Jumat, 24 Februari 2012

BUCKGER -3-


βϋϗϕέπ
7 hari sudah Laika melarikan diri dari Buckger. Dan prajurit dari Buckger serta Pangeran Lubin sudah mencari Laika tapi tak menemukannya atau tidak bisa menemukannya. Pangeran Lubin tidak berani kembali ke kerajaan, karena Raja pasti akan sangat marah kepadanya karena tidak bisa membawa adik semata wayangnya pulang. Padahal saat ini Lubin sudah tidak berada diwilayah Buckger lagi. Dia sudah berada di kawasan kerajaan antah berantah. Sepertinya Pangeran tahu mengapa adiknya yang cantik itu kabur. Pasti karena misi yang dibawa oleh pengembara itu sudah terdengar sampai ke telinganya.

“Pangeran! Kami sudah mencari ke segala penjuru mata angin, tapi tidak ada tanda-tanda dari mereka.”

“Mereka?”

“Tuan Putri kabur bersama 2 orang pengembara kembar.”

“Pengembara yang waktu itu sempat bertengkar dengan Tuan Putri maksudmu?”

“Iya Pangeran! Ada dugaan bahwa mereka menculiknya.”

“Diculik?!” mendengar hal itu, Pangeran semakin panas hatinya. “Jangan kembali ke istana sampai kita bisa membawa mereka pulang!! Kita lanjutkan pencarian ini!” dengan kudanya, Pangeran Lubin mencari dan terus mencari adiknya.

Dari pagi berkabut hingga malam Pangeran Lubin tidak henti-hentinya mencari Laika. Sebenarnya, ketika Pangeran Lubin tahu Kerajaan Aserlatus akan mengambil adiknya sebagai permaisuri, dia orang pertama yang tidak setuju dengan usulan itu. Karena merasa tidak punya kuasa apa-apa dan menganggap Laika tidak mengetahui apa-apa, dia tidak mengungkap hal itu. Dan dalam pencariannya ini Pangeran Lubin mau menolong Laika untuk tidak diambil kerajaan Aserlatus dengan mencarikan seseorang yang mirip dengan adiknya itu. Pemikiran yang sama ketika si kembar dan Laika berdebat. Lubin memiliki teman yang sangat mirip dengan Laika, dan terpaksa dia akan meminta tolong pada temannya itu jika dia tidak dapat menemukan Laika.

Karena merasa letih, mereka istirahat disebuah kedai minuman di tengah-tengah padang rumput yang hijau. Malam ini mereka akan istirahat disekitar kedai itu dan pagi-pagi sekali akan melanjutkan perjalanan mencari Laika dan si kembar. Tetapi mungkin semua ini sudah diatur, Laika dan si kembar juga ada di kedai itu, tapi dalam penyamaran mereka.

“Hei, itu bukannya…” Bigum memberi isyarat kepada yang lainnya.

Mengetahui itu, Laika semakin menunduk takut sekali jika Kakaknya melihat dia menyamar sebagai anak laki-laki berusia 15 tahun.

“Tenang saja, tidak akan ketahuan. Kamu benar-benar seperti kami.” Ucap Yora sekalin mengejek Laika.

Pangeran Lubin menghampiri mereka untuk bertanya jikalau mereka melihat Putri Laika ada disekitar sini.

“Hey kalian bertiga!” tapi pemilik kedai keburu mencegah Pangeran bertanya lebih lanjut.
“Percuma saja Pangeran, mereka bisu dan tuli.”

“Tapi aku tadi melihat mereka berbicara!”

“Iya, mereka berbicara dengan bahasa isyarat, dan aku pun tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Salah satu diantara mereka buta. Mereka datang dari negeri yang jauh rupanya, lihat saja gaya berpakaian mereka. Aneh.”

“Apa satu diantara mereka seorang gadis?”

“Tidak, mereka hanya 3 anak laki-laki remaja. Mungkin mereka terpisah dari anggota keluarga mereka. Apa Pangeran butuh penginapan malam ini?”

“Tidak jadi! Aku harus jauh-jauh dari mereka. Mereka pasti bawa penyakit.”

“Sebenarnya ada apa Pangeran membawa pasukan banyak seperti itu?”

“Aku mencari Putri Laika, dia sudah menghilang dari istana semenjak 7 hari yang lalu. Aku sebagai Kakaknya harus menyelamatkan dia. Mungkin kamu sudah mendengar tentang kemauan kerajaan Aserlatus?” tanya Pangeran Lubin kepada orang tua pemilik kedai ini.

“Beritanya sudah kemana-mana Pangeran. Benarkah adikmu Putri Laika itu cantik dan mempesona?”

“Ya, itu benar sekali. Tetapi dia masih 15 tahun dan aku tidak mengijinkan dia menjadi permaisuri dari putra mahkota kerajaan Aserlatus. Aku menentang hal itu.”

“Baiklah, semoga kalian segera menemukan Putri Laika.”

Pangeran Lubin meninggalkan  kedai minuman itu dan mencari tempat bermalam yang lebih layak.

Laika, Yora, dan Bigum saling melempar pandangan. Mengeluarkan sejumlah uang untuk membayar tagihan di kedai itu dan langsung mengejar Pangeran Lubin dengan kuda mereka. Mereka bertiga langsung mencegat rombongan Pangeran Lubin. Yang pertama kali maju adalah para pengawal dan juga prajurit melindungi Pangeran. Laika menunjuk Lubin dan memintanya naik ke kudanya. Masih dalam pakaian yang tidak jelas dan juga menutupi wajah, Lubin menuruti apa mau Laika.

“Jangan lakukan apa pun sebelum ada perintah dariku!” teriak Pangeran kepada anak buahnya.

Hari yang gelap membuat semuanya berjaga, Yora dan Bigum tetap menjaga semua
pengawal itu. Menghadang mereka dengan masing-masing pedang yang mereka bawa.

“Katakan maumu apa, jangan lukai mereka. Aku akan berikan apa yang kamu inginkan.”

Laika menyandera Kakaknya dan mengajaknya agak masuk ke semak-semak meninggalkan kudanya.

“Aku tidak inginkan apa-apa.” Laika berbicara menggunakan suara mirip laki-laki.
“Jauhkan belatimu dari leherku, aku tidak mau terluka.”

Laika menyimpan belatinya, lalu membuka tudung kepalanya. Terkejutlah Pangeran melihat Laika yang menyanderanya.

“Ssssttttt, jangan berteriak!”

“Kamu tidak apa-apa kan?” Lubin langsung memeriksa tubuh adik semata wayangnya itu.

“Apa yang Kakak katakan di kedai tadi benar?”

“Benar! Aku tidak setuju dengan perjanjian macam ini! Malahan aku ingin menggantimu dengan seseorang yang mirip denganmu!”

“Ada? Kami juga sempat terpikir dengan usul itu.”

“Kenapa kamu kabur dengan mereka?”

“Aku sudah lama berteman dengan mereka. Dan aku menjalin hubungan spesial dengan salah satu dari mereka. Karena Cuma mereka yang bisa aku percaya. Ingat malam kamu temukan aku di museum? Aku baru saja setuju ikut permainan mereka. Yora, mencium pipiku malam itu sebagai jaminan. Dan aku tidak bisa berhenti, maka aku melanjutkan permainan ini bersama mereka. Dengan Kakak mengetahui ini, Kakak juga masuk dalam permainan kami, dan jangan sekali-kali Kakak memberitahu hal ini kepada siapapun. Kakak pihak keempat yang mengetahui hal ini.”

“Apa?”

“Tidak ada waktu untuk menjelaskan. Yang jelas sekarang Kakak harus membantu kami bertiga dalam menghadap Aserlatus. Kakak mengerti kan?”

“Jadi kamu tidak diculik?”

“Tidak, itu sama sekali tidak benar Kak.”

“Sekarang, kamu akan pulang?”

“Tidak mungkin Kak. Kakak harus menemukan gadis yang serupa denganku lalu memberikannnya kepada Aserlatus. Baru aku akan kembali dalam penyamaran ini.”

Mereka kembali dan Laika menjadi anak laki-laki lagi.

“Turunkan senjata kalian! Mereka tidak berbahaya. Sekarang kita lanjutkan pencarian, tinggalkan mereka!”

Yora dan Bigum memberi isyarat kepada Lubin, Lubin pergi dan meninggalkan Laika sementara bersama mereka.

“Apakah dia bisa dipercaya?” tanya Bigum ragu.

“Kalian percaya saja kepada kakakku. Dia bukan pribadi seperti ayahku, dia lebih mirip mendiang ibuku.”

“Kalau begitu, ini sudah malam. Kita mau tidur dimana?”

Mereka kembali ke kedai itu lagi dan bermalam disana.



Putri Laika gadungan sudah berada di istana beberapa hari kemudian. Semua orang percaya jika yang dibawa pulang oleh Lubin itu adalah Laika yang asli. Karena mereka benar-benar mirip. Tetapi ada yang berbeda, mata Laika gadungan ini nampak lebih sipit dibanding yang aslinya. Lubin sudah memberikan pengarahan kepada Laika gadungan ini dan dia dibayar mahal untuk ini. Jelas saja putra mahkota dari kerajaan Aserlatus tidak mengetahui hal ini, tahu apa mereka tentang Laika? Bertemu saja tidak pernah. Tetapi Korsa mencurigai Laika gadungan ini, Lubin berusaha menutupi kekurangan Laika gadungan ini dengan tetap berada disampingnya ke mana pun dia pergi. Karena ini mempunyai resiko yang besar jika sampai terbongkar.

“Haruskah aku belajar tata krama lagi bersama Miss Andrea?”

“Ya, harus! Karena Laika yang sekarang sangat sopan. Dan berusahalah agar matamu tidak terlihat sipit. Karena Laika itu mempunyai mata yang lebar.”

“Tuhan…tidak bisa aku mengubahnya seperti itu. Lagi pula selama aku berada disini, orang itu selalu saja memperhatikan aku dari jauh.”

“Itu Bibi Korsa namanya, jangan dekat-dekat dengannya. Dia orang yang jahat, musuh dibalik selimut. Laika sangat membencinya dan selalu menghindari konflik dengannya. Jadi jika dia mencemooh atau berbicara hal-hal yang kurang berkenan, abaikan saja. Jika kamu melawannya maka kedokmu akan terbongkar dan tamatlah riwayat kita.”

“Iya, kamu tenang saja. Asal aku bisa menikah dengan putra mahkota itu, aku sudah sangat berterima kasih.”

“Sekarang kita jangan membuang waktu disini. Aku tidak mau Bibi Korsa menghampiri kita. Lebih baik sekarang kita temui Miss Andrea di dalam kelas.”


Di tempat lain, Laika yang asli dan si kembar menunggu saatnya kembali ke istana. Mereka kini berada di wilayah antah berantah dan membangun sebuah gubuk kecil. Disanalah mereka tinggal untuk sementara waktu. Sederhana. Itulah yang tergambarkan dari situasi ini. Hanya makan hewan buruan yang tidak bergizi dan ditemani baju compang camping. Sebenarnya Yora sendiri iba dan kasihan melihat seorang putri kerajaan hidup seperti ini. Tapi Laika, menerimanya dengan ikhlas dan tabah. Seminggu, sebulan, setahun, akhirnya sampai empat tahun mereka bertiga tinggal digubuk itu. Bukan waktu yang singkat memang, tetapi ini adalah pengalaman yang membuat Laika senang mengenal kehidupan di luar istana. Sekarang dia maupun si kembar menjadi personal yang jauh lebih baik dibanding ketika mereka baru tiba disini. Laika tumbuh dengan baik meskipun jauh dar pengawasan sang kakak, Bigum dan Yora menjadi laki-laki yang baik dan selalu melindungi Laika. Begitu juga dengan hubungan Laika dan Yora, mereka bisa membina hubungan itu menjadi jauh lebih serius.

Karena Laika hidup di antara 2 lelaki, maka tak ayak dia pun menjadi tak sefeminim dulu lagi. Berburu adalah keahliannya sekarang, dan dia tidak takut kegelapan. Yang ia takuti hanya satu, kehilangan Yora dan juga Bigum. Maka tahun inilah, tepat disaat usia mereka menginjak 19 tahun mereka memutuskan kembali lagi ke Buckger. Tapi mereka sama sekali tidak tahu bagaimana keadaan Buckger saat ini, Laika tidak tahu apakah ayahnya masih hidup atau tidak. Seiring perjalanan menuju Buckger, Bigum iseng bertanya kepada pemilik kedai yang sempat mereka singgahi dulu. Si tua dulu sudah meninggal, kini digantikan dengan anaknya.

“Pernah mendengar nama kerajaan Buckger?”

“Kalian ini siapa?”

“Kami hanya pengembara, kami ingin ke Buckger.”

“Kerajaan Buckger? Tidak ada yang spesial disana.”

“Maksud kamu apa?”

“Semenjak Putri Laika dibawa oleh Kerajaan Aserlatus, Buckger menjadi tidak spesial lagi. Rajanya tewas karena sakit-sakitan anaknya dibawa paksa oleh Aserlatus, kini Pangeran Lubin yang menjadi raja disana.”

“Raja tewas? Kapan?” Bigum yang mendengar informasi itu terkejut.

“2 tahun yang lalu. Dan yang aku dengar, adik iparnya menghilang bersamaan dengan tewasnya raja. Ada wacana jika Raja tewas bukan karena sakit, tapi karena diracun oleh adik iparnya sendiri. Itu berita yang beredar. Memangnya kalian ada keperluan apa mau datang ke Buckger yang sudah mati itu? Hey, dengarkan. Disana sudah tidak semakmur dulu, rakyat kecil susah mendapatkan makanan dan air. Bahkan beberapa waktu yang lalu ada wabah mematikan disana. Tidak ada seorang pun yang mau berkunjung ke sana lagi. Raja yang baru pun rupanya belum siap untuk menjadi Raja. Buktinya rakyatnya tidak makmur.”

“Terima kasih untuk infonya. Ini imbalan karena kamu sudah memberikan informasi kepada kami.”

Garis wajah Laika terlihat tegang, fisiknya  sekarang memang seperti laki-laki. Tetapi hatinya masih Laika yang dulu. Dan itu semua Yora yang mengajarkannya padanya. Laika segera melakukan perjalanan ke Buckger untuk membuka permainan yang selama ini dimainkan oleh 5 orang; dirinya, Yora, Bigum, Lubin, dan si Laika gadungan, Imelda. Laika berharap rakyatnya akan percaya bahwa inilah Laika yang asli. Dan dia akan benar-benar menindak tegas Bibi Korsa yang sudah membunuh ayahnya.
βϋϗϕέπ
10 hari perjalanan, akhirnya mereka bertiga tiba kembali di Buckger tercinta. Mengenaskan, kekeringan, kelaparan, dan kemiskinan. Laika yang melihat itu langsung berusaha menemui kakaknya. Tetapi selama ini sudah ada pergantian prajurit, jadi Laika tidak bisa masuk kedalam istana.

“Kalau begitu panggilkan Lubin. Bilang ada yang ingin bertemu dengannya!” perintah Laika kepada kedua prajurit baru itu.

“Siapa yang akan menemuinya?”

“Katakan saja Yora dan Bigum. Aku akan menunggunya disini.” Laika turun dari kuda dan menunggu kakaknya.

Tak lama kemudian keluarlah seorang Raja yang tinggi dan kurus. Itulah Raja Lubin. Tidak banyak basa-basi, Laika, Yora, dan Bigum digiring masuk kedalam istana.

“Ini lebih mirip bangunan tua dibandingkan sebuah istana.” Ucap Laika ketika masuk kembali kedalam istana.

Banyak sarang laba-laa dimana-mana, kecoak, tikus, dan serangga lainnya. Miris kelihatannya memasuki istana yang dulunya megah sekarang tak lebih menjadi sarang binatang pengerat.

“Kakak, apa yang terjadi?”

“Ayah sudah tidak ada, dan beginilah istana ini sekarang. Banyak rakyat yang mati karena wabah, kemiskinan dimana-mana.”

“Ceritakan padaku, Kak Lubin. Apa yang sebenarnya terjadi setelah aku pergi?”

“Aku menemukan gadis itu yang bernama Imelda. Dia benar-benar duplikat darimu Laika. Ketika Kerajaan Aserlatus kemari tidak lama setelah itu, Imelda menjadi permaisuri disana. Tetapi Aserlatus berkhianat pada kita Laika! Dia ambil Imelda, bukan untuk dijadikan sebagai permaisuri! Tetapi dijadikan budak disana! Kakak tidak terima hal itu! Kakak mencintai Imelda! Kakak tidak terima hal itu!” Lubin membanting cangkir usang ke lantai.

“Budak? Apa maksud dari semua ini?”

“Selama ini Aserlatus iri kepada kita karena kita bisa membuat rakyat sejahtera dan makmur. Dan ini semua hanya akal-akalan Aserlatus saja. Setelah itu banyak rakyat kita khususnya perempuan yang dijadikan budak disana. Kakak tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Ayah sudah tiada, kakak tidak mengusaia taktik perang dengan baik. Dan Korsa…dia yang telah membunuh ayah kita! Dia yang telah membunuh Raja Buckger! Tuhan….!!!! Aku memotong lengan dan kakinya, aku biarkan dia hidup. Dengan kondisi seperti itu, dia bisa apa lagi?”

Mendengar penjelasan itu si kembar memasang wajah masam, mereka tidak menyangka Pangeran Lubin bisa sekejam itu terhadap Bibinya sendiri.

“Astaga, Korsa itu adik Ibu…Ibu pasti…”

“Tidak ingatkah kamu dia hanya parasit ditubuh Ibu? Dia hanya seorang saudara angkat, Ibu mengangkat dia sebagai adik hanya karena kasihan melihat Korsa menjadi budak di Aserlatus!”

“Bibi Korsa dari Aserlatus? Aku tidak pernah tahu hal itu.”

“Mungkin ada satu hal yang tidak kamu ketahui Laika…Ibu berasal dari tanah Aserlatus. Dia kabur dari sana demi ayah, sehingga pihak Aserlatus tidak mau mengakui Ibu sebagai warganya.”

“Ibu apa? Hanya rakyat biasa kan?”

“Ibu berbohong padamu! Ibu adalah seorang putri Aserlatus! Maka dari itu, sebenarnya selama ini Aserlatus dendam kepada kita. Musuh dibalik selimut!”

Semuanya jadi terkejut, tidak menyangka jika mereka akan disambut hal seperti ini ketika pulang. Mendengar semua itu, Laika sudah tidak bisa dendam lagi kepada Aserlatus. Misi yang ada dihatinya Cuma menginginkan kedamaian di Buckger juga di Aserlatus.
“Apa mereka tahu, Imelda adalah Laika gadungan?” tanya Bigum.

“Jelas mereka tidak tahu, dan setiap ada laporan yang masuk ke sini, mereka masih memanggilnya Putri Laika.”

“Berarti kita masihada kesempatan untuk membuat Aserlatus jera. Tapi aku tidak bisa memberikan perintah, karena Kakak adalah Raja disini.”

Lubin mencopot mahkotanya dan memakaikan di kepada Laika. Lubin, Bigum, Yora bersujud memberi hormat kepada Ratu Laika. Siap tidak siap Laika harus menjadi seorang Ratu baru di Buckger.

“Kakak serahkan tahta kepadamu, Kakak yakin Laika lebih bisa menggunakan tahta ini dengan baik dan benar. Sekarang ayo kita membuat deklarasi dihadapan semua rakyat kita yang tersisa.”

Mereka berempat keluar menuju balai pengangkatan.

“Wahai rakyatku, berkumpullah…aku tahu kalian pasti inginkan Buckger berjaya seperti dulu lagi. Maafkan aku tidak bisa menjadi raja yang baik bagi kalian. Tapi rusa yang asli sudah datang, Putri Laika yang asli sudah pulang dari pengembaraannya selama 4 tahun. Sambutlah dia, Putri Laika Buckger yang akan membawa kita kepada kejayaan lagi.”

Semua rakyat tidak percaya jika yang berdiri dihadapannya ini adalah Putri Laika yang dulu. Karena setahu mereka Putri Laika sudah berada di Aserlatus.

“Dia pasti penipu!” ada seseorang yang berteriak seperti itu.

Laika ingat, dia yang berteriak itu adalah orang yang dulu memberinya roti enak itu.

“Berikan bukti jika kamu memang Putri Buckger yang asli!”

“Kamu yang berteriak disana, pernah memberiku sebuah roti isi yang lezat pagi itu. Dan kalian memanggilku Putri Buckger, bukan Putri Laika. Siapa yang tidak mengenal toko baju yang paling mahal disini? Milik Tuan Rodger, dan lalu kedai makanan lezat milik Nyonya Hannah di pojok sana. Siapa yang tidak mengetahui jika para prajurit amat menyukai hari libur. Terutama keluarga Nyonya Barbara yang selalu memberikan aku sebuah porsi besar masakan bebek ketika suaminya bertugas kembali ke istana? Apakah bukti itu belum cukup untuk membuktikan jika aku adalah Putri Buckger yang asli?”

Semua rakyat terdiam, kini mereka percaya jika yang ada dihadapan mereka ini adalah Putri Buckger yang asli.

“Dengan ini aku menyerahkan kekuasaan dan segala isi Buckger kepada Putri Buckger, Laika.” Lubin mengeluarkan pedangnya dan menaruhnya dia atas pundak Laika. Laika yang bersujud itu sudah bertekad akan mengembalikan Buckger menjadi seperti sedia kala.

Inilah Ratu Buckger, LAIKA.


bersambung . . . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar