Rabu, 13 Juni 2012

Puppet of Death -8-



cast  :
TOP [BigBang] as Kevin
Park Bom [2NE1] as Lyn
Dakota Rose [@dakotakoti] as Sabia/Sera


Kevin menekannya keras, tapi sesuatu itu meronta ingin keluar. “Lalu apa yang akan kita bahas lagi? Jika sudah aku ingin pulang.”

Lyn melihat tangan Kevin yang sibuk dengan tas kainnya. “Ah Sabia, temani Chia dulu...aku ingin berbicara empat mata dengan Kevin.” Lalu Lyn menarik Kevin menjauh dari keramaian, mereka berbicara di toilet dekat sana.

Karena Kevin tak sanggup menahan tenaga itu, ia melempar tasnya dan hal itu mengejutkan Lyn. “Apa yang terjadi? Kenapa kamu melempar tasmu?”

Tak lama kemudian, boneka Pullip Prunella itu merangkak keluar. Kepalanya yang lebih besar dari pada tubuhnya itu berputar 360 derajat. Tak seorang yang tidak ngeri melihat hal itu terjadi di depan mata mereka sendiri.

“Astaga!” Lyn sama terkejutnya seperti Kevin saat pertama kali melihat boneka itu bergerak, “kenapa Kev? Kenapa bisa begini?”

“Jangan mendekat!” teriak Kevin pada boneka itu, suasana pada saat itu sepi. Namun boneka cantik nan rupawan itu terus berjalan tanpa gentar kearah mereka. “Apa maumu?”

Lyn merasakan itu lagi, kepalanya pening sama seperti waktu ia mendapat gambaran di lokasi karnaval itu. “Sakit sekali!!” ia jongkok meringkuk dan boneka itu malah jalan ke arahnya.

Kevin menarik Lyn cepat-cepat dari tempat itu, tapi mungkin boneka itu bisa seribu langkah bayangan, secepat itu sudah berada di hadapan Lyn.

‘SRAAKKK!’

Kevin menendang boneka itu sampai jauh terpental dinding-dinding keramik, namun ia bangkit lagi seperti tak merasakan sakit.

“Kalian harus mati.....” desisnya.


Lyn yang semakin kesakitan itu akhirnya di gendong oleh Kevin, ia merintih namun Lyn berusaha kuat menahannya, “Kev, cepat menjauh....” bisiknya, “...boneka itu di gerakkan oleh sesuatu yang amat sangat jahat...ia ber....AAAAHHH” tiba-tiba Lyn mengerang, sesuatu seperti mengcengkram lehernya erat.

Entah kapan dan bagaimana, boneka itu kini menggigit leher belakang Lyn. Menggeram, mencengkram, menggigit. “Rrrwwwrrrr....grrrr...”

“Kevin bawa aku ke bawah sinar matahari!!” Kevin berlari secepat mungkin, namun seolah ia berlari amat lambat, kakinya terasa seperti di rantai. Namun Kevin tetap keluar dari gedung itu dan membawa Lyn kebawah sinar matahari.

‘BLEEG.’

*_*

Lyn berbaring tengkurap, Chia mengusap leher belakangnya dengan cairan antiseptik. Sabia yang tidak tahu apa-apa shock mendengar hal yang baru saja terjadi pada Kevin dan seniornya, Lyn.

“Kalian pasti bercanda kan? Di jaman seperti ini tidak mungkin ada hal mustahil seperti ini!” Sabia masih tidak percaya jika ia belum melihatnya sendiri.

Chia menghela nafas, “Hhhh~ percaya atau tidak itu terserah padamu. Yang jelas kamu lihat sekarang, Lyn pingsan dan boneka itu sudah menggigitnya. Aku harap Lyn tidak berubah menjadi boneka.

Kevin kelelahan, ia duduk di lantai sambil mengusap-usap dahinya. Ia bingung kenapa semuanya bisa jadi seperti ini. Kemudian ia memandang Sabia, Lyn, dan Chia, “Maafkan aku....kalian semua jadi terlibat dalam masalah ini.”

“Seharusnya aku tidak pergi ke perpustakaan hari ini! Sial!” gerutu Sabia, ia adalah pribadi yang sangat bertolak belakang dengan Sera yang Kevin kenal. “Kalau begitu aku pulang saja! Beritahu aku jika Kak Lyn sudah sadar!” ia meninggalkan secarik kertas dan mencatatkan nomor teleponnya.

Sabia melangkah keluar dari rumah Chia, ia terlihat amat kesal.

Chia yang sempat tidak suka dengan sikap Sabia itu menyuruh Kevin mengejarnya, bagaimanapun ia tahu bagaimana rasanya bertemu dengan orang yang mirip namun kelakuan dan sifat yang berbeda. “Kejar Kev, antarkan dia pulang dengan selamat. Hari hampir gelap.”

---

“Huh, seharusnya aku menuruti apa kata Ibu saja tadi! Aku menyesal bertemu dengan mereka semua, orang aneh!”

“Hey, tunggu!” cegah Kevin, “aku benar-benar minta maaf Sss.....Sabia.”

Sabia melihat dengan wajah yang jengkel, “Sudahlah, aku mau pulang saja. Ku harap kita tidak bertemu lagi!”

“Sabia, tunggu dulu!...” Sabia berbalik lagi, ia menghentakkan kakinya pelan, “...apa kamu benar-benar tidak mengenalku?”

Sabia mendekatkan wajahnya ke hadapan Kevin, ia melihat dengan detil. “Tidak. Tapi kamu cukup tampan..ah sudahlah! Jangan temui aku lagi! Aku tidak ingin hal-hal klenik seperti yang kamu alami itu terjadi juga padaku!”

“Hhh~ setidaknya ijinkan aku mengantarmu pulang.”

“Hm no no no. Aku pergi sendiri, dan pulang juga sendirian. Aku sudah besar! Jadi, jangan menguntitku!” Sabia berlalu di senja hari, Kevin hanya bisa melihat bayangan belakangnya, rambutnya, semuanya tidak ada yang berubah..tapi tetap saja dia bukan Sera.

@.@

2 minggu berlalu, Chia benar-benar meluangkan waktunya untuk membereskan rumahnya. Ia merasa paranoid untuk memajang semua boneka-boneka itu. Ia berniat untuk menjualnya saja di situs online.

‘TOK, TOK.’ Seseorang mengetuk pintu 2x3 meter itu.

“Tunggu!” Chia membuka pintunya dan menemukan sosok wanita berkaki indah itu dengan rambut yang sudah berubah warna. “Ah...kamu? Bagaimana bisa tahu alamatku?”

Tak lama kemudian, Kevin muncul. “Hai Chia. Aku sengaja mengajak Lyn berkunjung ke sini.”

“Ah iya masuk...masuk...maaf aku sedang beres-beres...”

Sebenarnya Lyn agak jaga jarak dengan semua box boneka yang berserakan di lantai, “Kamu mengoleksi semua boneka ini?”

“Ah iya...aku kolektor, tapi rasanya tidak lagi...aku ingin menjual semuanya...setelah mendengar cerita kalian aku jadi sedikit...parno.”

Boneka-boneka itu tersenyum, rapi tersimpan di dalam boxnya. Lyn tak berani memandangnya lama-lama, luka gigitan di lehernya pun belum sepenuhnya pulih.

“Ada apa kalian ke sini?”

Kevin meletakkan tasnya, “Aku hanya ingin sharing sesuatu...aku tidak mengerti dengan semuanya...terasa begitu absurd.”

Chia menatap mereka berdua, ~`Kevin dan gadis ini ... mereka serasi sekali ...~` “Ah..hmm...aku tidak yakin untuk mengajakmu naik kereta lagi setelah insiden aneh itu...sepertinya semua sudah di atur sedemikian rupa...”

“Insiden aneh?” tanya Lyn.

Chia flashback menceritakan kejadian itu kepada Lyn dengan sangat detail, juga tentang pengakuan Kevin yang mendengar cerita tentang pameran boneka itu. Namun Lyn masih tidak menangkap apa maksud semua ini.

@.@

“Sudah Mama katakan, jangan pergi ke pameran boneka itu! Buat apa, kamu hanya membuang-buang uang saja!”

“Aaahh~ Mama...kan tiketnya murah....hanya 10 dollar...aku kan juga tidak minta pada Mama!” Sabia merengek, ia benar-benar ingin pergi ke pameran yang hanya diadakan 10 tahun sekali itu.

Mamanya akhirnya mengijinkan asal ia pergi dengan kakak sepupunya yang akan datang juga tahun ini. “Apa? Pergi dengan Kak Paqeuin itu? Orang yang bertahun-tahun lalu mendorongku ke sumur itu?!” Sabia benar-benar tidak suka mendengar nama itu di sebut oleh Ibunya. “Tidak mau!”

Sabia membanting pintu kamarnya, ia kesal sendiri mengingat kejadian sewaktu ia kecil. Kakak sepupunya itu mendorongnya ke sebuah sumur sampai ia mendapatkan bekas luka permanen di salah satu keningnya. Untung saja luka itu tersamarkan kini, namun tetap saja tidak bisa hilang selamanya.

“Tidak bisa, aku harus kabur besok. Aku harus menginap di rumah Sherly, setidaknya Mama tidak akan bisa menemukanku di sana. Kemudian, besok nya aku akan langsung pergi ke pameran itu!”

Sabia, gadis berusia 18 tahun itu nekad. Ia mengepak beberapa bajunya, kemudian ia menghubungi Shirley dan bersekongkol dengannnya untuk memantapkan rencana ini.

@.@

“Ah, iya... dua hari lagi.. apa kalian mau ikut bersamaku melihat pameran boneka itu? Aku rasa jika aku pergi ramai-ramai bersama kalian aku tidak akan merasa ketakutan lagi.”

Kevin merasa heran dengan Chia, kini ia menjual kembali semua bonekanya, namun ia ingin ke acara itu. “Bukankah kamu bilang parno dengan boneka? Kenapa jadi tertarik kesana?”

“Tidak tahu, mendengar ceritamu tentang pameran itu aku jadi sedikit tertarik. Bagaimana pun aku tetap menyukai boneka, yaahh...”

Lyn memotongnya, “Aku mau! Aku juga ada niatan untuk melihat pameran itu. Jika Kevin tidak mau ikut, biarkan saja kita yang berangkat!”

Lyn dan Chia melirik Kevin dengan tatapan ala Pullip, “Ah~ baiklah...aku juga ikut kalau begitu...”

Namun ini adalah awal dari semuanya....


to be continue  ....
[part 9]

2 komentar:

  1. gue awalnya rada mikir "loh, dakota=sabia/sera". tp mereka bukan orang yang sama kan yah :o haha penasaran euy ama kejadian yg bkal ada di pameran. lanjut thor lanjuut ~~ makin seru nih..

    BalasHapus
  2. yaa.. Akhirnya gw baca jg setelah berbulan2,.. Hehe gw itu klo janji pasti d tepatin meskipun udh ada ending tp gw psti bca dr awal.. Kata2nya udh bagus gak rada betawi lg haha.. Ok gw mau lnjut dulu ya..

    BalasHapus