” Yora membuka pintu kayu yang tersembunyi tersebut.

Terlihat secercah cahaya yang muncul dari balik pintu kayu itu, Bigum sudah menunggu Laika dan juga Yora. Tempat ini benar-benar membuat Laika terkejut, karena semenjak dia kecil sampai saat ini dia tidak tahu sama sekali mengenai rumah tersembunyi ini. Atau mungkin mereka saja yang menyembunyikan rumah ini atau mereka semua tidak ada yang tahu mengenai rumah ini?

“Selamat datang Putri Laika.” Sambut Bigum.

Putri Laika duduk di sebatang kayu pendek besar, Bigum menuangkan teh madu hangat disebuah cangkir beling. Yora duduk disamping Bigum dan juga menuangkan minuman yang sama ke dalam cangkirnya.

“Sebelum kalian memulainya, lebih baik aku saja.”

“Silakan Tuan Putri.” Dengan sopan santunnya Yora mempersilahkan Putri Laika membuka topik pembicaraan.

“Tempat ini…sejak kapan ada disini? Setahuku, aku tidak pernah melihat atau mendengar tempat ini?”

“Kami menemukannya sebulan yang lalu, Putri. Tidak ada yang tahu selain kita bertiga. Ada masalah?”

“Tidak, aku suka tempat ini. Bagaimana jika tempat ini kita jadikan sebagai tempat bertemu kita?” Bigum dan Yora saling berpandangan lalu tertawa.

“Jika Putri senang, kami akan setuju. Bagaimana, apakah Tuan Putri sudah mendapatkan apa yang kami inginkan?” tanya Yora, terlihat Bigum agak sedikit linglung dengan keadaan ini.

“Sudah, aku sudah mendapatkannya. Tapi aku harap kalian tidak terkejut mendengar berita yang aku sampaikan ini. Karena aku sendiri saat mengetahuinya tidak percaya dengan apa yang aku dengar.”

Mulai terlihat ketegangan diwajah si kembar, “Katakanlah Putri.”

“Jadi, rombongan yang datang bersama kalian itu bukan para pengembara biasa. Mereka adalah orang-orang dalam kerajaan Buckger. Kalian bertemu dimana dengan mereka?”

“Kami bertemu ditengah padang pasir. Mereka menolong kami ketika Yora pingsan di tengah gurun. Sejak itu kami ikut mereka.” Terang Bigum.

“Sudah berapa lama?”

“Sejak kami umur 12 tahun, dan itu berarti 3 tahun yang lalu.” Bigum menghitung dengan jarinya.

Putri Laika tertawa, membuat si kembar bingung.

“Ada yang salah dengan perhitunganku, Putri Laika?”

“Tidak Bigum, bukan itu. Tapi aku benar-benar menyangka kalian berdua ini seumuran dengan Pangeran Lubin! Sungguh!”

“Oh ya? Memangnya berapa usia Pangeran Lubin?” tanya Yora yang penasaran.

“Pangeran Lubin berumur 20 tahun. Dan aku kira kalian berdua berumur sepantaran dengan Kakakku?”

“Tidak Putri, umur kami 5 tahun lebih muda dari itu.” Sahut Bigum.

“Jelaslah sudah, kita berada disatu umur. Umur kita 15 tahun kan?”

Kini giliran si kembar yang tertawa, karena mereka juga menyangka Putri Laika berumur lebih dewasa dari pada mereka.

“Maafkan kami Putri, kami juga menyangka jika umur Putri lebih dari yang kami perkirakan. Jadi?”

“Jadi? Hahahahaha…” Putri jadi terbahak sendiri.

“Jadi apa rahasianya, Putri Laika?”

Putri Laika berdeham, “Ehm…, mereka membawa sebuah misi rahasia dari kerajaan Aserlatus, itu adalah rekan kami dalam melawan musuh-musuh kami.”

“Apa misi itu, wahai Putri Laika?”

“Yora, aku mohon sekali sebelumnya. Terutama kepada kalian berdua, jangan sampai hal ini tersebar kepada orang lain. Karena yang aku dengar ini akan menjadi pertempuran yang besar. Aku juga tidak tahu mengapa, tapi begitulah yang aku dengar. Aku takut Buckger akan kalah dan berakhir sampai disini. Kerajaan Aserlatus meminta sesuatu yang tidak mungkin akan dipenuhi oleh ayahku.”

“Apakah Kerajaan Aserlatus meminta semua senjata yang ada di museum?” tanya Bigum.
“Bukan, sesuatu yang mungkin lebih berharga daripada itu??”

“Katakanlah wahai Putri. Jika aku sanggup menolong Tuan Putri aku akan sangat bangga pada diriku sendiri.”

Mendengar hal itu, Laika terkejut. “Tapi aku rasa kalian pun tak bisa berbuat apapun. Karena jika permintaan yang ini tidak dituruti, maka Arselatus tidak akan mau menjadi kawan kami untuk membantu kami melawan musuh-musuh kami nantinya.”

Ketika Bigum dan Yora tahu ini adalah hal yang serius, mereka mendesak Tuan Putri untuk segera mengatakannya.

“Katakanlah Tuan Putri, kami sangat ingin membantu kalian dalam masalah kali ini. Aku tahu, pasti ini bukan perkara yang mudah, benar kan?”

“Benar Bigum, akan tetapi jika…”

“Katakanlah, aku memohon.” Pinta Yora.

“Kerajaan Arselatus memiliki seorang putra mahkota. Dan dia harus segera memimpin menggantikan ayahnya. Dan Raja Arselatus meminta wanita dari kerajaan kita. Dan jika seperti ini aku ingin menjadi laki-laki saja!” Laika menggebrak meja kayu itu.

“Jadi, yang mereka inginkan adalah Putri Laika?” Tanya Bigum yang kemudian melirik ke arah Yora. Terlihat wajah Yora yang kusam.

“Aku ingin kabur dari sini! Tapi itu Cuma mimpi, semua orang mengenal aku. Wilayah Buckger sangat luas, aku harus pergi ketempat yang jauh dari sini dan mungkin juga harus menyamar. Untuk itu, aku rasa aku datang kepada orang yang tepat.”

“Kami? Oh, kami masih ingin hidup bebas.” Kata Bigum, Yora menyikutnya.

“Jadi, kalian keberatan menolongku?”

“Aku akan menolongmu.” Ucap Yora. “Meskipun sampai mengorbankan jiwa ragaku, aku akan menolong Putri sampai Putri merasa aman.”

Bigum tidak bisa berbicara apa-apa, karena Bigum sendiri sadar cinta Kakaknya kepada Putri Laika tidak main-main.

“Jujur,…maksudku, aku ingin bertanya kepada kalian. Dan aku tidak ingin ada sebuah hal yang tidak aku ketahui. Bisakah kalian memberitahuku?”

Yora dan Bigum bertukar pandangan.

“Kami memang rupanya tidak bisa menyembunyikan sesuatu hal dari Tuan Putri. Tapi sebaiknya untuk masalah ini biarkan Yora yang menyampaikannya 4 mata dengan Tuan Putri. Karena dalam lingkup masalah ini saya tidak ada sangkut pautnya.”

“Kenapa begitu? Apakah hal itu sensitif? Perlukah waktu khusus untuk membahasnya?”

“Jika Putri inginkan sekarang, biar Bigum yang keluar untuk menghirup udara segar.” Yora sudah tidak bisa menyembunyikan perasaannya lagi lebih lama.

“Baiklah jika ini mendesak.” Bigum meninggalkan mereka berdua.

Suasana hening sempat menyelimuti, tetapi Laika terlebih dahulu bersuara.

“Permainan ini baru saja dimulai ya? Apakah aku sudah melakukannya dengan benar?”
“Anda bermain sangat bagus, Tuan Putri.”

“Panggil saja aku Laika.”

“Bukankah pengkhianatan jika aku memanggil dengan namamu?”

“Itu hanya isu, siapa yang mengatakan seperti itu? Panggil saja aku dengan namaku. Tidak ada yang memanggil aku seperti itu kecuali mendiang ibuku.”
“Baiklah jika kamu memaksa.”

“Apa maksud jaminan yang kamu berikan malam itu? Jika ada orang yang tahu selain kita bertiga, kalian bisa ditahan dan menjadi tahanan penjaraku.”

“Itu adalah jaminanku kepadamu, aku tidak bisa memberikan jaminan lain selain hal yang kulakukan padamu malam itu. Maaf jika aku tidak sopan.”

“Kamu jelas sangat tidak sopan. Tapi, kamu pengecualian.”

Yora memandang Laika yang tidak berani memandangnya.

“Maksudnya pengecualian?”

“Rasanya aku tidak perlu menjelaskan hal ini kepadamu. Aku tahu kamu tidak sepolos adikmu, jadi pasti kamu tahu apa yang kubicarakan saat ini.”

“Tidak, aku tidak mengerti. Tolong  jelaskan padaku apa maksud ‘pengecualian’ itu.” Yora sengaja membuat Laika mengatakan semuanya, karena bagaimana pun juga ini adalah taruhan antara dirinya dengan Bigum. Bigum juga menguping pembicaraan mereka.

“Aku tidak akan menjelaskannya.” Laika kukuh dengan ucapannya.

Tetapi Yora terus memaksanya untuk mengatakan hal ini dengan jelas.

“Laika, dengarkan aku. Kesempatan kedua jarang sekali terjadi, meskipun itu ada. Jadi aku mohon sekali, jelaskanlah perkataanmu itu dengan sejelas-jelasnya.”

Terang saja Laika malu mengakui jika sebenarnya dia ada hati dengan Yora, walaupun Yora sudah mengetahui itu, tetapi Yora ingin suatu kejelasan mengenai mereka.

“Kamu itu pengecualian. Itu berarti kamu khusus, spesial. Aku rasa itu semua sudah cukup.”

“Khusus apa? Spesial apa? Apakah aku akan dimasukkan dalam penjara khusus dan spesial karena telah menciummu malam itu?”

“Iya. Aku akan memenjarakanmu di penjara khusus.”

“O ya? Kapan kamu akan membawaku kesana?”

“Kamu tak perlu jauh-jauh untuk menuju penjara khusus itu. Dia sudah berada dihadapanmu sekarang, saat ini.” Tanpa sadar Laika menunjuk dadanya, yang artinya hati.

“Hm, kalau begitu, kapan aku masuk kesana?”

“Kamu sudah berada di dalamnya. Maka dari itu aku minta tolong kepadamu.. tolong, tolong bawa aku kabur dari Buckger. Hanya kamu yang bisa menolong aku. Aku tidak tahu harus bagaimana lagi, aku tidak tahu harus kabur kemana, aku tidak tahu harus minta tolong pada siapa lagi.”

“Dengan kata lain, kamu ingin pergi bersamaku apapun resikonya?”

“Jika memang seperti itu aku tidak bisa memilih.”

“Bagaimana kamu tahu aku seseorang yang tepat untuk membantumu kabur dari Buckger? Bagaimana jika aku malah membawamu kepada kerajaan Aserlatus?”

“Jika itu yang kamu lakukan terhadapku, aku tidak akan pernah memaafkanmu dan aku akan melepaskan kamu dari penjara khususku. Tentunya aku sedang tidak hanya sekedar ‘bermain’. Aku bermain dengan sungguh-sungguh sampai aku menjadi pemenang dalam permainan ini. Bukankah begitu, Yora?”

“Lalu kapan kita akan kabur?” itu tandanya Yora juga serius dengan ajakan Laika.

“Besok malam, tunggu aku dimuseum, jangan bawa kuda ke dalam istana. Aku yakin kalian lebih bisa mengatur siasat dari pada aku. Aku akan menemui kalian saat yang lain sedang tertidur.”

“Sudah bolehkah aku masuk kedalam?”

Laika langsung membukakan pintu untuk Bigum.

“Bukankan sekarang museum dijaga ketat oleh beberapa penjaga?”

“Tunggu aku dibelakang museum, dari kamarku ada jalan rahasia menuju ke dalam museum. Nanti aku akan cari cara agar pengawal mengalihkan perhatian.”

“Kita akan menanggung resiko yang besar!”

“Semua pekerjaan yang dilakukan mempunyai resiko baik kecil maupun besar. Apakah kode untuk kami?”

“Ketika pengawal sudah mengalihkan perhatian mereka, aku akan langsung menghampiri kalian, seharusnya kalian yang siap siaga.”

“Putri, kamu yakin akan melakukan ini? Bukankah kamu ingin menjadi Natalie selanjutnya untuk Buckger?”

“Ya tapi bukan begini caranya. Aku tidak akan mengorbankan hatiku untuk hal semacam ini. Aku tidak akan membuang cinta yang ku punya. Sangat bodoh jika aku melakukan hal itu semata-mata karena Buckger. Masih ada solusi lain, jika memang itu solusi satu-satunya, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.” Kalimat ini berat dikatakan oleh Laika, karena kini ada Yora disisinya.

“Pasti ada jalan keluar lain untuk ini, aku yakin itu.” Yora juga sependapat dengan Laika.

“Jika memang seperti itu, sebaiknya sekarang kita berkemas, karena kita akan melakukan sesuatu yang sangat berbahaya dan penuh tantangan.” Bigum mulai membereskan barang-barang miliknya.

Tidak memperhatikan Bigum, Yora dan Laika keluar dari tempat persembunyian itu. Melihat situasi yang aman, Yora tidak akan melewatkan kesempatan ini. Dia langsung memeluk erat Laika. Dia tidak ingin gadisnya jatuh ke tangan Aserlatus yang hanya menginginkan imbalam dari Buckger. Bagaimana pun mereka membalas perasaan satu sama lain.

“Aku tidak akan membiarkanmu jatuh ke tangan mereka, meskipun aku harus menukarnya dengan nyawaku.”

“Nyawamu terlalu berharga buat gadis seperti aku, Yora.”

“Aku berjanji, akan membuatmu bahagia. Dan aku berjanji akan membawamu jauh dari Aserlatus.  Aku tidak akan mau dan tidak akan pernah melepasmu walau apapun yang terjadi.”

Laika memandang wajah Yora dalam-dalam, “Aku akan membalas semuanya. Miliki hatiku sepenuhnya, aku tidak akan membagi hati ini kepada siapapun. Tapi tindakan kita memiliki resiko yang besar. Dan usia kita masih sangat muda!”

“Aku yakin kita bisa bertahan. Percayalah padaku, sekarang kamu harus bersiap dan kembali ke istana. Jangan tinggalkan jejak apapun saat kabur. Kami akan menunggumu di belakang museum besok malam. Jangan terlalu lama, aku sebenarnya sangat khawatir.”

“Iya, pasti. Kita akan buka dunia baru bersama. Kalau begitu aku kembali ke istana.”

Yora sempat mencium keningnya.



Keesokan malamnya, Bigum dan Yora sudah menunggu dibelakang museum. Ditempat ini memang gelap dan luput dari penjagaan. Tetapi di dalam istana Laika mendapat kesulitan untuk keluar karena di area kamarnya ada Bibi Korsa yang sedang mengawai para pelayan bekerja di lorong.

Gawat! Jika seperti ini kapan aku bisa keluar? Jika aku loncat lewat jendela, pasti penjaga akan melihatku. Aku harus bagaimana? Tidak mungkin aku meminta bantuan Lubin, pasti dia akan melaporkan aku kepada Raja.

Laika mengintip keluar kamar dan Bibi Korsa semakin menjauh, tetapi masih berada di lorong itu. Pikiran Laika sudah melayang kepada Yora dan Bigum yang sudah pasti menunggunya dari tadi. Laika duduk sebentar di tempat tidur lalu berpikir bagaimana cara ia keluar.

Sementara itu Yora dan Bigum sudah lama dan cemas menunggu Laika yang tak kunjung datang.

“Dia niat kabur ga sih?”

“Sabarlah adikku, aku yakin dia mendapat kesulitan saat kabur dari istana.”

“Kita akan bawa dia kemana? Kita tidak punya kuda. Yang kita punya hanya unta, dan unta hidup di tempat yang gersang. Dan unta larinya tidak secepat kuda. Dan  wilayah Buckger ini sangat luas, tidakkah kamu ingat itu wahai saudaraku?”

“Mungkin kita akan menuruni jurang?”

“Kamu akan membutuhkan tali yang super panjang, karena jurang itu benar-benar amat dalam.”

“Atau kita bersembunyi didalam rumah pohon untuk sementara waktu?”

“Jangan bodoh, pengawal istana pasti akan menemukan kita ditempat mudah seperti itu.”

“Pelankan sedikit suaramu, atau kita akan ditangkap karena menunggui Laika disini.”

“Omong-omong, kenapa kamu memanggil Putri dengan namanya? Bukankah itu suatu pengkhianatan?”

“Dia yang memintaku seperti itu. Jadi bukan salahku.”

“Jadi siapa yang menang taruhan?”

“Disaat seperti ini kamu masih memikirkan taruhan? Astaga, ini sebenarnya bukan untuk dipertaruhkan.”

“Mudah saja, jangan sampai dia tahu. Dengan begitu, tidak akan jadi masalah. Kenapa dia tidak keliru memanggil nama kita? Wajah kita sama, dan seharusnya dia keliru.”

“Dia diciptakan hanya untukku, jadi dia tidak akan mungkin keliru mengenali aku. Yang jelas aku lebih tampan darimu.”

“Kamu serius akan mempertaruhkan nyawamu itu buat dia?”

“Pernahkah aku berkata yang tidak serius selama ini? Seharusnya kamu tahu aku, Bigum.”

“Ya, aku tahu itu. Tapi kamu belum pernah seperti ini sebelumnya. Bagaimana kamu tahu jika dia memang tercipta untukmu? Bahkan aku tidak tahu apakah dunia ini tercipta untuk kita.”

“Aku tahu begitu saja, kenapa memangnya?”

“Tidak, aku hanya ingin bertanya saja. Aku tidak mau kamu salah pilih. Kita ini dengannya datang dari latar belakang yang berbeda. Dia itu murni seorang Putri kerajaan, sedangkan kita? Tidak jelas datang darimana. Tidak ingatkah kita diusir dari keluarga kita? Bahkan aku tidak ingat kita ini besar karena siapa. Atau mungkin kita bayi ajaib yang bisa langsung besar tanpa banyak makan?”

“Tanpa banyak makan? Lihatlah tubuhmu yang sehat, setiap hari kita hanya makan daging.”

Kemudian para penjaga museum lari dari pos jaganya. Bigum dan Yora bersiap jikalau bukan Laika yang datang.

“Teman-teman, cepat! Kita harus segera kabur!” Laika datang dengan pakaian yang lusuh.

“Kenapa lama sekali?” tanya Bigum dengan nada protes.

“Tidak ada waktu untuk bercerita, sekarang bawa aku ke rumah pohon yang kemarin. Karena Cuma tempat itu yang paling aman untuk kita sekarang.”

Mereka bertiga kembali lagi ke rumah pohon dan bemalam disana.

Setelah malam habis dan berganti dengan pagi, Laika masih saja merasa bersalah kepada tanah kelahirannya.

“Aku merasa tidak bisa meninggalkan Buckger, tetapi aku tidak mau diambil kerajaan Aserlatus.”

“Laika, kamu harus bisa tentukan sikap! Jadilah personal yang tegas.”

“Yora, kamu tidak mengerti! Aku ini Putri yang pertama yang lahir di Buckger. Dan aku harus jadi Raja menggantikan ayahku.”

“Lalu, Pangeran Lubin?”

“Bigum, mungkin aku setelah dia. Aku juga tidak tahu bagaimana, karena baru sekali ini kerajaan memiliki 2 penerus. Sebelumnya semua anak tunggal, dan sekarang hanya aku dan Lubin yang bersaudara.”

“Jadi, intinya kita akan kabur atau tidak. Begini deh, kita Cuma punya 2 opsi. Kabur sejauh mungkin dari sini atau kita menghadapi perang melawan Aserlatus. Hanya itu yang bisa kita lakukan.” Bigum memberikan 2 opsi atau pilihan.

“Kita, melawan Aserlatus? Aku bahkan tidak bisa membayangkan hal itu akan terjadi. Aserlatus adalah kerajaan yang besarnya 3x lipat dari Buckger. Kita mau melawan menggunakan apa? Senjata yang ada dimuseum? Itu tak berarti apa-apa.”

“Atau kita tukar saja Laika dengan seseorang yang mirip dengannya? Kita cari gadis yang identik dengan Laika, kemudian membayarnya untuk tinggal di istana dan Laika harus bertukar kehidupan dengan orang itu.” Yora memberi usul yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

“Bisa saja dilakukan, dan sekaligus memberikan keuntungan di 3 pihak. Buckger akan bisa terus bekerja sama dengan Aserlatus, aku akan tetap bisa bebas, dan gadis itu akan hidup mewah. Tapi jika ketahuan, semuanya bisa tamat.” Laika juga tidak bisa menerima usul itu sepenuhnya.

“Tapi cari dimana? Menemukan seseorang dengan wajah yang mirip itu sulit. Mungkin saja dia ada diujung dunia? Iya kan?” Bigum protes lagi.

“Nah itu dia kesulitannya. Kapan utusan Aserlatus kemari, Laika?”

“Aku tidak tahu pastinya. Mungkin beberapa minggu lagi dari hari ini. Dan itu artinya waktu kita tidak banyak. Dan yang jelas aku tidak mungkin kembali ke istana. Bibiku yang jahat itu pasti akan menahanku, menjadikan ku sanderanya untuk Aserlatus. Dan aku tidak tahu Pangeran berpihak pada siapa. Aku tidak berani menanyakannya, aku tidak berani melanggar perjanjian diantara kita.”

“Baiklah, jika kita tidak jadi kabur hari ini, berarti kita harus mencari seseorang yang mirip dengan Laika. Jika tidak, kita kabur malam ini.”

“Yora, aku tidak setuju dengan usulmu. Mencari orang itu akan membuang-buang waktu kita.”

“Kenapa kita tidak bersandiwara saja? Kita tetap berada disini, dan aku akan memohon kepada Raja untuk menjadikan kalian pengawal pribadiku? Jadi saat aku ke Aserlatus, kalian akan tetap bisa ikut bersamaku.” Laika menawarkan usul lain. “Atau jika kalian tidak diperbolehkan ikut aku ke Aserlatus, kita buka semua kedok dan lawan Aserlatus bersama-sama.”

“Terlalu banyak opsi yang kita bicarakan, ini harus segera diputuskan.” Bigum malah bingung sendiri mendengar opsi yang terlalu banyak.

“Kamu akan dibutuhkan di Buckger, Laika. Aku setuju dengan usulmu yang terakhir.”

“Baiklah, kalau begitu kamu harus menyusun rencana ini dengan sebaik mungkin. Kita akan buat sandiwara yang sempurna dari ini.” Bigum mengantarkan Laika menuju pintu, tapi Laika ragu akan keputusannya.

“Apa lagi?” Bigum berdiri dibelakang Laika.

“Kamu ragu dengan keputusanmu?” tanya Yora.

Laika bingung menjawabnya, karena dalam hatinya ia ingin kabur tetapi akan sulit bagi dirinya untuk meninggalkan Buckger.

“Putuskanlah dulu, sebelum kamu melangkah keluar dari sini.” Yora memberi kesempatan terakhir buat Laika.

“Aku kabur bersama kalian.” Dengan yakinnya Laika berbalik dan mengatakan hal itu. “Aku mau kabur saat ini juga, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan setelah ini. Yang jelas aku ingin pergi jauh dari sini.”


bersambung . . . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar