Jumat, 17 Februari 2012

[golden circle] ~ part 4

cast : Lee Hong Ki - Nara - Jang Geun Suk - Key SHINee (cameo)



“Apa...kalian berpacaran?”

Hong Ki menggeleng pelan kemudian membawa Geun Suk ke dalam disusul oleh Nara dan juga orang itu.


“Sudah, sudah..terima kasih sudah mengantarkan Geun Suk pulang. Sekarang kalian bisa pergi dan biarkan aku yang mengurusnya.” Ujar orang asing itu. Dia juga mendorong—memaksa Hong Ki dan Nara untuk keluar dari rumah Geun Suk.

“Hong Ki, kamu mengenalnya? Sepertinya dia over protective dengan Geun Suk...”

Hong Ki menggeleng pelan dan mereka berlalu meninggalkan rumah abu-abu itu. “Mungkin itu kekasih yang Hyung ceritakan.”

“Eh? Apa saja yang kamu ketahui?”

“Aku tidak tahu apa-apa, hanya saja Hyung bilang tidak tertarik padaku, dia bilang sudah punya kekasih. Kamu jangan berfikir yang macam-macam ya!”

“Aniyo, aku sejak awal sudah tahu jika Oppa itu gay. Apakah malam itu, kamu tidak mengingatnya?”

Hong Ki menjawab, “Malam itu? Malam aku mabuk kah?”

“Iya! Waktu itu aku berpapasan dengan kalian di jalan, kamu menabrak bahuku pelan. Aku bahkan sempat berbicara dengan Geun Suk, dia memapahmu...ku perhatikan cara dia membawamu, dari gesturenya juga aku tahu dia bukan laki-laki normal!”

“Ish!” Hong Ki mengipasi wajah Nara dengan tangannya. “Hey hey apa yang sedang kamu bicarakan! Cepat pulang sana, besok kita bertemu lagi di sini!”

“Hong Ki!” panggil Nara. “Besok bertemu lagi? Buat apa?”

“Apa kamu tidak ingat project baru band kita, kita akan membuat lirik bersama!”
Nara berfikir sejenak, namun hendak memanggil Hong Ki, bocah itu sudah menghilang.


***

Jang Geun Suk’s Scene

Ku rasakan hangat di sebelahku, ku fikir aku sedang tidur dengan Hong Ki tapi saat ku buka mataku......

YA ~ ! Sedang apa kamu disini!? Apa yang kamu lakukan?!”

“Geun....” ku dengar dia menggeliat saja, sambil memelukku di tempat tidur.

“Pergi, pergi! Aku tidak mau menemui atau tidur denganmu lagi!” aku menarik kaki orang itu dan menyeretnya di lantai.

“Jang Geun Suk!!!” bentak orang itu padaku.

“Aku kembali untukmu! Maafkan aku!” dia menyembahku hanya dengan celana boxer yang melekat di badannya.

“Dengarkan aku, Kim Ki Bum! Kita sudah putus dan aku kan sudah berkali-kali katakan jika jangan pernah lagi kembali ke rumahku!”

Aku marah sejadi-jadinya, ku raih pakaiannya dan kopernya tentu saja menyuruhnya ia pergi dari rumahku ini.

“Kenapa? Kenapa begitu marah denganku?”

“Seharusnya kamu tahu kenapa aku begitu marah padamu! Aku membencimu!”

Kim Ki Bum, atau yang lebih di kenal dengan sebutan Key itu merangkul kaki ku, “Ku mohon, kita bisa melakukan semuanya dari awal lagi!”

“Sudahlah Key, sudah...aku ingin memulai hidup baru bersama orang-orang baru juga. Jadi mengertilah, kemasi semuanya, pergilah dan jangan pernah kembali.” Ku katakan dengan lembut kepadanya. Aku benar-benar masih sakit hati dengan perbuatannya beberapa bulan yang lalu.


:: Flasback ::

“Suk-ah maaf aku tidak bisa datang ke cafe malam ini, tiba-tiba aku ada acara mendadak!”

“Key! Acara apa yang lebih penting dari pada acaraku!?”

“Sudahlah, aku akan jelaskan besok saja! Aku janji besok akan datang kerumahmu! Tapi tidak untuk malam ini! Aku benar-benar minta maaf!”

“Ke.....”

Belum sempat Geun Suk menyebut nama Key, tapi orang disana sudah buru-buru memutus hubungan teleponnya.

Tentu saja Geun Suk jengkel, karena malam ini adalah  pertunjukkan pertamanya untuk bermain di sebuah cafe bernuansa romantis. Geun Suk ingin sekali orang yang di cintainya, Key, juga melihat aksi perdananya itu. Namun keadaan berkata lain.

*

5 jam kemudian, Geun Suk benar-benar jengkel dan kadar moodnya sudah turun drastis. Ia meninggalkan cafe dan dengan rasa kesal sekaligus penasaran dengan apa yang di lakukan Key malam-malam begini. Banyak fikiran-fikiran negatif yang menyelimuti otaknya.

Sesampainya di apartemen Key, pintunya tidak terkunci namun terdengar suara desahan dari dalamnya. Geun Suk masuk dan dia tidak percaya apa yang ditemukan oleh kedua matanya.

Key sedang bercumbu dengan seorang perempuan, mereka setengah telanjang.

“Ini yang kamu bilang kesibukan mendadak?” ucap Geun Suk tidak jelas, jantungnya berdegup dengan kencang, bibirnya mengatup dan air matanya jatuh.

“Geun Suk!” buru-buru Key memakai bajunya dan menutupi gadis yang ia cumbu dengan selimut, namun Geun Suk sudah meninggalkan tempat itu. “Geun Suk!!” teriak Key memanggil sosok tinggi dan berambut gelombang itu, Geun Suk mengabaikannya.

:: Flashback End ::


“Tapi Geun Suk...setidaknya dengarkan penjelasanku dulu...”

Aku terduduk lemas sambil menunggu penjelasannya. “Sampaikanlah semuanya..”

Key meraih tanganku, “Malam itu, aku memang di panggil oleh Bosku..ia mengatakan proyek yang aku tangani goal, dia lalu berkunjung ke apartemenku..aku tidak tahu dia membawa anaknya! Kemudian, begitu saja, gadis itu mendekatiku lalu menciumku disana sini! Aku sudah berusaha menolaknya! Namun aku tidak bisa menguasai diri! Dan kemudian kamu datang...tapi...”

Aku tertawa kecut, “Kamu normal Key. Jadi, berhenti menghantui aku. Pergilah, pergi. Jangan pernah kembali lagi.”

“Maaf Geun Suk..” ucapnya dengan lirih, aku tidak ingin melihat wajahnya lagi. Rasa sakit itu masih membekas, sangat.

Jang Geun Suk’s Scene End.

***

Berkali-kali bocah berambut orange itu melirik jam tangannya, ia menunggu sosok mungil yang energik itu, Nara. Dari kejauhan nampak Nara yang berlari kesal menuju ke arahnya.

“Maaf, maaf....aku...baru..saja....” nafas gadis ini tersengal, ia membungkuk, sesekali berdiri mengatur nafasnya.

Ya ya ya...bicara yang benar! Aku tidak bisa mendengarmu dengan jelas!”

Tidak lama, terlihat 3 laki-laki bertubuh kekar menuju arah mereka.

“Kamu sedang di kejar oleh preman-preman itu?” tanya Hong Ki sambil menunjuk ke arah orang-orang itu.

Nara menoleh, namun tanpa kata dia menarik Hong Ki dan bersembunyi di balik sebuah banner yang lumayan besar.

“Di mana gadis tadi?” teriak salah satu dari mereka.

Nara dan Hong Ki membisu, hanya 3 meter dari preman-preman itu.

“Siapa mereka?” Hong Ki berbisik.

Nara hanya mengisyaratkan kepada Hong Ki agar tidak bersuara.

Diwaktu yang sama Key melintas di samping mereka dan memandang kedua orang itu dengan pandangan yang lumayan sinis. Begitu Key menyadari bahwa salah satunya adalah orang yang menggendong Geun Suk semalam, dia berteriak. “Hey kalian, apa yang kalian lakukan pagi-pagi di tempat ini? Sedang berbuat mesum?”

3 preman itu langsung saja menoleh ke arah Key berdiri, dengan cekatan Nara menarik Hong Ki dan kabur sejauh-jauhnya.

YA! Jangan tangkap aku! Aku tidak tahu apa-apa!” teriak Hong Ki pada 3 preman yang sedang mengejar mereka.

“Tangkap keduanya! Cepat!”

Nara dan Hong Ki sempat berputar-putar di kompleks perumahan itu sampai akhirnya mereka masuk tanpa ijin ke rumah Geun Suk.

‘BRAAK!’

“Hosh...hosh...hoshh~” keduanya langsung terkapar tanpa memperdulikan Geun Suk yang sedang membereskan tempat tidur.

“Kamu ini manusia atau robot!?” Hong Ki melepaskan tangannya dari Nara yang terbaring lemas itu.

“Bocah-bocah ini.....” Geun Suk menggumam lalu memukuli mereka satu persatu menggunakan map. “Masuk rumah orang tanpa permisi! Bagaimana jika aku sedang telanjang!?”

“Mi...anhae Oppa...~” ucap Nara sambil bangkit dan mengatur nafasnya. “Aku di kejar-kejar penagih hutang tadi...”

“Itu masalahmu, kenapa aku harus terlibat di dalamnya?” Hong Ki masih saja menggerutu karena kakinya serasa mau copot.

“Mianhae...mianhaeyo!”

Hong Ki baru ingat jika mereka sedang berada dirumah Geun Suk. “Mianhae Hyung, ini bukan salahku. Ah?” Hong Ki melihat raut wajah yang tidak biasa kali ini, “kamu kenapa? Habis menangis ya? Pipimu basah...”

Nara yang sesaat tadi masih mengatur napas begitu cepatnya sudah duduk di samping Geun Suk. “Oppa, apa yang terjadi denganmu?”

Geun Suk nampak lesu, kemudian yang mengejutkan adalah ia memeluk Nara. “Aku tidak apa-apa..” ucapnya berbisik.

“Hyung, apa temanmu yang semalam itu membuat masalah denganmu?”

Geun Suk tidak menjawab, Nara hanya memberikan isyarat agar Hong Ki tidak banyak bicara untuk saat ini.

*

Hari ini mereka hanya menghabiskan waktu di rumah Geun Suk untuk membuat lirik lagu yang menggunakan melodi milik Geun Suk.

“Nara,...hutangmu seberapa banyak kepada mereka?”

“Ah..itu,..” Nara memukul-mukul ujung pensilnya ke lantai, “Tidak banyak, namun tidak sedikit juga sih. Apa Oppa mau melunasinya untukku?”

Sebuah bantal tulang mendarat di wajah mungil itu, “Aku bertanya bukan berarti mau membayarnya! Cepat katakan!”

“500 rb Won..”

“Eh? Untuk apa kamu berhutang begitu banyak?” tanya Hong Ki yang rupanya ingin tahu juga.

“Kebutuhanku banyak, aku main dari satu cafe ke cafe lainnya. Penghasilannya sangat kecil, suatu saat aku bertemu orang kaya yang berkunjung ke cafe dan ia menawariku uang namun aku harus melakukan satu hal untuknya...”

Hong Ki dan Geun Suk masih mendengarkan dengan seksama.

“Dia bilang akan memberiku 3 juta Won jika aku mau tidur dengannya...”

“EH?” keduanya terkejut mendengar cerita yang sering beredar ini menimpa salah satu anggota band mereka.

“Lalu, apa kamu tidur dengan orang itu?” tanya Geun Suk.

Nara mengembalikan lemparan bantal tadi, “Enggaklah! Awalnya memang sempat kepikiran, namun tiba-tiba berubah.. saat sudah di hotel aku memberi orang itu obat tidur, ku campur ke dalam minumannya..saat dia sudah pingsan aku kuras semua isi dompetnya. Aku merasa bersalah sih, tapi ku fikir ini pembalasan...”

“Benar kamu melakukan itu? Lalu, kenapa kamu bilang itu hutang?” tanya Hong Ki yang merubah posisi tiduran menjadi bersila.

“Seharusnya kali itu aku hanya mendapatkan 250 ribu Won, namun aku mengambil 500...maka itu aku disebut berhutang olehnya!”

Tanpa sadar Geun Suk memandangi Nara dengan ‘perasaan’ yang lain.

“Lalu, apa kamu akan mengembalikan uang itu? Memangnya siapa sih orang itu?”

“Tentu saja tidak! Untuk apa aku mengembalikan uang yang tidak banyak itu kepada orang setajir itu! Aku sih tidak tahu siapa nama lengkapnya, aku tidak diberi kartu nama oleh orang itu...namun ku sempat ingat orang-orangnya memanggilnya dengan sebutan Tuan Hsu.”

Hong Ki kemudian tidak sengaja melihat ke arah Hyung-nya, dia sepertinya terpesona dengan gadis enerjik ini. “Ah Hyung!” Hong Ki menusuk lengannya dengan penggaris, “apa yang kamu lakukan sampai bengong begitu? Apa benar ingin melunasi hutang Nara?”

“Haish!” Geun Suk meraih penggaris itu lalu memukul kepala Hong Ki, “Tadi Nara kan sudah bilang itu bukan hutang! Orang itu saja yang mengganggap ini sebuah hutang! Lagi pula masa bodoh dengan Tuan Hsu itu, yang penting sekarang...teruskan apa yang kalian kerjakan!” bentaknya seperti menutupi sesuatu.

~`Hyung ini kenapa sih? Hari ini aneh sekali....~` batin Hong Ki.

***

Dunia fantasi penuh denganmu
Aku tak ingin membuka mata dan menerima kenyataan
Jangan tarik aku
Tetaplah seperti ini, Cinta
Memelukmu erat tak ‘kan kulepaskan
Walau langit runtuh sekali pun
Kita akan hadapi bersama~

Geun Suk yang menulis lirik itu, Nara sedang sibuk makan Ramen dan Hong Ki terlihat sibuk melatih skill gitarnya dengan memainkan lagu Narsha, I’m In Love.

“Hong Ki, apa kamu sedang jatuh cinta? Dari tadi yang aku dengar lagu-lagu bertema cinta yang kamu mainkan...”

Hong Ki melirik Nara dengan tetap memetik gitar milik Hyung-nya itu. “Kamu tidak perlu tahu!”

“Aku harus tahu! Aku leadernya di sini!!” saat itu juga Hong Ki berhenti memetik gitar dan Geun Suk berhenti mendentingkan pianonya.

“Mwoya?” ucap mereka bersamaan.

“Ke...kenapa? Memang benar kan? Aku yang mengajak kalian bergabung!”

“Ani, ani! Tidak ada leader, tidak ada pengikut!” protes Hong Ki. “Aku tidak mau di perintah oleh orang sepertimu!”

“Kenapa? Apa masalahnya?”

Geun Suk menjawab, “Kalau kamu leadernya, kami berdua juga leader. Kamu pengikut, kami berdua juga pengikut. Jadi jangan berfikir untuk memimpin kami.”

Hong Ki berjalan mendekati Geun Suk, dia mengintip lirik itu. “Hyung, kamu juga mencoba membuat lirik ya? Mana sini aku lihat!”

Geun Suk menahan mapnya, tidak memperbolehkan Hong Ki melihatnya. Namun bocah itu memaksa dan akhirnya mereka berdiri dengan memperebutkan map hijau itu.

YA ! bocah! Lepaskan map ku! Nanti saja lihat kalau sudah selesai!”

“Hyung, aku akan membacanya dalam hati saja!”

Nara bangkit membereskan Ramen yang tercecer di lantai, dia menuju dapur namun gara-gara Geun Suk juga Hong Ki yang memenuhi ruangan itu, tidak sengaja Hong Ki mendorong Nara sampai terjatuh.

‘BRUKKK!!’

Hong Ki memang berhasil mendapatkan map itu, namun apa yang terjadi? Geun Suk jatuh menimpa badan Nara dan tidak sengaja mereka berciuman di depan Hong Ki.

Mata itu bertatapan, mereka terkejut namun bibir mereka masih menempel.

“Ah, Hyung...mianhada...”

~`Ini tidak sengaja...namun...kenapa? Kenapa? Kenapa aku merasa kesal, apa aku memendam perasaan padanya?~`




* to be continue ~
[part 5]

4 komentar:

  1. eomma(?) gw kok jadi maho~ ._.
    bagus2.. teruskan.. jadi ini ceritanya jgs ntar robat jadi maho gegara nara? *analisis awal~* kkk
    lanjot!

    BalasHapus
  2. masih gw grepe" (?) Sunbae ,
    padahal awalnya ga gini maunya eh taunya jadi begini =p

    BalasHapus
  3. aigoo... kayanya ini critanya bener2 ga sesuai ama rencana awal yaa. tapi ga pa2 kalo jgs tobat. kasian cakep2 gtu lo jadiin cantik. part 5 6 7 8 9 10 nya cepetan yaa cuuuum kkkk

    BalasHapus
  4. wakaka udang .... lo gregetan amat yak wukakakakakakakak part nya banyak amat .... wkwk iya iya sabar dong ah

    BalasHapus