Sabtu, 18 Februari 2012

[golden circle] ~ part 5

cast : Lee Hong Ki - Nara - Jang Geun Suk



Beberapa jam kemudian.....

Jang Geun Suk’s Scene

Ku ketukkan jari-jariku di meja, kakiku duduk menyilang, sedangkan tanganku yang satunya menopang dagu sambil meraba bibirku.

~`Apa aku normal?~` batinku sambil tetap membuat bunyi-bunyian dari jariku di meja.

Beberapa jam yang lalu Hong Ki merebut mapku dan membuatku jatuh menimpa Nara, aku benar-benar tidak pernah seperti ini. Tidak sengaja, aku tidak sengaja mencium Nara... ~`Ah babo...~` spechless. Semuanya gara-gara Hong Ki, jika saja dia tidak merebut mapku...
[[ringtone Bigbang – No 1 berbunyi]]

Ponselku berbunyi, seseorang menghubungiku. “Ah, bocah ini....yeoboseyo?”

“Hyung! Emmm...maaf ya kejadian tadi semuanya gara-gara aku..”

Aku menghela nafas, “Okay, okay.” Jawabku seadanya.

“Eh Hyung, apa kamu tidak marah padaku?”

Aku sedikit terhuyung dalam dudukku mendengar pertanyaan itu. “YA~ tentu saja aku kesal denganmu! Aku jadi tidak enak pada Nara..apa kamu bertanya hal yang sama padanya?”

“Tidak sih, tapi tadi pada saat aku mengantarkannya pulang dia mengatakan sesuatu...”

Aku diam menunggu Hong Ki mengatakannya.

“Hyung? Are you still there?”

“Cepat katakan.”

“Nara...HAHHAHAHAH! Tanya sendiri padanya ya!” klik, Hong Ki mematikan ponselnya.

Setelah itu aku tidak menciptakan ekspresi aneh, tapi sudah jelas aku makin penasaran dengan apa yang di katakan Nara kepada Hong Ki..ku tengok jam, “Eh? Ini baru jam 7 malam?”
Ku raih mantel dan tas, aku akan ke suatu tempat malam ini. Tapi kejadian tadi sore masih melekat di ingatanku.

Jang Geun Suk’s Scene End

***

Sementara itu Hong Ki sedang berada di bar membantu ala kadarnya. Ia juga masih terbayang dengan kejadian tadi sore di rumah Geun Suk. Sampai saat ini perasaannya masih kacau, namun ia tidak tahu kenapa. Rasanya kesal, kesal sekali. Tapi tidak tahu harus kesal dengan siapa.

“Hong-ah, Ahjussi mau tanya sesuatu...kamu dengan orang berambut gondrong itu hanya teman kan?”

“Hm, Geun Suk maksudnya? Iya, kami satu band sekarang.” Jawab Hong Ki sambil terus mengelap gelas-gelas itu. “Ahjussi, apa menduga aku dan dia mempunyai ‘hubungan’ tertentu?”

“Jujur saja, Ahjussi adalah orang yang bertanggung jawab padamu saat kamu di luar rumah. Ibumu terlalu khawatir denganmu, sejak Ayahmu meninggal beberapa bulan yang lalu dia selalu menghubungiku 3 hari sekali hanya untuk menanyaimu.”

Ayah Hong Ki meninggal karena kanker paru-paru 5 bulan yang lalu, namun nampaknya Hong Ki tidak merasa kehilangan karena memang mereka tidak dekat.

“Aku dan Geun Suk hanya teman.” Tegas Hong Ki, namun saat ia mengucapkan ‘teman’ ada rasa yang lain yang ia rasakan.

Ahjussi kemudian meninggalkan Hong Ki sendiran.

~`Apa ini...tidak mungkin, aku normal normal normal! Sepertinya aku harus mengencani wanita setelah ini!~`

*


Nara’s Scene

Gadis berperawakan mungil itu lagi-lagi bersembunyi di balik papan kayu. Ia tidak bisa masuk ke gang kecil yang menuju kerumahnya itu. 3 orang preman yang tadi pagi menghadang di gang itu.

“Otteokhaji?” satu-satunya orang yang ia ingat adalah Hong Ki, maka ia hanya bisa menghubungi Hong Ki saat ini juga.

“Mworago?” jawabnya judes.

“Hong-ah...kamu dimana? Aku ingin bertemu!”

“Mau ngapain lagi? Apa tidak cukup melihat wajahku seharian ini?”

“Ah, tidak..aku hanya masih banyak memiliki waktu malam ini...kamu dimana? Cepat beritahu aku! Aku akan kesana secepatnya!” aku masih mengintip 3 orang kekar yang sibuk melihat ke sana kemari.

“Kamu ini aneh sekali, ya sudah kemarilah! Aku di klub malam.”

“Apa nama klubnya?”

“Nitez. Terlambat 10 menit ku tinggal!”

Aku segera menuju Nitez malam ini dengan harapan semoga 3 orang kekar itu tidak melihatku kali ini.

Sebenarnya aku masih bingung, kenapa Tuan Hsu itu tidak rela 250 ribu Won-nya aku ambil? Lagi pula, sepertinya orang itu banyak mempunyai uang dan tidak seharusnya ngotot seperti ini, jadi aku merasa seperti buronan jika di kejar terus-terus menerus seperti ini.

Tidak jauh dar Nitez aku sempat melewati sebuah toko aksesori, tidak sengaja aku melihat sosok itu; tinggi dan berambut gondrong bergelombang. “Ah Oppa?” hampir saja aku masuk ke dalam toko itu, namun aku memilih untuk mengintainya saja. Aku tidak tahu Oppa membeli apa, hanya saja bukan barang yang penting rupanya. Saat meninggalkan toko dia hanya membawa pulang bungkusan kecil, entahlah itu apa. Selangkah, dua langkah... “Aigo!” ku menepuk jidat, hampir saja aku lupa jika aku harus menemui Hong Ki...kenapa aku bisa sepelupa ini?

*

Baru kali ini aku datang ke klub malam seperti ini, biasanya aku main dari cafe ke cafe dan belum pernah main di klub malam seperti ini. Ku berjinjit mencari dimana letak kepala orange itu.

‘PLAK.’ Seseorang menepuk bahuku, “Aku disini!” ucapnya. Aku langsung menariknya untuk duduk.

“Ada apa? Apa kamu bertemu mereka lagi?”

“Bagaimana kamu bisa tahu Hong-ah? Aku tidak bisa masuk rumah, mereka menghadang di depan gang rumahku. Jadi, sepertinya malam ini aku tidak bisa tidur dirumah...”

Hong Ki melihatku sambil mendengus, nampaknya dia kesal denganku. Apa aku sebegitunya membuat jengkel dia? Aku juga tidak ingin merepotkan orang lain demi urusan ku ini..

“Lalu aku harus menolong apa? Membawamu kerumahku begitu? Ibuku bisa marah nanti..”

Aku sempat ingin mengucapkan nama Geun Suk, tapi tidak...setelah kejadian tadi sore aku jadi segan bertemu dengannya. “Apa kamu tidak punya teman wanita?”

“Pacar maksudmu?”

“Ah, ya semacam itulah!”

Hong Ki menggeleng, ku perhatikan orang ini memang manis tidak heran jika suatu saat Geun Suk bisa menyukai Hong Ki, namun setelah kejadian tadi sore...

“Eh, jangan bengong!” terasa Hong Ki memegang tanganku untuk membuyarkan lamunanku. “Ku carikan penginapan saja bagaimana? Tidak mungkin kan aku membawamu ke rumah Hyung kan?”

“Penginapan?” aku melihat klub ini keseluruhan. “Kalau aku tidur disini tidak bisa ya?”

“Kamu ini...sudah ayo ku carikan penginapan!” Hong Ki menarik tanganku.

“Tapi jika mereka menemukan aku bagaimana? Bisa-bisa kalian tidak menemuiku lagi!”

Sesaat sebelum aku dan Hong Ki mencapai pintu keluar, sepertinya Hong Ki berpapasan dengan seorang temannya...

Nara’s Scene End

***

“Hong-ah!” sapa Jason yang berpapasan dengan Hong Ki di pintu keluar.”

Hong Ki hanya menjabat tangan Jason, namun perhatian Jason tertuju pada gadis yang di gandeng Hong Ki, namun ia menunduk menyembunyikan wajahnya di punggung Hong Ki.

“Siapa itu?” tanya Jason kemudian. “Pacarmu?”

Entah apa yang terlintas di fikiran Hong Ki, dia menggangguk kemudian pamit pergi. Nara dan Hong Ki meninggalkan klub mencari penginapan dekat rumahnya.

*

“Itu tadi temanmu Hong-ah?”

“Iya, dulu teman satu bandku. Tapi belakangan ini aku jarang bertemu dengannya di kampus.”

Tangan Nara masih di genggam Hong Ki, “Hong-ah, buat apa kamu memegangi tanganku? Aku bukan anak kecil...”

Sadar dengan perbuatannya, Hong Ki segera melepaskan tangannya. “Sorry, ga sadar.”

Jawaban itu membuat Nara tertawa kecil, “Ga sadar? Aneh banget...”

Mereka menyusuri jalan pulang menuju rumah Hong Ki dan akhirnya Hong Ki meninggalkan Nara di sebuah penginapan kecil yang letaknya agak menjorok ke dalam.

“Sudah ya, semalam disini tidak mahal. Besok pagi jam 9 aku temui kamu lagi.” Ucap Hong Ki yang kemudian pergi.

Nara menarik tangan Hong Ki dan menatap wajahnya yang letih itu.

“Mwoya?” jawab Hong Ki datar.

“Ani...gomawoyo Hong-ah!” jawab Nara kemudian dia buru-buru masuk ke dalam penginapan.

~`Kenapa jantungku berdegup kencang? Dia hanya seorang Lee Hong Ki, dia hanya vokalis bandku...ani ani aniyo~! Pasti ada yang salah disini, seharusnya aku menyukai Geun Suk, karena dia sudah menciumku walaupun itu tidak di sengaja, namun kenapa seperti ini? Ah semoga saja setelah bangun tidur otakku kembali benar!~`

Batin Nara dibalik pintu kamar penginapan, mungkin setelah kejadian tidak disengaja itu mereka bertiga merasakan hal yang aneh.

***

Pukul 11 pagi di kediaman Geun Suk.

Suasana hening, mereka bertiga sibuk membuat lirik untuk digabungkan. Namun sepertinya mereka masih sama seperti kemarin, terlihat saling mencuri pandang; Nara sesekali melihat apa yang Hong Ki lakukan, namun Hong Ki sempat melirik Hyungnya yang sibuk membolak-balik kertas di dalam map hijau itu, sedangkan Geun Suk yang duduk santai di sofa itu sebentar-sebentar melihat Nara yang sibuk tiduran sambil bergumam pelan.

“Aku lapar.” Ucap Hong Ki membuka percakapan.

“Aku juga ayo kita cari makan!” Nara menjawab dengan antusias. Geun Suk meliriknya sinis.

Hong Ki tidak menggubris Nara, “Hyung, bagaimana jika kita mencari makan? Biar Nara menunggu disini saja.”

Nara melihat Geun Suk kemudian, “Aku?” sahut Geun Suk.

Hong Ki menarik Hyung-nya kemudian. “Sudah kamu menunggu kami disini saja! Jangan keluar rumah jika tidak ingin di cari 3 preman itu!” teriak Hong Ki sambil membuka pintu.

Hong Ki dan Geun Suk kemudian jalan agak jauh menuju rumah makan cepat saji untuk membeli beberapa lauk. Mereka hanya diam saja, Hong Ki terlihat ingin mengatakan sesuatu namun pada akhirnya dia hanya menghela nafas saja.

“Wae? Kalau ada yang ingin di sampaikan sebaiknya segera katakan.” Omongan Geun Suk sedikit menghentak Hong Ki.

“Aniyo Hyung, ani...” jawab Hong Ki menggosok-gosok tengkuknya. “Aku cuma ingin tahu pacarmu saja, aku belum pernah melihatnya berkunjung kerumahmu selama ini.”

“Hahaha!” Geun Suk tertawa garing, “sudah putus.”

“EH?” tampak binar keemasan dari wajah Hong Ki setelah itu, “Jinjjaro? Kenapa kok bisa?”

“Bosan.” Jawab Geun Suk sekenanya.

“Ooh...” itulah respon Geun Suk, namun tidak bisa dipungkiri ada secercah rasa senang di dalam hatinya.

*

Nara berkeliling rumah Geun Suk, ternyata rumahnya cukup meluas ke arah belakang dan di belakang rumahnya ada sebuah taman kecil di penuhi berbagai macam bunga dan tumbuhan buah. Bahkan terlihat disana dan disini tomat yang memerah, matang.

“Aku baru tahu Oppa suka berkebun..atau mungkin ada orang lain yang tinggal bersamanya?”

Nara naik ke lantai dua untuk mengeceknya, banyak kamar-kamar kosong yang ia temukan, sekitar 2 sampai 3 kamar. Fikirnya selama ini hanya satu tempat tidur di lantai bawah, ya ruangan di bawah mirip apartemen dimana ruang tamu, dapur, tempat tidur, kamar mandi tidak ada pembatas di antaranya.

“Whoah, ternyata pemandangan di lihat dari atas sini sangat bagus!”

Nara naik ke lantai 3, melihat pemandangan danau dan bukit di kejauhan sana. “Kenapa Oppa tidak pernah mengajak kami ke sini? Atau lantai 2 dan 3 adalah tempat terlarang?

Saking asyiknya, Nara tidak menyadari jika Geun Suk dan Hong Ki sudah kembali dari membeli makanan. Geun Suk tidak menemukan Nara di lantai bawah, dia sudah tahu bahwa Nara pasti ada di atas.

“Ah Hyung, biar aku saja yang menyusulnya.” Ucap Hong Ki mendahului langkah Geun Suk.

Nara duduk di pinggiran pagar, dia senang sekali membahayakan diri. Jaraknya ke bawah itu sekitar 4 meter.

Hong Ki menemukan Nara yang sedang memejamkan mata sambil merentangkan tangan itu, seperti biasanya Hong Ki mengganggap hal itu seperti tingkah anak kecil.

Hong Ki menendang pelan pagar itu tapi perbuatannya itu membuat Nara terkejut dan membuat duduk Nara di pagar itu menjadi labil.

“Whoaah!!”

Melihat hal kasar yang di lakukan Hong Ki, Geun Suk kemudian dengan cepat menuju ke arah Nara, namun ternyata di waktu yang sama Hong Ki juga menuju ke arah Nara yang hendak terjatuh ke belakang itu. Terjatuh ke belakang sama dengan mendarat bebas ke taman dibawah sana.

“Whoaaaaahhh!!!” teriakan Nara membuat kedua laki-laki itu berlari ke arahnya.

“Nara!!!”

Seorang dari 2 laki-laki itu menangkap tubuh Nara yang nyaris jatuh itu. Dia memeluknya erat-erat, Nara masih dalam posisi duduk di atas pagar.

Begitu pun refleks Nara, dia memegang erat baju orang yang menangkapnya dengan posisi memeluk itu.

“Aman, sudah aman! Aku mendapatkanmu!!”


*to be continue ~
[part 6]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar